Tuesday, June 18, 2024

WOLLY SUTINAH YANG DI KENAL DENGAN NAMA MAK WOK


 Wolly Sutinah, Namanya keren, perpaduan antara nama Bellanda, Wolly dan nama Jawa asli, Sutinah. Namun kita semua mengenalnya dengan panggilan akrab, Mak Wok. 

Mak Wok di lahirkan di Magelang, 17 Juli 1915, pendidikan yang di kenyamnya sampai sekolah rakyat atau sekolah dasar. Darah seni diwarisi dari ayahnya, seniman Biola.

Pada masa kecilnya Mak Wok sudah ketagihan menonton sandiwara dan wayang opera Cina. Kemudian dengan bekal ilmu silat (kungfu) terutama kemahirannya bermain toya, Mak Wok nekad terjun langsung menjadi pemain di Wayang Opera "Sim Ban Lian"

Pada masa sebelum perang, itu merupakan zaman keemasan bagi grup sandiwara keliling seperti misalnya "Dardanela" dengan primadonanya Devia Dja. Dan tersohorlah aktor aktris panggung pujaan masyarakat seperti : Tan Tjeng Bok dan Fifi Young. Mak Wok Pernah memiliki grup sendiri dengan nama "Miss Wolly Opera" tapi tidak berusia lama. 

Ketika Industri Film mulai berkembang di negeri ini, Mak Wok diminta ikut membintangi Film Silat "Ouw Pecoa", (Siluman Ular Putih) yang di gubah dari legenda Cina Kuno. Film Produksi tahun 1933 di garap oleh The Teng Cun, yang juga pertama menarik Mak Wok ke dunia Film. 

Kesuksesan film tersebut disusul dengan film silat berikutnya, "Pat Kiam Hoat", (Delapan Pendekar Pedang). Pada tahun 1933 Mak Wok masihlah sebagai gadis remaja berusia 18 tahun. Pada era itu memang film-film Indonesia kebanyakan adalah gubahan dari cerita silat Cina yang sangat digemari oleh kaum peranakan baba. 

Mak Wok yang mulai populer sebagai bintang panggung dan film ketemu jodoh aktor panggung pula bernama Husin Nagib. Dari suaminya inilah ia melahirkan seorang putri bernama Aminah Cendrakasih. Sepeninggal suaminya Mak Wok tetap menjanda hingga akhir hayatnya. 

Mak Wok meninggal dunia pada 14 September 1987 dalam usia 72 tahun. Kepergian Mak Wok boleh dibilang tiba-tiba karena tanpa dirawat dirumah sakit bahkan dua hari sebelum kematiannya masih tampil membawakan peran seorang nenek yang sedang sakit dalam sandiwara serial "Keluarga Pak Is" berjudul "Doa Rini" yang ditayangkan oleh TVRI pada tanggal 12 September 1987. 

Film terbarunya juga masih dalam tahap penyempurnaan yaitu film Lupus "Kejarlah Daku Kau Kujitak" bersama Nurul Arifin dan Ryan Hidayat. 

Sudah banyak film yang dibintangi oleh Mak Wok, dari awal karir hingga akhir hayatnya sekitar 200 judul bahkan lebih pernah dibintanginya. Dan hampir semua pelawak dari Bing Slamet, Benyamin S, Sampai Dono pernah berolok-olok dengannya. Menurut Mak Wok, Sutradara Ali Shahab sebagai orang yang memberikan kesempatan bermain total dalam drama seri "Rumah Masa Depan" yang ditayangkan di TVRI. 

Dari film-film yang pernah dibintangi lebih dari 200 film diantaranya adalah : 

