Saturday, November 15, 2025

WILLY DOZAN "BOSAN MENEKUNI DUNIA FILM"

 


WILLY DOZAN,  Willy Dozan, bintang aksi yang juga di kenal dengan nama Billy Chong, Chuang Chien Lee atau nama barunya yang sempat di plokramirkan pada tahun 1986 Ie Wen Chen Tu, dua bulan terakhir sibuk terbang antara Jakarta Hongkong. Ia sedang mengikuti persiapan proyek filmnya yang agak tertunda dengan sutradara film aksi Mandarin yang cukup terkenal, Wu Sze Yuan. 

"Memang proyek film kali ini agak terlambat, karena beberapa segi teknis yang masih belum tergarap matang. Dan saya sendiri memiliki kesibukan lain dalam dunia bisnis yang baru dirintis secara kecil-kecilan. Namun kelihatannya saya menemukan keasyikan tersendiri dalam bidang ini, hingga dunia film seperti terlupakan. Yah, kegairahan berakting di muka kamera sepertinya lenyap, Bosan!, tutur Willy. 

Menurut Willy Dozan mungkin setiap pemain bisa dihinggapi rasa bosan seperti yang dirasakan saat ini. Namun dia membantah kalau mengatakan dunia film tidak sanggup menghidupi seorang bintang. "Namun entah mengapa saya merasa lebih mantap memilih dunia bisnis sebagai gantungan masa depan" ujar Willy. 

Namun Willy Dozan merasa aneh bila ia menoleh ke belakang. Maksudnya ia merasa aneh kenapa ia bisa main film. "Tentunya saya tidak pernah menyesali bahkan saya bangga memiliki kesempatan untuk mengembangkan bakat dan hobi saya lewat wadah yang tepat. Mungkin menjadi pemain film sudah suratan nasib," kata Willy selanjutnya. 

Meski demikian Willy Dozan tak mau semua kata-katanya diartikan bahwa ia mengundurkan diri dari dunia film. "Saya masih akan terus main film sebagai penyaluran hobi sampai saya benar-benar sudah merasa jenuh".

"Tema drama remaja dan  musikal tampaknya sedang merajai dunia perfilman kita , saya merasa sudah terlalu tua untuk mengubah haluan untuk mengikuti arus perfilman yang ada. Tentu saja saya bisa belajar, tetapi yah bagaimana kalau waktu dan kegairahan sudahbegitu menurun. Sulit membayangkan orang seusia saya belajar breakdance misalnya. Itu kan urusan remaja tujuhbelasan. Padahal dengan menguasai tarian itu akan banyak gunanya untuk ambil bagian dalam film-film yang digarap ", ungkap Willy. 

Lantas bagaimana dengan dunia model?. Secara khusus Willy Dozan tidak pernah menekuni dunia model. Memang ia pernah menjadi model untuk beberapa produk seperti t-shirt dan pakaian dalam pria, namun semua itu baginya hanya iseng-iseng saja. 

"Sejak film yang saya bintangi "Fistfull of Talons" saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan kegiatan non film. sebelum akhirnya kembali terjun kedunia film lagi. 


~RF 584


Friday, November 14, 2025

LINA BUDIARTY AWET MUDA


LINA BUDIARTY, Penampilan terbaiknya selama menerjuni dunia film adalah ketika Lina Budiarty ikut mendukung film "Ponirah Terpidana" yang digarap oleh sutradara Slamet Rahardjo. Menurut Slamet Rahardjo sendiri peran Lina Budiarty dalam film tersebut sangat cocok. Begitu pula dengan si pemeran sendiri yang kabarnya karena film ini sempat menolak beberapa tawaran film lainnya yang kebetulan hampir bersamaan waktu pembuatannya. 

"Karena saya lebih berat dengan film ini", ujar Lina. "Soalnya film ini sangat cocok buat saya dan lagipula film ini bermutu, apalagi ditangani oleh mas Slamet Rahardjo yang sudah berpengalaman. Tentunya sekaligus untuk meningkatkan pengetahuan tengang akting yang bermutu dan itu pengalaman buat saya". "Dan tentunya saya senang bisa bermain dengan slamet Rahardjo dan Christine Hakim, " sambung Lina. 

