Penampakan VCD film Pengkhianatan G 30 S PKI |
Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI adalah sebuah karya besar sutradara Arifin
C Noor dengan produser G. Dwipayana. Film berdurasi panjang ini dibintangi oleh
Amoroso Katamsi sebagai Jenderal Soeharto, dan Tokoh Presiden Soekarno oleh
Umar Kayam. Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI adalah merupakan film wajib
yang diputar oleh TVRI setiap tanggal 30 september sebelum akhirnya di
berhentikan oleh pemerintah melalui menteri Penerangan pada tahun 1998 yang
kala itu di jabat oleh Yunus Yosfiah. Banyak yang bilang ini merupakan film
propaganda pemerintah dengan mengkultuskan salah satu tokoh di film tersebut,
dan banyak sekali adegan-adegan yang konon tidak ada. Embie C Noor sebagai
Penata music telah berhasil membuat ilustrasi music yang akan terngiang ngiang
terus di telinga bahkan terasa horror dari film horror sekalipun. Suara ngiung
ngiung khas film ini jelas tidak dapat di tampik sebagai suara biasa saja.
Dari sisi sinematografi menurut penulis, seorang sutradara besar sekaliber Arifin C Noor pastilah sudah melakukan serangkaian riset demi terwujudnya film ini tidak serta merta hanya mengandalkan satu narasumber saja, sehingga menurut hemat penulis sangat naïf kalau film ini dibuat untuk propaganda pemerintah saja, dalam hal ini adalah figure Pak Harto. Hanya saja orang-orang yang tidak suka akan tetap menganggap bahwa film ini tidak benar.
Tidak
berlebihan memang kalau kita menilai sebuah film ada beberapa adegan yang tidak
sesuai, namun demikian patut diingat bahwa film ini mampu memberikan gambaran
tentang sebuah peristiwa kelam bangsa Indonesia yang pernah terjadi.
Berlatar belakang penculikan para jenderal yang di bunuh dengan cara keji dan dibuang ke sumur tua lubang buaya. Diawal film ini dibuka dengan keadaan dan peristiwa yang terjadi di Indonesia, pemberitaan-pemberitaan di Koran tentang sepak terjang dan kekejaman PKI, hingga antrian untuk membeli beras dan minyak tanah oleh rakyat adalah gambaran nyata yang terjadi pada saat itu. Paceklik yang mendera rakyat kecil. Kemudian juga digambarkan latihan-latihan yang dilakukan sebelum operasi penculikan dilakukan, hingga penculikan satu persatu para anggota ‘dewan jenderal’.
Berlatar belakang penculikan para jenderal yang di bunuh dengan cara keji dan dibuang ke sumur tua lubang buaya. Diawal film ini dibuka dengan keadaan dan peristiwa yang terjadi di Indonesia, pemberitaan-pemberitaan di Koran tentang sepak terjang dan kekejaman PKI, hingga antrian untuk membeli beras dan minyak tanah oleh rakyat adalah gambaran nyata yang terjadi pada saat itu. Paceklik yang mendera rakyat kecil. Kemudian juga digambarkan latihan-latihan yang dilakukan sebelum operasi penculikan dilakukan, hingga penculikan satu persatu para anggota ‘dewan jenderal’.
Dengan ilustrasi music yang sangat mencekam, penonton mampu dibawa pada suasana tahun 1965 yang cukup mencekam. Adegan yang tidak pernah terlupa adalah adegan dimana anak dari DI Panjaitan yang melumuri mukanya dari darah ayahnya yang ditembak. Penculikan dewan jenderal yang berujung pada dipaksanya mereka untuk menandatangani sebuah dokumen, dan euphoria para pengikut PKI ketika melihat para jenderal terluka, dan disiksa. Satu adegan kejam adalah ketika di silet. “Darah itu merah jenderal”, merupakan kalimat yang paling diingat.
Hingga pada akhirnya para jenderal dibuang kedalam sebuah sumur tua dan akhirnya di ketemukan setelah beberapa hari di kubur. Pengangkatan korban penculikan akibat kebiadaban PKI hingga pada akhirnya pemakaman para jenderal yang mendapat gelar Pahlawan Revolusi. Dengan suara asli Jenderal AH Nasution yang terbata-bata, film ini mampu membuat bulu kuduk berdiri. Melihat film G 30 S PKI adalah tak terlepas dari adegan lambat, adegan berlari para pasukan cakrabirawa yang dibuat slowmotion dangan iringan musik yang mencekam, adegan disilet, dan juga adengan bernyanyi-nyanyi dari para anggota PKI ditengah penderitaan para Jendral. Tentu saja film ini di tutup dengan dokumentasi saat Pahlawan Revolusi akan di makamkan dengan suara asli dari Bapak AH Nasution dan lagu gugur Bunga yang turut menyertai menambah film ini begitu syahdu di akhir dan menyedihkan.
Setelah sekian lama film ini tidak
di putar oleh stasiun tivi, maka angin segar kembali menyeruak ketiak Jendral
Gatot Nurmayanto tahun 2017 menginstrusikan untuk menonton kembali film
Pengkhianatan G 30 S PKI agar generasi penerus tahu sejarah tentu saja dan
bahaya Laten Komunis. Dengan instruksi ini maka kembali film ini dapat di putar
di televisi meski tidak semua stasiunTV menayangkan. Dan di tahun 2019
beruntung sekali dua stasiun TV yaitu SCTV dan TV One kembali memutar film ini.
Meski tentu saja sangat berbeda dengan yang pernah di putar di TVRI jaman dulu,
karena aturan KPI maka beberapa adegan harus di blur. Namun demikian harapannya
semoga generasi penerus akan tahu sejarah kelam bangsa ini.
Meski ada beberapa teman yang
menganggap bahwa film ini tidak benar dan mereka mengaku ‘sudah tahu” sejarah
yang sebenarnya namun demikian bagi saya film ini mewakili apa yang terjadi
meski tidak bisa dijadikan sebagai pembenaran tentang adegannya. Toh film film
sejarah yang lain juga di buat tapi tidak di persoalkan. Bagaimanapun peristiwa G 30 S PKI merupakan sejarah kelam bangsa yang tidak boleh di lupakan.
Karena sesungguhnya sejarah adalah milik pemenang, atau sejarah adalah milik penguasa.