Wednesday, May 15, 2019

KISAH PILU DALAM FILM "BUAH HATI MAMA"


JUDUL FILM        : BUAH HATI MAMA
SUTRADARA       : SOPHAN SOPHIAN
PRODUSER          : DEDDY ARMAND, JOHANNA SYARIEF
PRODUKSI           : PT. VISINDO INTI NUSANTARA FILM
PENULIS               : MAKMUR HENDRIK
TAHUN PROD    : 1980
JENIS                     : FILM KELUARGA
PEMAIN               : SOPHAN SOPHIAN, WIDYAWATI, PUPUT NOVEL, RYAN HIDAYAT,ADE IRAWAN, NYONYO SHABIER

SINOPSIS :

Film yang di produksi tahun 1980 ini di dasarkan pada sebuah cerpen karya Makmur Hendrik berjudul Jangan Menangis Mama pada sebuah majalah Femina tahun 1979.
Adegan pertama di buka dengan perkenalan keluarga Hendrik Maulana (Sophan Sophian) dan Nona (Widyawati) pada tetangga-tetangganya yang baru setelah mereka pulang dari Belanda. Hendrik adalah staf KBRI di Belanda. Sebelum pulang ke Indonesia ia menyempatkan diri untuk belajar penerbangan yang akhirnya menjadi pekerjaanya setelah pulang ke Indonesia. Dalam perkenalan terhadap tetangganya tersebut, Eka (Nyonyo Shabir) anak dari pasangan Hendrik dan Nona berbuat iseng dengan mengagetkan para tamu namun di maklumi saja.  Pasangan Hendrik dan Nona merasakan kalau harus bekerja keras dan juga bagi anak-anak menyesuaikan diri di lingkungannya. Hendrik memiliki tiga orang anak yaitu Indra (Ryan Hidayat) Eka (Nyonyo Shabir) dan Putri (Puput Novel).  

Di tengah kehangatan keluarganya, Eka merasa iri dengan Indra dan Putri karena serasa lebih di perhatikan oleh Ibu dan Ayahnya. Eka selalu menjadi kambing hitam oleh Ibunya.  Ia kerap kali kena marah, sementara perlakuan terhadap Putri dan Indra sangat berbeda. Ia kerap kali di manja dan di turuti permintaannya, sementara Eka selaku mengalah dan ujung-ujungnya menjadi kambing hitam. Indra mengeluhkan TV yang ada di rumah masih hitam putih, dan ia kerap kali menonton tivi berwarna ke tetangga. Eka yang lebih paham keadaan orang tuanya akhirnya memberitahu pada Indra untuk tidak meminta ganti TV, akhirnya keduanya pun bertengkar. Ayahnya marah dan mengancam akan mengurung Eka jika berantem lagi.  Namun akhirnya Hendrik berusaha membelikan TV berwarna walau dengan cara menjual piano yang sebenarnya merupakan hadiah perkawinan orang tuanya. Eka yang paling tidak setuju namun apa daya akhirnya piano dijual hanya untuk membeli TV berwarna demi Indra.  

Sebenarnya sikap Eka sangat baik dan selalu membela keluarganya, namun caranya selalu salah dengan berantem lagi dan berantem lagi. Hal ini  membuat ayah dan ibunya sering memarahinya. Eka merasa salah terus.
****
Suatu hari Eka meminta dibelikan skateboard pada Ibunya, namun permintaan Eka tidak dapat di kabulkan karena TV ang di belipun belum lunas. Akhirnya Eka membeli skateboard dari hasil celengannya. Namun sayang sekali skateboard tersebut patah oleh Indra. Keduanya pun akhirnya bertengkar, dan di lerai oleh Ibunya. Nona menampar Eka berkali-kali sebelum tahu duduk persoalannya, namun setelah tahu akhirnya Nona meminta maaf pada Eka. 

