Thursday, December 11, 2025

SEKILAS KARINA SUWANDI

 


SEKILAS KARINA SUWANDI. Cewek Cantik berperawakan tinggi besar biasa di panggil Karin, lengkapnya Karina Suwandi, dulunya sih Karinka, sebagaimana kebanyakan nama orang Cheko sono yang berakhiran Ka. "Ngga tahu tuh kenapa. Di akte kelahiran si Karinka. Apa lebih enak nyebut Karina daripada Karinka kali ya? akhirnya hingga sekarang lebih ngetop dengan Karina Suwandi," beber si bungsu dari 3 bersaudara yang cewek semuanya. 

Lahir di Jakarta 26 Desember 1973 dari pasangan Ir. Suwandi asal Solo dan Edith dari Chekoslovakia. Kelahirannya pun menyimpan cerita unik. Waktu hamil mamanya ngidam bir dan detik-detik terakhir saat Karin akan lahir, mamanya masih ada di pesta Natal, lagi senang-senang. "Saya kan lahir sehari setelah natal, bayangin gimana serunya waktu itu mama lagi enak-enak pesta saya lahir," kenangnya lucu. 

Punya tampang Indo, membuka kesempatan pecandu pizza dan pempek ini terjun ke layar lebar. Lewat kakak sulungnya yang peragawati, Karin dapat kesempatan ikuan di film anak-anak Don Aufar, menyusul kemudian Makhluk Manis dalam Bis dalam serial Lupus II. Kemudian Valentine, Kasih sayang Bagimu, film arahan sutradara Bobby Sandy, peran pertama sebagai pemeran utama sebagai Lufi gadis pendiam yang sering jadi pendamai kalau teman-temannya bersengketa. 

"Tidak perlu pendekatan khusus, Mas Bobby cukup sabar mengarahin kita-kita. Semua kru film kerja kompak, pemainya sudah kenal lama. Rata-rata satu agency, jadi rasanya kekeluargaan banget. Biar suting lama-lama di Bandung juga rasanya enak saja," ceritanya riang. Susahnya paling karena harus berperan sebagai mahasiswi, padahal Karin masih SMA. Sayangnya pada kesempatan perdana sebagai bintang utama ini suaranya diisi orang lain. Karin nggak sempat dubbing karena harus melakukan pemotretan pada saat yang bersamaan. "Nggak puas juga sih, tapi gimana lagi? dua duanya nggak bisa diundur.".

Karin terjun kedunia film di saat film Indonesia menjelang mati suri, namun kemudian Karin berhasil menjadi Warkop Angel di serial TV bersama Roweina. Dan hingga kini karirnya masih terus berjalan di dunia film. 


~sumber MF dll

Wednesday, December 10, 2025

BINTANG FILM DADAKAN, GOPE SAMTANI ,CASTING COCOK TIDAK PROBLEM


GOPE SAMTANI, CASTING COCOK TIDAK PROBLEM DENGAN BINTANG FILM DADAKAN. Banyak artis film melejit dari seorang produser. Sementara sang artis itu sendiri  tidak pernah bergelut dalam dunia film seperti Barry Prima, Yessy Gusman dan lain-lain. Bag Gope Samtani salah seorang produser film nasional berpendapat," Tidak ada masalah memakai artis apa saja, yang tanpa dilatarbelakangi kemampuan akting. Keberanian seorang produser seperti ini adalah untung-untungan."

"Bagi saya memakai artis yang bukan bergelut di dunia film tidak problem. Yang penting artis itu cocok dengan peran yang di berikan," kata Gope Samtani. Karena dunia film merupakan kerja kolektif, apakah sang artis itu sendiri merepotkan ketika pengambilan gambar? misalnya seperti Barry Prima yang seorang Taekwondoin ketika pertama kali suting film. 

"Memang saya yang pertama memakai Barry Prima, tapi sebelumnya kami sudah berpikir matang ke arah itu dan artis itu sendiri ternyata tidak merepotkan," katanya . Secara terus terang Gope juga menambahkan "Selama produksi saya tidak pernah mengalami hambatan. 

