Wednesday, November 26, 2025

DRAMA SERI "SARTIKA" Judul : NOSTALGIA DOKTER IMAM

 


DRAMA SERI "SARTIKA" 

Judul : NOSTALGIA DOKTER IMAM

Karya : Tatik Maliyati WS

Sutradara : Bambang BS

Tayang di TVRI, 10 Februari 1991 jam 21.35 WIB

Dokter Imam dan dr. Sartika melanjutkan bulan madunya ke Ketapang, kota kecil tempat dokter Imam pertama kalinya menjalankan tugasnya sebagai dokter Puskesmas. Ia menjumpai bekas mantri kesehatannya yang kini sudah pensiun. Mantri itu dulu orang yagn sangat berjasa baginya dalam menjalankan tugasnya. dr. Imam juga bernostalgia dengan bekas pasiennya. 

Pengantin baru ini mengunjungi perusahaan penebangan kayu dnegan harapan ketemu Kohar. Tapi rupanya Kohar tidak ada di perusahaan itu. Sartika sendiri di kota kecil ini banyak menemukan masalah kesehatan yang perlu penanggulangan. Dia temukan anak-anak dan orangtua yang giginya rapuh karena kurang kadar flour. Banyak juga ia menjumpai orang yang berobat ke dukun.  Sedang biasa saja karena ia sudah kenal betul dengan situasi di daerah itu. 

Sartika cemburu ketika dr. Imam menjumpai bekas pasiennya. Ia ingin cepat-cepat pulang Akan tetapi tidak lama kemudian Sartika hatinya luluh setelah melihat penderitaan wanita itu Suaminya menderita kusta dan dirawat di Singkawang. Sartika terdorong niat untuk pegi ke Singkawang, ia ingin tahu sendiri bagaimana Pemerintah dalam meresosialisasi para ex kusta. 


Tuesday, November 25, 2025

DARTI MANULANG

 


DARTI MANULANG. Penampilan awalnya di layar gelas. Kemudian mendapat tawaran untuk main film. Lalu suting film inilah yang sempat membuatnya sakit lever. Padahal kedua orangtuanya tidak menyetujui bergelut di dalam bidang film. Darti manulang juga berhasil menamatkan kuliah di UKI dan menyandang gelar SH. tentu sebuah gelar yang bergengsi. 

Darti sakit lever karena terlalu letih, akibat suting. itulah sebabnya ia lebih suka menjadi pengacara daripada seorang artis. Karena kesibukannya di luar film, Darti juga sempat menolak tawaran main film yang datang padanya.Ia menolak bukan karena ditawarin film berbau  s e  k s, karena ia pasti akan menolaknya untuk adegan tersebut. 

Artis bernama lengkap Resmina Yadharty Manullang ini juga sempat melakoni beberapa film nasional antara lain "Jangan kirimi aku bunga, Di balik Dinding Kelabu" Lupus I dan II, Lintar, Lebih Asyik sama Kamu, Djakarta 66 dan Bayar Tapi nyicil. 

Ada yang masih ingat artis ini? mungkin lebih kenal sebagai artis sinetron dengan peran antagonisnya??

~MF 095/63 Tahun V, 17  Feb - 2 Maret 1990


Monday, November 24, 2025

MENUMPAS PETUALANG CINTA, PENCAK SILAT KONTRA KUNG FU

 


ERICK SOEMADINATA dalam Menumpas Petualang Cinta. PENCAK SILAT KONTRA KUNG FU. Seorang lelaki Cina muda dengan rambut di kepang panjang ala pendekar Pui Sigiok dari biara Shaolin, dengan congkak petantang petenteng di sebuah desa di kawasan Jawa Barat. Senjata andalannya sebuah kpas berjeruji pisau. Tokoh bernama Po Seng dengan kekuasaannya mengangkat dirinya sendiri menjadi semacam raja kecil di wilayahnya. 

Sebagai penentang kesewenangannya muncul Jaka, pemuda gemblengan pesantren. Duel antara mereka menjadi atraksi yang menarik, karena yang satu berbekal kung fu sedangkan yang lain mengembangkan jurus-jurus pencak silat. 

Diarahkan oleh sutradara Tjut Djalil, kedua pemeran harus berulang kali bergebrak, "Agar nampak realistis, para pemain film silat sebaiknya memang memiliki bekal ilmu bela diri yang cukup, " ujar Pelatih Kelahi Eddy S Jonathan, yang tak jemu-jemunya memberi contoh gerakan. 

