Showing posts with label Bentar. Show all posts
Showing posts with label Bentar. Show all posts

Monday, December 12, 2022

SAUR SEPUH SATRIA MADANGKARA BAGIAN 4

 

Tumenggung Adiguna melawan Pasukan Tumenggung Bayan

LANJUTAN DARI BAGIAN 3.............

Beberapa orang prajurit dengan pakaian kerajaan Pamotan tampak siap di samping kuda masing-masing. Mereka kurang lebih sepuluh orang. Sementara itu seekor kuda yang kelihatan lebih besar dan gagah di bandingkan yang lainnya masih kosong. Beberapa orang murid padepokan ilmu silat Bukit Kalam menunggu dengan duduk-duduk di teritisan bangunan pendopo padepokan yang cukup sederhana. Dari dalam rumah padepokan muncul seorang tumenggung yang di kenal dengan nama tumenggung Bayan, Orang kuat dalam pamotan. 

Ia diiringi seorang wanita cantik dengan tubuh sintal dan bentuk bibir yang selalu menantang. Sementara itu sorot matanya selalu kelihatan mengajak dan nakal. Wanita itu bernama Lasmini guru dari padepokan silat tersebut. 

Kali ini kelihatan Lasmini tengah merajuk sementara tumenggung Bayan berusaha menentramkan hati pacarnya atau simpanannya mengingat ia sendiri sudah menikah. 

"Kalau tidak ada tugas pasti aku menginap Lasmini, Keadaan semakin gawat, semua tentara di siagakan  di semua gerbang Pamotan dengan Majapahit". Tumenggung Bayan menjelaskan. 

"Hamba takut kakang Bayan punya perempuan lain. Saya tahu gadis-gadis Pamotan jauh lebih cantik dari gadis Pajajaran seperti saya", Lasmini kembali merajuk. 

"Selain istriku yang sah cuma ada kamu. Besok kakang kemari lagi", Tumenggung Bayan berusaha meyakinkan.

"Menginap?", tanya Lasmini manja sekali. 

"Pasti".

Tumenggung Bayan menaiki kudanya kemudian pergi bersama rombongannya. Malam mulai gelap. Obor Obor menerangi halaman padepokan dengan sinarnya yang meriap-riap di terpa angin. 

Lasmini tersenyum nakal sambil memandang ke kejauhan. 


BERSAMBUNG... KE BAGIAN 5

Wednesday, September 14, 2022

Saur Sepuh , Satria Madangkara Film Terlaris Tahun 1988 !

Brama Kumbara dan Lasmini dalam Saur Sepuh 1

Berbicara tentang Saur Sepuh, agaknya memang belum bisa move on dari film yang diangkat dari serial Sandiwara Radio yang populer di tahun 80an. Apalagi setelah menemukan data baru kalau jumlah penonton film Saur Sepuh 1, Satria Madangkara menjadi film terlaris pada tahun 1988. Di kutip dari buku Festival Film Indonesia 1989 di halaman 122 , Film Saur Sepuh 1 meraih penonton 2.275.887. Jumlah ini termasuk jumlah yang fantastis pada jaman itu dan berhasil mengalahkan film Pengkhianatan G 30 S /PKI (1984) yang meraih penonton 1.724.704. Memang itu adalah berdasarkan data, kalau perolehan penonton yang tidak terhitung tentu saja akan banyak, apalagi untuk sekelas film G 30 S PKI tentu saja jutaan penonton diraih meski banyak yang tidak tercatat. Hal ini tentu saja menjadi sebuah kebanggaan mengingat film bersetting kerajaan Madangkara tersebut mampu mendapatkan dukungan dari penonton tanah air. Apalagi dengan sederetan cast yang baru di dunia perfilman seperti Fendy Pradana, Murtisaridewi dan juga Elly Ermawatie.

Tiga tokoh sentral dalam cerita Saur Sepuh di perankan dengan bagus oleh Fendy Pradana sebagai Brama Kumbara.  kayaknya hampir semua orang yang hidup di era pertengahan 80an hingga awal 90an tahu siapa Brama Kumbara, seorang raja dari Madangkara. Kemudian ada Elly Ermawatie yang berperan sebagai Mantili si pedang setan dan pedang perak, dan juga ada Murtisaridewi sebagai tokoh Lasmini, perempuan penggoda pemilik perguruan Anggrek Jingga di lereng gunung lawu. Ketiga tokoh sentral ini menjadi nyawa film Saur sepuh.

