Wednesday, February 19, 2025

SINETRON JACKY MENDAPAT SAMBUTAN LUAR BIASA

 


Sinetron Jacky, adalah sinetron yang mengagetkan banyak pihak. Tidak hanya para pemirsa yang setia mengikutinya, juga para sineas. Seperti yang di katakan Sophan Sophiaan pada Hendrik Gozali produsernya. "Sinetron Jacky yang anda punya, benar-benar luar biasa. Saya suka adegan-adegan yang di tampilkan Tanaka," ujar Sophan seperti di kutip Hendrik Gozali, produser PT. Garuda Film yang membidani Sinetron Jacky. 

Sinetron arahan sutradara yang sekaligus aktor Tanaka itu memang karya yang mengagumkan, terutama pada penampilan adegan-adegan bahaya yang belum pernah ditampilkan oleh sutradara action lain sebelumnya. Karenanya setiap penayangan di SCTV setiap Sabtu malam pukul 19.30 Jacky mampu menyihir para pemirsa yang tengah keranjingan film atau sinetron action Mandari. 

Bersyukur pada Tuhan, ternyata sinetron kami mampu menyedot penonton, Walaupun memproduksi sinetron Jacky sungguh sangat melelahkan. Tapi dengan hasil yang memuaskan seperti ini, rasa capeknya sirna,"ujar Hendrik.

Rahasia dari kesuksesan sinetron Jacky adalah cerita yang kuat, dekat dengan problem keseharian masyarakat dan adegan fightingnya menegangkan dan mudah di terima akal. "Jangan hanya karena masalah sepele, kemudian berantem. Setiap adegan berantem, harus ada masalah dan motivasinya apa. Jadi tidak mengajari penonton untuk asal hantam," papar Hendrik. Berkat sinetron Jacky, nama Garuda Film kembali mencuat di kancah persinetronan Indonesia. Menurut Hendrik Gozali, adalah berkat Hokky perusahaannya lewat sinetron yang dibintangi oleh Ari Wibowo, Ayuni Sukarman dan Johan Saimima. 

Hendrik Gozali yang merupakan produser kawakan yang sudah aktif sejak tahun 1970an menceritakan kalau memproduksi sinetron action jauh lebih capek dan juga biayanya jauh lebih mahal ketimbang sinetron drama. 

"Bayangkan saja, untuk satu produksi sinetron drama selama ini Garuda Film paling mahal mengeluarkan budget sebesar 50 juta untuk satu episode, tapi sinetron sekelas Jacky, kami bisa mengeluarkan sampai 125 - 150 juta per episode,", katanya. (Cat. US Dollar saat itu masih 2.300 sd 2500).

"Belum lagi Garuda juga mesti mengeluarkan budget khusus untuk mengasuransikan seluruh kru dan artis pendukung."kami tidak mau mengambil resiko, karena sinetron Jacky penuh dengan adegan baku hantam dan adegan menegangkan," tandasnya.

Tak banyak orang tahu dalam memproduksi Jacky, Hendrik sekaligus secara tak sengaja menularkan ketrampilan memproduksi film pada putranya, Charles. Dimulai terjun langung untuk peran pengganti dalam adegan-adegan tertentu yang tidak bisa di lakukan oleh Ari Wibowo maupun stuntmen, juga mengedit. 

"Saya malah nggak tahu, kalau yang melakukan adegan fight dan salto anak saya. Saya baru tahu setelah sinetronnya jadi. Itupun karena kami curiga dengan perubahan perilaku anak kami, misal tiba-tiba kok Charles memanjangkan rambutnya,"papar Hendrik. 

Selain ikut menjadi pemeran pengganti, Charles juga sibuk di ruang editing. Membesut sendiri adegan-adegan yang baru di suting bersama Tanaka. 

Setelah Sukses dengan Jacky, Garuda Film kembali menggaram sinetron action. Jika pada Jacky tokoh utamanya seorang cowok "macho" maka pada produksi Garuda Film berikutnya ditampilkan jagoan cewek, yang berkarakter keras. Tokoh sentral ini diberikan pada Ayuni Sukarman. 

Gadis Penakluk, begitu judul sinetron terbaru Garuda Film. Kali ini Henrik selaku produser ingin mencoba mengangkat kriminal yang tengah hangat di masyarakat. Seperti pembunuh*n sopir taksi, peramp*kan bank, perampasan motor tukang ojek, serta kasus kriminal lainnya. 

Disunting dari artikel MF No.276/242/XIII/11-24 Januari 1997 dengan judul Garuda Film, Lewat Jacky melejit lagi.