1941Aladin dengan Lampoe Wasiat
Poesaka Terpendam
Koeda Sembrani
Panggilan Darah
1944Ke Seberang
1950Remong Batik
Tirtonadi
Bintang Surabaja
Kembang Katjang
1951Selamat Berdjuang, Masku!
1954Klenting Kuning
Burung Merpati
Rahasia Sukudomas
1955Di Balik Dinding
Kasih Ibu
Gambang Semarang
Ada Gula Ada Semut
Senjum Derita
1956Terang Bulan Terang di Kali
Rini
Serampang 12
1958Arriany
Tjambuk Api
Serodja
1959Mutiara jang Kembali
Serba Salah
Iseng
Sekedjap Mata
1960Tak Terduga
Gadis Manis di Pinggir Djalan
Pedjuang
Darah Tinggi
1961Pesan Ibu
1962Bermalam di Solo
1965Operasi Hansip 13
1966Terpesona
1968Djampang Mentjari Naga Hitam
1970Samiun dan Dasima
Kutukan
1971Penunggang Kuda dari Tjimande
Biarkan Musim Berganti
Tiada Maaf Bagimu
Lantai Berdarah
Wadjah Seorang Laki-Laki
Singa Betina dari Marunda
Pendekar Sumur Tudjuh
Ilusia (Kasih Tak Terputuskan)
1972Selamat Tinggal Kekasih
Samtidar
Benyamin Biang Kerok
1973Takdir
Bapak Kawin Lagi
Dimadu
Tabah Sampai Akhir
Anak Yatim
Biang Kerok Beruntung
Bing Slamet Sibuk
Bundaku Sayang
1974Bajingan Tengik
Setitik Noda
Pacar
Kosong-Kosong Tiga Belas
Buaye Gile
Tetesan Air Mata Ibu
Paul Sontoloyo
1975Keluarga Sinting
Benyamin Raja Lenong
Setan Kuburan
Syahdu
Samson Betawi
Si Doel Anak Modern
1976Pengakuan Seorang Perempuan
Liku-Liku Panasnya Cinta
Tiga Janggo
Mustika Ibu
Cinta Abadi
Ingin Cepat Kaya
Hippies Lokal
Ranjang Siang Ranjang Malam
Zorro Kemayoran
1977Warung Pojok
Kembalilah Mama
Diana
Badai Pasti Berlalu
Yuli, Buah Hati Kekasih Mama
Jeritan Si Buyung
Nasib si Miskin
Rahasia Seorang Ibu
Hujan Duit
Penasaran
Jalal Kojak Palsu
Saritem Penjual Jamu
Operasi Tinombala
Ateng Bikin Pusing
1978Salah Kamar
Kisah Cinderella
Cowok Masa Kini
Duyung Ajaib
Pelajaran Cinta
1979Ach yang Benerrr...
1980Tiga Dara Mencari Cinta
Senyum untuk Mama
1981Tomboy
Manusia 6.000.000 Dollar
Manusia Berilmu Gaib
IQ Jongkok
Dukun Lintah
1982Hukum Karma
Neraca Kasih
Sentuhan Kasih
Bayi Ajaib
1983Rumput-Rumput yang Bergoyang
Gadis Telepon
Damarwulan-Minakjinggo
1984Sunan Kalijaga
Asmara di Balik Pintu
1985Melacak Primadona
Tari Kejang Muda-Mudi
1986Cemburu Nih Yee...
Memble tapi Kece
Atas Boleh Bawah Boleh
1987Lupus: Tangkaplah Daku, Kau Kujitak

Wednesday, June 12, 2024

DAFTAR PERAIH PIALA CITRA FFI 1988


 Berikut Daftar Peraih Piala Citra Festival Film Indonesia Tahun 1988 sebagai berikut : 

Sutradara  : Eros Djarot

Skenario : Eros Djarot (Tjoet Nja' Dhien)

Cerita Asli untuk Film  : Eros Djarot (Tjoet Nja' Dhien)

Tata Fotografi   : George Kamarulllah (Tjoet Nja' Dhien)

Penyuntingan : Yanis Badar (Saur Sepuh)

Tata musik : Idris Sardi (Tjoet Nja' Dhien)

Tata Suara : Kemal Redha (Akibat Kanker Payudara)

Tata Artistik : Benny Benhardi (Tjoet Nja' Dhien)

Pemeran Utama Pria : Mathias Muchus (Istana Kecantikan)

Pemeran Utama Wanita : Christine Hakim (Tjoet Nja' Dhien)

Pemeran Pembantu Pria : Didi Petet (Cinta Anak Jaman)

Pemeran Pembantu Wanita : Ria Irawan (Selamat Tinggal Jeanette)

Film Terbaik : TJOET NJA' DHIEN


HADIAH HADIAH KHUSUS : 

