Saturday, July 12, 2025

SINETRON ASMARA, CINTA PRAMUGARI PADA DOKTER MUDA, YANG PERNAH TAYANG DI RCTI


 ZARA ZETTIRA ZR, penulis skenario yang punya produktivitas mengagumkan, makin melaju setelah sukses besar lewat sinetron Janjiku (direncanakan membuat kelanjutannya , Janjiku 2), lalu Istri Pilihan kini diluncurkan sebuah drama serial karya tulisnya, Asmara. Produser Raam Punjabi dan mempercayakan pengarahannya pada Agus Elias. 

Di bintangi oleh Tamara Bleszynski, Dicky Wahyudi, Marini Zumarnis, Reynold Surbakti, Sarah Azhari, dan Primus Yustisio, dipertemukan dengan pemain kawakan seperti Deddy Sutomo, Titi Qodarsih, serta Fanny Bauty, yang kian memperkuat kubu Multivision Plus.

Tokoh utama kisah ini, Lila sang pramugari, diperankan oleh Tamara Bleszynski. Pasangannya si dokter muda Alvin oleh Dicky Wahyudi. Dua adik Lila, Mila dan Lisa di perankan oleh Sarah Azhari dan Marini Zumarnis. 

Perkenalan antara Lila dengan Alvin terjadi ketika si dokter muda terbang dari Surabaya ke Jakarta. Justru pramugari cantik mendadak pingsan karena kelelahan dan tekanan darahnya turun. Cekatan Alvin memberikan pertolongan. Dan sejak pandangan pertama mereka sudah saling tertarik. 

Kedatangan Alvin untuk memberikan kejutan pada sepupunya Abi, yang berulang tahun. Abi, remaja bermasalah, yang tinggal bersama ibunya, Shinta dan kakeknya, Pak Darmo. Di klab malam, Abi bertemu Mila yang jadi karyawati. Mengira Abi mencintainya, Mila menolak jodoh yang di anjurkan ibunya, Sundari. Bahkan ia menyebut dirinya hamil. Saking kesal Sundari mengusirnya. 

Mila minta pertolongan Abi. Di luar dugaan si pemuda menganggap mereka cuma berteman biasa saja. Di landa malu dan kecewa, Mila malah kena musibah berat. Ia disekap dan di perkosa. Putus asa, gadis muda ini nekad bu nuh diri. 

Peristiwa ini membuat keluarga Sundari Shock berat. Sementara Lila berduka, si bungsu Lisa, diam-diam bertekad membalas dendam atas kematian Mia. Satu-satunya bukti yang di temukan Lisa cuma sobekan potret wajah lelaki yang dibawa Mila. 

Takdir kemudian mempertemukan Lisa yang bekerja sebagai karyawati toserba, dengan Abi. Di balik sikap jinak-jinak merpati, Lisa hakekatnya ia tengah menyelidiki Abi yang di curigainya. 

Dalam pada itu kemesraan Lila dengan Alvin mendapat kendala dari orangtua si dokter. Demi cintanya, Alvin rela meninggalkan keluarganya. Padahal Lila sangat mendambakan kehidupan mewah. Daripada mesti hidup susah, lebih baik putus hubungan saja. Apalagi ada produser muda meniupkan angin sorga yang membuai angan angan muluk Lila.

Asmara merupakan sinetron yang tayang di RCTI sepanjang 15 episode menggantikan sinetron Bunga Sutra, mulai tayang pada 12 Oktober 1997

Friday, July 11, 2025

SUSAN YANG SEXY, Pretty Woman Indonesia?

 


Pada awal dekade 1980an film-film drama erotis produksi Italia pernah berjaya di bioskop-bioskop Indonesia. Bintang seksi Edwige Fenech meratui dengan Private Teacher dan serangkaian film komedi s e k s  sejenis, menyusul Gloria Guide lewat Sexy Susan sempat juga menjadi film laris masa itu. 

Judul itulah yang mengilhami Sally Marcellina, yang bukan cuma bermain dan menjadi produser, tapi juga menulis sendiri cerita skenario film ini. Meskipun begitu kemungkinan besar sudah lupa pada alur kisa Sexy Susan, maka SUSAN YANG S E X Y  ini lebih cenderung mengadaptasi ide Pretty Women-nya Julia Roberts. 

Cerita berawal di sebuah desa, Pak Gondo mengabaikan istrinya, marsinah dan kedua putrinya yang mulai remaja. Mirah dan sekar, berasyik masyuk dengan wanita-wanita penghibur. tak tahan oleh perlakuan suaminya, Marsinah minta cerai, lalu membawa kedua putrinya mengadu nasib ker Jakarta. Malang tanpa bekal ilmu, membuat mereka terlunta lunta. 

Mirah Nekad mengambil jalan pintas dengan mengandalkan wajahnya yang cantik dan tubuhnya yang seksi, ia merelakan dirinya menjadi wanita penghibur demi menghidupi ibu dan adiknya. Mirah mejeng i tepi jalan dengan nama samaran Susan. Berkenalan dengan Rudy, usahawan muda ganteng. Walau sebetulnya Rudy sudah bertunangan dengan Gladis, namun pesona Susan dan keluguannya membuat ia tergiur habis habisan. 

Dalam pada itu, Sekar menjalin hubungan intim dengan seorang pemuda yang ternyata gembong pengedar narkotika. Bukan saja di peralat, bahkan ia pun menjadi kecanduan heroin. Kedunguannya membuat Sekar over dosis dan menemui ajal mengenaskan 

Gladis mengendus perselingkuhan tunangannya dan melaporkan pada orang tua Rudy. Karuan Rudy di ultimatum agar segera memutuskan hubungan dengan Susan. 