Dari sekian banyak film-film yang pernah di bintangi , rata-rata peran yang dibawakan Lina Budiarti selalu yang terbuka terbuka. Tampaknya ia tak ambil pusing, yang jelas ia ingin meraih apa yang diinginkan, yakni bisa mensejajarkan diri dengan artis-artis populer lainnya. Meski demikian kehidupan karirnya tak lepas dari gunjingan orang-orang yang bernada negatif padanya. 

"Memang itu resiko saya," namun semua itu saya anggap biasa saja, yang jelas dunia film dan kehidupan saya memang lain. Itu saja!". 

Lina Budiarty beranjak kedunia film dari dunia foto model. Tentunya peran suaminya dalam kehidupan tak boleh di lupakan begitu saja. Bidijanto S, sang suami yang pada mulanya di kenal sebagai komikus itu dan kemudian di kenal sebagai kostumer film, mempunyai sanggar untuk menampung segala aktifitas seni bidang peraga busana dan foto model. 

Dan Dorongan serta bimbingan dari suaminya inilah yang menjadikan Lina Budiarty seperti sekarang ini. 

Namun di balik semua itu yang menarik sekali dari pribadi Lina Budiarti sendiri adalah kebolehannya dalam menjaga tubuhnya sehingga membuat dirinya tetap awet muda. Dan rahasia awet muda Lina adalah menjaganya dengan senam dan makan minum teratur juga dengan jamu untuk menjaga tubuh. dan tentunya jangan banyak mikir, tutur Lina Budiarti. 


RF 529

NENA ROSIER


 NENA ROSIER, memasuki tahun 1986 Nena Rosier memperoleh tawaran untuk menjadi pemeran utama dalam film "Telaga Airmata". Dan tentu saja tawaran yang simpatik ini diterima dengan senang meskipun hal itu merupakan sebuah tantangan bagi dirinya. 

Film-film Nena Rosier sebelumnya seperti Rose Beracun, Tergoda Rayuan, dan juga telaga Airmata.  Film "Telaga Air Mata" di angkat dari novel yang di tulis oleh Ris Prasetyo oleh sutradara Chris Helweldery yang sebelumnya merupakan tulisan yang pernah dimuat secara bersambung di sebuah majalah Wanita. "Ternyata Novel itu dibuat dari sebuah kisah nyata", jelas Nena. "Tokoh Yeni yang saya perankan itu adalah seorang pelajar SMP di Surabaya," kata Nena . Film ini skenarionya di tulis oleh Arswendo Atmowiloto. Fim Telaga Air Mata turut di perkuat oleh Rima Melati , Ully Artha, Frans Tumbuan, Bambang Hermanto, S Bono dan juga Hendra Cipta. 

Selain di film Nena mengaku sudah lama berniat rekaman, namun baru tahun 1986 ia berkesempatan melakukannya, "Habis saya selalu sibuk dengan film Bangkitnya Nyi Roro Kidul yang di sutradarai oleh Sisworo Gautama dan dalam film itu Nena jadi wartawati mendampingi Suzanna. 

Album kaset "Pop Bosas Selection" di selesaikan Nena Rosier berisi lagu-lagu ciptaan Pance Pondaag, Obbie Mesakh dan lain sebagainya. "Pendeknya lagu-lagu yang top lalu saya bawakan kembali dengan irama bosas, jelas nena tentang rekamannya. 


~RF 625~

Monday, November 10, 2025

FARIDA PASHA, MENDAPAT JULUKAN BINTANG HOROR

 


FARIDA PASHA cukup akrab di telinga para penggemar film nasional. Tak aneh karen amemang sering menjadi peran utama dalam film-film yang berbau horor. Misalnya dalam film "Guna Guna Istri Muda", "Nenek Grondong", "Dukun Ilmu Hitam", "Panasnya Selimut Malam" dan masih banyak lagi. 

