Showing posts with label Fendy Pradhana. Show all posts
Showing posts with label Fendy Pradhana. Show all posts

Wednesday, November 30, 2022

SAUR SEPUH, SATRIA MADANGKARA BAGIAN 1


Kali ini saya akan menulis cerita dari Film Saur Sepuh Satria Madangkara .

Sumber tulisan : Majalah Ria Film Nomor 744 yang saat ini majalah tersebut sudah tidak terbit lagi.

Saur Sepuh Satria Madangkara dibintangi oleh : 

Fendy Pradhana sebagai Brama Kumbara, Hengky Tornando sebagai Patih Gotawa, Elly Ermawatie sebagai Mantili, Anneke Putri sebagai Harnum, Murtisaridewi sebagai Lasmini dan lainya.

Produksi PT Kanta Indah Film bekerjasama dengan PT Kalbe Farma

Penulis cerita Niki Kosasih , Skenario/Sutradara : Imam Tantowi

Penyunting gambar Yanis Badar, Instruktur Fighting :Robert Santoso

Bagian 1 :

Sang Prabu Wikramawardana berjalan melintas beberapa orang bawahannya termasuk Patih Gajah Lembana, Prabu Stri dan beberapa lagi Narapati Kerajaan Majapahit lainnya. Kelihatannya ada sesuatu yang sangat penting.  Sang Prabu dengan muka kusut duduk diatas singgasana. Sementara itu penerangan ruangan yang berasal dari lampu minyak berbentuk ukiran burung dari perunggu cukup membuat suasana menjadi murung.

Dengan suaranya yang penuh wibawa, Prabu Wikramawardana berkata : 

"Jelas Wirabumi mau melepaskan dari dari kekuasaan Majapahit, Rupanya dia mau mewujudkan cita-cita sang panji Waning Hyun yang belum terlaksana sampai beliau wafat."

"Ampun gusti Prabu, Kalau Kaisar Yung Lo tidak mau memberikan pengakuan pada Bre Wirabumi, tidak mungkit Pamotan berani melakukan tindakan gegabah itu. Hal yang sama pernah di lakukan oleh Kaisar Hung Wu yang merestui Kebebasan negeri SwarnaBhumi dari Kekuasaan Majapahit." seru Patih Gajah Lembana dengan suara yang lantang.

"Alasan Lain adalah karena Wirabhumi Putra Ramanda Hayam Wuruk, dia merasa paling berhak daripada aku yang hanya seorang menantu. Meskipun seharusnya dia memahami bahwa isteriku adalah putri permaisuri, sedang dia terlahir dari seorang selir", Pangerang Wikramawardhana melanjutkan ucapannya.

Suasana menjadi lengang, Narapati Raden Gajah beberapa kali mau mencoba ikut bicara namun ia selalu ragu. Akhirnya dia beranikan juga setelah Prabu memberikan kesempatan untuk bicara.

"Apa lagi yang akan kalian laporkan? Kamu? Narapati Raden Gajah?"Seru Pangeran Wikramawardhana.

Narapati menganggukkan kepala sambil bersembah. 

"Dari mata-mata, yang hamba kirim ke Pamotan , melaporkan bahwa Pamotan sedang mempersiapkan angkatan perangnya secara sunguh-sungguh", Narapati Radeng Gajah menyampaikan Laporannya.

Memang pada kenyataanya ratusan tentara Pamotan  sedang melakukan latihan besar-besaran. Mereka mempergunakan kuda dan duaekor gajah membentuk formasi penyerangan dalam bentuk supit urang seperti yang pernah dilakukan oleh Gajah Mada. Di samping itu ratusan tentara bersenjata tombak berlari-lari di belakangnya. 

Diatas panggung kelihatan Bre Wirabhumi dan para pembesar negeri Pamotan menyaksikan dengan gembira. Diantaranya terlihat beberapa puluh orang dengan seragam tentara Cina. 

Perang Pamotan dan Majapahit

Raden Gajah melanjutkan laporannya. 

"Utusan Kaisar Yung Lo juga terlihat di sana, Mungkin mereka membawa cap kerajaan yang terbuat dari perak berlapis emas sebagai pengakuan dari kaisar.

Tentara Pamotan dengan membawa tameng dan tombak bergerak dengan tegap. Kemudian secara tiba-tiba mereka berjongkok. Ketika itulah pasukan panah melepaskan anak panahnya. Lalu secara bersamaan pula pasukan tombak kembali berdiri dan berlari menyerang ke arah depan. 

Bre Wirabumi gembira bukan main, Para pembesar kerajaan bertepuk tangan, begitu pula utusan Kaisar Yung Lo.

Pasukan berkuda juga memamerkan keahlian-keahliannya berlari cepat dengan prajurit yang menungganginya membabatkan pedang ke arah tonggak-tonggak yang di ibaratkan sebagai musuh. 

Sementara pasukan pembawa bendera dan Pataka Kerajaan Pamotan baik yang di atas kuda maupun yang berjalan bersorak sorai dalam iringan genderang perang.

Siang harinya di Balai perjamuan kerajaan Pamotan, Bre Wirabumi menjamu tamunya. Ia meneguk minuman dari gelas peraknya sementara para narapati dan pejabat h negeri tetangga akan kuberitahu!," seru Bre Wirabumi dengan jumawa, Tamu-tamuna serentak bertepuk tangan. 

Apa Yang di ucapkan Bre Wirabumi bukanlah sekedar isapyang lain ikut meneguk cawan-cawan peraknya termasuk utusan Kaisar Yung Lo. 

"Saatnya sudah dekat Wirabumi menguasai Majapahit! Seluruan jempol belaka, Negeri itu nampaknya sungguh-sunggu sedang bersiap-siap untuk berperang. Para ahli dan pandai besi sibuk membuat berbagai senjata perang. 

Seorang pandai besi yang sudah tua nampak sedang mengamati mata tombak yang masih membara. Para pembantunya yang masih muda bekerja memompa an. gin menjaga tungku tungku agar menyala.

"Perang hanya akan menyengsarakan. Mematikan perdagangan dan memiskinkan rakyat baik yang menang maupun yang kalan!," seru Empu pandai besi itu sambil menghela napas.

Salah seorang pembantunya menyahut : "Kalau romo tidak bikin senjata, orang kan malas perang mo? Mau perang pakai apa? Wong senjatanya ndak ada?"

Sang Empu tua hanya melirik sekilas. Dalam hati ia membenarkan kata-kata anak muda itu.

------------------------BERSAMBUNG KE BAGIAN 2



Cat. Sumber tulisan Majalah Ria No. 744