Showing posts with label persit kartika candra kirana. Show all posts
Showing posts with label persit kartika candra kirana. Show all posts

Thursday, January 4, 2024

SINETRON "KETULUSAN KARTIKA", KETULUSAN SEORANG ISTRI PRAJURIT

VCD Ketulusan Kartika

 KETULUSAN KARTIKA

Produksi : Persit Kartika Candra Kirana Pengurus Pusat

Skenario : Satmowi Atmowiloto

Sutradara : Dedi Setiadi

Pelaksana Produksi : PT. Atmochademas Persada

Produser : NY. Utari R. Hartono

Pemain : Novia Kolopaking, Derry Drajat, Linda Sulaeman, Deddy Mizwar, Gito Rollies, Him Damsyik, Lenny Marlina, Renny Djayusman, Eeng Saptahadi dll


Masih ingat dengan sinetron di akhir tahun 90an? Ketulusan Kartika? saat sinetron ini tayang di Indosiar, dulu tidak bisa ngikutin tiap hari meskipun jam tayangnya sore. Ketulusan Kartika bercerita tentang ketulusan seorang istri prajurit TNI yang di perankan oleh Novia Kolopaking. 

Ketulusan Kartika terdiri dari 8 episode yang bercerita tentang seorang gadis yang di perankan oleh Novia Kolopaking dalam perjalanan hidupnya di persunting oleh prajurit yang di perankan oleh Derry Drajat. Perjalanan dari masa-masa  bujang dan gadis hingga menikah dan menua bersama. Kita akan melihat kala Novia Kolopaking masih muda hingga saat beruban. 

Ke 8 epiosde tersebut dapat pula di saksikan melalui media VCD yang pernah beredar. 

Berikut Sinopsis dari Sinetron Ketulusan Kartika.

Episode 1

Jatuhnya bom atom di Hirosima mengakhiri penjajahan Jepang. Akan tetapi ternyata justru membuka peluang kembalinya penjajah Belanda yang membonceng Sekutu. Peperangan kembali terjadi dan kengerian merampas kehidupan. Terutama mereka yang tak bersalah, yang harus menjadi pengungsi.

Diantara puluhan ribu pengungsi yang terkocar kacir itu, Ibu Rahayu (Renny Djajusman) bersama si kecil Satrio ikut larut dalam keganasan perang yang membabi buta. Mereka di tampung oleh Ibu Astuti (Linda Sulaeman), pengantin muda yang mengambil inisiatif bersama istri prajurit yang lain, berjuang di garis eblakang. Secara tidak langsung mereka terancam, karena sebagai istri prajurit bisa setiap saat ditangkap. Itu artinya di periksa, disiksa, dihina dan bisa di tembak.

Hubungan Astuti dengan suaminya, Pratomo (Deddy Mizwar) terbatas lewat kurir Kadir (Gito Rollies), yang harus menghindar dari sergapan Belanda. Juga dari prajurit yang berkhianat, diantaranya yang di pimpin  oleh Kampret (Eeng Saptahadi).

Kemesraan, saat Astuti ngidam ayam goreng, menghadapi pengkhianatan dari dalam maupun serbuan dan dari luar, membuat Pratomo berhasil merumuskan bahwa sebenarnya masalah utama adalah perut. Siapa yang berani menahan lapar, menahan godaan hidup bergelimpang materi dari hasil "Menjual bangsa dan negara" adalah orang yang berani. Termasuk berani dan tegas kalapun harus memutuskan mengeksekusi keponakan atas bekas anak buahnya. 


Episode 2

Perjuangan Astuti dan istri prajurit yang lain, secara tidak langsung memberi pendidikan nyata pada Satrio Kecil. Ia bahkan ikut naik pohon mengawasi layang-layang yang bila layang-layang merah di naikkan, pertanda ada tentara Belanda Patroli. 

Pasukan Belanda memang sedang menggasak habis, sebab kota Yogya di rebut oleh tentara Republik Indonesia. Perang, perpisahan, pengungsian terjadi lagi, lebih hebat dari sebelumnya. 

Pratomo dan prajurit lain membuktikan kegigihan di medan perang. Sementara Astuti dan para istri prajurit berjuang tulus di garis belakang, bahu membahu mereka semua mengorbankan apa saja yang bisa di korbankan. 

Termasuk pertemuan kecil, yang harus berpura-pura menjadi abdi dalem keraton. Hanya karena Astuti ingin memperlihatkan bayinya. Mengharukan!


Episode 3

Satrio (Derry Drajat) tumbuh sebagai remaja dan meneruskan cita-cita almarhum ayahnya yang gugur di medan perang. Masuk AMN, dan mulailah suasana pendidikan militer yang keras, penuh disiplin, tapi juga penuh harapan dan berseminya cinta. 

Satrio sebagai taruna, menyadari persahabatan dengan taruna lain dari berbagai daerah, yang mempunyai cita-cita yang sama. Satrio yang lebih lugu sering di permainkan oleh Alex, anak keluarga mampu, di candai Budi dan di besarkan hati oleh Marijo, anak keluarga miskin ayahnya penarik becak. 

Saat itulah Satrio mulai tertarik pada Kartika (Novia Kolopaking). Sampai mencuri pandang lewat koran di sebuah kantin. Sayang kedua orang tua angkat kartika (Di perankan oleh Him Damsyik dan Lenny Marlina) kurang menyetujuinya. Mereka berdua tak menginginkan putrinya menikah dengan tentara yang akan ditinggal tugas, di samping sudah ada calon lain. Sementara Kartika yang pintar menjahit itu, agaknya juga patah hati dengan taruna. 

Tetapi jika cinta tulus murni bicara, siapa yang bisa menghentikan?. Satriopun kalau perlu sebagai mayoret drum band, embawa anak buahnay muter-muter di depan rumah kartika. 


Bersambung ke bagian lain