Kalau ngomongin olahraga, Badminton alias Bulutangkis merupakan salah satu kebanggaan masyarakat Indonesia. Dan bagaimana kiprahnya sehingga Bulutangkis menjadi kebanggaan tentu menjadi sebuah harapan karena selama ini bulutangkislah yang sering mempersembahkan gelar bagi Indonesia. Dan bagi pecinta bulutangkis Tanah Air, pagelaran kejuaraan Indonesia Super Series akan kembali di gelar pada 2-7 Juni 2015 di Istora Senayan. Masyarakat Pecinta Bulutangkis tentu sudah tidak sabar untuk menyaksikannya.
Meskipun dalam beberapa tahun terakhir bulutangkis prestasinya menurun, namun sebagai masyarakat kita harus mendukung atlet kita yang akan bertanding. Dan dipastikan para pemain top dunia akan ambil bagian dalam kejuaraan ini mengingat BCA Indonesia Open Super Series 2015 ini merupakan salah satu turnamen yang digunakan untuk mengumpulkan poin agar dapat tampil di Olimpiade Rio De Jeneiro 2016 mendatang.
Persaigan di setiap nomor tentu akan ketat. Tiongkokyang selalu mendominasi dalam setiap kejuaraan dipastikan juga akan mendapatkan lawan yang kian merata. Di tunggal putri yang merupakan langganan Tiongkok, kini sudah hadir lawan dari Eropa seperti Carolina Marin yang prestasinya sedang naik, sedangkan di ganda putri, Tiongkok memang sangat tangguh, namun kini pun hadir pemain-pemain kuat seperti Jepang dan dari Indonesia sendiri pasangan Nitya Krishinda Maheswari/Greysa Polii kini tidaklah lagi bisa dipandang sebelah, pasca kemenangan di Asian Game saat melawan Tiongkok Indonesia memang mengadalkan juara dari nomor Ganda putra melalui Moh. Ahsan/Hendra Setiawan dan Ganda Campuran Lilyana Natsir/Tontowi Ahmad, namun bukan tidak mungkin para pemain muda Indonesia mampu berkata banyak di kejuaraan ini.
Bagaimana kiprah tunggal putra dan putri Indonesia? Untuk dua nomor ini memang tidak bisa berharap banyak, mengingat di dua nomor ini Indonesia sangat lemah, belum ada pemain yang muncul sekelas Susi Susanti atau Mia Audina, di nomor putra, Tommy Sugiarto yang paling tinggi peringkat dunianya namun dari segi permainan naik turun. Namun demikian ajang ini diharapkan dapat menjadi pengalaman bagi pemain-pemain muda seperti Jonathan christie, Ishan Maulana dan kawan-kawan.
Bagaimana untuk nonton pertandingan ini? jangan kuatir di televisi lokal dan tidak berbayar juga disiarkan oleh Trans, sedangkan kalau mau nonton secara live, tiket sudah bisa di beli kok di blibli.com atau bisa antri langsung saat pertandingan di loket .
Tunggu hasil liputannya ya... mudah-mudahan saya bisa nonton live dan segera di upload di blog ini fotonya.
Thursday, May 28, 2015
Wednesday, March 18, 2015
BACK TO 90's INDONESIAN MUSIC
Berbicara musik tahun 90an apa yang terlintas dalam pikiran anda? Pop, Rock, Metal, atau alternatif? Berdasarkan pengamatan penulis musik di tahun 90an identik dengan musik-musik atau lagu-lagu slow rock. Sederetan bintang slow rock sebut saja seperti nama besar almarhumah Nike Ardilla, Nicky Astria, Inka Christie dan masih banyak lagi artis-artis slow rock 90an turut serta meramaikan blantika musik Indonesia.
berbeda dengan tahun 80an yang lebih di dominasi oleh musik-musik pop, era 90an Musik di tanah air lebih banyak mengusung tema slow rock, meski tetap saja ada tema-tema pop, maupun dangdut. Namun secara garis besar tahun 90an Slow Rock adalah musik yang berkembang pada jamannya.