Sementara itu Eka memiliki kenalan dengan seorang anak yatim piatu yang dapat menghidupi dirinya sendiri. Ia pun akhirnya berteman.
******
Eka dituduh menjatuhkan meja TV yang membuat nona marah besar dan memukul Eka dengan keras. Bahkan hingga Eka di kurung di kamar mandi. Namun akhirnya di ketahui kalau Indralah yang sebenarnya bersalah. Dalam tidur malamnya Eka mengigau. Dan pagi harinya Eka pun pamit pada ayah dan ibunya kalau ia akan pergi (berangkat sekolah). Namun itulah pamit terakhir Eka sebelum akhirnya Eka pergi sekolah dan tidak pulang kerumah lagi. Di rumah Nona menyesali dengan perbuatannya yang selalu naik darah dan marah-marah pada Eka. Namun Ini penyesalan yang telat, karena Eka telah pergi. Eka terlanjur kecewa dan merasa selalu di persalahkan. 

Nona cemas karena Eka tidak pulang-pulang. Akhirnya ia menyusul suaminya di tempat kerja untuk mencari Eka. Namun Eka tidak di ketemukan juga.  Segala upaya di tempuh untuk mencari Eka termasuk ke lapor ke polisi dan media massa, namun belum membuahkan hasil.  Nona merasa terpukul dan paling merasa bersalah. Ia pun aktif untuk mencari berita di Koran-koran, hingga akhirnya di baca sebuah pengumuman mayat mengambang dengan cirri-ciri yang sama dengan Eka.  Nona berteriak histeris. Namun akhirnya setelah di lihat ternyata mayat tersebut bukanlah Eka. Untuk sementara Nona bisa bernafas lega karena masih ada harapan untuk mencari Eka kembali. Seringkali Nona memikirkan Eka secara berlebihan ketika terjadi hujan dan merasakan kalau Eka sedang kedinginan. 

Hingga suatu hari Nona mendapati Putri sedang bermain harmonica yang setelah ditanya harmonica tersebut di kasih oleh Eka. Akhirnya Nona sadar, kalau Eka masih hidup dan berada di kota yang sama. Ia sadar Eka hidup untuk diri sendiri dan mengumpulkan uang se sen demi se sen dari berjualan es. Akhirnya Hendrik dan Nona bermaksud untuk menunggu Eka di rumah namun ditunggu-tunggu beberapa hari tidak juga datang. Hingga akhirnya muncullah teman Eka yang memanggil putri, dan di sangka Eka oleh Nona. 

Setelah memberitahu dimana keberadaan Eka, akhirnya Nona dan Hendrik menuju tempat tinggal Eka yang sedang sakit yang akut. Akhirnya Eka sembuh dari masa kritisnya, dan keluarga ini bersatu kembali. 

*****
Menyaksikan Buah Hati mama kita akan terbawa suasana baik karena ilustrasi musik yang cukup bagus maupun dari segi jalan ceritanya yang masih orisinil.
Sophan Sophian dan Widyawati tidak diragukan lagi aktingnya , dan ia mampu membuktikan di film ini keduanya bermain sanga bagus. Film ini juga tercatat sebagai nominasi pemeran wanita terbaik melalui Widyawati dan Tata Sinematografi terbaik melalui Ismaun pada FFI 1981.

FILM INDONESIA JADUL " DARAH DAGING"


JUDUL FILM        : DARAH DAGING
SUTRADARA       : INDRA WIJAYA
PRODUSER          : LAJU FATFANI
PRODUKSI           : PT. BALU JAYA FILM
PENULIS               : INDRA WIJAYA, ASMARAMAN
TAHUN PROD    : 1977
JENIS                     : FILM DRAMA
PEMAIN               : DRG FADLI, DORIS CALLEBOUT, CHERRY IVONE, DARUSSALAM, AMINAH CENDRAKASIH, HADISYAM TAHAK, FARIDA PASHA

SINOPSIS :

Film Darah Daging adalah produksi tahun 1977, dengan setengah alur mundur. Artinya setengahnya merupakan alur mundur atau kilas balik dari kejadian yang diceritakan. 