Pak Gondo menyusul ke ibukota, Niatnya mengajak anak istrinya rujuk dan pulang ke desa. Namun kenyataan yang dihadapi membuat ia merasa sangat malu. Tak Kuasa menanggung beban aib melihat putrinya menjadi wanita tuna susila, orang tua ini malah b u n u h diri. 

Susan alias Mirah terpana. Shock beruntun oleh kematian adiknya, Sekar disusul ayahnya. Tumbuh kesadaran, jangan ikutan ngedan (menggila) di zaman edan ini, karena jauh lebih beruntung siapa yang sadar dan waspada. Beruntung baginya, Rudy ternyata mencintainya dengan setulus hati, hingga tegas membatalkan pertunangan dengan Gladis untuk memperistrinya. 

Permainan Sally marcellina sebagai Mirah alias Susan, diarahkan oleh suaminya sendiri Henry Farel Tobing. Lawan mainnya Rudy di perankan oleh Chairil JM, didukung Cut Memey, Reddy Santos, Linda Latif, Agatha, lestari jayus, Johan Lubis dan Chuck Noor. Produksi PT. Cancer Mas Film, Produser Tien Ali dan Sally Marcellina, Sutradara Henry Farel Tobing.


Sumber : MF 



Wednesday, July 2, 2025

FILM MENUMPAS AJARAN SESAT, SUTINGNYA BEKELILING

 


Udara pantai Parangtritis begitu panasnya. Angin membawa uap panas menerpa nerpa tubuh membuat orang tak bergairah. Namun suting harus berjalan. Mau tidak mau semua kru berarak berjalan menelusuri pantai. Beberapa orang artis kelihatan lesu. Sebelum tiba di Yogya, film Menumpas Ajaran Sesat telah suting di berbagai tempat sehingga gairah bekerja telah menurun. 

"Sebenarnya adegan di pantai bisa saja di curi ditempat lain. Namun tidak sama dengan pantai Parangtritis. Alam Parangtritis yang tandus sangat mendukung cerita,"kata Syarifuddin selaku sutradara. Untuk saja Johan Saimima dan Mayang Rianti cukup memaklumi kerja film. Terkadang ide bisa lahir di lokasi. "Kalau di pikir adegan saya cuma dua shot doang. " ujar Mayang. Namun kaena sudah kebutuhan maka artis tidak ada yang beranjak dari terik matahari. 

Film Produksi PT. Dipa Jaya Film ini bukanlah film kolosal. Boleh di katakan biasa-biasa saja. Namun karena ingin variasi sehingga suting berpindah-pindah tempat. 

Karena kebutuhan shot Johan Saimima harus berguling-guling dari bukit pasir. Dan matanya kena pasir, pandangan Johan kabur. Namun suting tertap berjalan lancar. "Saya bukan gila-gilaan mau terjun dari bukit berpasir. Karena sudah tututan skenario, saya tak bisa membantah, kata artis ini. 

Entah karena apa, hanya kru kecil saja yang berangkat ke lokasi suting. Namun tidak menghambat jalan suting. Malah sebaliknya, kru semakin bergairah. "Masalahnya tiga hari lagi selesai suting," ujar kameramen. 

Cerita film ini menggambarkan munculnya ajaran sesat yagn di bawa oleh seorang gadis bernama Angun. Sang gadis datang dari luar planet bumi. Angin datang ke bumi untuk mengajarkan ajaran sesat. Imam datang dari bulan. Dia tidak ingin bumi di kotori ilmu sesat Angun.  maka terjadilah pertikaian antara Imam dan Angun. 

Film ini bertemakan action modern dengan tema rada khayalan. Dibintangi oleh Johan Saimima (Imam), Mayang Rianti (Angun), Anika Hakim (Ayu), Simon Pita (Nurly) Muni Cader (Komandan Polisi) dan Melati Tanjung. 

~mf 129/96 tahun VII, 8 - 21 Juni 1991~

#menumpasajaransesat~

Wednesday, June 25, 2025

LEGENDA RAKYAT CIREBON , MISTERI NINI PELET

 


Misteri Nini Pelet di karang oleh Ari Hidayat. Ia berhasil menulis cerita Legenda Rakyat Cirebon, dan diangkat ke permukaan sandiwara radio yang sudah merakyat. Bersama PT. Dankos Laboratories hasil karya Ari Hidayat memasuki ruang pendengar sandiwara radio. Seperti yang diputar di radio-radio di seluruh Indonesia. 

Hasil penulisan cerita di kemas apik dan di paparkan dengan jelas, di sajikan dengan teknis tersendiri. Judul Misteri Nini Pelet semula berjudul Misteri Gunung Ceremai, karena kemauan produser untuk mencari judul komersil akhirnya tokoh Nini Pelet yang di perankan oleh Asriati di jadikan judulnya. Ari Hidayat milai tertarik dengan cerita legenda rakyat sejak tahun 85 dan saat itulah daerah cirebon menjadi inspirasinya. 

Tertariknya Ari menulis cerita di daerah itu mengingat legenda rakyat yang ada di kaki Gunung Ciremai sangat menarik dan layak di gambarkan lewat cerita yang sesungguhnya. Ia berusaha memberikan cerita sesuai dengan kisahnya yang di dapat dari beberapa tokoh daerah yang mengetahui sejarah cerita itu. 

Nini Pelet adalah nenek tua berusia 200 tahun yang hidup di jaman kesultanan Cirebon. Ia tokoh jahat yang telah mati ratusan tahun yang silam, muncul kembali dalam wujud ular berkepala manusia. Nini Pelet membangkitkan rohnya kembali dengan cara menghisap darah gadis sebagai permintaannya di sekitar penduduk di kaki gunung Ciremai. Munculnya Dewi Sumbi, seorang perempuan desa di gunakan Nini Pelet sebagai ujud ular berkepala manusia yang datangnya setiap bulan purnama. 