Menurut Farida Pasha, dirinya pernah di tawari film film "Bibir-Bibir Bergincu" tetapi karena ia merasa tidak cocok dengan adegan-adegan yang harus dilakukan makanya dengan berat hati ia terpaksa menolaknya. "Biar bagaimanapun saya masih belum bisa juga kalau diminta untuk beradegan yang kelewatan, itu menurut saya lho!", ujarnya lagi. Farida Pasha pernah mengikuti Workshop Seni Peran. Diluar film maupun drama, Farida juga ikut berorganisasi, ia aktif dalam wadah yang bernama LAKSWI (Lembaga Kebudayaan Swadari Indonesia) dan ia menjadi Sekjen Lakswi. 

Selain pengalaman di dunia film dan drama, pada pertengahan 80an Farida juga memiliki usaha sampingan jual beli benda antik. Di rumahnya pun ia mengoleksi benda benda antik seperti keramik dalam bentuk beragam mulai dari boneka kecil sampai pada jambangan yang indah. 

Di akhir 80an, Farida Pasha makin makin dikenal ketika berperan sebagai Mak Lampir dalam film Misteri Dari Gunung Merapi yang juga merupakan peran yang melekat pada dirinya hingga sekarang. 


~RF 615

MENGENANG S. BAGIO

 


BAGIO pernah di juluki sebagai "Pelawak Segala Zaman". Setelah 14 tahun lamanya di kenal sebagai group lawak yang paling kompak dengan pelawak lain Sol Saleh, Darto Helm dan Diran, Bagio CS pecah juga pada tahun 1983. Sol Saleh keluar dan ingin berdikari merintis sebagai MC dan pelawak tunggal. Sedangkan Darto Helm dan Diran masih tetap bersama Bagio dalam penampilan di panggung maupun di televisi meski akhirnya juga memiliki kesibukan masing-masing. 

Darto Helm agaknya laris di film juga sebagai pemeran pembantu dalam film-film banyolan.  Antara lain ia tampil dalam CHIPS, CHIPS dalam Kejutan, Sama Sama Senang, Sama Gilanya dan Dunia Semakin Tua. S Diran di jadikan bintang iklan sebuah perusahaan susu sapi kering. 

Sejak ditinggal Sol Saleh, Bagio yang kala itu menjabat sebagai bendahara PARFI merasa group Bagio CS agak beantakan. Bahkan sebuah penampilan mereka di televisi dinilai tidak lucu dan jorok oleh masyarakat. 

S Diran yang di jadikan bayi berselimut sarung di jejali nasi sampai megap megap oleh Bagio. Adegan semacam ini sungguh tak pantas di bawakan oleh pelawak-pelawak kawakan seperti mereka. Teramat vulgar (kasar) dan mengisyaratkan bahwa mereka telah kekeringan ide untuk melucu. 

"Melawak memang tidak mudah, dan saya akui terkadang saya juga buntu, mati langkah!" ujar Bagio sambil menghela napas. "Itu sebabnya sebelum muncul keatas panggung pelawak harus benar-benar telah mempersiapkan dirinya,"!. 

Walau telah berpuluh tahun menetap di ibukota, kalau berbicara Bagio tetap saja masih berlogat Banyumasan yang medok!

BAGIO pernah juga mengalami masa jaya dalam dunia film. Hitung-hitung ternyata ia telah bermain lebih dari 25 judul, baik sebagai pemeran utama maupun pemeran pembantu. Untuk menebutkan beberapa judul yang menonjol, pertama sekali Bagio menyebutkan "Sang Guru". 

Seperti diketahui, dalam satire garapan Edward Pesta Sirait itu Bagio di calonkan sebagai salah seorang aktor terbaik dalam FFI 1982. Film-film lain yang cukup mengesankan juga antaranya : "Gaya Remaja" (debutnya dalam film bersama Eddy Sud dan Iskak, Lalu "Mat Dower" karya Nyak Abbas Akub yang sarat dengan sindiran, "Buah Bibir", "Pulau Puteri" "Ateng Pendekar Aneh", "Tuyul Perempuan", "Manusia Purba dan banyak lagi. Bagio juga tampil sebagai bintang tamu memerankan tokoh bandot tua Johny Matakotok yang isterinya di culik dalam film komedi detektif "Six Balak kontra Penculik Pengantin", Gara-gara isterinya di culik, Johnny Matakotok melapor pada agen rahasia  Ganda Enam yang di perankan oleh Gito Rollies. 


