Saturday, July 20, 2019

FILM INDONESIA JADUL " PRIMADONA DI BALIK TERALI "

Primadona di balik Terali

JUDUL FILM        : PRIMADONA DIBALIK TERALI
SUTRADARA       : SUSILO SWD
PRODUSER          : NY. LEONITA SUTOPO
TAHUN PROD    : 1984
JENIS                     : FILM DRAMA
PEMAIN               : LIA WAROKA, CHERRY IVONE, YAN BASTIAN, ERNA SANTOSO, ENNY BEATRICE, ZAITUN, KAMSUL, CHITRA WIHARDJA, NIZAR ZULMY, SHERLY SARITA, ANWAR FUADY

SINOPSIS : 

Intan (Enny Beatrice)  tinggal di rumah Lilis (Lia Waroka) sebagai seorang anak kost. Lilis  adalah seorang guru di suatu sekolah dasar yang di karuniai seorang anak bernama Ayu(diperankan oleh Ayu)  yang di asuh oleh Intan. Lilis mempunyai seorang suami pengangguran yang kerjaannya hanya mengurusi burung di rumah. Sementara itu suami Lilis akhirnya merasa kasihan dan jatuh hati  kepada Intan dan membayari uang kost dengan diam-diam . Suatu malam Lilis memergoki suaminya sedang bermesraan dengan Intan di kamarnya. Lilis marah dan tanpa sengaja ia mengambil gunting yang akhirnya membuat suaminya tewas. Akhirnya Ia di penjara.

Selama di penjara ia berkenalan dengan banyak orang dari berbagai karakter. Lusi (Erna Santoso) misalnya, adalah mantan penjahat yang sering bekerja sama dengan Johan (Anwar Fuadi) dan Tahar  hingga akhirnya Lusi di tangkap dan di penjara satu sel dengan Lilis. Lilis menjadikan Penjara sebagai tempat untuk belajar dan membantu sesamanya meski kadang juga sering mendapat tentangan dari teman-teman se selnya. Lilis sangat peduli terhadap teman sesama tahanan, bahkan ia juga mau menolong temannya yang sedang sakit, dan juga menyelamatkan Lusi ketika mau bunuh diri, walau akhirnya Lusi bukannya berterima kasih namun malah marah dibuatnya. Hingga suatu hari terjadi keributan antara sesama tahanan yang di mulai dari Lusi. Lilis melerainya, namun alih-alih lebih aman, justru Lilis dan Lusi akhirnya dihukum oleh kepala penjara untuk menjalani pengasingan. 

Akhirnya Lusi meminta maaf pada Lilis.  Selama di pengasingan akhirnya tercetus ide agar sesama tahanan harus salung mendukung dan memberdayakan kemampuan agar lebih positif. Kegiatan-kegiatan positif selama di Lembaga Pemasyarakatan di berdayakan dan diikuti oleh para tahanan.
****
Suatu malam ketika Lilis sedang solat, tiba-tiba ia pingsan. Akhirnya Lilis di bawa kerumah sakit dan dirawat oleh Dokter Arifin (Yan bastian) dan Riana susternya. Setelah ditelusuri, Riana adalah bekas dari murid Lilis. Sementara itu Dokter Arifin yang merawat Lilis merasa tertarik padanya dan menyuruh Riana untuk memindahkan Lilis ke tempat yang lebih baik. Dokter Arifin yang seorang duda akhirnya menjadi lebih perhatian pada Lilis dan sering mengunjunginya. Sementara itu Lilis akhirnya mengetahui kalau Dokter Arifin menyukainya setelah di beritahu oleh Riana.  Setelah sembuh dari penyakitnya akhirnya Lilis di jemput kembali untuk masuk kedalam sel penjara. Namun akibat perilaku yang baik yang dilakukan oleh lilies, maka dalam rangka 17 agustus akhirnya Lilis mendapat remisi dan di bebaskan. 

Setelah keluar dari penjara, Lilis di sambut kejutan dengan dijemput oleh Dokter Arifin dan anaknya Ayu.