*)catatan : Setelah tayang di tv Gadis Penakluk yang di bintangi Ayuni Sukarman berganti judul jadi "JACKLYN " ya

Wednesday, February 12, 2025

MARCELLINO SI "SEMBARA" DALAM SINETRON MISTERI DARI GUNUNG MERAPI




Perannya sebagai Sembara, pemuda berilmu tinggi dalam sinetron Misteri Gunung Merapi ternyata mampu membuat kagum para penggemarnya. Marcellino, pria ganteng kelahiaran Jakarta, 21 Mei 1974 yang mengawali karirnya lewat dunia modelling ini, dinilai cukup pas dalam memerankan tokoh tersebut. 

Tapi ternyata, cowok yang pernah berperan seabgai playboy dalam sinetron "Arjuna Mencari Cinta" ini tidak ingin menggantungkan hidupnya pada dunia sinetron. 

Kiprahnya di dunia entertainment di mulai setelah ia berhasil menjadi salah seorang finalis pemilihan 'Cover Boy' yang di adakan oleh sebuah majalah remaja terbitan ibukota pada tahun 1990. Waktu itu masih tinggal di kota Malang, Jawa Timur. Karena ia merasa tertarik untuk berkiprah di dunia modelling, maka pindahlah Marcellino ke Ibukota Jakarta. Ia lantas ikut bergabung di salah satu model Agency yang ada di ibukota. Kepandaiannya bergaya di depan kamera serta didukung dengan tampang yang oke, membuat Marcellino akhirnya 'laris' sebagai model maupun bintang iklan. 

Disinggung tokoh Sembara yang ia perankan, ketika Marcellino masih duduk di  bangku SD ia pernah mengikuti sandiwara radio yang cukup terkenal ketika itu, "Misteri dari Gunung Merapi" dengan sembara sebagai tokoh pendekar yang selalu ditunggu kehadirannya. "Saya pernah mengikuti sandiwara itu di radio, tapi bukan berarti saya ngefans berat, hanya sekedar tahu saja, "katanya. 

Namun ia tidak menyangka sama sekali ketika cerita itu akhirnya diangkat menjadi sebuah sinetron seri, ia yang ditawari untuk memerankan tokoh Sembara itu. Barangkali karena ia sudah 'mengenal' tokoh itu sejak ia kecil dulu, maka iapun bisa menjiwai tokoh Sembara dengan cukup baik. Suara dan pakaiannya yang khas, serta sifat kepahlawanannya yang tinggi, membuat penonton terlena dengan sosok Sembara yang di perankannya.

Menurut Marcell, ia sudah kepincut dengan dunia seni peran. Meski menurutnya, ia sudah kepincut di dunia seni peran, namun menurut Marcel ketertarikannya bermain dalam sinetron "Misteri Gunung Merapi" itu lebih di sebabkan oleh keinginannya untuk mengetahui suka dukanya ikut berperan dalam sinetron laga. 

"Saya memang benar-benar ingin merasakan bagaimana suka dukanya ikut terlibat dalam sebuah sinetron laga. Tertunya berbeda dengan sinetron drama. Sebab dalam sinetron laga, kita harus berkonsentrasi tinggi, tidak boleh -main.  Jika tidak berhati-hati kita bisa terpukul oleh lawan main kita sendiri," kata Marcellino. "Pernah juga saya  kena pukul, tapi itu biasa. Dan menurut saya, itu kesalahan kita. Kalau kita serius dan  hati-hati tentu tidak akan terjadi", tambah Marcellino yang ternyata cukup menguasai olahraga beladiri Tae Kwondo saat di temui di lokasi suting Misteri Gunung Merapi yang dibintanginya . Saat itu syuting tengah dilakukan di daerah Cibubur Jakarta Timur, dan siang itu Marcel tampak gagah dengan pakaian pendekar. "Bila mereka melihat saya berpakaian begini, mereka lebih mengenal saya sebagai Sembara dibanding Marcellino, apalagi kalau mereka datang langsung ke lokasi suting, mereka akan memanggil saya, Sembara........ sembara..."kata Marcelino. 


Di sunting dari artikel di Kartini Nomor 2007 tanggal 6 sd 20 April 2000.



Wednesday, February 5, 2025

KISAH ANAK ADAM ALI SHAHAB

 


Qobil murung, marah dan putus asa. Cewek yang dicintainya justru mau menikah dengan Habil saudaranya sendiri. Syahdan, iblispun muncul "Mending singkirkan saja adikmu, Bun*h dia", Justru Qobil jadi bingung. "Gimana caranya membun*h manusia. Ayah tak pernah ngajarin, "ujar Qobil. Dan Habil pun di bun*h. 