Sinetron Video Cerita : Sayekti dan Hanafi (Irwinsyah)

Sinetron Video Non Cerita : Menyongsong Hari Esok (Jagat S Saelan)

Film Non Cerita Dokumenter : Perjalanan Ke Negeri leluhur  (Paraing Marapu)

Film Non Cerita/Pendidikan/Penyuluhan/Penerangan : Menguak Belenggu Karang

Film Non Cerita Pariwisata : Ujung Kulon

Poster Film  : Kasmaran

Kritik Film : Mas Soegeng, Hardo Sukoyo


Tuesday, June 11, 2024

MENGENAL BI SUFI, PEMERAN MBOK MBOK DALAM FILM-FILM LAWAS

 


Tubuhnya ramping, matanya cekung ke dalam, rambutnya di sanggul dan selalu mea beserta kain batik. Dialah Sofia R Amang atau lebih di kenal dengan nama Bi Sufi. Mencari data tentang Bi Sufi cukuplah sulit, karena minim sekali pemberitaan tentangnya, namun berikut rangkuman yang berhasil di dapat tentang Bi Sufi yang diambil dari berbagai sumber termasuk katalog film Indonesia dan mencari filmnya satu persatu. 

Bi Sufi lahir di Solo pada tahun 1927. Bi Sufi di kenal ketika masa-masa di TVRI saat bermain dalam drama TVRI bersama Marlia Hardi dalam acara Cerita Anak. Tokoh yang di perankan juga tidak berubah, sebagai nenek dan sebagai seorang pembantu dalam sebuah keluarga. Juga dalam Serial Pondokan Bi Sufi juga turut bermain, meski peran menjadi pembantu kerap kali di remehkan bahkan oleh pemberi kerja bahkan ia pernah di hardik oleh seorang kru TV, namun ia sadar sebagai seorang pembantu ia tidak bisa marah pada "majikan"nya. Pada Serial Pondokan Bi Sufi merupakan seorang pembantu dari Bu Dedeh yang di perankan oleh Nani Wijaya. Selain sebagai peran dalam serial TV sebenarnya Bi Sufi juga merupakan seorang penyanyi dengan Warna musik keroncong Ia kerap tampil pada Pasar malam di Surabaya, Solo, Jogya, Cirebon dan kota-kota lainnya. Dan menjadi penyanyi tetap di RRI Yogyakarta. 

Bi Sufi dalam drama tv. sumber Majalah film

Dalam karir filmnya, Bi Sufi atau kalau dalam credit tittle filmnya dengan nama Sofia Amang, ia memulai karirnya dengan bermain film "Harum Manis" pada tahun 1950 bersama artis 3 jaman Fifi Young yang di produksi oleh Studio Bintang Surabaya Film. Kemudian pada tahun 1955 ia bermain dalam film "Di Balik Dinding". Sempat vakum cukup lama dari film, kemudian ia kembali ke film pada tahun 1971 melalui film "Beranak Dalam Kubur", Kemudian 1973 dalam film "Napsu Gila", 1976 dalam film "Rajawali Sakti".  Pada tahun 1977 ia kembali bemain dalam film "Aula Cinta", 1978 "Bahaya Penyakit Kelamin" kemudian di tahun 1979 ia bermain di film "Romantika Remaja" yang di bintangi oleh Yenny Rachman dan Roy Marten. 

Pada tahun 1980 Bi Sufi bermain dalam film "Senyummu adalah Tangisku", 1981 "Dalam Lingkaran Cinta", dan "Nila di Gaun Putih". Kemudian 1982 dalam film "Perkawinan 83". Pada tahun 1984 ia bermain dalam tiga film yaitu "Untukmu Kuserahkan Segalanya" bersama Lydia Kandou, "Dalam Pelukan Dosa" dan "Pengabdian". 

Pada tahun 1985 ia berhasil bermain dalam 4 film yaitu "Bila Saatnya Tiba", "Hatiku Bukan Pualam", "Bila Saatnya Tiba" dan "Yang Kukuh yang Runtuh". Tahun 1986 ia bermain dalam film "Takdir Marina".

Bi Sufi mengakhiri karir filmnya pada tahun 1988 dalam film "Arini II (Biarkan Kereta Itu Lewat)". 

