Sunday, October 9, 2016

Berburu Foto di Tanjung Kait

Inilah salah satu spot buruan fotografer
Tanjung Kait bagi kalangan fotografer Landscape menjadi populer karena spot fotonya yang banyak dan di buru banyak fotografer, khususnya instagramer. Tanjung Kait terletak di Tangerang yang berada pada posisi paling utara di Kabupaten Tangerang.  Spot yang di buru oleh para fotografer biasanya adalah spot bagan, spot cincin maupun spot gubuk dan lainnya.

Kali ini saya akan menyajikan hasil buruan ke Tanjung kait tepatnya di daerah radar, Mauk. Perjalanan di mulai dengan keluar tol dadap untuk selanjutnya perjalanan di mulai dengan menyusuri sepanjang pinggiran Bandara Soekarno Hatta. Perjalanan menuju spot foto di bantu dengan aplikasi Waze untuk menuju Radar, Mauk.  Jarak tempuh dari pintu keluar dadap hingga lokasi membutuhkan waktu sekitar 1 sampai dengan satu setengah jam tergantung kondisi jalanan yang cukup sempit dan dilalui banyak kendaraan. Hingga akhirnya sampai ke daerah Radar disambut dengan hamparan empang-empang sebelum masuk kedalam pantai. Sedikit kesulitan untuk mencari spot foto yang akan di ambil, namun sebelum masuk pantai biasanya ada penjaga yang meminta parkir sebesar 15rb. Nah dari situ bisa nanya ke mereka untuk motret,

Pilihan kali ini saya akan memotret empang dengan sebuah gubuk dan 3 alat perangkap ikan. Melewati pematang hingga akhirnya menemukan spot yang pas, agar lebih afdol kali ini membawa penduduk lokal untuk sekedar memberi sentuhan konsep motret dengan nelayan ala kadarnya. Alhasil sesuai dengan arahan dan kondisi alam yang cukup mendukung akhirnya jadilah foto-foto yang cukup menggoda Iman. hehe

Penulis menggunakan kamera Fuji XT10 yang cukup setia menemani dengan dukungan filter yang digunakan. Inilah hasil yang saya dapatkan. Satu hal sebelum masuk ke empang biasakan untuk minta ijin kepada pemiliknya.

Sebenarnya spot-spot lain pun tak kalah indahnya namun akan saya sajikan tersendiri, tunggu tulisan saya berikutnya.
Bidikan dengan nelayan lokal

Nelayan Lokal pun turut membantu

Terbantu denan kondisi alam yang indah, ROL yang keluar cukup membuat suasana dramatis

Dari Sisi yang berbeda

Tuesday, October 4, 2016

MASJID ISTIQLAL DALAM JEPRETAN DENGAN NISI FILTER

Istiqlal , meski cuaca tidak mendukung namun akhirnya inilah salah satu hasilnya. Diambil dengan menggunakan Filter GND 0,9 soft
Masjid Istiqlal merupakan salah satu mesjid terbesar di Asia tenggara yang terletak di jantung kota Jakarta, merupakan masjid nasional Indonesia. Terletak di pusat pemerintahan , Masjid Istiqlal selain sebagai tempat ibadah bagi umat Islam juga merupakan salah satu tujuan wisata bagi wisatawan asing maupun domestik. Wisatawan pun ada yang beragama Islam dan non Islam yang ikut berkunjung ke Istiqlal. Untuk non muslim pengunjung harus di dampingi oleh guide untuk memandu dan menunjukkan letak masjid serta sejarah dan cerita lainnya.
Mencoba Framing yang berbeda

Nah penulis kali ini hanya ingin menjajikan tetang Masjid Istiqlal dari jepretan kamera . Sebagai tujuan wisata, Masjid istiqlal juga kerap kali di datangi oleh para fotografer untuk mengabadikan moment indah baik itu konsep di mesjid maupun mengabadikan sunset di sekitar masjid. Kali ini penulis mencoba menyajikan hasil foto yang di dapatkan meski kondisi cuaca ternyata kurang mendukung dan hampir mengurungkan niat untuk pulang. Namun berkat kesabaran dan sambil menunggu waktu magrib, saya berhasil mengabadikan beberapa moment meski hasilnya tidak 'secetar' yang diharapkan.
Terlalu sibuk dengan memperhatikan satu arah yang terus mendung, tanpa sadar ternyata merahnya senja sempat keluar, meski akhirnya harus lari, namun moment tersebut begitu cepat. Ini saya juga jepret masih menggunakan bantuan filter NiSi GND 0,9 soft.