Restu Singgih (Bambang Djeger) dan Nilam Cahya (Hanna Pertiwi), dua muda mudi yang sedang menjalin cinta kasih di goda oleh Nini Pelet. Karena kemunculan ular berkepala manusia belum terungkap, sementara itu penduduk desa hanya bisa mengaitkan bahwa semua itu adalah kemarahan penghuni gunung Ciremai yang menyimpan berbagai misteri. 

Menurut pengakuannya bahwa ia hanya ingin memberikan hiburan pada masyarakat lewat sandiwara radio, tapi jika diangkat ke layar lebar Ari juga telah mempersiapkan. 

~sumber MF~


Ps. Pada akhirnya Misteri Nini Pelet tidak sampai diangkat ke layar lebar, akan tetapi pernah diangkat ke layar kaca.


Sunday, June 22, 2025

LOKASI SUTING TAPAK TAPAK BERDARAH DI RERUNTUHAN HOTEL JANSEN


Hotel Jansen, peninggalan yang cukup menarik sebagai objek wisata di bumi Semarang merupakan sisa-sisa peninggalan Belanda. Boleh jadi sebuah sejarah. Di hotel ini pembesar Belanda menginap, tentu hotel berbintang di masa itu. Seperti Hotel Debur (Sekarang Dharma Deli) di Medan. Di hotel Jansen ini Matahari, seorang spionase wanita Belanda berdarah Indonesia pernah menginap. 

Sebagai bangunan hotel Jansen sangat artistik. Tapi bukan karena keartistikannya pula film Tapak-tapak Berdarah, sutradara Imam Putra Piliang mengambil lokasi suting di Hotel itu. Sebab Hotel Jansen yang pernah perkasa ini akan di ratakan dengan tanah dan akan berdiri supermarket. Tentu bagi Imam Putra Piliang ini satu hal yang menguntungkan. Skenario Tapak-tapak Berdarah menghendaki setting gedung tua, untuk tempat para bandit-bandit bermarkas. Sebab untuk set bandit-bandit dalam film action sudah menjadi kebiasaan mengambil lokasi di gedung tua. Tentu dalam hal ini Imam tidak berpikir tentang sejarah, tapi membuat film, bukan untuk dokumentasi. 

Selama suting di Hotel Jansen ini nyali kru ciut. Sebab di gedung tua ini sewaktu-waktu muncul ular sendok (ular cobra), dan siap mematuk siapa saja. Namun tidak menghambat jalannya suting, walau terkadang suting sampai dinihari. 

Cerita film ini tidak meminta sesuatu yang luar biasa dalam memvisualkannya. Seperti film-film action kebanyakan. Ada perkelahian, ada dendam, dan akhirnya yang jahat akan kalah. Film ini hanya menjual orang-orang berlaga. Miskin dengan konflik. Kurang mendasar sebagai cerita utuh. Tapi boleh jadi cerita seperti ini bisa laku keras, sesuai dengan biasa murah meriah untuk memproduksinya.

Film produksi PT. Surya Arti Wibawa ini dibintangi oleh Clift Sangra sebagai Hendra, Leo Chandra sebagai Herman, Dewi Sabah sebagai lela, Baby Zelvia sebagai Anna, Anita Margareth sebagai Lisa dan benny Mukalu sebagai Jeffry. 

Anna telah memiliki seorang putri. Setelah melahirkan dia tidak bisa hamil lagi, karena peranakannya diangkat. Inilah yang membuat Anna gelisah. 

Hendra, suami Anna telah lama keluar dari kelompok ma fia pengedar obat bi us, tinggal di kota Semarang sebagai penjual mobil bekas. Melihat hal ini Lela menawarkan kerjasama dengan Hendra. Dengan senang hati Hendra menerima tawaran adik iparnya itu. Ketika usaha mobil bekas berjalan lancar muncul pula seorang bekas teman lama Hendra, bernama Herman dari Amerika. Sang teman baru ingin membangkitkan kelompok Srigala Hitam, sebuah kelompok yang pernah berjaya. Suasana menjadi panik ketika Pak Harry, ayah Lela di cu lik par abandit. Maka terjadilah perselisihan antara Herman dan Hendra.


~sumber : MF 113/81 Tahun VII , 27 Oktober - 9 November 1990

Thursday, May 29, 2025

SALLY MARCELLINA, BELUM PERNAH DAPAT PERAN SEBAGUS INI


 SALLY MARCELLINA, Banyak artis seangkatannya sudah berguguran bahkan cukup banyak yang tak tahu lagi di mana rimbanya. Tapi si Ai, panggilan akrabnya si kecil mungil Sally Marcellina yang masih mendesahkan suara-suara sensualitas, rintihan dan bergelut dengan lawan mainnya. Seorang sutradara senior berkata, "Sally bukanlah bertipe artis bomseks, tapi mengapa orang menciptakannya sebagai artis bomseks?

Sally sendiri menyatakan tak peduli malah suka katanya. Dia tak peduli apa kata orang. "Saya sudah terlalu sering di pojokkan,"katanya. Ia tak tahu lagi, selain tak peduli, mana pujian mana makian. 

Di saat empat produser nasional mengejar dan mencoba merangkulnya, ia lari dari cengkeraman itu. Diam-diam dia mengubah diri menjadi Mariamin, sosok yang ada dalam novel Azab dan Sengsara karya Merari Siregar karya sastra yang dicetak perdana oleh Balai Pustaka tahun 1927 ini di sinetronkan Ciri Production House dan di garap oleh Edward Pesta Sirait dalam lima episode. 

