Pendekar Ksatria |
JUDUL FILM : PENDEKAR
KSATRIA
SUTRADARA : YOPIE
BURNAMA
PRODUKSI : PT.
KANTA INDAH FILM
PRODUSER : HANDI
MULJONO
TAHUN PROD : 1988
JENIS :
FILM SILAT
PEMAIN : BARRY
PRIMA, RUDY WAHAB, WENY ROSALIEN, ADVENT BANGUN, YOSEPH HUNGAN, ADE ROSANTY,
JIMMY PRAKOSO, DJOKO WAROK
SINOPSIS :
Adipati Ardi Soma (Rudy Wahab) mengutus seorang bernama
Brangas Waja dari perguruan tapak Sakti untuk mengirimkan surat ke Jayakarta
untuk mengadu domba Cirebon dan Mataram dan menyerahkannya pada Wiranegara
untuk diserahkan di Jayakarta agar menarik pasukan Wiranegara melawan kompeni.
Ini jelas sebuah pengkhianatan. Namun pembicaraan Arya Ardi Soma di kuping oleh
seorang penduduk, maka tak pelak lagi ia harus menemui ajalnya karena pisau
yang di gunakan untuk membunuhnya beracun.
Di dalam perjalanan menuju Jayakarta, Brangas Waja bertemu
dengan Wirasaba (Barry Prima) dari perguruan Wadas Putih di sebuah warung.
Akibat ulah semena-mena Brangas Waja yang membuat pemilik warung ketakutan,
maka Wirasaba berusaha membantu pemilik warung dengan memberikan uang yang
diberikan oleh Brangas Waja untuk membayar namun tidak bisa di ambil oleh
pemilik warung. Akibatnya Brangas Waja menjadi marah dan terjadilah perkelahian
dengan Wirasaba. Brangas Waja berhasil di bunuh oleh Wirasaba dan surat yang ada ditangan
Brangas Waja berhasil di rebut oleh Wirasaba.
Kejadian ini tentu membuat perguruan Tapak Sakti menjadi
marah karena Wirasaba berhasil merebut surat
dari tangan Brangas Waja. Ia meminta agar perguruan Wadas Putih
bertanggungjawab, saat itulah muncul Wadas Putih (Advent Bangun) guru dari
Wirasaba. Ia akhirnya bertanggungjawab atas Wirasaba dan ikut berkomplot dengan
Adipati Ardi Soma. Wadas Putih menemui Wirasaba dan meminta agar Wirasaba
menyerahkan Surat
yang telah dirampas dari Brangas Waja. Wirasaba menolak dan menyerahkan kembali
keris sebagai tanda ikatan batin dengan Cempaka(Wenny Rosalien) anak dari Wadas
Putih. Wirasaba dianggap telah murtad dari perguruan. Wadas putih marah dan
melumpuhkan Wirasaba untuk dapat mengambil surat yang ada ditangannya. Ia meninggalkan Wirasaba dalam keadaan
pingsan. Dalam Pingsannya Ia didatangi oleh Guru dari Wadas Putih dan
menerima Pusaka Wadas Putih darinya. Wirasaba di perintahkan untuk menyadarkan
Wadas Putih dan bersemedi sampai matahari terbit.
Sementara itu di perguruan Wadas Putih, Cempaka akhirnya
berhasil mengetahui kalau Wirasaba telah
mengembalikan lambang dari ikatan batinnya. Cempaka pun berjanji untuk
membalaskan sakit hatinya pada Wirasaba. Sementara itu Wadas Putih mengutus
Wajib (Yoseph Hungan) dari perguruan Tapak Sakti dengan di kawal seorang murid
bernama Cagar dari Wadas Putih untuk membawa Surat menuju Jayakarta. Ia di wanti-wanti
untuk berhati-hati ketika berada di daerah Karawang, karena hampir semua
pendekar di daerah tersebut memihak Sultan Agung. Ditengah perjalanan Wajib dan
Cagar di hadang oleh Cempaka untuk menyerahkan surat tersebut. Namun usaha Cempaka sia-sia.
Ia berhasil di lumpuhkan oleh Wajib. Disaat Wajib sedang berusaha untuk
memperkosa Cempaka yang sedang pingsan, datanglah Wirasaba yang menggagalkan
usahanya. Ia menolong Cempaka, namun sayang sekali Cempaka menolaknya karena
masih salah paham.
Sementara itu setelah berkelahi dengan Wirasaba, Wajib
melaporkan kelakuan Cempaka yang telah menghadangnya ketika di desa Ciasem dan
memutar balikan fakta kalau penduduk di desa Ciasem ikut membantu Cempaka saat
menghadang Wajib, dan tidak memberitahukan bahwa Wirasabalah yang
mengalahkannya. Cempaka lari dari perguruan dengan dibantu kakaknya Kenanga. Kenanga
pun akhirnya mati dari tangan Wadas Putih. Cempaka yang menyaksikan dari
persembunyiannya tidak bisa menahan kesedihan. Wadas Putih mensinyalir kalau
Cempaka akan pergi kearah barat menuju perguruan Ganda Arum milik pamannya.
Wadas putih yang merasa gerakannya sudah diketahui akhirnya
menggunakan siasat untuk menguntit Cempaka yang kearah perguruan Ganda Arum. Ia
mengumpankan anak buahnya ke daerah Ciasem dengan berpura-pura sebagai korban
yang terkena panah. Namun ketika orang-orang lengah Ia bangun dan balik membunuh
orang yang telah menolongnya. Dalam
pertarungan dengan Wajib, Cempaka terkena panah. Situasi demikian dijadikan
kesempatan bagi Wajib untuk mengadu domba pendekar dengan Wadas Putih terutama
dengan perguruan Ganda Arum, tujuannya agar ia dapat mengambil keuntungan dari
peristiwa tersebut. Wajib tidak perlu susah-susah membunuh Wadas Putih.
Sementara itu Cempaka yang terkena panah, dengan menaiki kuda menuju perguruan
Ganda Arum untuk memberitahukan kejadian tersebut.
Perbuatan orang-orang Ardi Soma semakin menjadi-jadi dengan
membunuhi rakyat yang tidak berdosa. Sedangkan Wajib memiliki kebiasaan baru
yakni meminum darah perawan agar ilmunya makin kuat.
Cempaka di temukan oleh Wirasaba ketika hampir pingsan
karena panah yang menancap di punggungnya mengandung racun. Meski pada awalnya menolak pertolongan
Wirasaba, namun akhirnya Cempaka luluh setelah Wirasaba menjelaskannya. Karena
racunnya sudah menjalar di tubuh, maka Wirasaba membawa Cempaka ke perguruan
Ganda Arum. Setelah sembuh dari racun, Cempaka bermaksud membalaskan kematian
Kenanga.
Di akhir kisah terjadi pertarungan antara perguruan Wadas
Putih dengan perguruan Ganda Arum. Wirasaba yang sedianya akan membunuh Wadas
Putih, namun berkat Cempaka akhirnya ia tidak jadi membunuhnya. Justru yang membunuh
Wadas Putih adalah Wajib orang yang selama ini di percayainya. Wajib berkhianat
karena ia mengincar jabatan ketua. Sementara itu Wajib yang telah memiliki ilmu
iblis akhirnya berhasil dibunuh oleh Wirasaba setelah mengikuti saran dari
Eyang Gurunya.