Saya menggunakan Kamera Fuji XT10 dengan Lensa Samyang 12mm ditambah dengan filter NiSi. Alasan utama menggunakan Filter merk Nisi tentu saja karena hasilnya yang low colorcast, low reflection, dengan menggunakan Holder Nisi V5 yang dapat menampung tiga filter square 100system selain juga kelebihan dari holder V5 ini adalah adanya CPL yang langsung dapat terpasang di holder dengan pemutarnya yang sudah disediakan di holder tentu saja ini sangat memudahkan bagi fotografer. Kalau dari saya sendiri sih recomended ya menggunakan holder dan filter NiSi.

Bagi fotografer Landscape, filter merupakan keharusan karena tanpa bantuan filter hasil fotonya kurang maksimal tentu saja. Sebagai contoh ketika pada siang hari kita melihat awan begitu indahnya di mata kita dan ingin sekali mengabadikan momen tersebut dengan memotretnya tanpa bantuan filter, hasilnya terkadang cukup mengecewakan karena di bagian awan terkadang hanya flat putih belaka. Pernah ngalamin kejadian seperti ini kan? nah itulah kenapa di perlukan filter, untuk kejadian seperti ini Filter GND menjadi solusinya. Kenapa bisa terjadi awan yang flat di hasil foto tidak seperti apa yang terekam di otak kita? Secara natural alam itu memiliki dynamic range yang lebih lebar dibandingkan dengan kemampuan dynamic range camera saat ini. Nah bagian ini nanti akan di bahas di tulisan lain mengenai berbagai macam filter.

Nah peralatan sudah siap, Camera sudah terpasang di tripod, pasang filter selesai. Kali ini karena kondisi cuaca alam yang memang kurang bersahabat, saya mencoba mengabadikan moment dengan menggunakan Filter GND 0,9 soft. enapa harus soft? karena untuk memotret gedung filter yang pas adalah menggunakan filter GND soft, tentu saja dengan memperhatikan kondisi alamnya apakah masih terang atau sudah gelap. Kalau sudah gelap tentu filter tidak digunakan lagi. Meski sempat berpatah arang karena cuaca mendung namun inilah hasilnya.




Saat blue hour pun tiba, tetap cantik kaan.



Wednesday, September 28, 2016

PESONA ARGAPURA

Pesona Argapura

Pernah ke Majalengka? atau menikmati suasana alam di Majalengka? Ya Majalengka adalah sebuah kabupaten di Jawa Barat yang akhir-akhir ini cukup mencuri perhatian dengan pesona view Panyawean - Argapura yang sangat indah. Hamparan tanaman bawang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan maupun fotografer untuk mengabadikan momen yang indah. Hamparan tanaman bawang menghijau di perbukitan yang menambah keindahan.  Wisata Terasiring Panyawean demikian kadang orng mengenalnya.

Letaknya berada di Panyawean kecamatan Argapura, sekitar 1,5 jam dari pusat kota Majalengka. Untuk mencapai tersebut dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua, ataupun misal menggunakan roda 4 ada beberapa kesulitan ketika harus berpapasan dengan kendaraan lain sementara sisi satunya biasanya berupa lereng. Namun disarankan agar menghubungi 'sesepuh' lokal agar dapat menunjukkan letaknya sehingga tidak nyasar untuk mencapai tujuan. Orang yang pernah saya hubungi adalah Oka Supardan, salah seorang pegiat fotografi di Majalengka yang kenal via jejaring sosial Facebook. Karena beliau yang sering upload keindahan Argapura itulah maka daya tariknya mampu membawa saya untuk penasaran dan kesana. Meski pada saatnya Kang Oka demikian saya memanggil tidak bisa menemani namun saya juga menghubungi pegian fotografi lainnya dari ngetrip majalengka dengan Kang Ipung atau Maulana yang akhirnya menemani selama dua hari disana untuk eksplore Majalengka, selain Panyawean Argapura sendiri juga ada banyak curug yang indah.