Selain Barry Prima dan Yessy Gusman, Gope Samtani juga dikenal sebagai produser yang banyak mengorbitkan artis nasional. Lalu resep apa yang di lakukan Gope, sehingga dia bisa sukses?

"Bagi kami yang penting cocok. Semisal kami memakai Elyas Pical, tentu kami sedang memproduksi film bertemakan tinju. Dan tidak akan memakai untuk film bertemakan drama," sambungnya. 

Sukses atau tidak sebuah film yang memakai artis berperan ganda seperti puny alatar belakang penyanyi, peragawan, pelawak dan atlit atau apa saja tergantung persiapan yang matang. Tidak berupa gagah-gagahan, atau ingin cepat dapat untung tanpa memperhitungkan segalanya. Karena perhitungan itu membuat Gope Samtani tidak pernah mendapat kendala ketika mengorbitkan seoragn bintng yang bukan artis film. Hambatan yang di hadapi ketika suting memakai bintang berperan ganda adalah faktor mental artis itu sendiri. Karena sudah ada perjanjian antara artis dan produksi sebuah film. 


Monday, December 8, 2025

ALAN NUARI


Alan Nuari boleh dikatakan sebagai aktor yang telah lengkap menerima berbagai peranan. Ia pernah main untuk film drama, mistik dan juga legenda. 

Alan Nuari ditemukan oleh Wim Umboh yang kemudian mengajaknya main film "Pengemis dan Tukang Becak" yang berhasil meraih Piala Citra terbanyak dalam FFI 1979 di Palembang. Di sini Alan Nuari bermain bersama Christine Hakim. Setelah film itu langkah Alan Nuari di dunia film tidak begitu mulus. "Mungkin saya belum berhasil untuk mencapai apa yang saya harapkan saat ini" ujar Alan. Saya tidak berputus asa yang penting main film jalan terus. 

Sejak namanya melejit lewat film perdananya "Pengemis dan Tukang Becak" tawaran main film untuk Alan Nuari datang bagaikan air mengalir. Tak heran bila tanpa terasa ia telah membintangi puluhan judul film. Tetapi ketika usia aktor ini mulai merambah ke parobaya ia tak selaris dulu. Tawaran main yang ia terima kian sedikit.

"Sepi itu datang juga" kata putra Bandung kelahiran 2 Januari 1955 ini. Tapi Alan nampaknya tak terlalu ambil pusing menghadapi perubahan itu. Ia tetap saja giat mendalami seni peran. Ketika disinggung seringnya tampil di sinetron setelah sepinya tawaran film, Alan mengatakan itu bukan disebabkan kurangnya tawaran main film. "Dulupun saya pernah bermain di sinetron. Main di sinetron lebih menantang. Olah vokal dan akting benar-benar diuji,"katanya.  Di bawah arahan Mustafa, Alan bermain sebuah sinetron produksi TVRI berjudul Kabut-Kabut Tipis. 


Saturday, December 6, 2025

HERMAN NGANTUK , SELALU KURANG TIDUR

 


HERMAN NGANTUK YANG SELALU KURANG TIDUR. Rambutnya keriting, selalu memakai iket kepala dan bila muncul di tv seperto orang yang kurang tidur serta bicara ceplas ceplos. Dialah Panjol, sosok yang acap di perankan Herman Ngantuk dalam serial TV Tembang di Tengah Padang. Di balik suksesnya herman memerankan sosok Panjol ternyata dia belajar karakter dari membaca dialog, sehingga dia selalu berulang-ulang membaca skenario sebelum pengambilan gambar. Apa tidak menganalisa naskah atau karakter?.

"Yang jelas saya belajar karakter Panjol dari membaca dialog. Malam, pagi dan siang saya terus membaca. Kadang saya juga lupa kalau saya tidak berada di lokasi suting. Dari situlah saya membuat karakter Panjol," kata Herman Ngantuk yang lahir di Tasikmalaya 5 Februari 1952.