Dari data yang di peroleh, tidak di ketahui kapan bi Sufi meninggal dunia. 

Sunday, June 9, 2024

DAFTAR UNGGULAN FESTIVAL FILM INDONESIA TAHUN 1988

 


Berikut adalah Daftar Unggulan Festival Film Indonesia Tahun 1988 sebagai berikut : 

 UNGGULAN FILM CERITA TERBAIK 

1. Tjoet Nja Dhien

2. Istana Kecantikan

3. Ayahku


UNGGULAN SUTRADARA TERBAIK 

1. Eros Djarot (Tjoet Nja Dhien)

2. Frank Rorimpandey (Akibat Kanker Payudara)

3. Nasri Cepy (Catatan Si Boy)

4. Slamet Rahardjo Djarot (Kasmaran)

5. Wahyu Sihombing (Istana Kecantikan)


UNGGULAN AKTOR TERBAIK 

1. Deddy Mizwar (Ayahku)

2. Mathias Muchus (Istana Kecantikan)

3. Pitrajaya Burnama (Tjoet Nja Dhien)

4. Ray Sahetapy (Tatkala Mimpi Berakhir)


UNGGULAN AKTRIS TERBAIK 

1. Christine Hakim (Tjoet Nja Dhien)

2. Meriam Bellina (Tatkala Mimpi Berakhir)

3. Nurul Arifin (Istana Kecantikan)


UNGGULAN PENULIS CERITA ASLI TERBAIK 

1. Asrul Sani (Istana Kecantikan)

2. Eros Djarot (Tjoet Nja Dhien)

3. Ir. Suwandi (Pernikahan Dini)


UNGGULAN PEMBANTU PRIA TERBAIK 

1. Darussalam (Ayahku)

2. Didi Petet (Cinta Anak Jaman)

3. Remy Silado (Akibat Kanker Payudara)

4. Rudy WOwor (Tjoet Nja Dhien)

5. Slamet Rahardjo Djarot (Tjoet Nja Dhien)


UNGGULAN PEMBANTU WANITA TERBAIK 

1. Ira Wibowo (Kasmaran)

2. Nany Wijaya (Selamat Tinggal Jeanette)

3. Ria Irawan (Selama Tinggal Jeanette)

4. Rina Hashim (Akibat Kanker Payudara)

5. Rita Zahara (Tjoet Nja Dhien)


UNGGULAN PENULIS SKENARIO TERBAIK 

1. Asrul Sani (Istana Kecantikan)

2. Eros Djarot (Tjoet Nja Dhien)

3. Misbach Yusa Biran (Ayahku)

4. Slamet Rahardjo Djarot (Kasmaran)


UNGGULAN PENATA MUSIK TERBAIK 

1. Dodo Zakaria (Catatan Si Boy)

2. Harry Sabar (Saur Sepuh)

3. Idris Sardi (Tjoet Nja Dhien)


UNGGULAN PENATA SUARA TERBAIK 

1. Kemal Redha (Akibat Kanker Payudara)

2. Zakaria Rasyid (Kasmaran)


UNGGULAN KAMERAMAN TERBAIK 

1. George Kamarullah (Tjoet Nja Dhien)

2. George Kamarullah (Selamat tinggal Jeanette)

3. Irwan Tahyar (Akibat Kanker Payudara)

4. Tantra Suryadi (Terang Bulan di Tengah Hari)


UNGGULAN EDITOR TERBAIK 

1. Amin Kertarahardja (AKibat Kanker Payudara)

2. Karsono Hadi (Tjoet Nja Dhien)

3. Karsono Hadi (Kasmaran)

4. Yanis Badar (Saur Sepuh)


UNGGULAN ARTISTIK TERBAIK 

1. Benny Benhardi (Tjoet Nja Dhien)

2. Nazar ALi (Saur Sepuh)

3. Fred Wetik (Pernikahan Berdarah)

4. Sirajul Kahfi (Nada Nada Rindu)


Sumber Buku FFI 1988

Tuesday, June 4, 2024

DAFTAR PERAIH PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA TAHUN 1987

Film Terbaik FFI 1987

Setelah mengupas tentang daftar unggulan dalam FFI 1987 seperti dalam tulisan ini Klik di Sini maka kali ini kita akan membahas tentang Daftar Peraih Piala Citra Tahun 1987 sebagai berikut : 