Menikmati pemandangan alam dengan hamparan hijau nan luas saat musim tanam sudah tiba adalah sebuah keindahan tersendiri. Pagi hari adalah waktu yang baik untuk melihatnya karena masih dapat melihat hamparan awan putih yang menambah keindahan sedangkan sore hari dapat dilakukan ketika musim kemarau tiba karena sering sekali jam 1 siang udara di panyawean sudah mulai mendung, jadi sayang sekalai kalau harus kehujanan.

Panyawean atau orang lebih mengenalnya dengan Argapura sempat menjadi viral ketika pengunjung 'alay' merusak tanaman bawang petani dengan menginjak-nginjaknya untuk berfoto ria, namun kini mulai kondusif kembali, karena apapun dan siapapun itu seharusnya harus saling menjaganya. Baik traveler, fotografer maupun para pengunjung biasa harus bisa menjaganya.

Berikut adalah jepretan keindahan Argapura yang pernah penulis abadikan. Add saya di Instagram : @totoandromeda

Argapura

Pesona Argapura

Pesona Argapura


Argapura

Tuesday, September 20, 2016

HIDDEN PARADISE ; GOA LALAY KEINDAHAN TERSEMBUNYI DI MAJALENGKA

Goa Lalay - Majalengka
Majalengka kini sedang berbenah dengan pariwisatanya yang mulai di kenal hingga pelosok negeri bahkan dunia. Adalah Panyawean - Argapura yang sudah mencuri hati para traveler untuk datang melihat dan mengunjungi Majalengka untuk memotret keindahannya. Namun sebelum penulis menyajikan potret Panyawean - Argapura, terlebih dahulu penulis akan memberikan sedikit oleh-oleh yang berhasil di dapatkan ketika berkunjung ke Majalengka.

Adalah Goa lalay atau ada juga yang menyebutnya green canyon. Goa Lalay terletak di desa Sukadana Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka. Letaknya sekitar 16km dari kota Majalengka. Untuk mencapai Goa Lalay dapat di tempuh dengan menggunakan roda 4 maupun roda 2, namun akses menuju kesana bagi yang tidak memiliki kendaraan harus pandai-pandai dan seringlah bertanya tentang tujuan tersebut agar tidak nyasar. Lebih mudahnya dapat menaiki ojek dari terminal Maja. Selain itu ada baiknya agar membawa guide dari penduduk setempat untuk menunjukkan letak Goa Lalay. Parkiran yang tersedia masih di halaman atau kebun penduduk sekitar. Dari Parkiran perjalanan dilanjutkan dengan melewati jalan setapak yang kalau pada musim hujan biasanya akan ditemani dengan sekerumunan nyamuk-nyamuk liar hitam putih yang akan setia mengikuti langkah kita hingga goa lalay, dan sebaliknya.

Melewati Jalan setapak sekitar 500 meter untuk kemudian sampai pada loket yang di buka oleh penduduk setempat, keadaan masih perawan karena belum banyak di kunjungi orang. Dengan memberikan uang tanda masuk sekedarnya dan mengisi buku tamu, kemudian dilanjutkan ke Goa lalay yang harus melewati jalan berbatu yang untuk menuruninya harus menggunakan bantuan tangga darurat dari bambu karena kontur batunya yang tidak mungkin di gali untuk dijadikan jalan. Turunnya cukup terjal jadi harus berhati-hati.