Tokoh Po Sang di perankan oleh Steady Rimba yang menilik dandanannya mengingatkan pada mendiang Alexander Fu Shen dari Shaw Bros. Tubuhnya memang cukup kekar, Gebrakannya juga lumayan mantap. Sebagai lawannya Jaka bukan lain adalah Errick Soemadinata yang sudah di kenal lewat serial silat "Si Gobang".

Masih ada lagi Golden Kasmara, yagn berperan sebagai A-Cai dan Yurike Prastica sebagai Ling Ling. Keduanya melambangkan  pendekar-pendekar muda keturunan Cina yang baik dan bertrio dengan jaka menumpas si Jahat Po Seng!. 

"Banyak adegan seru yang baru dan lain dari yang lain di film ini," promosi Eddy. "Antaranya ada adegan Errick di jerat dengan tali temali sampai jatuh kelubang perangkap penuh bambu runcing. Juga adegan Yurike dengan Golden dibuat artistik.

Dalam suatu adegan, Yurike berjumpalitan tinggi, lalu kakinya "menclok" ke pundak Golden. Dengan jurus istimewa inilah mereka memecahkan keangkeran Steddy. Kamerawan Ridwan Djunaedi boleh di puji berhasil  memvisualkan adegan demi adeagan dengan cukup terampil.

"Untuk menghidupkan suasana Betawi "tempoe Doeloe" sengaja kami memilih lokasi suting di sekitar Sukabumi yang masih asli", kata produser Ferry Angriawan dari PT. Virgo Putra Film yang merupakan produksi ke 38 ini. "Semua pemain dan kru di himpun di Sukabumi. Namun karena gangguan cuaca, seperti misalnya turuh hujan secara mendadak, tak kurang pembuatan film ini memakan waktu hingga 40 hari. disusul kemudian dengan proses selanjutnya yaitu dubbing, pengisian effect suara dan musik. 


~MF 095/63 Tahun V, 17  Feb - 2 Maret 1990


YASMAN YAZID, BIKIN FILM SESUAI SELERA PASAR


 Kiat Yasman Yazid membikin film adalah untuk dapat di tonton masyarakat. Wajar bila ia mengutamakan selera pasar, dapripada membikin film seni. Meski begitu, ia tidak pula membikin film asal jadi. Tanpa struktur cerita yang jelas,"Bagi saya membikin film ceritanya harus jelas, meski film komedi sekalipun. Terus terang, saya tidak bisa membikin film tanpa struktur cerita yang jelas,"katanya. 

"Justru itu saya tidak bisa membikin film yang hanya mengandalkan perempuan perempuan cantik, tanpa ikatan cerita yang jelas. "Wajar bila dalam film terbarunya adegan-adegan merangsang tidak mendominasi setiap rol seluloid, seperti film komedi kebanyakan. Seperti film Plin Plan (Plintat plintut) menurut Yasman nafas filmnya adalah komedi situasi. Bukan komedi slapstick yang hanya bermodal plesetan. 

"Kekuatan film ini adalah komedi situasinya. Karena yang saya permainkan adalah karakter Doyok dan Kadir. Slapstick itu perlu, tapi dalam film ini tidak terlalu mendominasi. Yang saya lemparkan dalam film ini adalah tentang gosip. Tidak pula membungkusnya dengan kritik sosial. Oleh sebab itu bingkaian film ini adalah bentuk cerita yang jelas," ujarnya. 

Yasman Yazid sadar betul bahwa persiapannya untuk menarik penonton cukup ketat. "Namun saya tidak takut, persoalannya apa yang saya bikin merupakan film yang bisa diterima masyarakat," katanya. 


~MF 167/134/TH.IV 28 Nov-11 Des 1992

Sunday, November 23, 2025

DEDDY SUTOMO


DEDDY SUTOMO ,  Sebelum terjun ke film, nama Deddy Sutomo sudah di kenal lewat drama-drama TVRI. Ketika dunia film nasional mulai ramai, Deddy mulai melebarkan sayap ke film. Penampilannya yang paling mengesankan lewat film "Atheis" arahan Syumandjaya. 

Deddy juga pernah main bersama artis Mandarin handal Shang Kuan Lin Fung, lewat film join produksi dengan Hongkong berjudul "Pandji Tengkorak". Deddy Sutomo berperan sebagai Pandji Tengkorak, yang wajahnya hampir sebagian besar tidak kelihatan jelas, karena menggunakan topeng. Film ini cukup sukses dalam peredarannya. Ceritanya sendiri di angkat berdasarkan Cergam karya Hans Jaladara yang sudah beberapa kali di cetak ulang. 