Berkelana ke tahun 90an ingatan akan dibawa pada penyanyi-penyanyi atau lagu-lagu yang pernah jaya sebutlah Gambaran Cinta - Inka Christie, atau Bintang Kehidupan - Nike Ardilla tentu tidak asing di telinga karena sering di perdengarkan di radio-radio. Di acara televisi yang masih di dominasi oleh TVRI dan tv swasta yang baru seperti RCTI, lagu-lagu slowrock. 90an cukup komplek sebenarnya, selain slowrock yang berkembang juga dangdut di era 90anlah yang lebih enak di dengar di banding era sekarang.
Nicky Astria merupakan salah satu pionir dari penyanyi slowrock pada saat itu, kemudian disusul dengan ketenaran Nike Ardilla, penyanyi arahan Deddy Dores yang berhasil melejitkan namanya lewat lagu-lagunya, kemudian ada Inka Christie , Mayangsari, Ita Purnamasari, kalau di deretan penyanyi Pria memang tidak menonjol, meski ada nama seperti Yana Yulio yang lebih mengusung pop ketimbang slowrocknya, Dedy Dores meski di tahun 80an lebih dominan membawakan lagu-lagu pop namun setelah era Nike Ardilla, Dedy merupakan salah satu penyanyi slowrock pria yang cukup diperhitungkan, karena lagu-lagunya seringkali diputar di radio-radio.
Mengenang 90an adalah mengenang masa-masa kejayaan musik dan televisi Indonesia, memasuki tahun 2000an musik lebih berkembang pada grup-grup band, bukan lagi pada penyanyi solo. Namun sayangnya di era 2000an lagu-lagu yangdibawakan oleh grup band lebih mudah untuk tenggelam dan tidak bertahan lama dibanding lagu yang dibawakan oleh penyanyi tahun 90an.
Ngomongin musik di tahun 90an tentu saja kita akan berbicara dengan yang namanya kaset atau CD dari penyanyi-penyanyi era tersebut. Kalau ngomongin kaset, untuk saat ini kaset hampir tidak ada produksi lagi, sedangkan mencari CD untuk penyanyi tahun 90an tentu sudah sangat sulit didapatkan.
Nah kali ini saatnya berbagi nih untuk mendapatkan CD-CD tahun 90an, cara yang biasa didapat adalah dengan mencarinya di toko lapak barang bekas. Namun jangan ditanya harganya. Untuk CD-CD keluaran tersebut harganya sudah melambung jauh antara 100rb keatas. Untuk penyanyi tertentu harga nya sudah sangat mahal. Sebuh saja album Nike Ardilla, jika ada itu harganya bisa berkisar antara 500rb hingga jutaan rupiah, sedangkan album sekelas Inka Christi yang langka atau Nicky astria pun demikian. harga sudah diatas 200rbuan keatas.
Sebuah harta karun kan? namun bernostalgia di era 90an tentu menjadi saat-saat yang indah.
Bagaimana dengan pembaca? ada yang punya nostalgia di tahun 90an..?
Tuesday, February 17, 2015
The Power of Perfume
Koleksi parfum yang pernah aku pakai |
Dari beberapa pencarian akhirnya jatuh cinta sama ini parfum |
Mencoba harum |
Berbagai pilihan aroma parfum tersedia, dari yang soft maupun yang strong, dari yang enak dipakai pada siang hari, maupun malam hari haruslah jeli untuk dipilih. Menjadi bunglon dengan memakai parfum gonta ganti bagi saya adalah sebuah hal tabu. Kenapa saya katakan demikian? karena saya akan kehilangan jatidiri dengan bergonta ganti parfum . Bau khas parfum yang di pakai akan menjadi daya tarik tersendiri, atau boleh jadi dengan aroma parfum yang kita pakai maka orang akan langsung mengenali siapa kita.