BARRY PRIMA DALAM FILM " TARZAN PENUNGGU HARTA KARUN "

Tarzan Penunggu harta karun

JUDUL FILM        : TARZAN PENUNGGU HARTA KARUN
SUTRADARA       : DENY HW, ABNAR ROMLI
PRODUKSI           : PT. KANTA INDAH FILM
PRODUSER          : HANDI MULJONO
TAHUN PROD    : 1990
JENIS                     : FILM SILAT/LAGA
PEMAIN               : BARRY PRIMA, YOSEPH HUNGAN, RUDI WAHAB, WINGKY HARUN, LELY SAGITA, TANASE, MANAN DIPA

SINOPSIS : 

Barry Prima adalah actor laga pada jamannya yang sangat terkenal. Membintangi rata-rata film laga membuat Barry Prima tidak hanya di kenal di Indonesia akan tetapi juga luar negeri seperti Malaysia.
Tarzan penunggu Harta Karun adalah film kesekian Barry Prima yang ia bintangi.
Cerita dimulai dengan kedatangan tamu asing ke suku kulitpa yang diketuai oleh Remisa (Manan Dipa) yang bertujuan untuk melihat-lihat daerah tersebut. Namun sebelum mengijinkan tamu yang terdiri dari Bramastya (Rudi Wahab) dan anak buahnya (Yoseph Hungan), terlebih dahulu diadakan adu kekuatan dengan persyaratan jika anak buah Bramastya bisa menang maka diijinkan untuk tinggal di tempat tersebut. Pada akhirnya anak buah Bramastya menang sehingga mereka diijinkan untuk tinggal di tempat tersebut.

Suatu hari anak buah Remisa menemukan batu yang mengandung emas, hal ini diketahui juga oleh Bramastyo, namun untuk melancarkan aksinya ia bermaksud membunuh Remisa yang dianggap sebagai penghalang bagi Bramastyo untuk melancarkan keinginannya. Namun sebelum niatnya terwujud, Bramastyo di kejutkan oleh kemunculan seorang bocah rimba Sambo(Barry Prima) dan membuat marah Bramastyo untuk menangkapnya.
Sementara itu, Bramastyo merasa ada penghalang dari Remisa, akhirnya setelah bekerjasama dengan Prawira (Wingky Harun) anak buah Remisa yang berkhianat akhirnya Remisa berhasil ditangkap oleh Bramastyo dan kawan-kawan, sementara anak buah Remisa di jadikan budak untuk bekerja mendulang emas. Namun istri Remisa, Radita (Lelly Sagita) berhasil menyelamatkan diri bersama Rima. 

****
Ketika sedang mandi di sungai, Rima dikejutkan oleh buaya sehingga ia teriak minta tolong. Mendengar teriakan minta tolong, akhirnya Sambo muncul dan menolong Rima yang ternyata sudah dikenalnya ketika RIma sedang mengambil air namun diganggu oleh anak buah Bramastyo. Setelah berhasil menolong Rima, maka ia dan Ibunya menceritakan keadaan di sukunya dimana ayahnya Remisa ikut di tangkap oleh Bramastyo untuk di paksa menjadi penambang emas.  Akhirnya Remisa berhasil di tolong oleh Sambo, namun sayang sekali ia berhasil di tembak oleh anak buah Bramastyo dan juga Radyta istrinya juga ikut mati tertembak.  Sementara itu Prawira yang menuntut janji pada Bramastyo yang akan menempatkan sebagai kepala suku akhirnya juga mati ditembak.
Sementara itu Bramastyo masih penasaran untuk menangkap Sambo, maka d di buatlah rencana untuk menangkap Sambo dengan mengumpankan seorang perempuan yang berteriak minta tolong agar Sambo muncul. Usahanya berhasil dan Sambo terperangkap yang kemudian ditangkap untuk dijadikan budak menambang emas. Sambo alias Tarzan di kerangkeng agar tidak bisa keluar. Didalam kerangkeng ia di adu oleh tetua suku untuk adu kekuatan, hingga akhirnya Sambo mampu membunuhnya. 

Akhirnya Sambo berhasil meloloskan diri dari Bramastyo setelah di Bantu oleh monyet-monyet, sahabatnya.  Tak pelak lagi, Bramastyo marah dan menyuruh anak buahnya untuk menangkap kembali Sambo. Namun sayang, anak buah Bramastyo banyak yang mati termasuk Bramastyo Sendiri yang akhirnya mati ditangan Sambo alias Tarzan.

SI BUTA DARI GUA HANTU DALAM KISAH " DUEL DI KAWAH BROMO "

Duel di Kawah Bromo

JUDUL FILM        : SI BUTA DARI GUA HANTU; DUEL DI KAWAH BROMO
SUTRADARA       : PITRAJAYA BURNAMA
PENULIS CERITA               : GANES TH
PRODUSER          : CHAN PATTIMURA
TAHUN PROD    : 1977
JENIS                     : FILM SILAT/LAGA
PEMAIN               : RATNO TIMOER, MILA KARMILA, TORRO MARGENS, HADISYAM TAHAK, YULINAR FIRDAUS 

SINOPSIS :

Film Serial Si Buta Dari Goa Hantu adalah merupakan film yang di adaptasi dari komik silat terkenal dengan judul yang sama karya Ganes TH. 