Selain itu Deddy Sutomo juga bermain dalam film "Perisai Kasih Yang Terkoyak" yang diangkat dari novel laris karya Mira W, novelis wanita yang hampir sebagian besar novelnya dijadikan film. Dalam film itu, Deddy berpeperan sebagai seniman gaek yang hidup bersama anak perempuannya yang di perankan oleh Nena Rosier. 

"Peran seperti ini memang baru pertama kali saya perankan" jawab Deddy. Karakternya penuh tantangan. 

Dari sekian banyak film yang dibintangi film yang paling berkesan menurut Deddy ada dua kesan. "Kesan dalam lingkungan kerja dan nilai artistiknya. Deddy mengatakan film "Atheis" yang paling berkesan. Dalam film ini ia banyak belajar dari sutradara Syumandjaya. Kesan Deddy terhadap Syuman juga semakin bertambah. "sampai kini suasana seperti itu belum saya alami lagi", meskipun sudah sering bekerjasama dengan sutradara-sutradara besar. 

Film lain dimana Deddy juga ikut bermain dengan kelompok Teater Populer, dalam film "Cinta Yang Terjual" arahan Yazman Yazid. Dalam film ini, Deddy berperan sebagai duda beranak tiga, yang akhirnya menikah dengan gadis atas usul kakak perempuannya. 

Peran Deddy dalam film itu, memang tidak berbeda jauh dengan kehidupannya di luar film.

Nama Deddy Sutomo nyaris dilupakan orang kalau saja ia tidak tampil kembali lewat serial TV "Rumah masa Depan" yang di sutradarai oleh Ali Shahab. Penampilan Deddy lewat serial tersebut sudah kembali lagi pada bentuknya yang semula, wajar, santai dan pas. Mungkin karena Deddy berasal dari TV, sehingga tidak sulit buat menyesuaikan diri dengan karakter yang di perankannya Di samping juga belajar dari orang-orang  yang menjadi tokoh panutan. 

~RF657

Saturday, November 22, 2025

DEDDY MIZWAR, HONOR CEWEK LEBIH TINGGI

 



"Bagaimanapun Piala Citra adalah ukuran keberhasilan seorang pemain. Mustahil kalau tidak diharapkan kemenangannya, termasuk saya. Namun bukan berarti saya berakting demi Piala citra," ujar Deddy Mizwar yang bermain cukup bagus dalam film Plong garapan sutradara Putu Wijaya. 

Lewat Plong dimana ia berperan sebagai Darma seorang lelaki Jawa Ningrat, merupakan peran yang cukup menantang baginya. Yang tentu sajaberbeda dengan watak sehari-harinya dimana ia lahir di Jakarta meski dialiri darah Makassar. Tapi bukan berarti peran yang menantang seperti halnya seorang jawa Ningrat seperti itu, baru bagi Deddy "Sebab dalam film Syeh Siti Jenar, saya berperan sebagai wali. Yanglebih dari ningrat yang ningrat," tandasnya . Peran menantang lainnya yakni sosok Naga Bonar, lelaki Batak tulen yang membuat Deddy dianugerahi Piala Citra Pemain Terbaik .

Ada beberapa kualifikasi bagi Deddy dalam menerima tawaran main. Siapa sutradaranya, bagaimana skenarionya dan apa perusahaan filmnya sebagai patokan untuk menerima tawaran main film. "Sedangkan yang terakhir honornya," ujarnya lagi. Bahkan hal imbalan itupun penting sebab mana mungkin seorang pemain yang sudah bekerja setengah mati tapi tidak mendapat imbalan yang seimbang sementara produsernya ongkang-ongkang kaki menghitung keuntungan dari filmnya. 

Hal honor ini pulalah yang kerap menjadi tanda tanya besar Deddy bilamana membandingkan jumlah yang diterimanya dibanding dengan  yang di berikan kepada pemain wanita. Terlebih bintang wanita seksi dan berani memamerkan tubuhnya. 

Meskipun disadari bahwa objek wanita dalam film sebagai komoditi dagang merupakan modal bagi larisnya sebuah produk tapi bagaimanapun film adalah sebuah kerja kolektif. Artinya masing-masing personil merupakan bagian penting dan saling mendukung satu sama lai. 

Secara realita  hal ini sangat tidak adil dan menimbulkan kecemburuan sosial dan belum berhasil di dobrak oleh pihak manapun. Sehingga dibiarkan menjadi borok dalam bisnis perfilman hingga sekarang ini. Deddy tak bisa meramalkan sampai kapan perbedaan klasifikasi antara pemain pria dengan wanita ini bisa diatasi. Dan keduanya mendapat penghargaan yang seimbang. 