Ketika kita lewat sekelebat dan orang langsung mengenali dari parfum yang kita pakai itu sebuah kisah seru bukan? hehe..
Ngomongin parfum dari berbagai merek, saya sendiri cocok untuk memakai parfum keluaran evaflor, Whisky Silver For Men tentu saja. Meski beberapa kali berganti parfum namun aroma Whisky silver dengan keharuman kombinasi citrus, woody dan marine mampu membuat hati ini kepincut untuk terus memakainya. Aroma yang soft namun maskulin merupakan aroma yang enak. Harga parfum inipun tidak terlalu mahal dan terjangkau kantong. Ketika kita memiliki ciri khas dengan aroma parfum yang sudah melekat tentu akan sayang ketika ganti parfum dan kembali menjalani penyesuaian. Memang sih kalau untuk cari suasana lain kadang-kadang saya pribadi suka ganti parfum juga tapi tetap dengan pilihan aroma soft, gak jauh beda dengan aroma whisky silver itu sendiri.
Oh ya ini bukan promosi lho, namun bagi kaum pria perlu di coba ini parfum. Recomended lah pokoknya. Rasa percaya diripun makin bertambah dengan parfum ini. Ada yang makai parfum ini juga gak? Parfum memiliki kekuatan tersendiri dari setiap pemakainya.
Tuesday, February 3, 2015
Floating Market Lembang, Wisata Alam dan Kuliner di Bandung Utara
Floating Market Lembang |
Lambang koin di Floating Market |
Santai sejenak |
Memandang jauh |
Pemandangan alamnya oke... |
Bagi para wisatawan terutama luar Bandung, daya tarik floating market di lembang ini menjadi satu-satunya daya tarik pasar apung yang ada di bandung. Memang pasar apung yang ada di Lembang ini bukanlah pasar apung tempat penjualan sayur mayur atau buah-buahan atau hasil bumi dan laut lainnya yang dijual seperti yang ada di pasar apung di Pontianak yang berada di Kalimantan, namun floating market Lembang adalah merupakan pasar apung yang menjual aneka jajanan yang dijual dengan menggunakan perahu yang sudah di sediakan oleh pengelola. Jika ada yang pernah ke floating Market di luar negeri seperti Thailan, floating market di lembang ini memiliki kemiripan yakni menjual aneka jajanan yang dapat dinikmati oleh pengunjung, aneka camilan yang dapat di nikmati sambil melihat pemandangan di luar.
Konsep floating market lembang sendiri dibuat dengan konsep alam yang bersahabat , sebagai contoh kita dapat melihat tanaman padi yang sengaja ditanam untuk kemudian di panen ketika umur padinya sudah tua. selain itu juga tersedia arena bermain anak, sehingga dengan kedatangan kita ke floating market maka tidak hanya orang tua atau dewasa saja yang terpenuhi hasrat untuk menikmati alam sekitarnya namun anak-anak juga mampu bermain karena tersedia arena bermain anak. Dan uniknya di floating market ini mereka hanya menerima uang dalam bentuk koin yang dapat ditukar di outlet tertentu sehingga dalam bertransaksi harus menggunakan koin. Nilai rupiah yang di sediakan ada 20rb, 50rb dan juga seratus yang akan di gunakan sebagai nilai tukar di floating market.
Setelah kita menukarkan sejumlah uang untuk dapat membeli barang-barang yang ada di floating market. Harga tiket masuk floating market juga cukup murah. Begitu masuk maka kita berhak untuk menukar tiket dengan softdrink yang telah di sediakan oleh pengelola. Untuk selanjutnya maka kita masuk untuk dapat melepas lelah sambil menikmati aneka jajanan.
Selain aneka jajanan yang dapat di nikmati, pengunjung juga dimanjakan untuk menyewa sepeda air maupun kereta air yang akan membawa pengunjung mengelilingi danau yang ada di floating market.
