Tak Seindah Kasih Mama |
Judul Film :
Tak Seindah Kasih Mama
Sutradara :
Has Manan
Pemain :
Zoraya Perucha, Deddy Mizwar, Yan Cherry, Nani Wijaya, Mega Fitricia, Piet
Burnama, Hanna Wijaya, Piet Pagau, Etty Sumiati
Produser : Handi
Muljono
Jenis Film :
Drama Keluarga
Produksi :
PT. Kanta Indah Film
Tahun Produksi :
1986
Sinopsis :
Nurhayati (Soraya Perucha) adalah seorang Ibu dengan empat
anaknya, Asih(Wenty Anggraini), Ega (Mega Fitricia), Sakti(Sakti Harmukti) dan
Ari(Yan Cherry). Suaminya (Deddy Mizwar ) telah meninggal ketika kecelakaan
saat bekerja. Merasa beban hidup kian berat akhirnya Nur pindah ke rumah orang
tuanya di kampung. Keadaan dan suasana di kampung cukup indah, akan tetapi
rumah orangtuanya ternyata dijual oleh kakak Nur . Adi (Piet Pagau) adalah
kakak Nur yang menikah dengan seorang kaya, akan tetapi perilaku Adi yang
merasa kaya akhirnya berbuat sewenang-wenang dengan menjual rumah orang tuanya
dimana Nur dan anak-anaknya tinggal.
Setelah beberapa hari di kampung, akhirnya Nur kembali ke
Jakarta bersama Ega kerumah Pak Dhe dan bertemu dengan tante Leila , Pak Dhe
adalah teman dari suami Nur. Sesampai di
Jakarta, Nur bertemu dengan lela yang langsung diantar ke dokter. Nur sendiri
sudah tahu kalau dia sudah tidak berumur panjang lagi karena ia harus jangkok jantung
dan paru-paru sekaligus. Akhirnya Lela menawarkan diri untuk mengasuh Ega
anaknya. Akan tetapi maksud ini di tentang habis olah ayahnya. Akhirnya
Nurhayati menjelaskan tentang penyakitnya pada ayahnya kalau ia mengidap
penyakit jantung yang harus dilakukan cangkok jantung dan paru-paru sekaligus. Bahkan
ia ditaksir hanya berumur satu tahun lagi hidupnya bahkan dapat meninggal
sewaktu-waktu. Setelah mendengar penjelasan Nur, akhirnya ayahnya hanya bisa
terdiam sedih dan tidak bisa berkomentar apa-apa.
Lela akhirnya datang kerumah ayah Nur di kampung untuk
menjemput Ega. Melihat ada orang yang akan menjemputnya, Ega an Ari bersembunyi
dan menolak diajak pergi oleh Tante Lela. Mereka tidak mau dipisahkan satu sama
lain. Ega pun berusaha lari menghindarinya, dengan terpaksa Nur pun
mengejarnya. Akan tetapi penyakitnya kambuh. Melihat mamanya kesakitan,
akhirnya Ega luluh dan mau diajak dengan Tante Lela ke Jakarta. Melihat anak-anaknya ada yang di asuh oleh
orang lain, Adi marah-marah pada ayahnya, pak Muslim karena ia menuduh Pak
Muslim tidak bisa mengasuhnya. Akhirnya Adi dan ayahnya bertengkar soal rumah
dan Nur.
Nurhayati juga menjelaskan pada anak-anaknya khususnya Asih
tentang keadaan yang sebenarnya. Satu-persatu anak-anak Nurhayati di titipkan
ke orang-orang yang dipercaya oleh Nur untuk mengasuhnya melalui tangan Pak
Dhe. Ari akhirnya dititipkan ke keluarga Om Theo(Piet Burnama). Meski awalnya
Ari menolak, akan tetapi akhirnya Ari mau mengikuti kehendak mamanya untuk mau
diasuh oleh Om Theo dan Tante Min. Nur mendapatkan seamplop uang dari Om Theo
sebagai tanda kenang-kenangan, akan tetapi Nur menolaknya karena ia justru
berterima kasih karena mau mengasuh anaknya. Nur melepas kepergian Ari dengan
untaian air mata. Nur pun sering melamun membayangkan akan perkataan-perkataan
almarhum suaminya.
Sakti akhirnya dipungut oleh keluarga seorang hartawan
bernama Pak Surya. Sakti yang memang cakep dan lucu pintar sekali mengambil
hati, sehingga membuat keluarga Pak Surya senang dan berbahagia. Selepas kepergian
anak bungsunya, Nur sering melamun berdiam diri. Pak Surya dan Bu Surya terlanjur sayang
dengan Sakti karena kelucuannya. Akan tetapi anak sekecil itu tidak bisa
membedakan baik dan buruk sehingga terkadang merepotkan. Untuk memperbaiki
suasana di rumah pak Surya, akhirnya Nur menyuruh Asih untuk ikut tinggal di
keluarga Surya. Karena hanya Asihlah yang bisa mengerti dan menyelamatkan
suasana keluarga Surya akibat ulah Sakti. Pada awalnya Asih menolak perintah
mamanya karena ia mengetahui keadaan Nur yang dalam kondisi sakit, akan tetapi
akhirnya Asih pun mau menuruti Nur untuk tinggal bersama di rumah keluarga Pak
Surya. Asih selalu mengirim kabar ke Nur
melalui rekaman suaranya. Meski Asih dan adik-adiknya mendapatkan perlakuan,
baju yang bagus akan tetapi ia merasa tiada kasih yang seindah kasih mamanya.
Mendengar suara Asih, Nur yang mendengarkan lewat kaset hanya bisa menangis
haru. Demikian Juga Nur, Nurhayati akhirnya juga mengirimkan pesan melalui
rekaman suaranya pada Asih agar dapat di dengarkan olehnya.
Sementara Pak Muslim ayah Nur menyusul Nurhayati kerumah Pak
Dhe di Jakarta untuk mengajaknya pulang kampung. Akan tetapi Nurhayati tidak
member jawaban apapun. Pak Muslim pun akhirnya mendapati semua cucunya sudah
tidak ada dirumah Pak Dhe dan sudah berada dirumah orang tua asuhnya. Dirumah Om Theo, Ari dituduh mencuri uang om
Theo. Akan tetapi Ari yang merasa tidak mengambil uang akhirnya kabur dari
rumah om theo. Mengetahui Ari pergi dari rumah, Om Theo dan Tante Min akhirnya
mencari Ari. Pencarian Ari akhirnya membuahkan hasil. Melalui bujukan Nur
mamanya, Ari akhirnya mau menuruti kehendak mamanya untuk turun, karena saat
itu Ari bersembunyi diatas bukit. Sementara itu Nur yang menyongsong Ari,
akhirnya jatuh pingsan karena tidak kuat menahan Sakit.
Di akhir kisah, akhirnya Nurhayati berhasil mengantarkan
Sakti yang merayakan pesta ulang tahunnya yang ke 5. Kehangatan keluarga besar
dari masing-masing keluarga yang telah mengasuh anak-anak pun membesarkan hati
Nurhayati sekaligus melepaskan kepergiannya
dalam tangis yang bahagia. Nur akhirnya dapat meninggal dengan tenang
tanpa beban setelah mengantarkan anak-anaknya untuk diasuh oleh orang-orang
yang telah dipercayanya untuk dapat membahagiakan mereka.
Tak Seindah Kasih Mama juga tercatat sebagai film yang
berhasil meraih Piala Citra di FFI 1986 melalui Deddy Mizwar, Penata Musiknya
melalui Idris Sardi maupun Pemain Ciliknya melalui Yan Cherry