Showing posts with label Yoseph Hungan. Show all posts
Showing posts with label Yoseph Hungan. Show all posts

Sunday, October 20, 2024

RAJAWALI DARI UTARA, MELACAK PEMBANTAI ANAK ISTERI


 BARRY PRIMA beraksi lagi sebagai pendekar dari zaman antah berantah. Kali ini sebagai Kidang Telangkas yang berjuluk Rajawali dari Utara. Tokoh rekaan cergamis Jan Mintaraga yang di gubah ke bentuk skenario oleh Suwito. 

Film Silat Produksi PT. Kanta Indah Film ini di sutradarai oleh SA Karim yang bekerjasama dengan kamerawan Ridwan Djunaidi dan Penata Kelahi Eddy S Jonathan.

Seperti biasa Barry di pertemukan dengan musuh bebuyutannya (dalam kebanyakan filmnya) Yoseph Hungan dan Rudy Wahab. Sedangkan sebagai pemeran utama wanitanya di pasang pemain yang belum terlalu terkenal. Melisa Hussein. Ikutan mendukung pula pemain-pemain langganan Kanta seperti Panji Dharma, Tanase dan Wingky Haroen. 

Serombongan pedagang di serang kawnan perampok. Bukan saja seluruh hartanya di rmpo, mereka pun di bantai dengan kejam. Lalu Nawangsih, putri pedagang itupun hendak di pekosa ramai-ramai. Mendadak muncul KIdang Telangkas yang membabat kawanan manusia jahat itu. Nawangsih yang telah menjadi yatim piatu ingin mengikuti pendekar penolongnya ini. Namun Kidang punya masalah pribadi. Maka iapun menitipkan gadis ini pada sahabatnya Ki Banterang. 

Bukan Saja menggembleng Nawangsih dengan ilmu silat, Ki Banterang juga mengungkapkan riwayat hidup Kidang telangkas. Bertahun-tahun lalu. Kidang hidup bahagia bersama anak istrinya. Sampai datang saudara seperguruannya, Kida Paksa. Dengan gembira Kidang menjamunya. Di luar dugaan Kida menyimpan itikad jahat. Sejak lama ia memang sirik karena cintanya tak terbalas oleh Ningrum yang memilih menjadi istri Kidang. 

Saat kidang diminta Pak Lurah untuk membebaskan seorang gadis desa yang di culik, Kida membantai anak dan istri Kidang. Ternyata kawanan penculik gadis itupun merupakan anak buah Kida Paksa. 

Dalam waktu singkat ceritanya Nawangsih telah menguasai ilmu silat. Iapun meninggalak pondok Ki Banterang, untuk ikut melacak jejak Kida Paksa. Justru tersiar berita yang menggegerkan tentang Kida Paksa yang melabrak perampok perampok. hal ini membuat Gandamana dari Perguruan Gilingwesi menjadi murka ia menyewa pendekar bayaran untuk mencari Kida Paksa yang dituduhnya pemalsu itu. Memang Kida Paksa asli yang bukan lain daripada guru Gandamana selama ini mendekam dalam goa rahasia di belakang Markas Gilingwesi. 

Lalu siapakah Kida paksa Palsu itu? Siapalagi kalau bukan Kidang telangkas yang ingin memancing keluar msuh besarnya itu. Pertemuan kembali Nawangsih dengan Kidang Telangkas sangat menggembirakan keduanya. 

Kidang diminta Lurah Damar untuk mengamankan desanya dari gangguan orang-orang Gilingwesi yang merajalela. Nawangsih ditugaskan memanggil gurunya untuk membantu perjuangan mereka. Malangnya Nawangsih yang kurang pengalaman  di culik oleh Gandamana. Sama seperti istri Kidang dulu, Nawangsih pun menjadi korban keganasan Kida Paksa. 