Keindahan pemandangan floating market di lembang demgan aneka wisata kulinernya patut untuk di coba.
Sepeda air floating market |
Floating Market Lembang |
Floating market Lembang |
Mencoba naik kereta air |
Pemandangan floating market |
Wednesday, January 21, 2015
BERWISATA DENGAN SUASANA PETERNAKAN KUDA DI DE' RANCH LEMBANG
Bersama keluarga |
De Ranch terletak di Jl. Maribaya No. 17, Lembang - Bandung. Bagi warga diluar Bandung dapat menjangkaunya baik melalui Subang maupun melalui Bandung. Perjalanan cukup mudah untuk di gapai. Yang unik dan menjadi ikonik bagi De Ranch tentu saja adalah wisata dengan menaiki kuda dengan dandanan ala Koboi yang sudah di sediakan oleh pengelola membuat pengunjung merasa di suasana koboi.
Begitu masuk, pengunjung akan di sambut dengan welcome drink berupa susu segar yang tentu saja akan memberikan rasa nikmat dan sehat.
Pemandangan alam yang terbentang dengan latar peternakan kuda langsung terlihat, membuat mata yang lelah akan langsung segar, apalagi bagi yang membawa anak-anak tersedia juga permainan yang lengkap. Dari kejauhan kita juga dapat melihat peternakan sapi perahnya. Permainan yang di tawarkan cukup banyak. Ada petualangan mendulang emas secara tradisional , naik kuda ala koboi, naik delman, trampolin dan lain-lain. Juga tersedia permainan anak yang gratis seperti prosotan . Pengunjung juga dimanjakan dengan aneka kuliner dan jajanan disamping juga tersedia toko oleh-oleh sebagai buah tangan setelah berwisata.
Bagi yang muslim, jangaan kuatir karena tersedia mushola yang cukup asri di lantai 2 dan lantai bawah.
Ingin berwisata kesini? tak perlu jauh yang penting mampu menyegarkan pikiran dan suasana hati.
Menikmati welcome drink |
Pemandangan dari pintu masuk, sayangnya karena cuaca mendung, gunungpun terlihat tertutup kabut |
Salah satu arena bermain |
Arena mendulang emas |
Berlatih naik kuda di peternakan kuda |
Joki |
ala peternakan kuda |
Bertopi Koboi |
Arena permainan air |
Kuda di peternakan |
Bermain |
Penunggang kuda |
Alisha Kecapean bermain |
Arena bermain |
Arena bermain |
Friday, December 19, 2014
PENDEKAR TONGKAT EMAS, MAMPUKAH MENGANGKAT KEMBALI KEJAYAAN FILM LAGA INDONESIA?
Pendekar Tongkat emas |
Ada yang lain di bioskop minggu ini dengan hadirnya film ‘silat’
Pendekar Tongkat Emas produksi Miles Film dan KG studio. Sebuah kerjasama yang
solid untuk menghadirkan karya yang patut untuk ditunggu-tunggu. Sebelumnya ada Gending Sriwijaya yang saya
anggap dapat menjadi film dengan genre laga namun masih jauh dari ekspektasi saya
karena Gending sriwijaya cara berantemnya boleh dibilang modern sedangkan Pendekar
tongkat emas menghadirkan sisi laga ‘klasik’ namun tidak ketinggalan jaman. Terlepas
dari cara berantemnya yang dianggap kungfu namun bagi penulis, Pendekar tongkat
emas tetaplah sebagai film silat/laga masa kini. Tapi tetap saja ini bagi saya adalah film Silat bukan film Kungfu.
Film Silat/laga Indonesia pernah merajai bioskop pada era 80an meski masih berimbang dengan film-film drama, namun produksi film Silat tidak pernah berhenti dengan hadirnya ikon laga kala itu Barry Prima. Kini dengan hadirnya Film Pendekar Tongkat emas, mampukah film ini mengangkat kembali kejayaan film laga?