Badra Mandrawata (Ratno Timoer) atau si buta dari goa hantu berada di daerah Sarpala yang sedang dilanda bencana  yang di buat oleh Tarub, seorang penyihir keji. Setelah merasa selesai urusannya, maka Barda berniat pergi dari Sarpala dengan meninggalkan Narisa anak dari Labone seorang pemipin di Sarpala yang telah jatuh hati pada Barda. Namun akhirnya Barda kembali lagi ke Sarpala dan akhirnya menemui banyak sekali kejanggalan. 

Narisa adalah anak dari ketua Sarpala yang telah di jodohkan dengan Latongga (Torro Margens) namun Narisa lebih memilih Barda. Sedangkan Latongga sendiri di kejar-kejar oleh seorang perempuan anak dari petapa Sakti. Radina (Mila Karmila ) mengejar-ngejar Latongga, namun Latongga rupanya lebih memilih Narisa. Sedangkan Barda, akhirnya kehilangan tongkat setelah di rebut oleh Tritaka Ekadewi, yang juga merupakan anak-anak dari petapa sakti yang pikirannya terbawa oleh nafsu dunia. Barda akhirnya di hempaskan ke perut bumi, namun ia bertapa dan mampu menyelamatkan diri.

Sementara itu Tarub, seorang penyihir keji melakukan berbagai cara untuk membunuh Barda termasuk menyandera Narisa dan Labone agar Barda keluar dari persembunyiannya. Namun akhirnya Tarub berhasil di bunuh oleh Barda, dengan dibantu beberapa anak-anak dari petapa sakti.

Friday, July 12, 2019

SUNSET DAN SUNRISE BAGI LANDSCAPER MUSLIM

Sunset di suatu masa
Pecinta fotografi landscape (pemandangan) atau istilah yang familiar bagi kalangan fotografer di Indonesia adalah Landscaper merupakan salah satu profesi atau hobby yang banyak di cintai oleh fotografer tanah air. Mengcapture sebuah moment, sebuah pemandangan memiliki keasyikan tersendiri. Seorang landscaper yang sudah terlatih dengan sendirinya akan mengenali karakter alam yang akan terjadi seiring berjalannya waktu, meski itu tidak mutlak terjadi.

Fotografi landscape sendiri memiliki banyak sekali faktor yang harus di perhatikan. Foto landscape bukanlah foto dokumentasi melainkan sebuah foto yang menggambarkan keadaan, mood maupun kejadian yang ditangkap melalui bantuan lensa kamera sehingga gambar yang di hasilkan memiliki makna tersendiri, bisa menjadi datar, luar biasa, moody dan tentu saja takjub akan hasilnya. Hal yang di tonjolkan biasanya adalah sebuah gagasan yang indah, sebuah gambar yang indah. Sebagai contoh bagaimana air yang mengalir di foto sehingga halus seperti kapas, atau cahaya yang dilukis menjadi sebuah kilatan garis halus, dan sebagainya. Hal ini tentu memiliki tekhnik dan membutuhkan peralatan tambahan tersendiri.
Sunset di suatu masa

Namun kesempatan ini saya bukan ingin membahas tekhnik foto namun sharing tentang dilema bagi fotografer muslim ketika harus berburu sunset dan sunrise. Dua momen ini merupakan momen emas yang banyak di buru oleh fotografer landscape. Mengcapture saat Sunset dan Sunrise menjadi pilihan bagi para pecinta fotografi landscape apalagi saat saat itulah saat yang indah untuk mengabadikan sebuah momen. Karena fotografi landscape tidak terlepas dari yang namanya langit. Ya kondisi langit menjadi salah satu daya tarik tersendiri.

Kalau kita berbicara Sunset dan Sunrise maka kita akan berbicara yang namanya waktu. Ya Sunset terjadi pada sore hari dimana matahari terbenam yang akan memancarkan sinarkan yang indah, atau sunrise terjadi pada pagi hari dengan cuaca yang indah misalnya akan menghasilkan langit yang indah, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para landscaper.