Pembun*han pertama terhadap manusia yang terjadi jutaan tahun silam, pada pertengahan Juni 1988 di ulang di tengah hutan cagar alam Pangandaran Jawa Barat, oleh sutradara Ali Shahab lewat pita seluloid lewat judul "Kisah Anak Adam". Semula judulnya adalah "Adam dan Hawa", lantaran banyak pihak protes, PARFI, PPFI, ataupun KTFpun lalu memberi rekomendasi. 

Ali sempat terkatung-katung. "Saya ini mau melangkah, tapi sudah di curigai bahwa saya akan bikin film yang bukan-bukan", ujar Ali Shahab yang dikenal dulu, membuat film dari ranjang ke ranjang. 

Selain protes terhadap organisasi perfilman, nampaknya protes kian melebar. MUI (Majelis Ulama Indonesia) juga mengeluarkan fatwa yang mengharamkan para Nabi dan Rasul di filmkan. Dan Departemen Penerangan pun tak memberi izin pembuatan film tersebut. 

"Saya tak mungkin dong akan mengeksploitasi ketelanja ngan Adam dan Hawa untuk cari nilai komersil, "ujar Ali Shahab yang pernah bikin film "Tante Girang".

"Bikin film da'wah tidak saja cari trend baru, tapi juga membuat tabungan di akhirat," ucap Ali Shahab yang dikenal juga lewat film tivi "Rumah Masa Depan".

Lalu gimana menghadirkan Adam dan Hawa? "Wah kalau  di beberkan nggak surprise dong," ujar Ali yang konon terus berdialog dengan ahli agama Islam dan menghabiskan 10 buku referensi tentang Islam. 

"Kalau di bikin film seri teve setidaknya bisa 10 seri," tutur Ali Shahab, bekas wartawan, pemimpin redaksi sebuah majalah yang pernah di ajukan ke pengadilan karena novelnya "Koruptor Koruptor".

Qobil di perankan oleh Alfian. Habil oleh Henky Tornado, Iqlima cewek yang jadi rebutan di perankan oleh Dewanty Bauty, Iblis oleh Syamsuri Kaempuan, Dewinta Bauty kembaran Qobil, Nina Anwar sebagai iblis wanita. 

#Kisahanakadam

~~ MF no. 053/21/Tahun IV,9 Juli - 22 Juli 1988.

Sunday, February 2, 2025

IN MEMORIAM SOFIA WD, ARTIS PRODUSER, SUTRADARA


Dunia Film Nasional telah kehilangan seorang artis serba bisa Sofia WD, wafat pada hari selasa, 22 Juli 1986. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. 

Sudah menjadi kebiasaan Oepi (nama kecil Sofia) seorang gadis mungil, bila habis nonton film-film 'cowboy' selalu timbul rasa iri hati dan selalu melamun, kapan bisa naik kuda dan turut beraksi dalam film. Waktu itu Oepi masih duduk di kelas 4 Sekolah Rakyat, dan dia tidak tahu kalau saat itu juga sudah ada film-film bisu, diantaranya "Si Tjonat".

Selain gemar melihat film, Oepi selalu meniru gerak dan sepak terjang anak  laki-laki. Pendeknya dia tidak mau kalah dengan mereka dalam segala hal. Rupa rupa Olahraga dilakukannya, dari lari jauh, lompat tinggi hingga main kasti selalu menjadi perhatiannya. Gymnasticpun tak pernah ketinggalan. Begitulah ketika Ratu Juliana (Ratu Belanda) bertunangan Oepi dengan anak sekolah lainnya mengikuti perlombaan yang diadakan di Alun-alun Bandung. Gadis Oepi telah menggondol hadiah pertama untuk lari jauh dan ke 12-an kastinya mendapat hadiah pertama juga. 

Rupanya lamunan gadis oepi alias Sofia untuk bermain dalam film terkabul juga, malah menjadi bintang film yang terbaik dan patut di ketengahkan. 

Sofialah wanita pertama yang terjun dalam film setelah Jepang bertekuk lutut. Deputnya di Tjitarum (1948). Waktu berhadapan dengan kamera untuk pertama kali dia agak gemetar, malah kadang-kadang seperti dalam mimpi, karena tidak diduganya lebih dahulu. Sebenarnya cita-citanya untuk main film sudah lenyap. Lebih-lebih kalau dia inget waktu berada di hutan atau gunung di kala revolusi, salah seorang kawannya pernah mengatakan, "nanti kalau kita sudah berada lagi di kota, tentunya Zus Sofie masuk film ya?"

Sambil senyam senyum Sofia menjawab , "ah mana bisa saya main film dan lagi siapa orangnya yang memakai saya untuk main dalam film. Paling banyak kita semua akan menjadi petani".!