~RF 524~

Saturday, November 8, 2025

ANTON INDRACAYA, PEMERAN TAMBAHAN YANG LARIS


 Dalam Sebuah Film, ada pemeran utama, pemeran pembantu danpemeran tambahan. Yang terakhir ini masih lebih tinggi daripada figuran yang cuma numpang lewat. Apalagi pemeran tambahan lambat laun bisa meningkat menjadi pemeran pembantu. Salah satu pemeran tambahan yang terhitung laris dalam film-film nasional adalah ANTON INDRACAYA. 

Anton yang berasal dari Padang sebenarnya adalah seorang psikolog, tapi ketika kulah ke London, setiap malam tergila-gila nonton teater. Bahkan kemudian ia menjadi pemain di London Theater. Tidak tanggung tanggung pernah pula menyutradrai dua play di "College Thearer di sana. 

Sebagai pemeran tambahan, Anton yang bertubuh gemuk ini paling sering diminta memerankan tokoh manager dan dokter. Film pertama yang dibintanginya "Duo Kribo" di sutradarai Eduart Pesta Sirait, produksi tahun 1977 sebagai Manager Perusahaan Rekaman yang mengontrak Ahmad Albar dan ucok AKA erton n A5Harahap. 

Pada awal tahun 1986 tercatat sudah 30an judul film yang di bintanginya. "Tahun 1985 Anton bermain dalam 19 judul film, yang masih tetap dengan peranan pembantu kecil alias pemeran tambahan. Sutradara Arizal meminta dua kali berturutan mendukung komedinya Warkop Prambors dalam film "Gantian Dong" sebagai tamu Jepang yang menampar pipi Indro, lalu "Kesempatan dalam Kesempitan", sebagai Boss perusahaan rokok yang memecat Kaharuddinsyah dan menerima Dono kembali bekerja. 

Dalam "Bila Saatnya Tiba" sebagai Bobby yang berkerjasama dengan Christine Hakim, mencari order untuk perusahaan mereka. Dalam "Serpihan Mutiara Retak" sebagai dokter yang tak kuasa menyelamatkan Abizars. Dalam "Susana Susana Buktikan Cintamu" sebagai manager Ikang Fawzi. 

Menyusul yang lain-lainnya "Melintas Badai", "Untuk Sebuah Nama", "Yang Masih Di Bawah Umur", dan "Gadis Hitam Putih".

"Dulu orang sering memandang agak sinis pada saya, mentang-mentang saya kawan baik Produser Ferry Angriawan, maka saya sering muncul dalam film-film produksi Virgo Putra Film", jelasnya. Tapi akhirnya banyak main dimana-mana, hal ini setelah para sutradara menyadari bahwa Anton  bisa main, bukan cuma untuk peranan-peranan enteng saja. 

Berawal dari tantangan sutradara Mardali Syarief ketika menggarap "Bibir Bibir Bergincu" untuk menirukan gaya Wim Umboh Anton menerima tantangan tersebut. Ia berperan sebagai Wim yang saat itu masih belum sehat betul, melangkah agak terseret masuk ke sebuah bordil dan menawar watunas dengan dialog dialog yang khas. Siapapun yang mengenal Wim Umboh asli pasti akan tertawa geli menyaksikan lagak lagu Anton yang begitu persis. 

Sejak keberhasilannya itulah, Anton mulai laris diajak main kian kemari. "Peran apapun bersedia saya terima, kecuali peranan sebagai tokoh keturunan Cina yang kolot, berlogat pelo totok", cetus Anton. "Lho jaman sekarang mana ada sih orang-orang yang begitu? itu kan cuma pada zaman penjajahan Belanda dulu, zaman engkong engkong kita!". 