Walau Panjol telah di kenal namun bagi Herman sangat tabu menampilkan karakter Panjol dalam cerita lain. Walau dia acap tampil dalam film cerita tv. "Saya sering melakoni tokoh Panjol. Bukan sama tapi ada kemiripan karakter. Walau saya tahu itu baik, saya tidak akan meminjam tokoh Panjol dalam bentuk apapun,"janjinya. 

Dalam disiplin kita boleh acung jempol padanya. Ketika suting tengah malam dimulai , Herman sudah menunggu di lokasi, walaupun ia tahu giliran suting menjelang fajar. Dia menunggu scene-nya sampai terkantuk-kantuk, namun kru Tembang Di Tengah Padang tidak mengetahui kalau Herman Ngantuk lagi terkantuk kantuk. 

"Itulah untungnya mata saya ini. Orang tidak tahu bahwa mata saya lagi ngantuk berat," kata aktor yang pernah kuliah di IKJ bagian teater. Namun bukan karena suting itu membuat namanya menjadi Herman Ngantuk. "Saya buat nama begitu karena saya menyadari mata saya mirip orang yang kurang tidur. Walau begitu mata saya ini kan anugerah Tuhan," kata anak ke 4 dari 10 bersaudara. 

"Walau saya berhasil melakoni Panjol, tapi semua itu tak terlepas dari tangan dingin Mas Darto. Apalagi mas Darto itu orangnya sangat terbuka," katanya. 

Namun bila disimak karakter seharian Herman Ngantuk ternyata sangat bertolak belakang dengan karakter Panjol. Kalau dalam Tembang di Tengah Padang, Panjol orangnya lugu, polos dan terkadang kocak, ternyata seharian Herman ngantuk orangnya serius. Bahkan dia adalah guru teater pada sebuah SMA di bilangan Jakarta Selatan. 


Friday, December 5, 2025

TONY HIDAYAT, WIRO SABLENG BIKIN GENDENG

 


TONY HIDAYAT, WIRO SABLENG BIKIN GENDENG. Ingat film Wahyu Sihombing "Istana Kecantikan?". Ingat Nurul "Siska" Arifin yang nyeleweng dengan pembantunya sendiri? Sang pembantu itu adalah Tony Hidayat, cowok tampan kelahiaran 24 Desember 1964. Dalam film itu, Tony kebagian peran sebagai pemuda b i s e k s. Bayangkan, dia harus melayani nafsu s e k s kedua majikannya. Tahan Ton? Dan cowok blasteran Sumatera-Jawa ini hanya tersenyum. 

Tony, sejak SMP merasa minder. Cemburuan. Soalnya sejak kecil Tony dididik secara prihatin. Syukurlah seorang gurunya menganjurkan dirinya untuk menekuni seni akting. Alhamdulillah usaha itu menampakkan hasilnya, ujar Tony yang merupakan mahasiswa IKJ. "Bergelut dengan  seni peran memang secara perlahan mampu mengembalikan rasa percara diri".

Di film sendiri, adalah Wahyu Sihombing yang mula-mula menawarnya untuk ikut main dalam film "Gadis Hitam Putih" tahun 1985. Langkah pertama itu kemudian diikuti oleh permintaan Dasri Yacob untuk ikut bermain dalam film "Suka Sama Suka". Kemudian PT Inem Film mempercayainya untuk menjadi pemeran film "Wiro Sabling" yang di sutradarai Lilik Sudjio. 

"Tapi film Wiro Sableng ini nyaris membuat aku gendeng (gila) dan kropos. Disipling sutingnya terlalu keras. Berat badan saya sampai turun 5 kg. Ini karena aku sendiri terlalu berambisi dalam mengejar karirku", keluhnya. "Wiro Sableng juga menyita waktuku untuk bercinta-cintaan. Apa yang saya sintai sepertinya enggak mungkin tercapai. Padahal di depan kamera aku adalah pendekar gagah yang tak terkalahkan. Tapi diluar film, aku limbung dan sempoyongan," kata adik sepupu Ida Royani ini. 