Seperti juga pemuda pemudi lainnya. Sofia turut terjun dalam kancah revolusi dan bekerja pada ketentaraan di Garut. Sering Sofia memberikan hiburan untuk tentara-tentara  dengan pertunjukkan sandiwara. Sebelum mengikuti revolusi, sofia pernah turut Sandiwara "Irama Masa" dan "Bintang Surabaya". Dan sesudah itu di tahun 1948 dia turut rombongan Fifi Young Toonelkun ke Palembang. Dalam rombongan ini, dia berkenalan dengan pemuda S Waldy, yang kemudian menjadi Suaminya. Kapten Siliwangi Eddy Endang, suaminya yang pertama gugur dalam pertempuran. 

Penggemar film Indonesia pasti mengenal S. Waldy, bintang film dan pelawak terkenal saat itu. Sejak itu pula nama Sofia menjadi Sofia Waldy .

Perkembangan selanjutnya, S Waldy tampil sebagai pemain Watak, bahkan sutradara. Beberapa film dibintangi Sofia lewat penanganan sutradara ini. Selain gemar main film dan sandiwara Sofia pandai menarikan berbagai tarian. Karena gerak ini dianggapnya sebagai suatu olahraga juga. 

Dari kesenangan seni tari dan lagu, sofia menyelenggarakan suatu kegiatan yang diberinya nama "Libra Musical Show". Kegiatan ini dilakukan dengan berkeliling Indonesia sepanjang tahun 1960-1969. Keinginannya untuk pandai naik kuda terkabul juga ketika berlangsung pembuatan film Pandji Semirang. Untuk pembuatan film ini yang memerlukan ketangkasan naik kuda. Sofia berkesempatan belajar naik kuda di Lapangan Ikada (Sekarang Lapangan Monas). Cara dia menunggang kuda sungguh memuaskan pembuat film tersebut. Karenanya Sofia disebut sebagai "All Round Actress" dari Indonesia karena disamping pandai naik kuda, dia juga ahli dalam mengemudikan mobil, menjalankan motor boat, main anggar, berenang, menembak dan kepandaian lain yang di butuhkan seorang pemain film. Disamping itu Sofia telah memainkan berbagai macam peran sebagai orang muda maupun orang tua. Wanita Baik maupun jahat. Hingga akhir hayatnya kurang lebih 140 judul film telah dibintanginya. 

SUTRADARA WANITA

Perhatian Sofia tidak hanya pada permainan film, sebab ternyata diapun aktif sebagai sutradara dan produser.  Dalam bidang  penyutradaraan  dia banyak mendapat bantuan dari Yoshua Wong dan Othnil Wong, dua pengusaha yang tercatat sebagai pelopor pembuatan film di Indonesia. Melalui perusahaan Ibukota Film yang di apimpin sendiri kemudian membuat "Badai Selatan" (1960). Inilah film pertama yang di sutradarainya sendiri. 

Sepuluh tahun kemudian mendirikan Libra Film bersama WD Mochtar, suaminya yang ketiga. Membuat serial "Si Bego Dari Muara Tjondet". WD Mochtar pemeran utama. Sejak itu dia popular dengan sebutan Sofia WD. Dalam pembuatan film ini Sofia menjabat sebagai Pimpinan Produksi. 

Sekali waktu ia menjadi Co-Sutradara mendampiri Bay isbahi membuat film "Bengawan Solo". Film ini merupakan versi baru dari Bengawan Solo yang dulu. Kalau pada tahun 1949, Sofia jadi pemain dalam "Bengawan Solo", maka pada tahun 1970 ia bertemu dalam cerita yang sama-sama menyutradarai suaminya WD Mochtar. 

Aktor ini juga di tampilkan lagi bersama Maruli Sitompul dan Rachmat Hidayat dalam "Melawan Badai". Sebelumnya Sofia  menyutradarai film "Singa Betina Dari Marunda". Agaknya film yang mengambarkan kekerasan lewat berbagai action sangatlah di suka. Namun begitu naluri kewanitaannya ditunjukkan juga dalam sebuah cerita wanita "Halimun Pereuy" Dan film terakhir yang dibuatnya adalah "Bermain Drama" sebuah film untuk konsumsi anak-anak. 

KISAH NYATA

Dari Catatan Hariannya antara lain Sofia WD menuliskan kisah nyata yang pernah dialaminya. Catatan ini ditulis sekitar tahun 1960an, setelah 13 tahun berkecimpung dalam film. 

....Di dorong olah sifatku yang suka ingin tahu dan ingin bisa, dan hasratku yang besar sekali untuk menyutradarai, pada tahun 1960 aku memberanikan diri sebuah film produksi Ibukota Film yang berjudul Badai Selatan. Nah sekarang aku kisahkan pengalamanku sebagai sutradara pertama kali. 

