koleksi pedang ulung dari VCD, LD dan VHS lengkap |
Aku Cinta Indonesia…. Hehe ini slogan sudah lama banget sih,
sederhana tapi memiliki makna yang dalam. Berkaitan dengan Aku Cinta Indonesia
, saya akan bercerita tentang Film Indonesia.
Satu dari beberapa hoby saya adalah mencintai film Indonesia. Bagaimana
bentuknya? Yang pasti harus menonton film itu sendiri. Baik itu film yang lama
alias klasik maupun film yang baru.
Tiap-tiap tahun film Indonesia terus berkembang baik
mengikuti trend maupun enggak. Wajar bila dalam decade tertentu, film Indonesia
dianggap tidak berkualitas dengan tema yang itu-itu saja.
Bersama si kecil Alisha di sudut koleksi |
Melalui media film juga kadangkala menimbulkan kontroversi,
baik dari segi tema yang disajikan maupun dari sudut pandang yang lain. Sebut
saja film-film jaman dahulu, seperti film bernafas dalam lumpur versi Suzanna,
sempat dilarang tayang. Bahkan Film Yang Muda Yang Bercinta yang dibintangi
oleh WS Rendra dan Yati Octavia harus cukup lama tidur di badan sensor sekitar
12 tahun. Film tahun 1979 tersebut baru bisa tayang pada tahun 1992, karena
didalam film tersebut dianggap dapat memprovokasi penontonnya, terutama orasi
WS Rendra.
Tidak hanya film lama, beberapa film baru pun ada yang
dinilai cukup controversial di masyarakat.
Namun demikian, film merupakan salah satu bukti sejarah yang ada di
Indonesia dan patut untuk dilestarikan.
Koleksi film |
Koleksi film |
Bagaimana dengan saya? Saya bukanlah seorang kolektor film,
rasanya memang belum layak untuk dibilang sebagai kolektor meski tetap saja saya berusaha untuk mengumpulkan
satu persatu film-film Indonesia yang ditemui, tentu saja untuk di koleksi.
Karena ini adalah bagian dari sejarah.
Saya dan koleksi
boleh dibilang tidak bisa dipisahkan, karena sesuatu yang unik
kadang-kadang ditemui, baik ketika memulai perburuan sebuah film dan harus
berakhir kecewa karena tidak mendapatkan film yang di cari, maupun ketika tanpa
sengaja namun menemukan film-film yang langka, bagai menemukan harta karun hati
ini girang tak kepalang.
Merawat dan menyimpan sebuah koleksi tidaklah mudah, karena
meski kita sudah cukup berhati-hati untuk menyimpannya, namun sekali waktu
kadang-kadang ada yang pinjam dan tidak kembali. Ini bagi saya merupakan
bencana, karena banyak film-film yang tidak beredar lagi. Nilai sejarahnya
tentu beda ketika kita mendapatkan film dengan susah, kemudian tiba-tiba hilang
dan diganti dengan yang baru misalnya.
Saur sepuh sebuah film yang paling aku suka |
Saur sepuh dari VCD dan VHS , masih mencari LD semoga ada yang mau ngasih |
Memang kalau berbicara koleksi saya pribadi tidak hanya
mengoleksi film, namun juga CD music, atau kaset. Namun yang paling memiliki
banyak porsi adalah film, dan mengapa saya memilih film Indonesia?
Karena memang saya suka film Indonesia. Tidak berarti tidak suka film asing ya… namun
untuk koleksi memang saya menyukai film Indonesia, khususnya film klasik
Indonesia alias film Jadul.
Kalau ditanya koleksi apa yang paling disuka, hampir semua suka, namun dari semuanya Saur sepuh merupakan film yang paling saya suka, terutama saur sepuh 3, kembang gunung lawu. Saur sepuh merupakan film yang diangkat dari sandiwara radio yang sangat terkenal seantero Indonesia di tahun 80an, buah karya dari Niki Kosasih Alm.
Makin kesini setelah koleksi bertumpuk-tumpuk rasanya tidak adil kalau hanya diri sendiri yang menikmati, hingga akhirnya mengambil keputusan untuk mengkoleksi film-film yang memang disuka saja dan tentu aja sisanya banyak di lepas ke kolektor tentu dengan di rupiahkan yang sesuai walau terkadang juga buat barter saja kok, semua gak melulu karena uang, tapi uang dibutuhkan untuk membeli koleksi, itu realistis. Dan hampir koleksi film2 panas yang pernah dimiliki sudah terkikis berpindah ke kolektor lain, karena memang berasa hampa aja hehe makin tua makin berasa tidak berguna kalau menyimpan barang seperti itu. karena memang saya bukanlah kolektor sejati hanya pecinta film saja.
Makin kesini setelah koleksi bertumpuk-tumpuk rasanya tidak adil kalau hanya diri sendiri yang menikmati, hingga akhirnya mengambil keputusan untuk mengkoleksi film-film yang memang disuka saja dan tentu aja sisanya banyak di lepas ke kolektor tentu dengan di rupiahkan yang sesuai walau terkadang juga buat barter saja kok, semua gak melulu karena uang, tapi uang dibutuhkan untuk membeli koleksi, itu realistis. Dan hampir koleksi film2 panas yang pernah dimiliki sudah terkikis berpindah ke kolektor lain, karena memang berasa hampa aja hehe makin tua makin berasa tidak berguna kalau menyimpan barang seperti itu. karena memang saya bukanlah kolektor sejati hanya pecinta film saja.
No comments:
Post a Comment