Terlepas dari kostum yang digunakan, Pendekar tongkat emas
menjadi harapan baru bagi saya sendiri khususnya sebagai pecinta film laga
nasional. Pendekar Tongkat emas dengan producer Mira Lesmana yang selalu
menghadirkan karya-karya bagus bersama co producer Riri Riza juga mampu membawa
film ini lebih dari ekspektasi yang penulis harapkan. Dengan menggandeng
pemain-pemain muda berbakat seperti Reza Rahardian dan Nicholas saputra yang
sudah tidak di ragukan lagi aktingnya untuk film-film drama, juga ada pemain
pendatang baru Tara Baso dan Eva Celia Lesmana yang lebih sering bermain di
film drama membuat penulis tidak berani untuk terlalu berharap dengan hasil
film ini, Namun demikian langkah Mira Lesmana atau Mirles saya panggil ternyata
berbuah manis dengan berhasil membawa pemain-pemain tersebut untuk keluar dari ‘pakem’
yang selama ini mereka mainkan. Bermain film drama jelas berbeda dengan bermain
film laga. Namun sebagai seorang pelakon mereka dituntut untuk bisa memainkan
peran apapun dalam sebuah film. Dan itu dapat mereka buktikan dengan hasil acting
mereka di film Pendekar Tongkat emas yang tidak mengecewakan. Hal ini tentu saja
tidak terlepas dari campur tangan Mira Lesmana dan Riri Riza. Ifa Ifansyah sebagai sutradara muda juga
memberikan arti yang dalam di film ini. Karena tanpa campurtangan sutradara
yang baik, maka film akan dibuat asal-asalan.
untuk ukuran film laga, film ini saya bilang bagus dengan pemain yang berlatar belakang pemain drama, film ini cukup berhasil membawa penonton menyelami jalan ceritanya.
untuk ukuran film laga, film ini saya bilang bagus dengan pemain yang berlatar belakang pemain drama, film ini cukup berhasil membawa penonton menyelami jalan ceritanya.
Pendekar Tongkat emas atau The Golden Cane Warrior menyapa
penonton Indonesia sejak 18 Desember 2014, tentu saja bagi pecinta film
Nasional hal ini jangan sampai terlewatkan.
Pendekar tongkat emas ditulis oleh Jujur Prananto, Mira
Lesmana, Ifa Isfansyah dan Seno Gumira Ajidarma.
Ada satu hal yang mencuri perhatian penulis dari film ini
adalah dengan hadirnya pendekar cilik Angin (Aria Kusumah) yang kalau di
perhatikan penampilannya adalah mirip pendekar cilik film-film mandarin jaman
dulu. Hadirnya Angin dalam film ini menambah perbendaharaan pemain muda
berbakat yang kelak di kemudian hari diharapkan mampu menjadi penerus
pemain-pemain senior.
Pendekar Tongkat Emas bercerita tentang sebuah perguruan
tongkat emas yang di pimpin oleh Cempaka (Christine Hakim) yang akan mewariskan
Tongkat Emasnya kepada salah satu muridnya Biru (Reza Rahardian), Gerhana (Tara
Baso), Dara (Eva Celia Lesmana) dan Angin (Aria Kusumah). Pada sebuah
keputusan, Cempaka akhirnya mewariskan Tongkat Emasnya pada Dara. Meski sebagai
murid yang junior, pada awalnya Dara menolak karena menganggap Biru lah yang
lebih pantas menerimanya, karena Biru lebih senior namun Cempaka sudah
berbicara dan itu tidak bisa dibantah. Cempaka punya firasat tersendiri
mengenai muridnya yang pantas untuk menerima tongkat emas.