Tugasku sebagai sutradara jauh berbeda dengan tugas pemain. Sutradara jauh lebih berat tanggungjawabnya, apalagi itu waktu aku merangkap sebagai direktris dari perusahaan tersebut. Kalau pemain sebelum di Shoot bagiannya, masih bisa duduk duduk terang menanti giliran, tetapi sutradara dari mulai sampai ditempat opname, sampai selesainya aku harus bekerja dan konsentrasi. Sesudah Opname selesai aku harus mempersiapkan untuk besok opname lagi dan selanjutnya. Yang payah ialah, aku harus dapat mengendalikan nafsu, aku harus sabar, tapi tegas menghadapi itu semua.

Keuntungan  lainya dari sifatku yang sok mau tahu itu, yang berguna diantaranya ialah , baru-baru ini ketika aku bermaindalam di lereng Gunung Kawi. Ketika location di Malang, entah kesalahan siapa sehingga ketika waktunya playback (sdr Nany Widjaya dan Sdr Zainal Abidin harrus nyanyi), Soundman-na tidak ada, sehingga kalang kabutlah sutradara. lalu atas persetujuan kedua belah pihak akulah yang di tunjuk sebagai Sound-Operatornya, tertolonglah playback itu......

Semasa hidupnya, Sofia WD tidak pernah berkeinginan untuk  meninggalkan dunia film, meski dalam keadaan yang bagaimanapun. Hal ini sudah di buktikannya. Ia pernah terpilih menjadi ketua umum PARFI (1971-1974). Ia juga pernah mendapat Piala Citra  pada FFI 1973. Namun demikian Sofia WD tidak lupa pada dunia pendidikan. Dia menjadi ketua Yayasan Citra Praghina yang bergerak di bidang pendidikan dan kesenian. 

Disini Sofia juga Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak. Karenanya ia menjadi anggota IGTKI (Ikatan Guru Taman Kanak Kanak Indonesia).

Sofia WD meninggal dalam usia 61 tahun.


Thursday, January 2, 2025

SINETRON DENPASARMOON/BULAN DI DENPASAR


Kepopuleran lagu Den Pasar Moon yang di dendangkan biduanita imut imut dari Filipina Maribeth, menghilhami sinetron mini seri ini. Tak kepalang, dua hit Maribeth lainnya, Borobudur dan Love Duet , sekaligus di beli produser Ram Soraya untuk menjadi lagu-lagu penghias miniseri seanjang 14 episode ini yang masing-masing bermasa tayang 60 menit. 

Sutradara Yang Sanjaya yang cukup sukses lewat sinetron perdananya, Misteri sebuah Guci menulis sendiri cerita skenario miniseri ini dengan mencuplik adegan-adegan mengesankan dari film-film barat seperti Ghost, A Kiss before Dying, dan film Mandari Love Dreams. Ia juga kembali memasang Reynaldi Iskak sebagai tokoh pemuda handsome namun antagonis. Gadis yang diincarnya di perankan oleh pendatang baru Rindu Wastuti diperkuat oleh Febby R Lawrence, Teguh Yulianto dan cewek bule Lisa Pats yang sudah beberapa kali main film Indonesia. 

Diceritakan Sherly, putri tunggal konglomerat tekstil Yohanes Karepoan, tak mau di paksa kawin dengan usawahan muda Andre Bernardi. Padahal Andre telah berhasil mengambil hati Yohanes. Pasalnya Sherly mengetahui dari sahabatnya , peragawati Shandy bahwa Andre sebenarnya playboy. Bahkan Shandy juga korban permainan cintanya. 

Tepat pada hari pernikahannya, Sherly minggat ke Bali. Karuan upacara berantakan dan Batal. Andre gusar, bertekad mencari Sherly sampai ketemu. Di ungkap masa kecil Andre, saat ia sebagai bocah miskin terpukau mengagumi kekayaan Yohantex. Berawal dari mengagumi kereta kontainer milik konglomerat tekstil itulah , tumbuh obsesinya untuk kelak menjadi kaya raya. 

Di Bali Sherly berkenalan denga pelukis muda Agusti Timoti. Anehny, walaupun baru bertemu mereka merasa sudah kenal lama. Lewat bawah sadarnya bahkan agusti merampungkan lukisah Sherly dalam busana zaman Syailendra. Hal ini membuat tunangannya , Lisa  merasa cemburu apalagi seorang kakek penunggu pura blak blakan menyebut Lisa bukanlah jodoh Agusti. 

Kegaiban mulai terjadi ketika Sherly menemukan keris kristal di toko barang antik Den Pasar. Lewat pencarian keris, ia melihat peristiwa mengerikan yang terjadi ratusan tahun lalu. Du apendekar berwajah mirip Agusti dan Andre bertarung seru untuk memperebutkan soerang putri yang bukan lain daripada dirinya. Mimpi mimpi aneh sama di rasakan oleh Sherly dan Agusti. 