Tidakkah Sally takut bila "tahtamu" di perfilman nasional di rampas bintang baru?

"Sepanjang karir saya sebagai artis belum pernah  saya dapat peran yang baik dan penuh penghayatan seperti sekarang. Mariamin menuntut melepaskan pribadi Sally Marcellina. Ini yang paling mahal dalam karir seorang artis, selain horor,"katanya. 

Katanya lagi, bertahun-tahun mendambakan peran seperti ini. Selama ini orang mengenal Sally hanyalah artis yang keartisannya disepelekan. Memang entah perannya tidak menantang atau kemampuannya memang pas pasan atau ia sendiri sudah merasa mapan hingga sosok Sally tak berubah dari 5 tahun hingga kini (Tahun 1994).

"Saya belum pernah menjadi gadis Batak Angkola, yang begitu lugu, pintar namun penuh penderitaan. Saya bangga dapat menjadi Mariamin. Inilah saya rasa impian semua artis, setelah dapat pupularitas,"paparnya.

Tidakkah Sally memikirkan pribadi sebagai Sally Marcellina akan merusak imej Mariamin ia seketika tertawa terbahak-bahak."Banyak orang belum dewasa. Belum bisa memaklumi kalau saya ini artis. Bukankah artis harus bisa menjadi siapapun? katanya memotong pembicaraan. 

"Lantas kalau saya bintang s e k s, yang saya pilih sebagai 'fak' saya, karena itu saya tidk boleh berlakon diluar tema s e k s? inilah tantangan saya, tidak karena saya harus jadi gadis 20an, karakter, sikap bahkan latar belakang kebudayaan antara saya dan Mariamin begitu bertolak belakang. Tapi, saya harus jadi Mariamin seutuhnya. 

"sampai kapanpun selagi laku dan layak saya akan tetap melakoni tema s e k s ," ujarnya sembari mendesah. 


Sumber : MF 2009/175/THX, 2-15 Juli 1994


ARIE WIBOWO, TAK MENYANGKA ILMU BELA DIRINYA BERMANFAAT


Ari Wibowo nama yang berkibar berkat lakonnya di drama eksyen bertajuk Perjalanan di SCTV tiap Rabu malam, terlihat lincah menggerakan tubuhnya setiap kali ia melakukan adegan perkela hian. Sinetron eksyen ternyata  makin mengukuhkan namanya sebagai aktor laga sukses, setelah kembalinya ke drama selepas dari jacky, tak sesukses yang di harapkan. 

Sukses Ari di Laga tentu tak lepas karena Ari dasar-dasar ilmu bela diri yang dimilikinya. Katanya sejak tinggal di Jerman ia sudah memperdalam ilmu karate bahkan Tae Kwon Donya sudah mencapai ban merah (di tahun 1998 tentu sekarang lebih)

"Dulu waktu masih SD, memang suka latihan karate untuk menyalurkan hobby dan sekaligus untuk jaga diri. Saya tidak nyangka kalau ilmu yang saya pelajari itu sekarang ada manfaatnya di dunia akting, khususnya yang bertema laga, "ujar adik kandung artis Ira Wibowo.

Walau sukses dengan adegan-adegan tarung dan tendangan, Ari khusus untuk adegan salto perannya terpaksa di gantikan orang lain. "Soalnya untuk melakukan salto saya memang nggak bisa, jadi terpaksa cari atlet yagn bisa melakukan adegan itu," tutur Ari jujur. Selain adegan tersebut beresiko cedera, yang bisa merusak skedul syuting bila ada "masalah" bila ia harus melakukannya sendiri. 

Ari juga mengaku ketika melakukan adegan tarung, ia sering tergebug sungguhan, hingga bengkak atau lecet-lecet karen alawan mainnya sering memukul yang betul-betul suah dihindarinya, "itulah resiko main eksyen", ujar Ari. 

Sebagai bintang eksyen, Ari menyatakan, tuntutan utamanya adalah kondisi fisik yang selalu prima. untuk itu ia selalu menjaga badannya dengan cara fitness dan joging di sekitar rumahnya. 

Disinggung soal permainannya yang terlihat mesra dengan pengantin baru Tamara Belszynski, Ari mengaku tak kikuk melakukannya. "Yang saya lakukan biasa saja dan tidak berlebihan , kenapa mesti takut main dengan mengantin baru ha..ha.hhaa

Baik resiko bengkak-bengkak, lecet, maupun resiko senang , bermesraan dengan Tamara, diambil dan dilakukan Ari tentulah untuk menyenangkan penonton dan penggemarnya. 


Sumber MF : 308/274/XIV, 4-17 April 1998

Thursday, May 22, 2025

SI RAWING 1 DAN SI RAWING 2


SI RAWING adalah julukan untuk tokoh pendekar berdaun telinga koyak dari kawasan Priangan yang cukup populer lewat sandiwara radio berbahasa Sunda. Serial Silat yang di bumbui banyak dialog dan adegan jenaka ini mencapai puncak kepopulerannya di daerah Jawa Barat pada awal tahun 1990.

Saat ramai-ramainya PT. Kanta Indah film memindahkan serial sandiwara radio ke versi film yang diawali dengan Serial Saur Sepuh berlanjut ke Tutur Tinular, Babad Taluhur, nah Leluhur, Anglingdarma dan lain-lain, Si Rawing pun sempat di filmkan pada tahun 1991. Sutradaranya Denny HW dengan Bintang utamanya Eka (Alias Erick) Soemadinata, di dukung oleh Yoseph Hungan, Wenny Rosaline, Rita Sheba dan Yunus Takara.