~MF 167/134/THIX 28 Nov - 11 Des 1992

Friday, November 21, 2025

SONA ANAK SRIGALA

 


SONA ANAK SRIGALA. Teddy Purba berperan dalam film silat campur aduk yant tak genah tempat berpijaknya. Di dukung oleh Minati Atmanegara, Wieke WIdowati, Farida Pasha dan Deddy Sutomo dengan Sutradara A. Harris. 

Di ceritakan dua pemburu menemukan seorang bocah yang hidup bersama sekawanan srigala. bocah yang kemudian di berinama Sona itu diasuh dan dilatih ilmu silat. Ternyata Sona adalah keturunan seorang kepala suku yang di buang kehutan ketika masih bayi. 

Setelah dewasa, Sona bentrok dengan gerombolan pemuja berhala yang sering menculik pemuda pemudi. Gerombolan ini di pimpin oleh musuh-musuh orang tuanya yang memiliki ilmu hitam. Nyaris Sona sendiri menjadi korban. Namun dengan keuletannya akhirnya Sona berhasil menuntut balas, sekaligus membebaskan kekasihnya yang hendak di jadikan korban persembahan berhala. 

Film silat antah berantah ini banyak menampilkan binatang buas, selain srigala juga ada buaya, ular dan hewan-hewan berbisa lainnya. 


~RF No. 625~

Tuesday, November 18, 2025

KIAT SAUR SEPUH SUPAYA LAKU, ARTIS IMPORPUN DI KONTRAK


 Siang itu udara cerah, cuaca yang bagus untuk dimulainya suting film Saur Sepuh V, sutradara Torro Margens.  Kebun Binatang Ragunan, Jakarta tempat lokasi suting menjadi penuh sesak. Masyarakat yang berleha di Kebun Binatang itu banyak yang menyempatkan diri melihat suting film action klasik yang diangkat dari Sandiwara radio. Kru dan pemain serta sutradara sejak pukul 11.30 WIB telah berada di lokasi suting. Kelihatan wajah kru rada loyo sebab tenaga dan pikiran mereka terkuras. Karena tak jarang suting berakhir sampai Subuh datang menjemput, siangnya suting berlanjut kembali. Kru berlomba dengan waktu. 

Kondisi seperti ini cukup sering dalam produksi film nasional. Tak jarang pula kru film di bayar dengan honor ala kadarnya. Apalagi dalam kondisi perfilman lesu darah. Kru film hanya bisa manggut manggut yang penting masih ada pekerjaan. 

Rupanya binatangpun bisa menggangu konsentrasi artis pendukung film saur sepuh V ini, meski semua binatang di sekap dalam terali besi. Begitu suting mau dimulai seekor monyet cukup cerewet, suaranya melengking. Melihat kenyataan itu seorang kru punya siasat, lalu memberikan makanan pada sang monyet. Sutingpun berjalan lancar, tak ada film yang dibuang percuma karena kesalahan pengadegan. Satu take, adegan langsung jadi. Kamerawan William Samara, hafal betul selera Torro Margens. 

Ketika Saur Sepuh di filmkan untuk pertama kalinya film ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Ketika itu Imam Tantowi sebagai sutradara dapat mencari pemain dengan tepat dan mengorbitkan karenanya.

Diantaranya Murtisaridewi, Elly Ermawatie dan Fendy Pradana. Imam Tantowi hanya di berikan keperjacaan oleh produser kala itu masih pakai bendera PT. Kanta Indah Film hanya sampa Saur Sepuh IV dengan penata artistik El Badrun dan Delsy Sjamsumar. Kini Saur Sepuh V memakai bendera PT. Elang Perkasa Film. Massa Tantowi menjadi sutradara film Saur Sepuh I sampai IV, film ini digarap secara kolosal. 

Kala Imam Tantowi menjadi sutradara serial Saur Sepuh, selalu mengutamakan keartistikan, selain laga menjadi prioritas utama. Lihat saja Saur Sepuh I sampai IV, kentara betul kalau Imam Tantowi menampilkan suatu keartistikan, "Saya tidak ingin saur Sepuh menjadi film biasa," Kata Imam Tantowi. 

Sekarang, Era Tantowi di Saur Sepuh sudah berlalu, masa Torro Margens kini memegang kendali. Torro punya kiat tersendiri supaya film Saur Sepuh V dapat simpati dari penonton. Maka untuk itu ia memakai artis Hongkong, Wan Chen Lie. Siapa tahu kalau memakai artis Hongkong film ini bisa meledak. 

"Meski akan menghabiskan dana yang cukup besar, tapi saya yakin film ini setidaknya akan kembali modal. Sebab saya tahu kalau masyarakat lagi haus hiburan film action," Ujar Torro Margens. 

~MF 167/134/TH.IV 28 Nov-11 Des 1992