Apakah Sherly  merupakan titisan sang putri? haruskah ia menyelesaikan karma yang belum tuntas dalam cinta segitiga dengan dua pria tersebut? Kemelut Reinkarnasi ini menjadi daya tarik cerita yang berkembang di jaman modern. Ditambah kerja special effect yan gmenghadirkan adegan-adegan  yang menakjubkan.

Episode Perdana, Perkawinan ditayangkan di Indosiar pada 10 Maret 1996 mulai pukul 20.00 sampai dengan 21.00


Ada yang mengikuti sinetron ini? 

Sumber MF No. 254/220/XII/9-22 Maret 1996

ROY RAYMOND BINTANG ANTAGONIS


ROY RAYMOND Bintang Antagonis Mantan Preman, begitulah judul dalam sebuah artikel di Majalah Film, atau juga di kenal dengan Raymond Rambing Lahir di Jakarta, 19 Mei 1964 yang besar di Surabaya ini sebelum terjun ke dunia film lelaki berperawakan tinggi besar ini sempat bergaul dengan para preman anak-anak pelabuhan. Kehidupan pelabuhan yang keras memaksanya unjuk kebolehan dalam ilmu bela diri. "Saya hanya membela teman yang mau di keroyok. Tetapi saya bukan mafia" kata Roy Raymon saat diwawancara oleh Majalah Film.

Begitu keras dan sadis ekspresi Roy Raymond di Sinetron laga Deru Debu Part II dan II tayangan SCTV sebagai musuh utama Willy Dozan. Roy mampu membangun konflik dendam hingga mencapai puncak pertarungannya dengan Willy yang sekaligus menyutradarai  sinetron tersebut. Dengan guratan ekspresinya penuh dendam karena sang adik tewas di tembak Willy ketika sedang merampok bank. Roy membalasnya dengan membunuh Betharia Sonatha lewat seorang anak buahnya.

Bukan hanya itu, Roy juga bertekad untuk membunuh Willy tapi disisi lain, Willy juga berjanji untuk membalas dendam atas kematian isterinya yang sedang hamil muda. 

Sebenarnya Roy sudah sejak lama di incar Willy untuk jadi lawan mainnya di sinetron Deru Debu part I. Tapi Roy ketika itu sedang sibuk suting sinetron Si Buta Dari Gua Hantu, hingga dia tidak ikut main mendampingi Yoseph Hungan yang juga mendapat peran antagonis. 

Bagi Roy, sinetron Deru Debu adalah pertemuanhya yang kedua main bersama dengan Willy Dozan setelah film Pusaka Penyebar Maut. Tampil jadi penjahat di film film laga klasik maupun modern, Roy kerap terkena pukulan dan tendangan lawan mainnya. "kecelakaan di lokasi suting seperti jatuh dari sling, terkilir dan luka sudah langganan", Bahkan saya pernah di lempar penonton dengan botol sehingga kepala saya terluka, Masih ada bekas lukanya nih," Tutur Roy yang pernah aktif olahraga ilmu bela diri Karate Kyoksinka (Kala Hitam) di Surabaya. Dia juga menggeluti dunia Kick Boxing dan Tinju. 

Antara tahun 1989 - 1995 Roy aktif sebagai atlet Tinju amatir dan menjuarai beberapa kali turnamen tingkat daerah Jawa Timur dan Nasional. Tahun 1995 dia menjuarai turnamen Panco Se Indonesia. Roy yang sebelum terjun ke film suka nongkrong di pelabuhan di Jawa Timur hingga setelah berapa lama luntang lantung di pelabuhan kapal, dalam satu kesempatan turnamen tinju tahun 1986 di semarang Roy bertemu dengan sutradara Dasri Yacob dan mengajaknya main film eksyen klasik Siluman Clurit Perak. dari situlah Roy terus meriting karir sebagai bintang laga. 

Menekuni dunia film khususnya eksyen yagn beresiko tinggi apalagi Roy mengaku tidak pernah memakai stuntman sekalipun itu adegan paling berbahaya. Masalah resiko bantingan, terkilir, patah tulang, jatuh dan luka udah makanan sehari hari saya di lokasi suting" kata Roy. Termasuk juga ketika dia membintangi film laga klasik Pedang Naga Sakti, Roy terjatuh dari ketinggian karena tali sling putus saat dia meluncur. "Tangan dan kaki saya terkilir. Terpaksa scene ditunda beberapa hari.  