Keistimewaan film silat itu dibuat dalam dua versi bahasa Indonesia(untuk peredaran nasonal) dan Bahasa Sunda (khusus pengedaran daerah Jawa Barat. Sebagai Si Rawing yang pintar bersuling, Eka cukup pas, sesekali kocak dan lugu serta rada be go, malah sempat nembang (menyanyi)sambil main klotekan dengan kentongan bambu yang biasa di gunakan peronda.


 


RAWING 2 PILIH TANDING, Lanjutan Postingan tanggal 19 April 2025

Setelah Rawing 1 dengan bintang utama Erick Soemadinata produksi PT. Kanta Indah Film selesai, kemudian PT Elang Perkasa Film melanjutkan memproduksi Rawing 2 dengan judul Pilih Tanding. Disutradarai oleh Tommy Burnama berdasarkan skenario rekaan Prawoto Soeboer Rahardjo.

Kemungkinan berhubung produser PT. Elang Perkasa Film sudah mengontrak bintang laga Barry Prima untuk Jangka Panjang, maka peranan si Rawing pun beralih dari Eka ke Barry (Itu sebabnya Barry memainkan hampir semua pendekar mulai dari Jaka Sembung, Mandala, Kamandaka, Mata Malaikat, Panji Tengkorak, Jampang sampai ke Anglingdarma dan Tarzan).

Musuh besar Si Rawing gembong perampok si Gempar, di perankan oleh Yoseph Hungan yang sudah belasan kali bertarung (dalam film) dengan Barry.

Dua tokoh penting lain, Si kakek konyol Ki Debleng dan Si nenek genit Nini Iswari, di mainkan oleh Wingky Harun dan Yurike Prastica. Dalam sandiwara radionya, muncul sepasang tokoh tua bebodoran ini selalu bikin greget, rada nyebelin tapi juga kocak banget. Lawan mereka si sesepuh perampok, Ki Uwag di perankan oleh S Naryo Hadi.

Ikut mendukung pemain-pemain muda seperti Christine Terry (Sebagai Kartika, kekasih Rawing), Sinta Naviri (merangkap dua peran, Sekarwangi dan Saraswati), serta bintang bocah Ferry Iskandar (Sebagai Juragan Pendek) dan pemain bertubuh tambung Fahmi Bo (jadi si tubuh besar).

Lokasi suting film ini memang tak jauh-jauh cukup di sebuah gerumbul belukar yang terpuruk di kawasan Kayu Putih, Pulo Mas Jakarta Timur. Namun dengan kepintaran sutradara dan kecermatan bidikan kamera Thomas Susanto dan Kreasi Penata artistik Delsy Syamsumar, bisa di rekayasa hingga mirip sebuah desa di telatah Pasundan 'tempoe doeloe'.

Cerita di awali ketika Si Rawing dan sahabatnya, Ki Debleng tengah meronda keliling kampung. Mereka berhasil memergoki kawanan perampok yang baru selesai operasi. Cukup beberapa gebrakan saja, kawanan perampok berilmu cetek itu sudah di bikin tunggang langgang. Sadar kalau tak bakal unggul melawan kakek dan pemuda gagah ini. Kawanan perampok langsung lari kocar kacir meninggalkan semua buntalan hasil rampokan.

Dengan penuh kebanggaan, merasa telah bejasa besar, Ki Debleng menggendong buntalan besar itu. Niatnya besok akan mencari dan memulangkan pada pemiliknya. Eh, jebul barang-barang dalam buntalan itu, bukan lain adalah milik istrinya dewek, Nini Iswari. Lho kok bisa begitu? Rupanya tadi kawanan perampok mencuri harta Nini Iswari dari dalam rumah yang ditinggal kosong.

Terjadi kesalah pahaman karena bukannya berterima kasih, Nini Iswari malah baik menuduh Ki Debleng Sebagai maling. Karuan si kakek tak terima, meskipun bukti-bukti sangat memberatkannya. Tuduhan cerewet si nenek membuat keduanya bercekcok dan ribut besar..

Monday, May 12, 2025

SEJARAH KELAM PERBIOSKOPAN INDONESIA AKIBAT KERUSUHAN MEI 1998


Suasana mencekam kerusuhan di Jakarta telah melumpuhkan bisnis bioskop, sejak 12 Mei 1998 seluruh bioskop di kota Jakarta dan sekitarnya tutup. Bukan itu saja, banyak bioskop yang jadi korban kerusuhan dan pembakaran, terutama di bioskop yang berada di mall ataupun komplek pertokoan. Kegiatan suting  pun berhenti, dan kaum selebritis harus kehilangan penghasilan akibat kerusuhan yang melanda. 

Situasi mencekam seperti itu juga melumpuhkan kegiatan sensor hingga di khawatirkan banyak film-film khususnya untuk tayangan televisi yang tidak melalui sensor, sebegitu besar dampaknya akibat keadaan itu. 

Lembaran hitam dalam sejarah perbioskopan di Jakarta pada Mei 1998. Massa yang beringas menjarah berbagai bangunan, mall, pertokoan dan ikut merusak bioskop, puluhan bioskop terbakar, hangus dan tak bisa beroperasi. 

Bermula dari gugurnya empat mahasiswa Universitas Trisakti sebagai pahlawan revolusi. Selasa kelabu, 12 Mei 1998 berbuntut kerusuhan di berbagai tempat di ibukota, sejak 14 Mei yang menghancurkan lebih dari 1118 bangunan, ratusan mobil an motor di bakar, lebih dari 500 jiwa menjadi korban mati terpanggang api dan penjarah yang di jebloskan ke sel tahanan , banyaknya korban yang terluka, belum yang kehilangan harta benda sampai cuma pakaian yang melekat saja. 