Film Cerita   : Naga Bonar

Sutradara     : Slamet Rahardjo Jarot (Kodrat)

Aktor utama : Deddy Mizwar (Naga Bonar)

Aktris Utama : Widyawati (Arini)

Aktor Pembantu : Darussalam (Kodrat)

Aktris Pembantu : Roldiah Matulessy (Naga Bonar)

Skenario   : Asrul Sani (Naga Bonar)

Editing  : Amile Callebout (Secawan Anggur Kebimbangan)

Musik : Franki Raden (Naga Bonar)

Artistik : A Affandi SM (Cintaku Di Rumah Susun)

Cerita  : Asrul Sani (Naga Bonar)

Suara : Hadi Artomo (Naga Bonar)

Sinematografi : M. Soleh (Kodrat)


Untuk kategori Hadiah-hadiah khusus tidak ditemukan data meskipun ada unggulan untuk Poster film juga. 


Saturday, June 1, 2024

DAFTAR UNGGULAN FESTIVAL FILM INDONESIA TAHUN 1987


Festival film Indonesia menjadi ajang bergengsi bagi insan film. Berikut ini adalah daftar unggulan dari Festival Film Indonesia tahun 1987 sebagai berikut : 

1. PENYUTRADARAAN

a. Arifin C Noer  (Biarkan Bulan Itu)

b. Nya Abbas Akup (Cintaku Di Rumah Susun)

c. Slamet Rahardjo Djarot (Kodrat)

d. Sophan Sphiaan (Arini... Masih ada Kereta yang akan lewat)

e. Wim Umboh (Secawan Anggur Kebimbangan)


2. SKENARIO

a. Arifin C Noer (Biarkan Bulan Itu)

b. Drs. Asrul Sani (Naga Bonar)

c. Franky Rorimpandey (Penyesalan Seumur Hidup)

d. Nya' Abbas Akup ( Cintaku Di Rumah Susun)

e. Slamet Rahardjo Djarot (Kodrat)


3. CERITA ASLI UNTUK FILM 

a. Arifin C Noer (Biarkan Bulan Itu)

b. Drs. Asrul Sani (Naga Bonar)

c. Franky Rorimpandey (Penyesalan Seumur Hidup)

d. Nya' Abbas Akup ( Cintaku Di Rumah Susun)

e. Slamet Rahardjo Djarot (Kodrat)


4. TATA FOTOGRAFI

a. Adrian Susanto (Biarkan Bulan Itu)

b. F.E.S Tarigan (Cintaku Di Rumah Susun)

c. Harry Simon (Arini...Masih Ada Kereta Yang Akan Lewat)

d. Harry Simon (Secawan ANggur Kebimbangan)

e. M. Soleh Ruslani (Kodrat)


5. PENYUNTINGAN 

a. Emil Callebaut (Secawan Anggur Kebimbangan)

b. Karsono Hadi (kodrat)

c. Karsono Hadi (Naga Bonar)

d. Norman Benny (Biarkan Bulan Itu)

e. S.K Samsuri (Arini...Masih Ada Kereta Yang Akan Lewat)


6. TATA MUSIK 

a. Billy J Budiardjo (Secawan Anggur Kebimbangan)

b. Embie C Noer (Biarkan Bulan Itu)

c. Eros Djarot (Kodrat)

d. Franky Raden (Naga Bonar)

e. Idris Sardi (Penyesalan Seumur Hidup)


7. TATA SUARA 

a. Hadi Artomo (Naga Bonar)

b. Hartanto (Cintaku Di Rumah Susun)

c. Ibnu Hasan (Penyesalan Seumur Hidup)

d. Ibnu Hassan (Tinggal Sesaat Lagi

e. Zakaria  (Biarkan Bulan Itu)


8. TATA ARTISTIK 

a. Bhakti Salet (Kodrat)

b. El Badrun/Sumantri (Menumpas Teroris)

c. Hendro Tangkilisan (Biarkan Bulan Itu)

d. M. Affandy S.M  (Cintaku Di Rumah Susun)

e. Siradjul Kahfi (Naga Bonar)