Tampang yang keras juga dilirik beberapa perusahaan untuk jadi bintang iklan di televisi. Keperkasaanya pernah muncul di televisi lewat  iklan rokok Gudang Garam Merah, Sosok Pemuda tangguh melompat ke atas gerbong kereta api yagn sedang berjalan kencang untuk menyelamatkan kereta api dan penumpang dari kecelakaan yang mengerikan karena rel terputus. Selain itu, Roy  juga membintangi iklan minuman Panther dan iklan TV 3 Jepang. 

Sumber : MF No. 282/249 tanggal 5 - 18 April 1997

DIAN SITORESMI JADI PEMBUNUH BAYARAN "SAUR SEPUH II"

 


Mantili tersohor sebagai Pendekar wanita Pedang Setan. Ilmunya tinggi, wataknya aseran. Tapi sekarang ia ketemu tandingannya, Alit Damis , si Pembunuh bayaran. Dalam pertarungan seru, nyaris Mantili terpedaya. Adegan pertarungan mereka kelak bisa dilihat dalam film Saur Sepuh II Pesanggrahan Keramat.


Akan halnya Mantili yang di perankan oleh Elly Ermawatie, kita sudah tahu, tapi siapa pemeran Alit Damis? Kita perkenalkan pendatang baru Rara Dian Sitoresmi.

Masih ada hubungan dengan Mbak Sitoresmi yang pernah menjadi istri dramawan WS Rendra? "Tidak, tidak ada hubungan darah apa apa." geleng gadis itu, "Meskipun memang kami sama sama dari Yogya".

Di lahirkan pada tanggal 28 Juni, 22 tahun silam (1989) sebagai anak sulung dari tiga bersaudara keturunan R. Soetomo dan Sri Purwarini. Ayahnya adalah pensiunan ahli geofisika pencari minyak bumi.

Lalu bagaimana ceritanya bisa main film?

"Mulanya saya menjadi penari. Sampai sekarang juga masih . Saya biasa menari di Dunia Fantasi, Ancol. Grup tari kami di pimpin oleh Ir. Ki Mukti. Lalu saya juga bergabung dengan CDP (City Dancing Performance) di bawah pimpinan Paul Kresna. Dari sinilah dipilih menjadi bintang iklan kaos, Iklan RCTI, dan covergirl. Baru selanjutnya ke film".

"Saur Sepuh II" bukan filmnya yang pertama melainkan yang ke 5. Empat sebelumnya secara berurutan adalah "Makin Lama Makin Asyik", "Cinta Cuma Sepenggal Dusta",
"Cintaku Di Rumah Susun", dan "Pernikahan Berdarah".

"Tapi dulu paling cuma seperti pemain tambahan alias figuran saja. Sekarang saya di percaya Mas Tantowi menjadi pemeran pembantu," berbangga gadis yang punya tinggi 160 cm dan bobot 48 kg ini.

Belajar menari sejak kecil, Mulai dari Tari Jawa, Golek, Gambir Anom sampai tari Can Can ala Koboi. Modal keluwesan tubuh inilah yang membuat ia di pilih menjadi tokoh antagonis Alit Damis. Gerak tarian di modifikasi dengan jurus-jurus silat mampu di peragakan dengan cukup menyakinkan.

"Dunia film merupakan sesuatu yang baru bagi saya. Tapi terasa ada kenikmatan dan kepuasan batin bila berhasil memerankan perwatakan yang sebenarya berbeda dengan kepribadian kita. Iya dong. Alit Damis kan pembunuh berdarah dingin, kalau saya sendiri potong ayam saja takut", gurau Dian.

Tentang pacaran yang putus Dian menambahkan "Laki laki sih harus di galakin, habis susah di tebak perasaannya. Kalau kitanya nggak galak nanti malah dianggap gampangan dan diremehkan. Jadi yang seperti apa idamanya?

"Yang bertanggung jawab, jujur , jelas punya pekerjaan tetap, sama sama mengagumi kebudayaan Jawa dan tentu saja kalau bisa yang seniman seperti saya "tegas gadis penganut agama Kristen Protestan ini.

Sumber : Majalah Film

Thursday, December 12, 2024

SUTING TUTUR TINULAR II


 Tiada Rotan Akarpun jadi. Tidak ada "Dolly Crane Hydraulic" maka slingpun jadi. Ternyata kru yang diimpor dari Hongkong pintar main akal-akalan membuat trik dalam tema action. Hasilnya memuaskan. Peralatan sederhana bisa menghasilkan kerja maksimal. Dan kru KFT (Karyawan Film Televisi) hanya bisa manggut manggut menyaksikannya. 