Inilah masa keprihatinan mendalam yang tercatat sebagai lembaran hitam dalam sejarah perbioskopan tanah air. Tentu banyak jiwa-jiwa yang menangis sedih akan hal ini terutama insan pecinta kedamaian. Apa sih kesalahan bioskop-bioskop ini sehingga sampai tega di rusak, di rampok bahkan di bakar sampai runtuh. Massa yang melakukannya pun mungkin tidak bisa menjawab! Karena pada saat melakukannya mereka seperti kerasukan nafsu setan yang tiada henti-hentinya merasuki dan menghasut manusia-manusia agar tersesat untuk berhati sirik dan berbuat kerusakan. 

Dari data yang mimin dapatkan, tercatat di Jakarta yang menjadi korban kebiadaban tersebut adalah bioskop-bioskop seperti : 

Amigo (4 layar), Cempaka (4 layar), Central (4 layar), Daan Mogot (3 layar), Internasional (3 layar)Lipo Karawaci, (3 layar), Palem (7 layar), Plasa (3 layar), Slipi Jaya (4 layar), Topaz (4 layar), juga diluar Jakarta seperti Ciputat Teater. 

Sineplek Sineplek tersebut boleh di bilang habis terbakar, karena memang menjadi satu dengan mal atau pusat perbelanjaan yang di jarah. Diluar yang tercantum diatas, masih banyak lagi yang lain namun ada yang tidak sampai di bakar, cuma menderita pengrusakan. 

Sementara dari Solo diberitakan Sineplek Atrium (8 layar) dan Studio (3 layar) juga dikarang abangkan! (Dibakar) Bioskop-bioskop lainnya otomatis tidak menayangkan film lagi sejak 13 Mei 1998 bukan cuma di Jakarta dan Solo tapi juga di Surabaya, Bandung, Semarang, Yogya terkena imbasnya juga. Demi keamanan tentu saja. Selain bioskop, beberapa kopi film juga musnah menjadi abu. 

Tak hanya bioskop papan atas, bioskop kelas menengah kebawah pun ikut jadi sasaran. Bioskop-bioskop itu antara lain Palem di Pasar Pal Merah, Amigo di Kebayoran Lama, Bioskop Lingga di Pasar Minggu dll, Dengan musnahnya bioskop secara mengerikan, citra aman bioskop bagi keluarga menjadi pupus, "Orang jadi ngeri datang ke bioskop". Selain itu dampak lainnya akibat musnahnya bioskop tentu saja adalah PHK para karyawan bioskop yang menambah angka pengangguran bertambah. 

Kini setelah sekian lama kejadian berlalu, bioskop-bioskop pun sudah tumbuh kembali dan menjadi tempat yang nyaman untuk menonton meskipun belum menjangkau hingga kota kecil seperti dahulu kala. 


Sumber tulisan : MF 312/278 30 Me-12Juni 1998

Wednesday, May 7, 2025

HERMAN SOESILO, PENATA KAMERA SAUR SEPUH 1 SATRIA MADANGKARA


"Inilah film terlama yang saya kerjakan", ujar Herman Soesilo, Kameramen Film Saur Sepuh Satria Madangkara garapan sutradara Imam Tantowi. "Tapi , biar begitu saya puas mengerjakan film ini, " tambah kameramen yang sebelumnya berprofesi sebagai wartawan ini. 

Herman, lelaki yang memulai karirnya sebagai wartawan foto di sebuah majalah hiburan Ibukota yang sudah tutup, menyinggung tentang celan apendek yang kerap di gunakan setiap suting, menyebutkan dengan celana pendek bisa leih bebas dan praktis. "Lebih enak begini, bisa duduk di sembarang tempat tanpa takut kotor, lagi pula celana pendek lebih bebas bergerak," ujarnya. 

Meski cuma pakai celana pendek, herman mengatakan kalau lagi kerja tak ingat lagi soal beginian. 

Perihal tradisi pakai celana pendek waktu suting, Herman menyebutkan dialah yang memulainya. "Wim Umboh juga pakai celana pendek, tapi sayalah yang duluan,"ujarnya. 

Mengenai sepatu karetnya adalah cerita Herman, "Ini sepatu Sorta," ujarnya. Lho? "Maksud saya ini sepatu saya beli ketika bikin film "Sorta" di Parapat Sumatera Utara," jelasnya. "Sudah lama kaan"? sampai sekarang tetap saya pakai saban suting, "katanya lagi. 

Herman yang nampak gembira , terjun pertama kali sebagai kameramen tahun 70an, sampai saat ini sudah menjadi kameramen puluhan judul film.


#hermansusilo

#kameramen


LANGIT KEMBALI BIRU, Asmara di Tengah Integrasi Timor Timur

 


LANGIT KEMBALI BIRU, SAAT TIMOR TIMUR MASIH JADI BAGIAN INDONESIA

Langit Kembali Biru, Asmara di tengah Integrasi Timor Timur. Saat pembuatannya di awal tahun 1991, Langit Kembali Biru (LKB), produksi kerjasama antara PT. Bola Dunia Film dengan Pemda Tingkat I Timor Timur.

Sutradara film ini pun masih asing, Dimas Haring. Maklum, baru pertama kalinya menyutradarai film bioskop. Namun Dimas yang lulusan IKJ telah mengasah ketrampilannya lewat pembuatan sejumlah film dokumenter. 

Satu-satunya pemain yang di kenal hanyalah Ryan Hidayat yang populer sebagai bintang remaja lewat film Lupus. Sedangkan pasangannya, Sonia Dora yang putri Gubernur Carascalao, kendati cukup menonjol kecantikannya yang diekspos sejumlah majalah, juga baru membuat debut aktingnya di sini. 