9. PEMERAN UTAMA PRIA 

a. Cok SImbara (Penyesalan Seumur Hidup)

b. Deddy Mizwar (Naga Bonar)

c. El Manik (Biarkan Bulan Itu)

d. Rano Karno (Arini... Masih Ada Kereta Yang akan Lewat)

e. Slamet Rahardjo Djarot (Kodrat)


10. PEMAIN UTAMA WANITA 

a. Dewi Yull (Penyesalan Seumur Hidup)

b. Ita Mustafa (Tinggal Sesaat Lagi)

c. Marissa Haque (Biarkan Bulan Itu)

d. Widyawati (Arini... Masih ada kereta  Yang Akan Lewa)

e. Zoraya Perucha  (Secawan Anggur Kebimbangan)


11. PEMAIN PEMBANTU PRIA 

a. Afrizal Anoda (Naga Bonar)

b. Darussalam (Kodrat)

c. El Manik (Tujuh Manusia  Harimau)

d. Frans Haryadi (Tinggal Sesaat Lagi)

e. Remy Silado : Tinggal Sesaat lagi


12. PEMAIN PEMBANTU WANITA

a. Joice Erna (Arini... Masih Ada Kereta Yang Akan Lewat)

b. Rima Melati (Birkan Bunga Itu)

c. Roldiah Matulessy (Naga Bonar)

d. Tuti Kirana (Tinggal Sesaat lagi)


13. FILM CERITA PANJANG

a. Arini.. Masih Ada Kereta Yang Akan Lewat (PT. Sanggar Film/PT. Elang Perkasa Film)

b. Biarkan Bulan Itu (PT. Rapi Film)

c. Cintaku DI Rumah Susun (PT. Parkit Film)

d. Kodrat  (PT. Multi Permai Film)

e. Naga Bonar (PT. Prasidi Teta Film)


14. FILM CERITA PENDEK 

Tidak Ada film cerita pendek yang di unggulkan karena tidak ada yang memenuhi standar penilaian dewan juri


sumber tulisan : Buku FFI 1987

Friday, May 24, 2024

INILAH TIKA SARI PEMERAN YULIDAR, MURID PERTAMA LASMINI DALAM FILM SAUR SEPUH III

Tika Sari sebagai Yulidar

 Kalau menonton film saur sepuh 3 Kembang Gunung lawu, tentu kita akan melihat sosok gadis belia yang terdampar ke pondokan Lasmini karena tersesat dikala malam disertai juga dengan hujan. Seorang remaja putri dari desa Jalu yang berniat ke kota. Dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan dengan pakaian tipis dibagian dada yang basa , belum lah ia mengetuk pintu, dengan insting yang dimiliki, Lasmini langsung membukakan pintu dengan tenaga dalam dan menutupnya kembali setelah tamunya masuk. Setelah menyampaikan maksud dan tujuannya pada Lasmini , gadis tersebut mendengar petuah Lasmini yang lebih banyak makan asam garam kehidupan. Niat hati untuk pergi ke kota namun di larang oleh Lasmini karena pergi ke kota hanya akan menemui manusia manusia bejat yang hanya memandang dari pangkat dan derajat. Sehingga bisa saja kalau dia akan di ganggu laki-laki yang ingin menikmati tubuhnya dengah halus ataupun paksa. 

Yulidar dan Lasmini sedang berlatih Jurus

Akhirnya Lasmini memberkan opsi untuk bekerja padanya dan akhirnya di jadikan murid oleh Lasmini. Siapakah gadis tersebut? dia adalah Yulidar yang kelak akan menjadi murid pertama Lasmini. 


Yulidar di perankan oleh Andi Ratu Tika Sari atau lebih dikenal dengan Tika Sari. Gadis berusia 19 tahun saat produksi film Saur Sepuh 3 tersebut merupakan putri dari Andi Bachtiar seorang Perwira ABRI (Sekarang TNI) dengan tinggi 1,61 meter. Sebelum bermain di Saur Sepuh garapan Imam Tantowi, Tika Sari pernah bermain di film anak-anak "Don Aufar" yang pada saat itu belum tayang atau tidak jadi tayang. 