Seperti namanya, Goa Lalay , Goa ini tempat persembunyian kelelawar sehingga agar dapat lebih leluasa alangkah baiknya memakai masker sehingga bau kelelawar yang menyengat dapat terkurangi. Sesampai di goa lalay, biasanya yang di cari adalah ROL (Ray of Light) oleh para fotografer maupun landscaper, namun bagi pengunjung biasa dapat berfoto dan menikmati keindahannya. Begitu pentingnya arti seorang guide disini, karena mereka lebih tahu seluk beluk dari goa tersebut yang juga merupakan sebuah aliran sungai yang sewaktu-waktu dapat terjadi banjir bandang. untuk itu tetap waspada dan selalu mengikuti arahan dari guide.
Konon tempat tersebut sudah memakan banyak korban akibat air bah yang terjadi dan sangat sulit untuk menyelamatkan diri dari tempat tersebut karena letaknya yang diapit oleh dua tebing batu, sehingga meski indah namun janganlah terlalu berlama-lama apalagi kalau kondisi musim penghujan.

Selain goa lalay masih banyak sekali daerah Majalengka yang belum di eksplor. Mau eksplor lebih jauh? yuk kita jelajah negeri ini

Akses Turun yang cukup terjal

Aliran sungai yang diapit dua tebing

Kanan kiri di apit dua tebing batu

Goa lalay yang memerah di bagian bawah

Saat ngeROL seperti inilah yang ditunggu tunggu

Aliran sungai dari Goa Lalay

Naik dan turun menggunakan tangga bambu

Wednesday, September 7, 2016

At Glance : Nonton Warkop DKI Reborn, Jangkrik Boss Part 1 dapat CD OST Gratisss...........

Warkop DKI Reborn Jangkrik Boss Part 1, Tiket XXI, CD OST

Nah biasanya penulis menyajikan hasil-hasil jepretan, kali ini rasanya tangan ini gatal ingin nulis tentang film Warkop DKI Reborn yang akan tayang tanggal 8 September 2016. Film Falcon Pictures garapan Anggy Umbara ini mulai menyapa penonton di bioskop-bioskop Indonesia pada hari Kamis esok dengan sederetan cast yang sudah tidak diragukan lagi. Mengambil judul warkop DKI tentu ingatan kita akan di giring dengan trio warkop Dono, Kasino, Indro yang selalu memberikan tontonan sederhana dan menghibur dengan bumbu-bumbu wanita seksinya di film Warkop DKI terdahulu.

Trio Warkop DKI sendiri kini tinggal tersisa Indro, karena dua koleganya Dono dan Kasino telah meninggal dunia namun karya-karyanya masih dapat dinikmati dilayar kaca yang sering di putar bolak balik dan rasanya tak bosan untuk menontonnya meski adegannya itu lagi itu lagi. Namun Warkop DKI merupakan salah satu film yang tak akan pernah tertandingi di jaman sekarang, ketika orang menyebut film komedi maka warkop DKI merupakan salah satu film komedi yang terlintas meski untuk generasi sekarang sekalipun Warkop DKI masih di kenal sama mereka.

Kembali ke Jangkrik Boss Part 1, Penonton dibuat penasaran dengan kehadiran bintang-bintang yang akan memerankan tokoh DKI, sebut saja Vino G Bastian yang akan memerankan Kasino. Seperti biasa di film ini pun Kasino tetap di perankan sebagai orang yang lugu namun ada licik-liciknya juga sih seperti di film warkop lainnya, Kemudian Dono diperankan oleh Abimana dan Indro oleh Tora Sudiro. Dari ketiga tokoh tersebut memang yang selalu apes itu adalah Dono.

