Showing posts with label Joice Erna. Show all posts
Showing posts with label Joice Erna. Show all posts

Monday, October 20, 2025

TUJUH CEWEK JAGOAN, GALAU PEPERANGAN DALAM BUMBU SYURR

 


TUJUH CEWEK JAGOAN, GALAU PEPERANGAN DALAM BUMBU SYURR.. (TUJUH WANITA DALAM TUGAS RAHASIA)

Pada masa awal kemerdekaan Republik ini pernah terjadi kekacau balauan. Pemerintah yang masih muda usia, bukan cuma menghadapi ancaman dari luar, yakni pihak Belanda yang ingin menjajah kembali tapi juga rongrongan dari gerombolan pengacau di dalam negeri sendiri. Antara lain tercatat dalam sejarah hitam adanya gerombolan D.I yang di pimpin oleh Kartosuwiryo yang menghantui wilayah Jawa Barat. 

Cerita film ini memang fiktif belaka, tapi setidaknya di buat berdasarkan latar belakang situasi kacau saat itu. Diperkirakan pada kurun waktu dipindahkannya (untuk sementara) ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta, muncullah gerombolan liar yang di pimpin tokoh frustasi Gozali. 

Dalam pada itu Letkol Dudung dari Brigade Tirtayasa bertekad mencegah masuknya kembali Belanda ke Pulau Jawa. Maka ia ingin lebih dulu menghancurkan instalasi minyak bumi yang dikelola BPM (Sebuah badan usaha milik Belanda) di Banten. Secara rahasia letkol Dudung menugasi satu tim Laskar Wanita (Laswi) dari Kesatuan Sandi Satu Pusaka Lima, menyusup ke daerah sasaran. 

Sebagai pemimpin diangkat Mayor Meity. Dibantu kakak beradik Tina dan Tini, serta empat anggota Laswi lainnya. Saat menyusuri pantai selatan Banten, memasuki rimba belukar dimuara sungai Cimandun tujuh, Laswi ini bentrok dengan gerombolan Gozali. 

Semuanya di tawan dan disiksa Gozali yang menduga mereka dikirim untuk menumpasnya. Untunglah, ada mantan serdadu Jepang, Yoshiro yang diam-diam membebaskan mereka. Dengan perangkap maut yang dipasangnya dalam hutan, satu persatu anak buah gerombolan berguguran. 

Paling akhir Gozali sendiri berduel satu lawan satu dengan Yoshiro. Kendati Gozali memiliki ilmbu kebal, namun Yoshiro punya cara khas untuk menumpasnya. 

Meity mengajak Yoshiro bergabung. Diluar dugaan Yoshiro menolak, bahkan ia memilih harakiri untuk menyusul semua rekannya yang telah gugur. Meity memimpin kawan-kawannya melanjutkan perjalanan untuk menuntaskan tugas rahasia mereka. 

Film aksi berlatar belakang pergolakan zaman bergerilya ini sebenarnya merupakan produksi tahun 1984. Saat itu nama Joice erna aktris terbaik FFI 77 dari film Suci Sang Primadona cukup populer. Begitu pula halnya dengan Dana Christina (Lima Cewek Jagoan), sedangkan Chintami (yang berperan sebagai adik Dana) baru mulai menanjak. Empat anggota Laswi lainnya diperankan oleh Yuli Soleh, Ita Nasution, Jeane Maramis dan Rosmiati (yang seusai suting di nikahi oleh sutradara Mardali Syarief).

Lawan mereka si gembong Gozali yang bertubuh kebal diperankan pemain antagonis Hendra Cipta sedangkan mantan Dai Nippon yang jago Samurai oleh Eddy Wardi. Diramaikan lagi oleh Dolly Martin, Sunjoto Adibroto, Ramli Ivar, Edwin Lerrick dan Anton Sumadi. 

Sebagai Sutradara sekaligus penulis cerita dan Skenarionya adalah Mardali Syarief cukup tampil menyuguhkan adegan-adegan keras dengan bumbu-bumbu syurr, terutama karena semua wanita ditampilkan dalam busana compang camping hingga memamerkan kemulusan kulit tubuh mereka. 

Produksi : PT. Virgo Putra Film 

Produser : Ferry Angriawan

Skenario, Sutradara : Mardali Syarief,

Kamerawan : Adi Mukti BCHK

Penata Musik : Areng Widodo

Editor : B. Benny MS

Para Pemain : Joice Erna, Dana Christina, Chintami Atmanegara, Hendra Cipta, Eddy Wardi, Yenny Farida Yuli Soleh, Ita Nasution, Rosmiati, Jeane Maramis, Edwin Lerrick, Sunjoto Adibroto. 



~sumber : MF~193/159/TH X 20 Nov-3 Des 1993c


Tuesday, November 12, 2024

JOICE ERNA

 


JOYCE OLLIVIA atau di kenal kemudian dengan nama Joyce Erna. Joyce Sang Primadona!. Pandangannya tajam, bibirnya sensual. Sebentuk alis sedikit aneh terpacak kukuh di wajah yang jelas tidk bercorak pribumi itu. 