Apalagi pemain-pemain pembantu seperti Maria Do Carmo Quintao dan Domingos Policarpo, yang asli Timor Timur. Jelas semuanya merupakan wajah-wajah baru dalam perfilman Indonesia. Seperti sudah sama kita ketahui, hasil akhirnya, LKB berhasil meraih dua PIala Cintar Untuk Dimas Haring dan S Dias Xinemes sebagai penulis Cerita Asli dan Penulis skenario Terbaik FFI 1991.

Kisah Kasih yangberlatar belakang Integrasi Timor Timur ini semula di dekati dengan penggarapan ala dokumenter. Gambar-gambar berbicara cepat, singkat dan cukup padat mengenai kegalauan masyarakat. Sampai merajalelannya Gerakan Pengacau Keamanan yang di dalangi oleh Fretilin. 

Rasanya bagaikan menonton film Impor dengan lokasi Amerika latin saja, karena sampai lebih dari separo film di gunakan dialog bahasa Portugis dan teks bahasa Indonesia. Baru setelah integrasi mulai di gunakan bahasa Indonesia.

Terasa belang dalam konsep penyutradaraan pada seperempat bagian akhir. Kemungkinan karena Dimas masih canggung untuk harus menggarap drama hingga bertele-tele berkepanjangan menggambarkan pertemuan kembali Manuel dengan Ana. Kalau saja Dimas Konsisten menggarap dengan pendekatan film dokumenter dari awal sampai akhir, maka karya pertamanya ini rasanya bisa di sejajarkan dengan Pengkhianatan G 30 S PKInya Arifin C NOer. 

~sumber : MF~


Sunday, April 20, 2025

KEDASIH, SINETRON SERI PERTAMA TPI , DARI TVRI Lari ke TPI


 Awalnya sinetron seri KEDASIH yang bernafaskan remaja ini untuk TVRI. Rupanya, proses di layar gelas milik pemerintah itu masih terkatung-katung. Ketika TPI belum lahir, sang sutradara H. Alfadin dan penulis skenario Bung Smes cukup bersabar, ketika TPI lahir, si empunya cerita dan calon sutradara hilang kesabaran lalu melarikan idenya ke TPI. TPI "acc", tak lama kemudian dilakukan kontrak kerjasama dengan PT. Sal Putra Utama Film Production, setahap telah di capai, H. Alfading sebagai dalang semakin bersemangat. Di lakukan riset kecil kecilan tentang pelakon. Di putuskan umumnya pelakon muka-muka baru di tambah pelakon tua. 

"Kombinasi ini dilakukan supaya artis baru dapat pelajaran dari artis tua. Ternyata selama suting tidak mengalami hambatan. Kerjasama artis tua dan muda berjalan mulus," kata H Alfadin dilokasu suting Sukabumi. 

"Kedasih" cukup menarik untuk menjadi sebuah tontonan. Setiap episode, penulis mencoba mengadakan renungan kecil bagi remaja sebagai titik sasaran. Tidak hanya kontiniti suasana yang harus di jaga, tapi juga kontiniti karakter, "benang merah" satu episode dan episode lain harus menyambung. Dan biasanya membuat sinetron tidaklah dalam studio seperti TVplay. Sinetron seri dikerjakan bertahap, tidak sekaligus berjalan. ini sudah ciri sinetron seri. 

Sinetron seri biasanya pula secara samar tersirat pesan-pesan dari pihak pembuat. Terkadang, membuat tidak enak, penyampaian pesan terlalu vulgar, norak dan terang-terangan. 

Lalu, apa sih menariknya "Kedasih".

"Kami mencoba melakukan pendekatan pada remaja. Di saming tetap menghadirkan cerita yang terbaik setiap episode," kata H. Alfadin. Bisakah itu menjadi jawaban?

"Usaha kami maksimal. Dalam kru pak H Alfadin memberikan kepercayaan kepada orang muda. Dalam "Kedasih" kami dapat menimba pengalaman," kata Dasa Warsa, selaku asisten sutradara alumni IKJ Fakultas Seni Peran.

"Kedasih" tahap pertama telah selesai di garap enam episode. Menghabiskan 36 hari suting, dengan biaya perepisode 17 juta rupiah. Akhir bulan Juni 1991 telah pula melakukan suting tahap kedua dengan lokasi suting di tempat sama, Sukabumi, Pelabuhan Ratu dan sekitarnya. 

Kedasih tayang setiap Jumat Pagi jam 9.30 di TPI. Tayangan Episode pertama, 28 Juni 1991 yang berjudul : Dusta Sang Pengantin disusul kemudian tayangan berikutnya, Sejoli Boneka, Tak Selamanya Bisa Tersenyum, Memburu Cakrawala, Masih ada Duri dan Episode ke enam Badai Badaipun Usai. 

Sinetron Kedasih dibintangi oleh Vinni Alfionita sebagai Kedasih, Dasa Warsa sebagai Sambudi, Rahman Yacob sebagai Barot, Hendra Cipta sebagai Kriyo Menak, Mien Brodjo sebagai Bu Basri, Harun Syarif sebagai Pak Basri, Ina Hariyadi sebagai Bu Kriyo Menak, Yanti Damayanti sebagai Hilda, Poppy sebagai Zanna, Diar Sebagai Anis, Erlangga Roso sebagai Haka, Jack Maland sebagai Pano, dan Ratna sebagai Bu Nani. 

Sebagai kerabat kerja : Victor (Kameramen), Peter (Tata Lampu), Dimas Dewa (Skrip), Djunaidy (Artistik) R Mono WS (Properti) Adi (unit manager) dan Das Warsa (Asisten Sutradara)


~Sumber MF~

Saturday, April 19, 2025

R A KARTINI, KARYA PUNCAK SJUMANDJAYA, MAHA KARYA DALAM KHASANAH FILM NASIONAL


KARYA PUNCAK SJUMANDJAYA, RA KARTINI MAHA KARYA DALAM PERFILMAN NASIONAL. Anda pasti pernah menonton berpuluh dan mendengar tentang beratus film nasional, tapi film apakah yang benar-benar membuat anda merasa begitu bangga, begitu terharu, begitu tersengsam, dan begitu berkesan?