Setelah lama menggeluti dunia perhobian foto landscape dan biasanya mengambil waktu sunset dan sunrise maka sebagai seorang muslim lama-lama merasa 'hampa' ketika harus hunting foto di dua waktu tersebut. Kenapa demikian? karena kalau kita mengambil foto sunset maka akan terbentur sama yang namanya waktu maghrib. Ketika adzan berkumandang sering sekali kita masih ada di lokasi motret karena disitulah kadang-kadang sedang puncaknya matahari terbenam yang tentu saja sangat sayang kalau harus dilewatkan. Belum lagi lokasi pengambilan foto yang kerap kali jauh dari yang namanya mushola maupun masjid. Dari berkali-kali hunting foto sunset maka sering kali saya harus melewatkan waktu solat magrib. Hal ini terus berulang ketika hunting, lokasi hunting yang jauh dari masjid, belum lagi ada rasa solidaritas tersendiri terhadap teman-teman yang lain membuat kita kadang tidak berani untuk mendahului mereka hanya untuk sekedar menjalankan sholat magrib karena lokasi mushola atau masjid yang rata-rata jauh.

Setelah mengabadikan momen sunset, maka hal yang sering dilakukan kalau tidak ada masjid di sekitarnya adalah melanjutkan dengan kongkow atau sekedar bincang-bincang dengan kawan yang lain, hingga waktu magrib lewat bahkan sering sekali kebablasan sholat isyanya.

Demikian juga dengan waktu Sunrise, tidak jauh berbeda, Sunrise justru akan lebih sulit lagi karena biasanya dari jam 2 pagi kita sudah bangun untuk menuju lokasi tempat motret yang memang rata-rata jauh. Bayangin jam 2 pagi sudah bangun, hanya untuk mengejar matahari terbit yang di abadikan lewat kamera sementara orang-orang masih terlelap atau ada yang terbangun dan menunaikan sholat tahajud. Sementara kita berjibaku menyiapkan tripod dan peralatan lainnya. Untuk Sunrise, warga  Jakarta biasanya ke tanjung kait di Tangerang , atau paling dekat ke Ancol. Bagaimana dengan tanjung kait? meski kelihatannya dekat namun ternyata jauh, karena takut kehilangan momen maka sebelum waktu subuh tiba kita harus siap-siap menuju lokasi sunrise ketika hari masih gelap. Bagaimana dengan waktu sholat subuh? ya ketika waktu sholat tiba biasanya karena jaraknya jauh dari masjid maka terpaksa subuhnya pun lewat.

Memang sih bisa saja sebelum subuh berhenti di sebuah masjid, namun naluri kadang berkata lain, atau rombongan lain udah jalan terlebih dahulu sehingga kalau kita menyusul akan ketinggalan. Akhirnya ya udah ikut arus biar aman. Beda soal kalau yang hunting bareng kita juga sholat, biasanya akan menyempatkan diri untuk subuh kok, namun kadang ya karena mengejar momen dan lokasi itulah maka sering kali lewat. Alhasil sholat subuhpun lewat hanya untuk mengabadikan momen sunrise. Di sisi lain dari lubuk hati yang paling dalam mulai terusik nih karena hanya karena mengejar momen sunset dan sunrise kita melupakan hubungan kita sama Allah, melupakan kewajiban. Memang tidak ada yang susah kalau tetap di lakukan namun ketika di lapangan itu bisa berbalik 180 derajat dari apa yang kita inginkan.


Sunrise di pantai selaki
berangkat dari keresahan-keresahan yang terus terjadi akhirnya saya sendiri mulai mengurangi kegiatan hunting foto Sunset maupun Sunrise karena sering terjadi melewatkan waktu sholat. Ketika kita di beri kenikmatan untuk menikmati matahari terbenam maupun terbit namun disisi lain kita lupa akan pencipta matahari terbit dan terbenam, maka terasa tidak sejalan. Disisi lain kita diberi kemudahan untuk menikmati alam semesta yang indah namun kewajiban akan umat sering terlupakan. Kalau ada pertanyaan kan sholatnya bisa di jamak, atau kan sholatnya bisa nanti, atau pertanyaanya kan disana bisa sholat? Eits tunggu dulu............dimanakah kita mau hunting? di Sawarna? Cukul? Tanjung Kait? Anyer? atau ancol tau bahkan curug parigi? kita harus memastikan bahwa di sekitarnya terdapat masjid sehingga waktu sholatnya dapat, jepretannya dapat. Dua nikmat yang sungguh luar biasa.

Namun kadang teori tidak semudah prakteknya, kadang dilokasi tidak ada tempat ibadah, atau kalaupun ada tempat ibadah tapi itu jauh dari pengambilan foto. tentu ini menjadi dilema tersendiri.