Untuk menerima tongkat emas, Dara akan diajarkan jurus
terakhir Tongkat Emas, untuk itulah Cempaka membawa Dara pergi dengan
didampingi oleh Angin. Benarlah dugaan Cempaka, ditengah perjalanan untuk
mewariskan ilmunya, mereka dihadang oleh
Biru dan Gerhana untuk merebut Tongkat Emas. Terjadilah pertarungan antara Dara
dengan dibantu Angin, namun ilmunya belum cukup untuk menghadapi Biru dan
Gerhana, maka Cempaka turun tangan untuk menyelamatkan Dara dan tongkat
emasnya. Cempaka dalam kondisi terluka dalam karena sebelumnya telah diracun
oleh Gerhana agar dapat menguasai perguruan tongkat emas bersama Biru akhirnya
harus tewas ditangan muridnya sendiri. Malam sebelum kematian Cempaka berpesan
pada Dara apabila ia meninggal sebelum sempat menurunkan ilmunya maka Dara
disuruh pencari Pendekar Naga Putih. Karena didunia Cuma ada Cempaka dan
Pendekar Naga Putih yang menguasai Jurus Tongkat Emas terakhir. Ternyata selama ini Biru dan Gerhana memiliki
dendam pada Cempaka karena kedua orangtua mereka tewas ditangan Cempaka.
Dara dan Angin
akhirnya berhadapan dengan Biru dan Gerhana setelah menewaskan guru
mereka. Ilmu Dara dan Angin belumlah
sepadan dengan Biru, keduanya kalah dan terlempar kejurang hingga ditolong oleh
pendekar laki-laki yang misterius yang dikemudian hari dikenal dengan nama
Elang (Nicholas Saputra).
Suasana dunia persilatan tegang, Biru menyebarkan isu kalau
Dara dan Anginlah yang telah menewaskan Cempaka, hingga akhirnya Dara menjadi
buronan dunia persilatan. Biru
menggunakan berbagai siasat agar dapat menguasai dunia persilatan dan tongkat
emas. Akhirnya Biru berhasil mendapatkan Tongkat emas setelah sebelumnya
menyandera Angin untuk ditukar dengan tongkat emas. Biru juga berhasil menjadi ketua perguruan
setelah sebelumnya membunuh salah satu tetua persilatan lain dengan meracuninya
hingga tewas. Sedangkan melalui berbagai kendala dan tantangan Angin pada
akhirnya tewas ditangan biru, Dara berhasil menemukan jurus Tongkat Emas
setelah dilatih oleh Elang yang merupakan pewaris ilmu tersebut dari ayahnya
Pendekar Naga Putih yang telah tewas. Dan diketahui pula kalau Cempaka
sebenarnya adalah ibu kandung dari Elang.
Jalan cerita selanjutnya dapat ditebak, Dara dan Elang membalas
dendam pada Biru dan Gerhana yang kini telah menjadi ketua perguruan yang kejam
dan telah memiliki anak. Biru dan
Gerhana akhirnya kalah dan tewas ditangan elang dan Dara. Di akhir kisah, anak
dari Biru akhirnya ikut dengan Dara.
*****
Sebuah catatan dari film ini adalah, hadirnya tokoh Angin
pendekar cilik yang selalu melindungi Dara hingga tewas , seharusnya tidak
secepat itu harus tewas ditangan Biru dan Gerhana. Akhir cerita dengan menghadirkan anak dari
Biru dan Gerhana yang mencuri lihat Dara yang sedang berlatih ilmu tongkatnya,
dan di praktekannya agaknya akan menjadi benang merang kalau pada generasi berikutnya
akan terjadi hal yang sama. Cempaka membunuh kedua orang tua Biru dan Gerhana
kemudian menjadikan nya murid. Kini Biru dan Gerhana terbunuh oleh Dara dan
membawa anak Biru untuk dijadikan murid. Akankah seandainya Pendekar Tongkat
Emas dibuat sequel anak ini akan kembali membalas dendam?