Yang menarik dari Film Warkop DKI Reborn ini adalah sebuah gebrakan yang diambil dengan memberikan sebuah souvenir cantik tentunya karena penonton yang akan menonton pada tanggal 8 September 2016 ini akan mendapatkan CD OST yang tentu saja akan menjadi sesuatu yang menarik. Sebuah cara unik untuk menarik penonton tentunya karena seperti yang sudah-sudah CD OST dijual terpisah di toko kaset, namun kali ini  penonton dimanjakan untuk mendapatkan CD OSTnya secara langsung ketika membeli tiket. Kalau di hitung-hitung penonton sebenarnya gratis untuk nonton film ini, karena harga sebuah CD OST paling murah biasanya sekitar 35ribu rupiah. Dan yang lebih serunya tiket dapat di peroleh sebelum pertunjukan dimulai alias bisa presale walau di bioskop-bioskop tertentu. Namun jangan lewatkan masih ada sehari lagi nih yang ingin mendapatkannya.

Harapannya semoga Warkop DKI Reborn ini mampu memberikan tontonan yang segar dan tidak mainstream. Tunggu apalagi jangan lupa nonton mulai tanggal 8 September 2016 dan seterusnya. Dukung terus film Indonesia. Berikut tempat pembelian tiket presalenya

Thursday, August 25, 2016

CURUG PARIGI AT GLANCE



Curug Parigi dilihat dari bawah

Curug Parigi di foto dari Atas menghadap view sunrise
Curug Parigi View Sunrise dengan framing Pohon
Curug Parigi dari sisi Vila Nusa Indah 5

Masih ingat dengan Curug Parigi yang sebelumnya pernah saya tulis, kali ini penulis juga ingin kembali menyajikan foto-foto dari Curug Parigi dari masa ke masa yang berbeda. 

Yang belum baca blog sebelumnya tentang Curug Parigi, yuk review kembali. 
Curug Parigi , ya nama ini kian hari kian ngehits saja. Menikmati keindahan curug parigi bagaikan menikmati keindahan air terjun Niagara yang terkenal itu. Boleh dibilang curug parigi adalah Niagara Mininya ala Bekasi. Mungkin belum banyak yang tahu letak curug Parigi dimana. Curug ini terletak di kampung Parigi, Desa Cikiwul kecamatan Bantargebang – Bekasi. Curug ini terletak di belakang perumahan Nusa Indah 5 atau akses mudahnya adalah melalui pangkalan 5. Memang agak sulit untuk dapat menjangkau curug ini, karena minim sekali petunjuk untuk sampai kesana. Satu-satunya jalan adalah dengan mengandalkan aplikasi waze atau bisa dengan google map. Untuk mencapai ke Parigi akses yang mudah adalah melewati jalan Narogong Raya. Dengan aplikasi waze biasanya akan di pandu untuk melalui perumahan Nusa Indah 5. Namun sayangnya kalua melalui akses perumahan, pengunjung harus untuk melompat pagar untuk dapat mendekat ke curug. Selain akses melalui perumahan, akses mudahnya adalah melalui jalan Pangkalan 5, tepatnya samping pabrik Hakapole. Begitu masuk, maka ikutin jalan kedalam sekitar 1 kilometer, hingga menemukan tanah lapang. Kendaraan dapati parkir disekitarnya. Akan terlihat gubuk-gubuk tempat jualan, dan untuk dapat melihat keindahan air terjun Niagara mini, pengunjung harus naik tanggul dan menuruninya. Atau cukup juga melihatnya dari atas.

Begitu tiba di pangkalan 5, maka akan terdengar gemuruh suara air terjun atau curug. Air curug ini berasal dari Sungai Cileungsi yang cukup lebar, dan kenapa bisa terjadi bentuk aliran air yang terjun, konon dulu di tempat tersebut sering di ambil pasirnya sehingga semakin dalam dan seperti sekaranglah keadaanya, sedangkan nama pangkalan sendiri konon berasal dari nama tempat tersebut yang sering di jadikan pangkalan truk-truk pengangkut pasir.