Joyce Ollivia memang memiliki darah campuran yang unik. Dari Ibu ia memperoleh darah Belanda dan Jawa sedangkan dari ayah ia menerima darah Cina. Berkulit kuning, tinggi semampai, Joyce 21 tahun (Tahun 1978) yang berstatus janda muda dengan dua orang anak mengaku mendapat pendidikan khusus untuk berperan. "Saya selalu memerlukan sedikit latihan sebelum pengambilan dilakukan, " begitu ia menjelaskan cara bermainnya. 

Tapi bagaimana ia sampai jadi bintang film ke depan kamera? Sutradara dari Suci Sang Primadona, Arifin C Noer bercerita bagaimana ia menemukan Joyce. "Secara kebetulan sekali, Calon pertama tadinya adalah Emilia Contessa, Sudah diminta dan ditunggu lama, tak ada jawaban. Suatu malam saya nonton TV bersama Danarto (Pelukis yang kemudian menjadi penata artistik pada film Suci Sang Primadona). Sebuah lelucon Johny Gudel, Saya melihat Joyce. Dia saja orangnya, seru saya. Danarto setuju. Esoknya saya minta Gramedia (produser) mencari alamat wanita itu. Di peroleh : dia anak Surabaya, hostes pada klab malam Bali Queen. Kebetulan ia ingin main film. Di panggil dan segera datang ke Jakarta. Di wawancarai. Dan dari wawancara itu saya ketahui pengalaman rohaninya cukup kaya." Cerita Arifin. 

"Apa maksudnya pengalaman rohani itu? 

"Pengalaman hidupnya cukup ruwet. Dia baru mau cerai, anaknya ada dua. Tokoh Suci kebetulan agak sama dengan tokoh Joyce," Arifin menambahkan. 

Dan Kisah itu di benarkan oleh Joyce yang penah ikut membantu lawak Johny Goedel di tv. Kepada Eddy Herwanto dari Tempo, Joyce juga bercerita tentang hidupnya yang penuh kepahitan. "Rumah tangga orang tua saya juga tidak bahagia. Mereka bercerai ketika saya masih kecil, " tutur Joyce. Karena itulah rupanya maka sekolahnya cuma sampai kelas II SMP Stella Maris. Ia meninggalkan sekolah untuk bekerja di sebuah koperasi simpan pinjam di surabaya. 

Nampaknya kehidupan pahit yang selama bertahun-tahun di rundungnya kini cuma jadi kenangan bagi Joyce. Hidup di Jakarta memang masih menumpang di rumah Kembar Bersaudara, salah satu dari dua penyanyi kembar itu adalah calon suami Joyce, tapi bintang film pendatang baru ini sudah tergolong sibuk meladeni sejumlah kontrak. Padahal filmnya belum lagi beredar. Bisa di bayangkan bagaimana repotnya ia di hari-hari mendatang setelah Suci Sang Primadona ditonton orang. 

Ia menyebut Christine Hakim sebagai salah satu bintang kesayangannya. Kedua aktris ini memang mempunyai banyak persamaan. Keduanya bermain baik di film pertama mereka. Dan permainan mereka disitu begitu meyakinkan sehingga tidak terasa ada jarak antara peran dan pemeran. Dalam film Suci peran yang di bawakan Joyce menyatu utuh dan kukuh dengan dirinya. "Saya bisa merasakannya," begitu Joyce berkomentar terhadap peran yang dibawakannya itu. 

Sumber : Majalah Tempo No. 10 Tahun VIII , 6 Mei 1978


Dan berkat aktingnya di Suci Sang Primadona , Joyce Erna akhirnya meraih Piala Citra pada FFI 1978.

Saturday, February 2, 2019

Nenek Lampir

Nenek Lampir

Judul Film            : Nenek Lampir
Sutradara            : Bahrun Halilintar
Produksi              : Japos Film
Tahun Produksi : 1987
Pemain                 : Connie Sutedja, Joice Erna, Jamal Mirdad, Septian Dwi Cahyo, Zainal Abidin, Grace Suwandi, Lucy Susana.

Sinopsis : 

Sejak kedatangan Nenek Rusmini (Connie Sutedja) keadaan rumah Erick (Septian Dwi Cahyo) timbul banyak keanehan. Nenek Rusmini yang biasanya ramah dan ceria berubah menjadi pendiam dan pandangannya tajam.  Keanehan sering terjadi di rumah tanpa di sadari oleh semua penghuni rumah tersebut. Dari Angin yang berdesis, Kran air nyala sendiri, maupun pintu yang diketuk tanpa tahu siapa yang mengetuk. Kedatangan nenek Rusmini kerumah Erick cucunya tersebut adalah untuk merayakan ulang tahunnya yang telah direncanakan.