Dalam keterlibatannya di film, Tony mengaku beberapa kali tergelincir. "Tapi syukurlah, aku ini menyadari kesalahan itu. Aku mendapat petunjuk dari Tuhan,"katanya. "Ini karena film "Wiro Sableng" juga. Sebagai pendekar yang tak terkalahkan, aku kemudian berpikir Wiro Sableng pasti punya ilmu putih yang berasal dari Tuhan. Aku terpengaruh. Meskipun cerita film ini fiktif, "" tambahnya. 

Mengaku banyak belajar dari dunia film, Tony pun siap menerima resiko. "Dalam hal suting, saya tidak mau digantikan stand-in. Meskipun itu berbahaya," tuturnya. "Pak Lilik Sudjio bukan saja menyutradarai aku di depan camera, tapi alam kehidupan sehari-hari," kata cowok yang mulai sadar menabung ini. "Wiro sableng memangbenar-benar telah membuat saya teler. Karenanya saya mau istirahat dulu main film biar stamina tubuh saya fit kembali," katanya kemudian.


~MF 069/37/TahunV / 18 Feb - 3 Maret 1989

Tuesday, December 2, 2025

NIKE ASTRINA, MAIN FILM GADIS FOTO MODEL

 


NIKE ASTRINA, MAIN FILM GADIS FOTO MODEL. Jawa Barat memang "gudang"nya cewek cakep, pemain film dan penyanyi. Dari propinsi terdekat dengan Jakarta ini terus mengalir artis-artis muda dan berbakat. Diantara yang sedang kondang saja kita bisa mencatat beberapa nama antarai lain Meriam Bellina dari Buah Batu Bandung, Paramitha Rusady yang juga titisan darah Sunda, Yurike, Nicky Astria, Betharia Sonata, Vina Panduwinata, Hetty Koes Endang dan seabrek nama lainnya. Belum lagi pendahulu mereka seperti Chitra Dewi, Conny Sutedja, Alcia Djohar, Tuty S, Lenny Marlina dan sebagainya. 

Nike Astrina hanyalah satu dari sekian banyak gadis Bandung yang mencoba menekuni dunia tarik suara dan layar putih. Sudah dua film yang sempat dibintangi oleh pelajar SMP Negeri 30 Bandung ini. Pertama berperan sebagai adik Ida Iasha dalam film "Kasmaran"nya Slamet Rahardjo dan yang kedua "Gadis Foto Model" . Dua film yang berbeda tema dan cita rasanya. 

Kesan sepintas, Nike Putri bungsu keluarga RE Kusnadi yang karyawan Pusdiklan PJKA Bandung ini mirip dengan Paramitha Rusady. Baik postur tubuhnya, warna kulitnya bahkan garis-garis wajahnya. Dalam usianya 14 tahun (Lahir di Bandung, 27 Desember 1975) Nike sekarang memang sedang ngebut menuju tangga popularitas. 

Giat nyanyi di panggung, di samping terus karir main flm. Juga di bidang rekaman sekarang ini. Nike sedang bersiap-siap melemparkan album pertamanya. Dalam film kedua ini Nike berperan sebagai salah satu Gadis Model kelompok Susy (Cut Irna). Cukup banyak juga di amuncul tapi belum dituntut akting yang berat. Tapi pemunculannya di film kedua ini lumayan banyak. Ada sekian scene dan dia melewati hari-hari suting dengan penuh antusias dan disiplin. Selama suting Nike dan Cut Irna tinggal di sebuah hotel di sekitar Jl. Kramat Raya. Mereka pulang balik ke Bandung dan Tasikmalaya untuk menyesuaikan sekolahnya. 

Lumayan juga repotnya menghadapi bangku sekolah dan suting film apalagi cukup berjauhan. Sebagian besar pembuatan film tersebut dilakukan di Jakarta. Makanya selama dua bulan terakhir ini Nike terpaksa mondari mandir Jakarta Bandung. Tak terganggu sekolah? "Sedikit banyak terganggu juga dong, tapi saya selalu berusaha mengejarnya," kata Nike Astrina di sela-sela suting di daerah wisata , Puncak-Bogor. Kalau sedang di Jakarta dia tak lupa membawa buku-buku pelajarannya dan kalau break suting satu dua hari dia langsung ke Bandung. 