Pernah juga Anton memerankan seorang pedagang hasil bumi keturunan Cina di sebuah kampung dalam film "Nilai Nilai Luhur" Tapi pedagang non pri itu di gambarkan sebagai orang yang sudah membaur, bahkan menampung mahasiswa-mahasiswa yang turun ke desa di rumahnya. Bahasa Indonesianya baik dan berjiwa sosial, menyumbang beras dan lain-lainnya untuk keperluan kampung. Pokoknya seorang warga negara yang mengamalkan P4. 

~RF 615


Thursday, November 6, 2025

FILM JEJAKA JEJAKA

 


FILM JEJAKA JEJAKA. Richie Ricardo yang berperan sebagai Yudhistira sedang pulang dari berolahraga bersama Lestari yang di bintangi oleh Rani Soraya dan Riri yang dimainkan oleh Hera. Disitu datang teman Yudhis berdama Rengga (Chris Salam) dengan mengendarai motor trail. Kemudian Rengga di perkenalkan pada Lestari oleh Yudhis. Demikian sediki cuplikan jalannya suting film di sebuah rumah mewah di daerah Lenteng Agung. 

Shot selanjutnya diambil setelah Lestari selesai di perkenalkan Yudhis pada Rengga, kemudian Lestari dan Riri pergi dari hadapan mereka, tinggal Yudhis yang masih bercakap-cakap dengan Rengga. Kemudian datang Bonny yang dibintangi oleh Eddy Poor ikut nimbrung berbincang, setelah Bonny datang dengan berlari-lari dan memberitahukan sesuatu pada Yudhis dan Rengga. Kemudian datang pula Riri dari dalam rumah dengan berlari-lari sambil membawa sepucuk surat untuk di berikan pada Yudhis. 

Adapun scene yang lain pada suting siang itu adalah adegan di garasi ketika Rengga mencari-cari Yudhis, kemudian di lanjutkan scene di kolam renang, Riri dan Yudhis sedang berenang, Lestari yang belum bisa berenang berada di kolam yang dalam, Tiba-tiba kecebur, hingga Yudhis menolongnya dengan mengangkat tubuh Lestari dari kolam. Kemudian mengeluarkan air dari dalam perutnya. 

Pada suting saat itu tampak asisten sutradara Hadi Purnomo begitu aktif dalam mengatur posisi pemain, melatih dialog dan membetulkan akting pemainnya, sebelum take. 

"Bagaimana pak Iksan? tanya Hadi Purnomo pada Iksan Lahardi  yang menyutradarai film ini, setelah segala sesuatunya tentang pemain dianggap telah siap. 

"Okey.. kamera siap, eksen!" Iksan Lahardi memberi aba. 

Maka Juru kamera Harry Simon merekam adegan-adegan tadi, setelah camera set up di bereskan bersama anak buahnya yang berdiri dari penata kostum, make up property, dan set telah membereskan bidang masing-masing pula. Sementara itu dikamar editing, film-film yang telah di syut dan di proses pertama, disunting gambar oleh Editor Rizal Azmar. 

"Film ini merupakan produksi ke III dari Central sesudah Gairah Pertama dan bercinta," kata Benny Bariguna produser PT. Central Graha Utama Film yang memproduksi film ini. Menurut Iksan Lahardi, film Jejaka-jejaka merupakan film remaja yang bercorak komedi. Komedi disini merupakan situasi yang bukan lawakan. 

JEJAKA JEJAKA Merupakana film Tiga Jejaka yang berbeda karaketer. 

Jejaka Pertama bernama Yudhistira (Richie Ricardo) yang biasa dipanggil Yudhis adalah seorang playboy. Jejaka kedua adalah Rengga (Chris Salam), seorang anak jalanan yang ahli naik motor trail dan berkelahi. Sedang Jejaka ketiga adalah Bonny (Eddy Poor) seorang yang bertingkah laku blo on, hingga setiap gerak geriknya akan mendatangkan ketawa. 