Penampakan VCD Saur Sepuh 1 dan Kaset OST saur Sepuh
 


Saur Sepuh di buat sebanyak 5 judul , sebuah karya Niki Kosasih yang berhasil secara bagus di visualisasikan kedalam film oleh Sutradara Imam Tantowi  dalam Saur Sepuh 1 sd 4 dan Torro Margens di Saur Sepuh 5. Film Saur sepuh sendiri merupakan film dengan hasil yang cukup membanggakan , hal ini terbukti dengan perolehan penonton Saur Sepuh yang cukup fantasitis, sekaligus menjadi film laris di DKI Jakarta. Perolehan penonton Saur Sepuh menjadi perolehan yang cukup di perhitungkan. Di DKI Jakarta sendiri film saur sepuh 1 juga menjadi film terlaris tahun 1988 dengan perolehan penonton 575.480, sementara di tahun 1989 film saur sepuh II masih menjadi film terlaris dengan perolehan penonton 555.187 dan di Tahun 1990 Film Saur Sepuh III Kembang Gunung Lawu menjadi film terlaris pertama dengan perolehan penonton 447.504. Selanjutnya Film saur Sepuh IV dan V tidak saya temukan data jumlah penontonnya. Namun demikian era 90an awal menjadi era yang mulai sepinya film-film Indonesia dan di pertengahan 90an hingga akhir 90an film-film bertema seks menjadi suguhan yang memenuhi bioskop kala itu. 

Kalau era sekarang, film -film laris dengan jumlah penonton yang banyak makin sering bermunculan, sebut saja di tahun 2022 film KKN di desa Penari menjadi film terlaris hingga sekarang belum ada yang bisa menghadangnya dengan jumlah penonton 10 juta lebih. Juga ada film Pengabdi setan versi Joko anwar yang berhasil menggetarkan jagat perfilman Nasional yang kian berkembang. 

Poster Saur Sepuh 1

Poster Saur Sepuh 1

Kalau kita flashback ke era 80an keatas, yang saat itu saya juga masih kecil sandiwara radio menjadi sebuah hiburan 'murah' bagi kalangan bawah, karena tidak semua orang memiliki radio di rumah, dan seninya mendengarkan radio adalah di dengarkan secara bersama-sama. Imaginasi dari pendengar radio saat mendengarkan sebuah cerita tentu saja dapat berbeda-beda. Tak jarang anak-anak suka bermain peran seperti apa yang ada dalam sandiwara radio sesuai dengan imaginasi masing-masing anak. kata-kata Ciaaaat menjadi biasa terdengar di lingkungan sekitar yang di lakukan oleh anak-anak. Hiburan TV menjadi hiburan yang mahal, jangankan TV , radio saja satu RT (di kampung) bisa di hitung dengan jari siapa yang memiliki radio . Dari radiolah kita dapat mendengarkan cerita Saur sepuh meski kadang di dengarkan di rumah tetangga secara beramai-ramai. 

Ketika Saur Sepuh diangkat ke layar lebar tentu saja di sambut secara antusias baik bagi kalangan yang tinggal di kota maupun di pelosok desa. Meski tidak bisa nonton ke bioskop karena masih kecil dan jauh karena ada di kota, namun saya sendiri berhasil menontonnya di hajatan sunatan yang  'nanggap' video dengan memutar film Saur Sepuh. 

Sebagai pecinta saur sepuh bagi saya visualisasi yang ditampilkan dalam film Saur sepuh terwakilkan dan sesau ekspektasi. Sehingga film saur sepuh menjadi film terlaris dan tersering dalam diri saya yang paling sering di putar. Bagaimana dengan kalian? ada yang sama?

Lantas akankah film-film bertema seperti ini ada yang tertarik untuk membuat ulang di masa sekarang? Wallahu a'lam semoga saja ada Sutradara yang melihat dan menggarap serius agar penonton juga tidak kecewa tentu dengan mengikuti masa kekinian yang bisa di terima oleh penonton milenial.

Artikel Pendukung