Keluarga Suroto (Drg Fadly) dan Istrinya (Farida Pasha ) adalah sebuah keluarg yang dingin. Semenjak kelahiran anak pertama mereka, Jono, komunikasi antara Suroto dengan istrinya berlangsung dingin.  Suroto dianggap terlalu lemah terhadap istrinya oleh anaknya. Kerjaannya hanya di rumah saja dan baca Koran, sementara itu istrinya justru sering bepergian dengan teman-teman komunitasnya. Bahkan suatu saat di ketahui oleh anaknya, kalau istrinya pergi dengan anak muda.
Kehidupan Suroto yang dingin, akhirnya berubah ketika ia mengenal seorang penyanyi night klub bernama Puspasari(Doris Callebout) asal Solo. Perkenalan dengan Puspasari membuat Suroto semakin bersemangat dalam menjalankan hidup. Ia sering pulang malam, dan berangkat pagi-pagi. Hingga akhirnya teman-teman Jono mengetahui kalau Pak Suroto sering ke night club dan juga pergi mengantar ke rumah penyanyi tersebut. Hal ini di adukan pada nyonya Suroto. Mendengar cerita tersebut, Nyonya Suroto menyuruh Puspasari untuk menjauhi suaminya, agar tidak mengganggu kebahagiaannya. Puspasari tersinggung, karenanya dan menyuruh Nyonya Suroto untuk meninggalkan rumahnya. 

Sementara itu Suroto yang mengenal Puspasari hanya sebetas cinta karena kasihan pada nasib Puspasari, pun akhirnya mengetahui siapa sebenarnya Puspasari. Ia adalah darah dagingnya sendiri.

***
Di ceritakan, pada jaman dulu hiduplah Darmi(Doris Callebout) yang merupakan pembantu rumah tangga di rumah tuan dan nyonya Danu, pemiliki kost-kostan. Adalah Dedi (Drg Fadli) salah seorang penghuni kost tersebut. Dedi adalah seorang mahasiswa di suatu perguruan tinggi. Sementara itu tuan dan nyonya Danu juga masing-masing memiliki urusan sehingga komunikasi keduannya juga tidak baik. Seringkali tuan Danu pulang malam, sementara istrinya sudah tidur.

Pada suatu malam, tuan Danu yang merasa kesepian berusaha memperkosa Darmi, namun akibat teriakan Dedi yang memanggil Darmi akhirnya usaha tuan Danu pun gagal. Dedi memergoki perbuatan tuan Danu namun membiarkannya saja. Akhirnya Darmi menceritakan kejadian tersebut pada Dedi. Tanpa disadari keduanya pun akhirnya melakukan hubungan suami istri. 

Sementara itu Nyonya Danu yang juga kesepian akhirnya berusaha merayu Dedi untuk melayani nafsunya, namun Dedi menolaknya. Merasa jengah dengan hal tersebut akhirnya Dedi pergi dari kost tersebut tanpa pamit. Kejadian ini membuat heran tuan Danu, karena Dedi pergi tanpa pamit. Sepeninggal Dedi, Darmi akhirnya hamil akibat perbuatan Dedi. Singkat cerita Darmi akhirnya melahirkan seorang putri dan dibawanya pulang ke Solo. Sesampai di Solo ia disambut gembira oleh kakaknya Darmo. Namun tidak dengan istrinya (Aminah Cendrakasih). Istri Darmo tidak suka kehadiran Darmi, apalagi dengan membawa seorang anak tanpa ayah. Darmi akhirnya pergi dari rumah Darmo dalam keadaan hujan, menuju rumah nenek Ira. Akibat penderitaan tersebut, akhirnya Darmi melacurkan diri, iapun akhirnya di peristri oleh Lurah Suwarso (Hadisjam Tahak). Namun belum juga ia mereguk kebahagiaan, Darmi hampir di perkosa oleh teman suaminya. Karena membela Darmi, Lurah Suwarso akhirnya harus tewas. 