Kidang, Ki Banterang dan Lurah Darma yang memimpin penduduk desa menyerbu markas Gilingwesi. Gandamana dan orang-orangnya dibrantas, Kida Paksapun muncul dari persembunyiannya untuk berhadapan langsung dengan Kidang Telangkas.------

Sumber : MF No. 137/104 28 Sepember - 11 Oktober 1991

Monday, February 18, 2019

RAJAWALI DARI UTARA

Rajawali Dari Utara

JUDUL FILM        : RAJAWALI DARI UTARA
SUTRADARA       : KARIM SA
PRODUCER         : HANDI MULYONO
PRODUKSI           : PT. KANTA INDAH FILM
TAHUN PROD    : 1990
JENIS                     : FILM LAGA
PEMAIN               : BARRY PRIMA, DEVI IVONE, YOSEPH HUNGAN, WINGKY HARUN, RUDY WAHAB, EDDY S, JONATHAN, PANJI DHARMA, ISKANDAR

SINOPSIS :

Kidang Telangkas (Barry Prima) adalah seorang pendekar yang tinggal di sebuah gua.  Merasa aneh, Nawangsih (Dewi Ivone) yang pernah di tolongnya dari percobaan pemerkosaan oleh penjahat akhirnya bertanya kepada gurunya ki Bantrang (Wingky Harun). Nawangsih menjadi murid Ki Bantrang setelah disuruh oleh Kidang Telangkas atau dikenal juga dengan Rajawali dari Utara.  Hanya Ki Bantranglah yang tahu siapa  Kidang Telangkas sebenarnya dan kenapa tinggal di gua. Akhirnya Ki Bantrang menceritakan pada Nawangsih bahwa Kidang Telangkas sebenarnya telah memiliki seorang anak dan istri yang mati dibunuh oleh kakak seperguruannya Kida Paksa (Yoseph Hungan).

Sementara itu di Giling Wesi, Gandamana yang menguasai daerah tersebut berbuat semena-mena terhadap warga, merampok, membunuh dan memperkosa gadis yang ditemuinya. Gandamana juga merupakan murid dari Kida Paksa. Pada saat yang bersamaan munculla Kida Paksa palsu yang merampok harta orang-orang kaya kaki tangan Gandamana dan membagi-bagikan hasil rampokannya pada orang-orang yang melarat. Mengetahui munculnya Kida Paksa palsu membuat geram Gandamana dan menyuruh anak buahnya untuk mencari Kida Paksa palsu di pelosok daerahnya. Sementara itu Kida Paksa palsu semakin merajalela merampok dan membunuh anak buah Gandamana yang tentu saja semakin membuat geram mereka. 

****
Nawangsih turun gunung dan ikut membantu mencari keberadaan Kida Paksa yang dicari-cari oleh Kidang Telangkas. Didalam perjalanan ketika sedang berhenti disebuah warung, Nawangsih bertemu anak buah Gandamana yang sedang mencari Kida Paksa.  Hal ini membuat Nawangsih ikut tertarik untuk terlibat mencari Kida Paksa, walaupun tidak tahu bahwa Kida Paksa yang dimaksud adala Kida Paksa palsu yang sebenarnya adalah Kidang Telangkas. Dalam sebuah perkelahian bertemulah Kida Paksa Palsu dengan Nawangsih.  Nawangsih berhasil melukainya namun Kida Paksa palsu berhasil lolos. Nawangsih tidak tinggal diam, kemudian ia terus mengejar kemana larinya Kida Paksa palsu dan akhirnya bertemulah mereka yang pada akhirnya Nawangsih tahu siapa jatidiri Kida Paksa palsu yang sebenarnya. Keduanya akhirnya sepakat untuk menuju Giling Wesi ke perguruan Elang Putih tempat dimana Ki Damar tinggal. 