Tika Sari bergabung pada Sanggar Pakarya pimpinan Torro Margens, dan di percaya sebagai sekretaris sanggar.  Lewat Sanggar Tika tampil dalam Pementasan Balada Orang-orang tesingkir, di balai sidang dan juga ikut mendukung sinetron TVRI "Mutiara-mutiara" . Tika juga pernah memperoleh peran kecil lewat film silat "Pancasona" yang dibintangi oleh Barry Prima. 


Dalam Saur Sepuh III, berperan sebagai Yulidar seorang pendekar wanita, Tika terpaksa harus belajar silat jurus-jurus kembangan pada perguruan 12 Naga di Tanjung Priok. 

Demikanlah sosok Tikasari pemeran Yulidar dalam saur sepuh 3 Kembang Gunung Lawu. 


Saturday, April 27, 2024

RINI TOMBOY, DARI RADIO KE LAGU DAN FILM


 Masih ingat sandiwara radio Rini Tomboy di awal 90an? kalau di tempat saya di Banyumas, Sandiwara Radio Rini Tomboy di perdengarkan di radio kala itu radio Sumasli pada jam 12.30. sebagai seorang anak sekolah, sulit sekali untuk mendengarkan sandiwara ini karena masih belum pulang sekolah, Hanya bisa sesekali mendengarkan sandiwara ini dimana ada tokoh Rini, Samil, dan juga ada tokoh nenek yang di isi suaranya oleh Asriati yang lekat sekali dengan suara Mak Lampir. Hanya saja di sandiwara ini, Asriati sebagai nenek tidak bersuara semenyeramkan suara Mak Lampir tapi bayangannya tetap nenek yang menyebalkan. Ini adalah sandiwara radio yang mengetengahkan cerita drama, beda sekali dengan sandiwara radio yang sering di dengarkan seperti Saur Sepuh maupun Babad Tanah leluhur yang saat itu juga sudah mulai mengudara. 

Rini Tomboy juga di buatkan lagu oleh Ahmad Albar dengan lirik sebagai berikut : 

RINI TOMBOY - AHMAD ALBAR
Ada gadis di sini acuh dan tak perduliNamanya top Rini TomboyAda banyak lelaki semua mengakuiNaksir berat Rini Tomboy
Rini, Rini TomboyBila sehari kamu tak adaRini, Rini TomboyMereka tanya engkau di manaRini engkau di mana?
Ada yang sok beraniDatang dan pasang aksiRini cabut, gigit jari
Aku punya cerita tetapi rahasiaDan mungkin kau tak percaya
Rini, Rini TomboyBergaul bebas di mana-manaRini, Rini TomboyBebas tapi ada batasnyaRini gadis idola
Semalam di sini aku dan Si RiniDi Taman Ismail MarzukiNonton drama dan seni tari
Tanpa kusengaja kupegang tangannyaDan ternyata dia diam sajaAku bingung entah kenapa
Rini Tomboy
Rini, Rini TomboyBergaul bebas di mana-manaRini, Rini TomboyBebas tapi ada batasnyaRini gadis idola
Semalam di sini aku dan Si RiniDi Taman Ismail MarzukiNonton drama dan seni tari
Tanpa kusengaja kupegang tangannyaDan ternyata dia diam sajaAku bingung entah kenapa
Rini TomboyRini Tomboy

Lagu Rini Tomboy sendiri di buat ahmad Albar berdasarkan Sandiwara Radio dengan judul yang sama dan tata musiknya di kelola oleh Areng Widodo seorang Penata Musik terbaik dalam Festival Film Indonesia tahun 1990.

Ternyata lagu dan Sandiwara Radionya menarik perhatian produser Film Handi Mulyono dari PT. Kanta Indah Film, untuk memfilmkannya dengan Sutradara Noto Bagaskara sebagai film pertama yang ia sutradarai. 

Dan pemain-pemain Rini Tomboy di perankan oleh Cornelia Agatha seorang pendatang baru yang berhasil terpilih dari penyaringan casting. Film Rini Tomboy juga di perankan oleh Tio Pakusadewo, Hendri Hendarto, Rini Tomboy, Inneke Koesherawati dan juga ada penampilan khusus Titi Dwijayati sebagai penyanyi.