Pasca kematian Suwarso, Darmi kembali menjadi pelacur dan melayani lelaki hidung belang yang ternyata adalah teman dari Dedi. Darmi bertemu Dedi, namun Dedi menolak bertanggungjawab pada anaknya dan menganggap kalau Darmi adalah pelacur yang sudah ribuan orang dilayani. Dedi menolak kehadiran Darmi. Akibat kekecewaan tersebut, akhirnya Darmi bunuh diri dengan cara gantung diri. 

Di akhir kisah, akhirnya Keluarga Suroto yang ternyata juga adalah Dedi pergi kemakam Darmi bersama anak dan istrinya serta Puspasari.

FILM JADUL " BENDI KERAMAT"


JUDUL FILM        : BENDI KERAMAT
SUTRADARA       : HARRIS, A
PRODUSER          : DAHRIAH
PRODUKSI           : PT. METRO VISTARIA FILM
PENULIS               : YOYO DASRIO
TAHUN PROD    : 1988
JENIS                     : FILM KOMEDI
PEMAIN               : BASUKI, LIDYA KANDOU, TIMBUL, AMINAH CENDRAKASIH, JAJA MIHARJA, ADE IRAWAN, ARMAN EFFENDI, ASEP SUPARMAN, SUSY SUNARYO

SINOPSIS :

Film Bendi keramat adalah merupakan film dengan Setting masyarakat Garut. Bendi Keramat di buat tahun 1988 melalui sutradara A Harris dengan memasangkan bintang-bintang lawak Srimulat.
Adalah Basuki seorang pemuda yang berambisi untuk meminjam Bendi keramat milik pamannya. Konon dengan menggunakkan Bendi tersebut maka cewek-cewek akan mengejar-ngejarnya.  Akhirnya Basuki meminjamnya dari pamannya. Dengan membaca mantra-mantra tertentu, maka ketika sedang menaiki Bendi tersebut, cewek-cewek bisa lupa diri dan mengejar siapa yang mengendarainya. 

Basuki memiliki seorang pacar bernama Lidya (Lidya Kandou) anak dari pasangan Timbul (Timbul) dan istrinya (Aminah Cendrakasih). Keberadaan Basuki dengan Bendi keramatnya menyebabkan Timbul tergiur untuk mencobanya. Namun sial, kala pertama kali menggunakannya tidak ada cewek yang mengejar-ngejarnya hingga ia marah pada Basuki. Namun demikian, Basuki berdalih kalau Timbul telah salah membaca mantera sehingga ia tidak dikejar-kejar cewek.
Akhirnya dengan ditemani Basuki, Timbul kembali menggunakan Bendi tersebut, maka terjadilah keanehan dimana cewek-cewek menjadi tergila-gila dibuatnya, hingga akhirnya Basuki yang berada di sebelah Timbul mempersilahkan cewek-cewek itu dating kerumah Timbul. Cewek-cewek tersebut mengira kalau Basuki adalah Timbul. Maka Timbullah kelucuan dimana cewek-cewek tersebut tidak mau pergi sebelum melihat Timbul yang sebenarnya adalah Basuki. Suasana pun menjadi panas, istri Timbul kabur , sementara itu Basuki akhirnya dating dan berhasil membaca mantera sehingga pergilah para gadis tersebut setelah tersadar. 

Di akhir kisah, Basuki akhirnya menikah dengan Lidya, dengan janji akan keliling dengan Bendi keramat selama tiga hari. Orang-orang yang tidak ingin tergoda akhirnya menutupi matanya, namun sial bagi istri Timbul yang tidak menutup mata, hingga ia mengejar Basuki dan Lidya di ikuti oleh tamu-tamu yang akhirnya juga membuka penutup matanya.