Angga Pramudibya (Jamal Mirdad) adalah seorang penyanyi terkenal yang mempunyai kekasih bernama Riswanti cucu dari nenek Rusmini. Kedekatan dan kemesraan Angga dan Riswanti membuat cemburu Iwan temannya. Sehingga dalam suatu kesempatan Iwan berusaha memperkosa Riswanti dihadapan Angga dan teman-temannya. Disaat itulah muncul bayangan yang mencekik Iwan hingga mati seperti di terkam siluman. Luka dilehernya menganga.
Kejadian aneh ini membuat seorang wartawan bernama Andi berusaha mencari tahu tentang penyebab kematian Iwan, termasuk mencari keterangan dengan Angga Pramudibya. Anggapun ingat akan sosok makhluk yang telah membunuh Iwan seperti sosok neneknya Riswanti. Setelah mengetahui keterangan dari Angga, Andipun bergegas kerumah Riswanti. Kedatangan Andi dirumah Riswanti membuat nenek Rusmini tidak suka. Akhirnya Andipun harus bernasib sama dengan Iwan yang mati setelah dicekik oleh makhluk aneh tersebut. Wartawan Andi mempunyai luka yang sama dengan Iwan.

Melihat dua kematian yang sama, Angga akhirnya menyimpulkan kalau pembunuhnya sama. Melalui bosnya, Angga berusaha mencari seorang kyai yang dianggap bisa mengatasi pembunuhan tersebut, karena secara tidak langsung Angga juga ketakutan karena wartawan yang meninggal tersebut mendapatkan beritanya dari Andi.
****
Hingga saat ulang tahun pun tiba. Pak Dhe(Zainal Abidin) bersama istri datang kerumah Erick, namun perlakuan nenek Rusmin terlihat berbeda dan itu dirasakan sekali oleh Pak Dhe, sehingga Pak Dhe pun mengusulkan untuk mencari orang pintar yang mengerti makhluk halus. Dalam perayaan ulang tahun tersebut, nenek Rusmini mengundang orang-orang pilihannya. 

Keanehan yang terjadi membuat penasaran Pak Dhe dan menyuruh Angga untuk menghubungi orang pintar. Ditengah perjalanan Angga di ganggu oleh nenek Rusmini yang tiba-tiba muncul di mobil dan kemudian menghilang lagi. Dengan alas an mau  pulang kerumah, Angga berkata pada  nenek Rusmini ketika Ia ditanya olehnya, akan tetapi alas an Angga sudah diketahui nenek Rusmini yang memang sudah tahu maksud kepergian Angga. Sementara nenek Rusmini tidak jadi mengikuti Angga dan kembali ke rumah tempat pesta ulang tahunnya setelah tamu-tamu khusus yang diundang sudah datang semua. Tamu-tamunya merasa aneh karena merasa tidak kenal dengan nenek Rusmini. Dalam bayangan samar, tamu-tamu khusus tersebut melihat bayangan Jamilah (Joice Erna)didalam tubuh nenek Rusmini yang mengundangnya. Mereka kaget ketika melihat Jamilah, namun Jamilah berubah sosok kembali menjadi nenek Rusmini.

Sementara itu Angga berhasil menemukan rumah seorang Kyai dan setelah menjelaskan maksud kedatangannya, akhirnya Pak Kyai memutuskan menyuruh Angga untuk pulang duluan, sedangkan Ia kemudian akan menyusul. Di pesta ulang tahun yang sedang berlangsung, tamu-tamu undangan khusus nenek Rusmini ditemani oleh wanita-wanita cantik yang sebenarnya jelmaan dari nenek Rusmini. Satu-persatu mereka dihabisi oleh wanita-wanita jelmaan nenek Rusmini yang sebenarnya adalah Jamilah yang menyamar. Jamilah menuntut balas pada mereka karena merekalah yang telah membuat kematian Jamilah. Setelah berhasil menghabisi satu persatu nyawa mereka untuk menuntut balas, akhirnya Jamilah keluar dari tubuh nenek Rusmini. Dan tersisalah tubuh nenek Rusmini yang kaku tidak bernyawa, karena memang ia sudah mati sejak di dalam kereta api menuju rumah Erick. Nenek Rusmini meninggal dicekik oleh Jamilah yang mati penasaran dan kemudian tubuhnya di pakai oleh Jamilah yang digunakan untuk menuntut balas atas perlakuan empat lelaki yang telah memperkosa dan membunuhnya. 

Di akhir kisah, seperti biasa film-film setan Indonesia, akhirnya Jamilah ditaklukkan oleh seorang Kyai setelah terlebih dahulu harus beradu kesaktian.
Ada yang tertarik mau nonton?. Dengan judul Nenek Lampir, pasti orang akan teringat dengan serial Sandiwara Radio Misteri dari Gunung Merapi. Padahal ini tidak ada sangkut pautnya sama sekali. Terus di film tersebut yang dimaksud nenek lampir juga gak ada, karena tidak ada satupun yang memanggil atau dipanggil sebagai lampir…. Hehehe. Tapi lumayan lah