Curug Parigi dari atas

View Sunrise

Keindahan curug Parigi

Hunting Foto bareng teman

Curug Parigi Sunset view

Begitu sampai ke curug kita akan di buat Wow dengan pemandangan indah ditengah kota, air terjun yang indah dan bagus untuk berfoto ria. Bagi para fotografer lanskap untuk mengambil gambar biasanya akan memilih saat-saat terbit dan terbenam matahari. Untuk saat terbit sisi selatan atau masuk via pangkalan 5 lah tempat yang bagus untuk memotret, sedangkan saat matahari terbenam maka akses masuk dari sebelah perumahan Villa Nusa Indahlah yang tepat untuk dapat menikmati matahari terbenam. Namun tidak menjadi masalah ketika keadaan air sedang surut, maka masuk dari sisi pangkalan lima pun bisa saja , karena kita dapat menyeberanginya. Namun jangan coba-coba jika air dalam kondisi besar karena debit airnya cukup deras sehingga alih-alih dapat foto bagus malah bisa-bisa terbawa arus.

Jernih keruhnya air terjun Parigi ini tergantung juga dengan kondisi cuaca di Bogor, karena seringkali ketika Bekasi tidak dilanda hujan namun Bogor hujan deras , maka itu akan berpengaruh terhadap keadaan airnya. Saat hujan air coklatlah yang akan keliatan, namun saat kemarau biasanya airnya lumayan jernih.

Curug Parigi saat ini masih menjadi incaran para Landscaper untuk mengabadikan moment. Ada dua spot yang di cari oleh fotografer Landscaper, yaitu spot Sunrise dan spot sunset. Untuk mendapatkan spot sunrise pengunjung harus melalui Pangkalan 5 sedangkan kalau ingin mendapatkan spot sunset maka pengunjung harus melalui perumahan Villa Nusa Indah 5. Alam akan membawa pada keindahan Curug parigi.

Nah , anda ingin mencoba melihat curug parigi? Jangan lupa bertanya atau sekedar menggunakan aplikasi untuk sampai kesana karena tak jarang penduduk sekitarpun tidak tahu dimana itu curug parigi.
Berikut adalah keindahan curug parigi dalam jepretan saya. Salam ! @totoandromeda dan @totoandromeda.journal
Add saya di Instagram.

Wednesday, June 1, 2016

EDIT PHOTO MENGGUNAKAN SNAPSEED BERSAMA TEMAN ISTAGRAM



Foto asli sebelum di edit

Media sosial belakangan ini memang semakin ajib saja, media sosial tentang fotografi yang paling ngehits saat ini adalah Instagram, walaupun sekarang muncul steller stories namun Instagram masih mengisi hati para penggemarnya. Baik hanya sekedar eksis maupun ngiklan. Media Instagram pertama kali berbasis IOS hingga akhirnya pun di buka untuk Android yang semakin berkembang hingga saat ini. Tak hanya sekedar sebagai alat untuk berbagi foto, namun Instagram makin berkembang sebagai media iklan baik fashion, Camera, strap, tiketing , dan lain sebagainya, sehingga muncul kata 'endorse' bagi orang-orang yang mayoritas memiliki banyak follower untuk menjadi media iklan, ataupun hanya sekedar buzzer.

Nah kali ini saya sih gak akan mengulas tentang instagram, tapi kali ini saya ingin berbagi, awalnya iseng saja sih di sebuah grup fotografi (merk grupnya sensor dulu ya, takut ada yang gak berkenan hehe). Muncul ide untuk membuka foto saya dari berbagai versi orang untuk mengeditnya. Akhirnya ide tersebut terlontar , dari sekian banyak orang yang saya email, feedbacknya ada sekitar 7 orang yang ikut ngulik foto saya dari berbagai versi mereka, karena media edit kan bebas mau pakai Lightroom, photoshop, atau snapsheed misalnya. Dari feedback yang ikut berpartisipasi, berikut id IGnya, yuk kunjungi laman IG mereka dan follow ya : Foto saya ambil di waduk jatiluhur

1. @masdaenk
2. @ariefrahmawan
3. @anrseptiadi
4. @citrasenjayuliana
5. @Irfan_photo
6. @sayfiqbal
7. @dotdee_soft

Masing-masing orang tentu memiliki ciri khas edit yang berbeda-beda Nah kali ini saya ingin berbagi edit yang dilakukan oleh saudara Arief di id IG @ariefrahmawan. Arief mengedit foto menggunakan Snapseed.