Disanalah mereka menyusun rencana untuk menyelidiki kaki tangan Ganda Mana yang berilmu tinggi. Maka disuruhlah Nawangsih untuk meminta bantuan pada Ki Bantrang. Namun didalam perjalanan Nawangsih ditangkap oleh anak buah Gandamana dan diserahkan pada gurunya, Kida Paksa.  Mengetahui Nawangsih di tangkap oleh Gandamana, Kidang Telangkas yang telah bersama dengan Ki Bantrang akhirnya membagi tugas. Kidang Telangkas langsung ke Giling Wesi sedangkan Ki Bantrang menuju perguruan Elang Putih untuk bertemu dengan Ki Damar. Bersama-sama Ki Bantrang dan anak buah Ki Damar menyusul Kidang Telangkas ke tempat persembunyian Kida Paksa untuk menyelamatkan Nawangsih. Namun sayang sekali Kidang Telangkas terlambat, Nawangsih mati terbunuh oleh Kida Paksa ketika sedang mempertahankan kehormatannya.
Sedangkan Kida Paksa dan Kidang Telangkas akhirnya menyelesaikan dendam diantara keduanya. Mereka bertarung sengit untuk membalaskan sakit hatinya masing-masing.  Akhirnya Kidang Telangkas berhasil membunuh Kida Paksa.

Thursday, January 31, 2019

BARRY PRIMA DAN DEVI PERMATASARI DALAM FILM "WALET MERAH"



JUDUL FILM        : WALET MERAH
SUTRADARA       : SA KARIM
PRODUSER          : HERMAN DIAL
PRODUKSI           : ELANG PERKASA FILM
TAHUN PROD    : 1993
JENIS                     : FILM LAGA
PEMAIN               : BARRY PRIMA, DEVI PERMATASARI, YOSEPH HUNGAN, KEN KEN, WINGKY HARUN, ANIKA HAKIM, 

SINOPSIS : 

Genjo membawa peta harta karun yang diperebutkan oleh dunia persilatan.  Keberadaan Genjo tidak diketahui, sehingga hampir setiap malam para perempuan diculik oleh anak buah tangan besi untuk mebuat takut dan mengatakan keberadaan Genjo. Walet Merah (Devi Permatasari) terdampar di sebuah pulau yang sedang dilanda kemelut tersebut. Walet merah bertemu dengan Ambar yang sedang bertarung dengan anak buah tangan besi untuk menyelamatkan Sri(Baby Ayu).  Akan tetapi Ambar kalah dan Sri dibawa oleh anak buah tangan besi. 

Ambar dan Walet Merah mencari tahu keberadaan Sri dan menyatroni markas tangan besi ketika Sri akan digantung. Maka terjadilah perkelahian antara wallet merah dan anak buah tangan besi. Ambar berhasil membawa Sri setelah anak buah tangan besi di hadang oleh Walet Merah. Akan tetapi Ambar terkena pukulan Tangan Besi (Yoseph Hungan) meski berhasil melarikan diri. Sedangkan Walet Merah berhasil ditangkap oleh Singa Hitam melalui pukulannya. 

Panji Tengkorak (Barry Prima) digoda oleh muridnya Nursiah untuk bercinta. Akan tetapi Panji Tengkorak menolaknya, sehingga Nursiah marah pada Panji Tengkorak. Mengetahui niatnya tidak tercapai, Nursiah mengadukan pada ayahnya seorang Mahesapati dengan memfitnah Panji Tengkorak kalau Nursiah telah diperkosa oleh Panji Tengkorak. Akhirnya Panji Tengkorak pun diserang oleh anak buah Mahesapati. Jagawarsa yang mengetahui kejadian sebenarnya akhirnya mengadukan kelakuan Nursiah pada Gema. Akan tetapi Jagawarsa disuruh agar dapat menjaga rahasia tersebut.

*****

Walet merah (Devi Permatasari) di sarang Tangan besi  menawarkan kerjasama dengan Singa Hitam(Ken Ken) untuk dapat mengatakan keberadaan Genjo, akan tetapi niat ini ditolak oleh Singa Hitam. Akhirnya Walet Merah  berhasil mengelabui salah seorang anak buah tangan besi, dukun Indajil dengan daya tariknya dan janji yang diberikan untuk mengatakan keberadaan Genjo. Akan tetapi Walet merah yang sedang terluka tidak berdaya menghadapinya. Panji Tengkorak yagng sedang berjalan disekitar sarang tangan besi, akhirnya melumpuhkan dukun Indrajil dan berhasil menyelamatkan Walet Merah. 