So bagi diri saya sendiri sih sebisa mungkin menghindari untuk memotret dua waktu tersebut saat ini, meski hasrat akan itu sangat tinggi. Meski sekali dua kali masih suka hunting Sunset dan Sunrise namun saya lebih mencari tempat yang ada mushola di sekitarnya sehingga dapat melaksanakan kewajibannya sebagai muslim. Terkadang kita menganggap remeh akan hal ini, melupakan sesuatu yang memang tidak boleh dilupakan. Sebagai contoh kalau di jakarta ada spot 3 gedung (Spot Regatta) yang kalau motret harus melewati perumahan elit terlebih dahulu. Disini biasanya spot sunset, maka boleh dipastikan sholatnya akan terlewat karena jarak pengambilan foto dengan parkiran lumayan jauh. Belum lagi haha hihinya bareng teman-teman landscaper, belum lagi kalau mau lanjut motret malam. hmmm........

Artinya adalah untuk memotret sunset dari jam 5 atau bahkan jam 4 kita sudah berjalan menuju spot motret agar tidak ketinggalan momen saat sunset tiba, dan akan berakhir setelah magrib usai bahkan seringkali lewat hingga jelang isya. Belum lagi membereskan tripod dan lain-lain. Inti tentu menjadi sebuah dilema terutama bagi para fotografer muslim. Oke memang sholatnya bisa dijamak tapi apa akan selalu seperti itu? ini bukan karena udzur/halangan kan tapi karena sengaja, jadi alesan menjamakpun tidak kuat. .

Berikut ini alasan-alasan menghindari motret sunrise dan sunset menurut saya :

1. Jarak antara masjid dan spot sunset maupun sunrise terkadang jauh, kebanyakan malah jauh sehingga seringkali demi mengejar 'moment' maka kita harus mengorbankan sholat magrib/subuh.

2. Untuk magrib memang bisa di jamak dan agama juga memudahkan untuk itu namun hanya untuk mengejar sunset? lantas kita harus menjamaknya? sementara kita tahu bahwa udzur/halangan yang dibuat adalah di sengaja.

3. Daya tarik sunset dan sunrise kadang lebih menarik dibanding harus mengikuti panggilan adzan sehingga ketika adzan berkumandang maka masih asyik untuk menjepret gambar di spot .


Bagi Landscaper, mengabadikan momen saat matahari terbenam atau terbit alias sunset dan sunrise merupakan momen yang paling banyak di jepret oleh pecinta fotografi Landscape. Kita bisa lihat dan cek di instragram tentang fenomena dan trend ini. Namun bagi saya yang sudah mulai menua ini, menjadikan sunset dan sunrise waktu untuk memotret ada semacam di lema sendiri karena berdasar pengalaman kita akan terlewatkan sama yang namanya sholat di waktu yang tepat. Karena akan asyik untuk mengabadikan momen yang kadang takut sekali untuk terlewatkan. 

Maka itulah sekarang saya ingin merubah koleksi foto dari sunset sunrise menjadi motret di luar waktu tersebut. Satu hal terpenting adalah tidak melupakan sholat hanya karena keasyikan motret.

Buat teman-teman landscaper khususnya yang muslim, please yuk mulai rubah waktu motretnya karena dua waktu tersebut emang sulit untuk dapat sholat tepat pada waktunya kalau sedang motret. Memang passion tidak bisa di larang sih, dan akan kembali kepada masing-masing orang, tapi tidak ada salahnya saya mengajak teman-teman untuk mengurangi memotret di waktu tersebut. Kalau bukan dari diri sendiri itu tentu akan sangat sulit terutama teman-teman yang sudah menginjak usia 40th keatas lah ya.

Ternyata foto disiang haripun akan terasa indah. Ini bukan sok idealis tapi lebih ke sebuah hobi yang dapat seiring sejalan, karena sesungguhnya setiap orang berbeda-beda keasyikannya dan perasaan rohaninya. Bagi yang belum bisa semoga suatu saat mulai bisa ya. Allah memang memudahkan ketika kita punya udzur untuk sholatnya di gabung, tapi kalau motret berdasarkan hobi menurut saya sih bukan udzur syar'i yang harus selalu menjamak sholat atau telat sholat gara-gara motret.  Tapi alasan-alasan diatas memang tidak mutlak namun saling mengingatkan tentu tidak salah. Salam Landscaper

Bukan sunrise juga tetep cantik