1. Langkah Pertama buka snapseed, Pilih foto yang akan di edit. Pilih tune Image

2. PIlih Detail,

3. Sharpening +53

4. Hasilnya

Gambar diatas adalah contoh dari edit menggunakan snapseed, saya seganja tidak mengulas satu-satu, namun satu ini cukup mewakili. Untuk menggunakan Lightroom, @anrseptiadi atau sdr Anjar juga mengunakan Lightroom sebagai sarana edit. Untuk lebih lanjut menggunakan LR akan saya ulas di tulisan selanjutnya. Ditunggu ya.

Berikut adalah foto-foto hasil kontribusi dari teman-teman IG dari foto yang saya punya. Yuk kita intip

Hasil Edit dari sdr Anjar id IG @anrseptiadi

hasil edit Sdr Citra Id IG @citrasenjayuliana

Hasil Edit dari Doddy id IG @dotdee_soft

Hasil Edit dari Iqbal id IG @sayfiqbal

Hasil Edit dari Irfan, Id IG @irfan_photo

Hasil Edit dari Saifudin id IG @masdaenk





Mana yang kalian suka? semua bagus dan tentu memiliki ciri khas tersendiri. Disini saya tidak untuk menilai hasil edit namun lebih ke arah saling share sesama teman. Terima kasih buat kontribusi teman-teman semua, buat pengunjung blog jangan lupa kunjugi IG tersebut diatas dan jangan lupa follow.

Salam, 2016
@totoandromeda 

Wednesday, May 11, 2016

BERBURU SUNSET DAN SUNRISE DI SAWARNA







Tanjung Layar




Empat tahun yang lalu tepatnya tahun 2012 penulis pernah mengunjungi desa Sawarna salah satu hidden paradise yang cukup membuat penasaran kala itu. Namun kali ini penulis kembali lagi ke desa Sawarna setelah 4 tahun berlalu.

Desa Sawarna merupakan salah satu tujuan wisata yang sudah bergeliat, berbeda dengan 4 tahun lalu kala pertama kali penulis ke Desa Sawarna, kali ini penulis pun kembali untuk mengunjungi Sawarna dengan segala perubahannya. Perubahan drastis yang terasa adalah Jembatan masuk menuju Ciantir yang dulu masih dengan jembatan sederhana kini sudah dibuat bagus dan di semen. Juga terdapat dua pintu keluar yang berbeda dengan jembatannya yang sudah kokoh. Penginapan yang sudah mulai menjamur tidak seperti jaman dulu, juga hadirnya minimarket di dekat jembatan masuk wilayah Ciantir yang dulu merupakan tempat parkir mobil kini sudah di sulap menjadi minimarket yang berdiri disana. Artinya roda ekonomi yang bergeliat sekali sejak Sawarna disebut-sebut sebagai ‘hidden paradise’ yang kini kian di kenal. Juga di Pantai Tanjung Layar sudah terdapat tulisan besar warna Merah hasil kerjasama dengan Bank BRI, menambah kokohnya pariwisata Sawarna.

Sunrise di Lagoon Pari

The Icon of Sawarna
Akses menuju Sawarna yang makin enak untuk dilalui. Perjalanan dari Bekasi menuju Sawarna kali ini sebenarnya tanpa rencana matang namun langsung cus saja, bertiga teman menuju sawarna. Perjalanan lumayan panjang karena mengambil waktu weekend yang cukup membuat terkuras tenaga karena macetnya perjalanan , via Bogor kemudian lanjut Sukabumi hingga pelabuhan Ratu dan menuju Sawarna. Well singkat cerita perjalanan ditempuh hamper 8 jam dengan hanya berhenti untuk sekedar makan siang dijalan. Karena perjalanan tak direncanakan kali ini agak kebingungan karena sebelumnya di tahun 2012 ikut dengan travel tour namun kali ini sedikit berbeda. Sampai desa sawarna sudah kelewat magrib dengan kondisi hujan walau tidak terlalu lebat.