Film ini sebenarnya sedikit membosankan karena terlalu focus pada inti cerita yaitu
tongkat emas, sehingga ceritanya datar dan tidak terjadi pengembangan yang
berarti.Seandainya film ini dibuat dengan pengembangan tanpa harus menghilangkan ciri tongkat emasnya tentu akan lebih ciamik lagi.
Satu pertanyaan menggantung adalah ketika Biru dan Gerhana
menyebarkan isu ke dunia persilatan kalau Daralah penyebab kematian Cempaka.
Kemudian hal ini diulangi lagi oleh Biru di akhir kisah sebelum pertarungan
dimulai kalau Dara adalah penyebab kematian Cempaka. Namun yang membuat ‘gemas’
adalah tidak ada satupun konfirmasi dari Dara ke dunia persilatan kalau
sesungguhnya yang telah membunuh Cempaka sebenarnya adalah Biru dan Gerhana,
Pun di akhir kisah ketika Biru mengatakan itu di hadapan orang-orang, tak
terlontar pembelaan diri dari Dara.
Agaknya ini yang miss dari film ini.
Terlepas dari kekurangan film tersebut, di sisi lain Mirles
mampu memberi warna tersendiri dari film ini dengan melibatkan warga local untuk
menjadi figuran dalam film ini. Suting film ini sendiri dibuat di sumba Timur
dengan alamnya yang sangat indah. tidak hanya menawarkan sebuah cerita namun
film ini juga memberikan hiburan tersendiri dengan pemandangan alamnya yang
indah sekali, Mirles berhasil mengeksplore alam sekitar yang digunakan sebagai
tempat suting. Kejernihan airnya di lokasi suting, juga padang rumput yang
membahana dengan awan yang indah.
Menjual film juga menjual alamnya yang indah. Sebagai
pecinta Fotografi penulis cukup takjub dengan pemandangan yang ditawarkan di
film ini.
Sebagai seorang pecinta film Indonesia, salah satunya film laga nasional, saya sayang berterima kasih kepada Miles meski menggandang KG untuk turut bekerjasama dalam film ini, karena tanpa sineas yang mau mengangkat tema laga, maka film Indonesia akan semakin sepi.
Semoga film ini sukses, dan kesuksesan ini semoga dapat menjadi inspirasi bagi sineas lain untuk mengangkat kembali kejayaan film Laga
salam
Thursday, December 18, 2014
Alisha Azzalea Fiorensa Dalam Jepretan Camera
Alisha |
Biasa dipanggil Alisha atau adik......, berbeda dengan anak pertama yang banyak sekali dokumentasi video dan fotonya, alisha kayaknya lebih. sedikit dokumentasinya. Alisha memiliki sifat lebih keras dibanding kakaknya yang lebih nurut kalau dibilangin.
Sebenarnya sih tidak ada maksud apa-apa cuma ingin saja menghadirkan alisha dalam jepretan.
Bersiap mudik |
Ulang tahun ke 3 |
Alisha Potong kue |
Ulang tahun ke 3 |
Usia 1 hari |
Es krim kegemaran anak kecil |
Alisha dan Salwa |
Alisha |
Di sebuah getek di situ cangkuang |
Bermain di Rest area |
Kado ulangtahun dari kakaknya |
Bermain sama kk |
Usia 7 hari, siap di cukur rambutnya untuk aqiqah |
Pose anak kecil |
Bermain di pantai widarapayung |
Segar sehabis mandi |
Lebaran pertama Alisha |
Alisha Close Up 1 |
Alisha Close up 2 |
Alisha Close Up 3 |
Alisha Close up 4 |
masih tengkurap |
ekspresi alisha |
Ekspresi Alisha |
Bermain bersama salwa |
Pose sebelum mudik |
di Baturaden bersama keluarga |
Alisha dan salwa |
Di rest area Tasikmalaya |
Alisha 1 tahun |
Di Sea world |
Siap2 main |
Di Rumah Nenek |
Subscribe to:
Posts (Atom)