Dolly Crane Hydraulic merupakan sebuah alat camera untuk menangkap adegan dari ketinggian dan bergerak mengikuti. Medan bagaimanapun kru Hongkong cukup jeli memermainkan sling-sling. Di perbukitan hutan Bunder, di tepi kali Oyo Kabupaten Wonosari, YOgyakarta, kru Hongkong mempertunjukkan keterampilannya mempermainkan Sling (alat untuk membuat trik). Ketika Arya Kamandanu membonceng Mei Shin diatas kuda melewati telaga kecil, sutradara memutuskan kamera harus diatas. Dengan sekeping papan ukuran 1x1,5 meter kameramen duduk lalu di tarik dengan sling. 

"Kamera action.....!" Abdul Kadir memberi aba-aba. Arya Kamandanu bergerak, seketika kamera mengikuti gerak arya Kamandanu. Ternyata hasilnya cukup memuaskan. Produser PT. Kanta Indah Film tidak sia sia mengimpor tenaga asing. Untuk itu mereka di bayar mahal. Konsekuansisnya, kru Hongkong bekerja dengan baik dan disiplin dengan waktu. Kita harus acungi jempol pada kru Hongkong. Pagi hari, pukul 06.00 Wib sudah berada di lokasi suting, jarang bicara ngelantur. 

Suting Film Tutur Tinular II episode Kemelut Cinta diatas Noda, sutradara Abdul Kadir agak lamban dan cukup hati-hati. Empat hari suting untuk satu scene. Jenuh memang. Begitulah suting film action kalau memang ingin hasil maksimal. Kalau sekedar "gedabak gedebuk" biasanya satu hari suting bisa menyelesaikan dua sampai tiga scene, bahkan bisa tujuh scene. 

Kru Hongkong yang di impor kali ini tidak seperti kru hongkong yang sudah sudah, egois, mendikte, dan tak mau berdiskusi dengan sutradara. Sebab kerjasama yang baik antara kru KFT dengan kru Hongkong membuat suting berjalan lancar. Tidak ada monopoli ide di kedua pihak. 

"sebenarnya peralatan orang Hongkong tidaklah istimewa. Sama seperti apa yang kita pakai, bedanya mereka betul-betul profesional, " kata kameramen Subekti di lokasi suting. "kita ini sudah ketinggalan jauh. Soal trand action orang-orang Hongkong telah meninggalkannya 15 tahun lalu sementara disini lagi ngetrend," kata Abdul Kadir. 

Film yang diangkat dari sandiwara radio ini tidak hanya menjual cerita. Ada trik dan laga untuk membuat suasana adegan hangat. Justeru itu Abdul Kadir berani merombak susunan pelakon Tutur Tinular I, semua pemeran utama merupakan artis pendatang baru. Semula Mei Shin di lakoni Elly Ermawati digantikan Lindawati Yanoman, selebihnya muka muka baru seperti Hans Wanaghi sebagai Arya Kamandanu, Zaitun Sulaiman sebagai Nini Raga Runting, Ratih WIdyawati seabgai Sakawuni serta di dukung oleh Afrizal Anoda, Saiful Anwar, Raden Mochtar dan Baron Hermanto. 

Tutur Tinular I di garap oleh Nurhadie Irawan, namun Abdul Kadir punya gaya tersendiri dalam menggarapnya. Benagn merah yang pertama dan kedua bertemu di jalan cerita, soal trik berubah sesuai selera masing-masing. 

Garapan Abdul Kadir ini diperkirakan menelan biaya lima ratus juta rupiah. Tapi selama suting di Wonosari belum ada set yang benar-benar mengeruk dan begitu banyak. "Film ini tidak memperlihatkan set "wah" suasana kerjaan. Kediri diambarkan melalui kostum dan dialog, namun nafas karyawan tetap ditiupkan, kilah sutradara itu. 

Episode Kemelut Cinta Diatas Noda ini mengga. mbarkan petualangan mei Shin setelah pendekar Lou suami Mei Shin meninggal , pendekar cewek dari Mongol ini rada frustasi. Namun ada Arya Kamandanu yang memberikan semangat. Dalam perjalanan pulang ke rumah, Ary Kamandanu saling jatuh cinta. Keduanya sepakat untuk tidak berpisah. 

Ayah Aryakamandanu mendengar putusan anaknya akan menikahi Mei Shin. Karena merasa membuat onar, Mei Shin meninggalkan rumah Arya Kamandanu. Padahal mei Shin merupakan buronan kerajaan kediri, sebab dia memiliki pedang Naga Puspa hingga akhirnya Mei Shin terkena bujuk Rayu Arya Dwipangga kakak dari Arya Kamandanu yang juga merebut Nari Ratih kekasihnya darinya. 

Arya Dwipangga berhasil menodai Mei Shin. 

~~sumber Majalah Film 129/96 tanggal 8 -21 Juni 1991~~

Pada peredarannya, tutur Tinular II berjudul Naga Puspa Kresna.