Sementara itu Panji Tengkorak melepaskan Genjo (Wingky Harun) untuk keluar dari persembunyiannya.  Sedangkan Walet Merah yang sedang di obati oleh Panji Tengkorak, akhirnya kembali ditinggalkan olehnya meski sudah sekian lama Walet Merah mencarinya. Akan tetapi sepasang kekasih ini harus kembali berpisah.  Sedangkan Genjo yang sudah keluar dari persembunyiannya, ditengah perjalanan dihadang oleh anak buah tangan besi yang bermaksud menangkapnya. Saat itulah muncul orang yang menyelamatkan Genjo.  Genjo akhirnya dibawa ke Mahesapati.  Sementara itu Walet Merah akhirnya bergabung dengan Mahesapati untuk melawan tangan besi. Sementara Mahesapati yang sudah mengetahui duduk persoalan antara Nursiah dengan Panji Tengkorak akhirnya menemui Panji Tengkorak untuk meminta maaf dan meminta bantuannya.
Nursiah yang kecewa akibat perbuatannya diketahui, akhirnya berusaha merayu Genjo untuk berbuat tidak senonoh, sedangkan Mahesapati akhirnya terbunuh setelah pulang dari menemui Genjo. Mahesapati terbunuh oleh anak buah tangan besi (Anika Hakim) dengan memfitnah Panji Tengkorak. Walet Merah yang sudah bergabung dengan Mahesapati akhirnya mencari keberadaan Panji Tengkorak untuk menuntut balas. Akan tetapi Panji Tengkorak berhasil meyakinkan Walet Merah bahwa bukan ia pelakunya. Bahkan Panji akhirnya membeberkan bahwa di bawah Maesapati ada seorang pengkhianat. Sedangkan untuk mengatasi Tangan Besi yang sudah mempunyai ilmu tapa brata yang tidak bisa dilawan dengan laki-laki akhirnya melatih wallet Merah untuk menguasai ilmu serap raga untuk menandingi tangan besi. 

Gema yang bermain di air keruh akhirnya berhasil mengambil hati Nursiah dan Genjo untuk mendapatkan harta karun. Mereka tidak peduli meski tangan besi sedang mengobrak abrik pulau mereka, akan tetapi Gema lebih mementingkan ambisinya untuk mendapatkan harta karun dengan membawa Genjo yagn ternyata sudah membakar peta harta karun tersebut. Genjolah satu-satunya orang yang telah menghafal peta dimana harta karun berada.  Ketika Genjo ingin meninggalkan Gema dan Nursiah yang sedang beristirahat, akhirnya mengurungkan niatnya ketika melihat Gema mengeluarkan sebuah petuah melalui tidurnya bahwa harta itu harus diambil berdua. Genjo menuruti perintah Gema dan berangkat berdua setelah meninggalkan Nursiah seorang diri. 

Nursiah didatangi oleh gurunya yang ternyata adalah anak buah tangan besi Nenek Nilam (Anika Hakim) dan menceritakan siapa pembunuh sebenarnya ayah Nursiah. Setelah mengetahui bahwa pembunuh sebenarnya adalah Gema, akhirnya Nursiah mencari Gema yang pada saat yang bersamaan sedang berusaha membunuh Genjo yang telah menemukan keberadaan harta karun. Sementara itu Nursiah akhirnya terbunuh oleh Gema. Keberadaan Harta Karun tesebut ternyata juga diketahui oleh tangan besi dan Nenek Nilam bersama dengan Singa Hitam. Akan tetapi ketiganya akhirnya beradu ilmu untuk mendapatkan harta tersebut.  Nenek Nilam dan Singa Hitam tewas ditangan si Tangan Besi. Saat itulah muncul Panji Tengkorak dan Walet Merah. Dengan ilmu Serap Raga yang telah di kuasainya akhirnya Walet Merah berhasil membunuh Tangan Besi.