Yudhis mempunyai seorang adik perempuan berumur 11 tahun bernama Riri (Herawaty Helmi) di rumah Yudhis dan Riri kedatangan seroang gadis dari desa bernama Lestari (Rani Soraya). Di rumah Yudhis dan Riri kedatangan seorang gadis dari desa bernama Lestari (Rani Soraya). 

Pada mulanya Yudhis acurh tak acuh saja melihat lestari karena ia telah mempunyai banyak pacar. Namun ketika pada suatu hari Riri mengajak Lestari ke sebuah pesta ulang tahun, disitu ia didandani memakai pakaian kakak Riri yang masih berada di luar negeri. Sepulang dari pesta, Yudhis melongo melihat kecantikan Lestari, hingga dengan gaya playboy nya ia barusaha merayu Lestari. 

Lestari yang mengetahui kalau Yudhis adalah seorang playboy beusaha agar tidak jatuh cinta pada Yudhis, maka bila Yudhis mengadakan serangan asmaranya selalu kepentok. Ketika Yudhis berusaha mencium Lestari, terjadi perselisihan antara keduanya.

Rengga di perkenalkan Yudhis pada Lestari, jatuh cinta pula kepadanya. Namun ketika mengetahui bahwa Tari adalah pacar Yudhis, ia mengalah dan membantu merukunkan mereka kembali. Hingga percintaan Yudhis-Tari bisa berjalan dengan lancar di tengah-tengah mereka hadir pula Bonny yang Kocak. 

~Film 012 Oktober 1985


CERITA WIM UMBOH DIBALIK SUTING SERPIHAN MUTIARA RETAK!


CERITA WIM UMBOH DIBALIK SUTING SERPIHAN MUTIARA RETAK! Kalau ada orang yang paling nekat waktu menyelesaikan filmnya barangkali bisa di sebut nama Wim Umboh.  Oran gyang dekat dengan Wim saat membuat film tentu memiliki sejumlah kisah tetang kenekatan Wim. Bagi Wim Umboh sendiri , semboyan apapun bisa di kerjakan dan didapat selalu di pegang. Dan ucapan khas Wim selalu : Bisa kok! Bisa Kok!. 

Suatu ketika Wim Shooting film Serpihan Mutiara Retak di Rumah Sakit Budi Kemulyaan. Ceritanya bintang cilik Arbis lagi sakit jantung dan Wim membutuhkan  alat pernafawan. Karena tanpa persiapan apapun tentu saja alat itu susah di dapat. Asisten sutradara Wim, Ucik Supra di suruh cari kesana kemari namun tidak ada. 

"Semua di pakai pasien Oom" ujar Ucik. Tapi Wim tak mau tahu. "Alat itu harus di dapat, " perintah Wim. 

Akhirnya WIm dan Ucik cari sendiri alat tersebut dari ruang ke ruang, "Semua di pakai Oom, nggak bisa sekarang," ujar suster. 

"Harus bisa dan cari lagi. Bisa kok, balas Wim. Akhirnya Wim dan Ucik naik turun gedung rumah sakit dan keluar masuk ruang. Setiap pasien di tengok tapi memang alat pernafasan di pakai semua. Wim akhirnya menuju kamar emergency. Tak peduli larangan suster, Wim memeriksa alat yang di carinya dari tempat tidur ke tempat tidur . Semua di cari. "Nggak bisa Oom," Ucik sudah nyerah. "Bisa kok, bisa kok," timpal Wim. 

Setelah membuka  tiap ruang dan selimut pasien, akhirnya Wim menemukan alat pernafasan yang di carinya dari pasien yang baru saja meninggal dunia. Alat itu langsung di comot dan diberikan pada Ucik. "Ci, bisa kok, bisa. Nih cepat bawa ke lokasi suruh anak-anak siap shooting," perintah Wim dengan nafas ngos ngosan. Maklum untuk mencari alat ini saja Wim terpaksa memasuki hampir tiap ruang di rumah sakit tersebut dan memakan waktu sekitar 4 jam lebi. 


~Film 012 Oktober 1985