Tiba di parkiran , speak speak sejenak dengan tukang ojek setempat untuk ditunjukan homestay untuk menginap, sekaligus negosiasi dengan ojek untuk esok hari menyewa mereka untuk diantar ke spot-spot yang kami inginkan. Perjalanan kali ini penulis beserta teman-teman ingin mengabadikan sunrise dan sunset di sawarna. Pilihan kali ini adalah Sunrise di seputar Lagoon Pari dan sunsetnya di Tanjung Layar yang merupakan ikon Sawarna. Setelah negosiasi dengan penawaran awal 200rb perkepala per ojek, kami negosiasi hingga disepakati harga 100rb perkepala. Akhirnya karena kondisi hujan, malamnya kami manfaatkan untuk istirahat di homestay hingga subuh hari kami di jemput oleh tukang ojek. Setelah menunaikan sholat subuh kami diantar ke spot sunrise. Sebelumnya di tahun 2012 penulis juga pernah ke spot yang akan kami tuju bedanya saat itu jalan kaki dan kondisi jalanan sudah agak siang. Namun kali ini kami diantar dengan ojek yang kondisi jalanannya gelap, beberapa jalan sempit karena merupakan jalan setapak, licin dan gelap karena habis hujan.

Agak stress saat naik ojek karena jalannya lumayan kenceng dan sedikit takut jatuh, beberapa kali harus menahan nafas dan tutup mata menghindari takut, hingga akhirnya sampai di lokasi. Persiapan untuk mengabadikan moment sunrise, tripod dan segala macamnya pun sudah siap. Jepret sana jepret sini, walau agak sedikit kecewa karena pagi ini mataharinya dan awannya kurang begitu wow, agaknya kami memang kurang beruntung. Selesai sunrise kami minta diantar ke Tanjung layar untuk sekedar melihat kondisinya untuk kemudian diantar kembali ke homestay untuk istirahat.

Sekitar setengah 4 sore kami bertiga sudah di jemput oleh ojek untuk diantar ke Tanjung Layar, menikmati dan mengabadikan sunset hingga kemudian kami diantar kembali ke parkiran untuk kemudian pulang menuju Jakarta.

Ada sedikit cerita ketika kami harus pulang ke Jakarta, sebulan sebelumnya dengan tujuan yang sama penulis ke Sawarna walau tidak beruntung karena tidak dapat sunrise dan sunset, pulangnya mengandalkan aplikasi Waze dan di tuntun untuk melewati jalan Cikidang. Wow kalian tahu, ada cerita dibalik apa tentang Cikidang. Sebenarnya sih awalnya penulis nothing to loose dan memang baru pertama kali lewat jalanan CIkidang yang sangat sangat sepi, hanya berdua, mengandalkan Waze. Pada awalnya kami tidak merasa takut hanya merasa aneh karena jalanan begitu sepi tanpa ada lalu lalang kendaraan. Hingga akhirnya mampir di Indomaret. Dan…… ini yang kemudian membuat hati kami merasa was was, begitu parkir di Indomaret langsung di samperin sama tukang parkir, menanyakan tujuannya kemana, setelah kami kasih tahu akan ke Jakarta, keluarlah cerita kalau jalanan tersebut banyak rampok, begal pokoknya jangan lebih dari jam 9 malam katanya. Haha takuuuuuuuuut….. , masuk ke Indomaret ceritanya pun sama, kasir Indomaret bilang kalau dibawah jam 9 masih aman, tapi setelahnya harus hati-hati. Waduh sudah terlanjur basah, akhirnya tetap melanjutkan perjalanan dan alhamdulillah aman walopun takut hehe. Jadi yang belum hafal mending lewat sukabumi jangan melewati Cikidang haha.

Nah berikut hasil fotonya. Temui saya di Instagram : @totoandromeda dan @totoandromeda.journal  di follow ya…
Sunrise di Lagoon Pari

Motion

The Icon of Sawarna

The Landscaper

Batu icon dari Sawarna

Sunset di Sawarna