Showing posts with label Romantika. Show all posts
Showing posts with label Romantika. Show all posts

Tuesday, April 30, 2019

MERIAM BELLINA DAN PARAMITHA RUSADY DALAM FILM "ROMANTIKA, GALAU REMAJA DI SMA"


JUDUL FILM        : ROMANTIKA (GALAU REMAJA DI SMA)
SUTRADARA       : HENGKY SOLAIMAN
PRODUSER          : HANDI MULJONO
PRODUKSI           : PT. KANTA INDAH FILM
PENULIS CERITA: MIRA W
TAHUN PROD    : 1985
JENIS                     : FILM REMAJA
PEMAIN               : MERIAM BELLINA, PARAMITHA RUSADY, ELMO, HENGKY SOLAIMAN, RIMA MELATI, FRANS TUMBUAN, DEWI NAWANGWULAN, HIM DAMSIK, WIEKE WIDOWATI

SINOPSIS :

Film Romantika aka Galau Remaja di SMA adalah sebuah film yang di ambil dari novel karya Mira W dengan Judul Galau Remaja di SMA. Film ini mempertemukan dua bintang film remaja Meriam Bellina dan Paramitha Rusady.

Atiek Prawoto (Meriam Bellina) dan Mutiara Sanusi atau Tia (Paramitha Rusady) adalah dua pelajar SMA kelas 2. Keduanya selalu bersaing khususnya dalam perebutan seorang cowok kakak kelasnya bernama Aris (Elmo).  Aris menjadi primadona gadis-gadis sekolahnya. Adalah Tia yang mencuri perhatian Aris, namun kedekatan Tia tidak di sukai oleh Atiek yang selalu saja mengganggu Tia.  Atiek adalah seorang gadis yang telah ditinggal oleh Ibunya dan Ia tinggal bersama Pak Prawoto ayahnya, sementara Tia juga sudah tidak mempunyai ayah dan Ia tinggal bersama Ibunya Nina (Rima Melati).

Suatu ketika anak-anak kelas dua mengadakan hiking. Sesampai di lokasi, Atiek dan Tia terlibat adu mulut yang berujung dengan perkelahian keduanya.  Akhirnya perkelahian keduanya dapat di lerai oleh Aries dan Pak Ganda (Hengky Solaiman).  Atiek dan Tia akhirnya di hukum tidak ikut penelitian pertama di danau sumber air panas di balik bukit dan di biarkan tinggal sampai teman-teman yang lain kembali. Aries yang di suruh mengawasi berbaik hati untuk memberikan dua botol teh untuk Atiek dan Tia. Namun Atiek tidak suka kalau Tia juga di kasih Teh botol. Akhirnya dengan berbagai cara Atiek berusaha menggagalkan usaha Aries hingga aris tersungkur dan tehnya tidak bisa di berikan pada Tia. Keduanya terus bersitegang.

Setelah teman-temannya kembali, kemudian melanjutkan perjalanan untuk menginap di rumah warga yang dikelingi dengan makam. Salah satu makam adalah makam mbah Jambrong yang dikenal keramat. Siswa-siswa perempuan pun ketakutan dibuatnya, akhirnya tibalah saat untuk tidur. Namun tiba-tiba terdengar teriakan Tia yang menjerit karena mukanya ada ularnya.  Akhirnya ularnya dapat ditangkap yang ternyata adalah merupakan ular karet. Setelah di cari biang keladinya akhirnya diketahui kalau ular tersebut dilemparkan oleh Atiek kepada Tia.  Lagi-lagi Atiek ketahuan akan keisengannya. 

