Langit di atas kota Balikpapan sore itu begitu cerah memerah oleh semburatnya mentari yang akan tenggelam di ufuk barat. Di keheningan sore itu lahirlah aku - Marissa Grace Haque. Sebuah nama yang agak aneh barangkali. Memang ayahku Allan Haque adalah lelaki ganteng asal Pakistan asli yang menjadi konsul di Indonesia. Sedang mamaku Raden Roro Mieke Suhariyah adalah wanita Jawa Asli. Dari percintaan dan persahabatan dua bangsa itulah akhirnya membuahkan aku. Hari itu tepat 15 Oktober 1962. Dan soal nama itu?
Dulu papa tergila-gila sekali pada bintang film bernama Marissa Paffan saudarinya artis terkenal Pier Angeli. Saking senangnya sama wajah artis cantik itu papa berjanji akan memberikan nama Marissa kalau punya anak perempuan. Sementara mama juga tergila gila pada kecantikan artis Grace Kelly, Mama seperti papa juga intin memberi nama Grace pada anak perempuannya kelak. Jadi begitu lahir aku, mereka segera memberi nama artis-artis yang dikagumi. Marussa dan Grace. Sedang untuk lengkapnya namaku di tambah Haque yang merupakan nama marga papa.
Selain itu Marissa Haque juga pernah masuk kelompok Swara Mahardika pimpinan Guruh Soekarno Putra atas saran dari Ibu Fatmawati istri Bung Karno saat bertemu di Semarang bersama papanya. DiSwara Mahardika Marissa dan juga adiknya Soraya Haque bisa latihan tarian-tarian bagus, cara berorganisasi cara mandiri serta dekat dengan bintang top seperti Chrisye dan Achmad Albar. Ia juga pernah mengejar-ngejar bintang terkenal seperti Titik Sandhora, Andi Meriem Matalatta untuk meminta tanda tangan (sesuatu yang dirasakan geli sendiri ketika sekarang sudah menjadi artis ingat penggemarnya minta tandatangan).
Saya mulai main film pertama "kembang semusim" Dikontrak selama 3 film. Dan tiba-tiba saya menemukan keasyikan tersendiri. Kebanggaan lain, kebanggaan itu semakin bertambah ketika saya hadir pada Festival Film Indonesia di Surabaya, saya menjadi wakil Mieke Widjaya untuk menerima Piala Citra atas nama Mieke Widjaya sebagai pemeran utama wanita terbaik dalam film Kembang Semusim dimana saya bermain disitu. Ketika sya naik panggung dan menerima Citra saya mengangkat piala kebanggaan itu tinggi tinggi seakan sayalah yang memperolehnya.
Dan ketika nama saya di sebut dalam nominasi Festival Film Indonesia 1985 di Bandung saya benar-benar sudah merasa saatnya tiba. Dan akhirnya pada tahun 1985 Marissa meraih Piala Citra sebagai Peran Pembantu Wanita Terbaik dalam film Tinggal Landas Buat Kekasih.
Pendalaman akting bagi Marissa Haque tidak lagi perlu tapi sudah semacam keharusan seperti contoh di film Matahari Matahari garapan Arifin C Noer. Berminggu-minggu saya bergaul dengan orang bisu tuli bukan sekedar mengetahui cara mereka berkomunikasi tapi juga mengetahui perasaan mereka, jiwa mereka serta gejolak sosial yang mereka rasakan. Dan saya merasa bahagia ketika semua itu saya peroleh..
Demikian di kutip dari Majalah Bulanan Film No. 012 Oktober 1985.
Marissa Grace Haque meninggal pada 2 Oktober 2024,
Berikut filmmografi Marissa Haque
1980 | Kembang Semusim | ||
1981 | Bawalah Aku Pergi | ||
IQ Jongkok | |||
1982 | Hukum Karma | ||
Tangkuban Perahu | |||
1983 | Kamp Tawanan Wanita | ||
Pandawa Lima | |||
1984 | Jejak Pengantin | ||
Kontraktor | |||
Merindukan Kasih Sayang | |||
Tinggal Landas buat Kekasih | |||
Asmara di Balik Pintu | |||
Gawang Gawat | |||
Saat-Saat yang Indah | |||
Seandainya Aku Boleh Memilih | |||
1985 | Serpihan Mutiara Retak | ||
Sebening Kaca | |||
Yang Kukuh, Yang Runtuh | |||
Matahari-Matahari | |||
Melintas Badai | |||
1986 | Biarkan Bulan Itu | ||
Pesona Natalia | |||
1987 | Penginapan Bu Broto | ||
1988 | Dia Bukan Bayiku | ||
1989 | Cinta yang Berlabuh | ||
1990 | Perasaan Perempuan | ||
Sepondok Dua Cinta | |||
1991 | Yang Tercinta |