Cukup Sulit mengatur waktu antara sekolah, main film, nyanyi dan bahkan rekaman. "Apa boleh buat resiko, say aharus mengatasi semua itu, saya berusaha untuk tidak melewatkan kesempatan yang ada demi karir dan cita-cita, " katanya. 


~MF 069/37/TahunV/28 Feb - 3 Maret 1989.

Saat di wawancara, namanya belum berganti Nike Ardilla , nama Nike Ardilla muncul setelah album pertama Seberkas Sinar beredar 

Monday, December 1, 2025

NASIR, DENGAN SATU ISTERI TIDAK CUKUP?


NASIR, DENGAN SATU ISTERI TIDAK CUKUP?

Bokir dan Nasir dua orang pemain film yan gberangkat dari kesenian Betawi. Bokir dari Topeng Betawi dan nasir dari Lenong yang dua duanya aktif meramaikan produksi film nasional. Namun demikian tetap aktif melayani panggung untuk Lenong maupun Topeng Betawi. Mereka ternyata tidak cukup satu istri. masing-masing hidup dalam keadaan rukun, tentram dan bahagia. 

Nasir yang lahir tahun 1935 mengaku bikin grup Lenong sejak kecil. Pertama main film dalam "Pinangan" yang di sutradarai oleh Sjumandjaya dengan pemain utama Benyamin S . Kemudian disusul film-film berikutnya Macan betawi, Kembang Semusim, Setan Kredit, Pengemis dan Tukang Becak, Duyung Ajaib, Wanita Harimau/Santet II serta Titisan si Pitung yang di sutradarai oleh Tommy Burnama dan Si Gondrong Lawan Bek Marjuk yang di sutradarai oleh Atok Suharto dan lain-lainnya. Lebih dari 20 film ia mainkan. 

Tarif di lenong antara Rp. 500rb sampai 1 juta, satu grup. Sedang main film santet II, Nasir menerima honor 1 juta, perbandingan yang cukup besar.

"Saya merasa senang main film, walaupun enakan di Lenong. Sebab di Lenong penonton nguber akting kita, sedang di film kamera yang nguber akting kita," kata Nasir di rumahnya di Ceger, dekat Taman Mini didampingi Tonah isteri kedua dan 2 orang anaknya. Isteri pertamanya dengan 6 anak ada di Jatinegara. "Gue enggak repot kok punya 2 bini, sebab mereka masing-masing sudah saling tahu dan saling mengerti," tambah Nasir yang selain main film dan lenong juga sering muncul di TV. 


~MF 093/61/tahunVI 20 Jan-2Feb 1990

Sunday, November 30, 2025

DEVI PERMATASARI, KABAR DUKA DAN BAHAGIA

 


Di saat isak tangis dan kesedihan menyelimuti keluarganya pada tanggal 30 Juli 1990, Dewi Fortuna tiba tiba datang saat kepergian Abdullah Musa, papa tercinta Devi Permatasari ke haribaanNya.

Singkat cerita via anak Djun Saptohadi yang orang film, Devi Permatasari, maka jadilah ia tokoh Garnis, kakak kandung Raden Bentar anak tiri Brama Kumbara raja dari kerajaan Madangkara yang dalam film saur Sepuh IV di perankan oleh Denny Porlen. Dalam film Saur Sepuh IV akan menumpas pemberontakan Dursila Cs. Bersama sutradara beken Imam Tantowi, Devi langsung mendapat peran utama dalam film Titisan Darah Biru. 

Sutingnya berlokasi di daerah Garut, Pangandaran dan Gresik. Devi, kelahiran Jakarta 11 Juni 1974, kontraknya pada PT. Kanta Indah Film selama satu tahun dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. 


~MF 120/88 TH. VII 2 - 15 Feb 1991