Ketika sedang berjalan-jalan ke danau, Atiek bertemu dengan Sucipto Asisten Sutradara sebuah produksi film dan menawari Atiek untuk menjadi bintang filmnya.  Akhirnya Atiek pun bertemu dengan sutradara film tersebut Om Hartono (Frans Tumbuan) . Kabar tersebut disampaikan pada teman-temannya hingga akhirnya Tia pun mendengar. Akhirnya mereka pun bertaruh kalau mereka juga bisa diterima main film.
******
Atiek lagi-lagi bikin ulah. Ketika malam kesenian bersama penduduk setempat, Atiek minta di antar oleh Aries untuk kembali ke tenda. Sementara Tia otomatis menunjukkan muka yang tidak suka. Dalam perjalanan Atiek mendorong Aries hingga akhirnya terjatuh dan bertemu muka keduanya. Disaat yang bersamaan Pak Ganda memergoki mereka dengan baterainya. Aries ketahuan ada stempel bibir di pipinya, dan akhirnya dihukum untuk tidak menghapusnya hingga teman-teman yang lain datang. 

Kejadian tersebut tentu saja membuat Aries malu. Hari-hari Atiek pun akhirnya tidak mengenakkan. Akhirnya Atiek minta maaf pada Aries namun dengan cara yang salah hingga akhirnya malah membuat suasana makin tidak mengenakkan bagi Atiek. Sementara itu Tia yang ditugaskan di dapur umum bertugas membagikan makanan pada teman-temannya. Giliran Atiek terakhir akhirnya tidak kebagian sayurnya hingga terjadilah perang makanan antar keduanya diikuti oleh teman-temannya. Akhirnya Pak Ganda pun memulangkan mereka ke Jakarta setelah mengetahui ulah anak-anak didiknya.

Ketika casting film, Tia merupakan salah satu pesertanya dan dianggap merupakan bintang yang cocok, namun kedatangan Atiek bersama ayahnya yang merupakan bos dari Bank tempat Pak Hartono meminjam kredit, merupakan nilai lebih dan peran utamanya jatuh pada Atiek.
*****
Pada saat pembagian raport yang di hadiri oleh para wali murid, Tia akhirnya terpilih sebagai juara 1 dan Atiek sebagai juara 2.  Pak Prawoto dan Ibu Nina pun akhirnya berhasil berkenalan yang juga merupakan orangtua dari Atiek dan Tia. Berhasilnya Tia menjadi juara 1 justru menjadi boomerang bagi Tia, karena Tia kalah bertaruh dengan Atiek dengan pernjanjian Tia harus mencium bibir Aries jika tidak menjadi bintang utama film. Ini tentu membuat Tia malu sekali hingga ketika pulang pun menjadi sedih dan nangis.  Ibu Nina mengira kalau kesedihan Tia adalah akibat akan berpisah dengan Aries namun akhirnya diketahui kalau Tia kalah taruhan apalagi ciuman. Nina pun kaget dibuatnya.  Akhirnya Tia pun merajuk pada ibunya kalau ia ingin main dalam film yang diperani Atik tersebut.
Akhirnya Nina pun menelpon Prawoto untuk dapat membantu Tia ikut bermain dalam film tersebut tanpa sepengetahuan oleh Tia. Melalui surat panggilan resmi akhirnya Tia pun bermain dalam film tersebut dengan menjadi bintang utama bersama Atiek. 

Sementara itu kedekatan Prawoto dan Nina di endus oleh Atiek. Atiek akhirnya tahu kalau Prawoto punya affair dengan Nina. Atiek marah, kenapa harus Nina bukan orang lain. Akhirnya Atiek yang kesal karena ayahnya sering pulang malam, pun mengancam akan berbuat semaunya. Atiek mendekati produsernya hingga kepergok oleh seorang wartawan ketika sedang berduaan. Akhirnya lewat pak Hartono, Atiek mengetahui kalau Tia bisa bermain di film tersebut karena peran ayahnya.  Atiek makin marah. 

Di akhir kisah, Atiek dan Tia akhirnya berbaikan dan merekapun merestui hubungan kedua orang tua mereka.
****
Sebuah film remaja yang seru, kocak.  Ada lucu, ada pula sedih. Akting Meriam Bellina dan Paramitha Rusady sudah tidak di ragukan lagi. Melihat film ini, serasa kembali ke masa lalu dimana film-film masih dengan ide-ide orisinil.