Kalau jawabannya belum ada, maka itu berarti anda belum nonton film "R.A. KARTINI"- yang merupakan salah satu monumen kebanggaan dunia perfilman Indonesia. 

Semenjak masih dalam penjajagan pembuatannya, film ini memang telah menggemparkan. Tiada satu massmedia cetak pun yang tak menulis tentang kegiatan shooting dan aneka seluk beluknya hingga kliping tentang R.A Kartini bisa menjadi satu buku tersendiri setebal beratus-ratus halaman. 

Yah siapakah yang belum tahu tentang RA KARTINI, pahlawan pencetus ide emansipasi di kalangan wanita Indonesia? Begitu banyak buku dan risalah yang telah di tulis mengenai dirinya, bahkan tak sedikit pula yang di terjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing seperti : Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Jepang dan lain-lainnya lagi. 

Kini, Asosiasi Importir Film Eropa-Amerika bekerjasama dengan PT. NUsantara Film, mewujudkan riwayat hidup lengkap R.A. KARTINI, dari awal kelahirannya, kehidupannya, sampai pada tarikan nafas terakhirnya. Dituangkn ke dalam bahasa film dengan luar biasa cermatnya oleh Sutradara Terbaik Sjumandjaya dan aktris Terbaik Jenny Rachman sebagai R.A KARTINI. Di hiasi pula oleh musik indah yang ditata jitu sekali pada setiap adegannya oleh musisi kenamaan, Sudharnoto!.

Reputasi Sjuman tak usah di ragukan lagi. Hampir dalam setiap Festival Film-film karyanya memborong sejumlah Piala Citra antara lain di film "Si Mamad", "Si Doel Anak Modern", "Laila Majenun" dan "Kabut Sutra Ungu".

Jenny Rachman sendiri secara berturutan dalam dua tahun terakhir terpilih menjadi Pemeran Wanita Terbaik dalam film "Kabut Sutra Ungu" dan "Gadis Marathon".

Pemeran-pemaran penting lainnya dalam film besar ini, terdiri dari pemain-pemain watak yang telah terseleksi ketat. 

BAMBANG HERMANTO, yang pernah merebut gelar "The Best Actor" di Festival Film International Moskow 1962 berkat permainannya dalam film "PEJUANG" karya sutradara  Usmar Ismail, dalam film RA Kartini berperan sebagai suami R.A Kartini, Bupati REMBANG, R.M.A.A Djojodiningrat.

NANNY WIJAYA, pemain kawakan yang sudah tidak asing lagi, dalam peranan yang paling menantang sepanjang kariernya, sebagai Ibu Kandung R.A KARTINI, Yu Ngasirah, wanita biasa berhati emas yang cuma bernasib sebagai garwa ampel (selir) dari Bupati R.M.A.A Sosroningrat.

WISNOE WARDHANA merupakan pemain pilihan Sjumandjaya sendiri untuk menghidupkan pribadi Bupati Jepara, R.M.A.A Sosroningrat yang teramat mengasihi putrinya, RA. Kartini.

ADI KURDI, aktor penuh harapan, berperan sebagai kakak kandung RA Kartini, R.M. Sosrokartono, orang Indonesia pertama yang membela bangsa dalam forum Internasional.

DANNY DAHLAN, peragawati populer, sebagai adik kandung R.A Kartini, R.A Kardinah yang menjadi isteri Bupati Pekalongan. 

CHINTAMI ATMANAGARA, bintang dan biduanita remaja top sebagai LETSY DETMAR, gadis Belanda yang menjadi Sahabat baik R.A Kartini.

dan masih banyak lagi pendukung-pendukung film besar ini. 

R.A Kartini merupakan film yang panjang lebih dari 2 jam, hampir dua kali panjang rata-rata film nasional biasa, namun sama sekali tak terasa kejenuhan dalam menyimak adegan demi adegan yang di shoot oleh Juru Kamera Soetomo Ganda Soebrata dan kemudian di sunting oleh Editor kawakan Soemardjono. 

Menurut para kritisi, film ini bukan sekedar mengenai riwayat dan zaman R.A Kartini, namun juga dengan indah sekali menggugak semangat perjuangan bangsa kita sampai kapanpun. 

R.A Kartini merupakan teladan film cultural educatif . R.A Kartini tayang tepat pada hari ulang tahun RA. Kartini, 21 April 1983 serentak di bioskop utama di kota-kota besar di tanah air. 


~~ sumber tulisan Indonesian Film Festival Information 1983~~

Wednesday, April 16, 2025

DEVI PERMATASARI SI WALET MERAH

 


DEVI PERMATASARI SI WALET MERAH. 

Di film Walet Merah, Devi Permatasari, untuk pertama kali memegang peran utama. Kendati selama ini cukup aktif bermain film, seperti dalam film Saur Sepuh IV berperan sebagai Garnis, Babad Tanah Leluhur II, Tutur Tinular III dan IV sebagai Luh Jinggan, namun Devi masih banyak meemui kesulitan dalam mengoptimalkan perannya. 

"Maklumlah saya sekali nggak punya bekal ilmu bela diri. Sementara saya selalu kebagian peran pendekar. Gimana nggak kerepotan? Anehnya setiap tawaran, ditodong peran yang gituan terus, "ucap Devi yang mengaku masuk dunia film lewat tangan Imam Tantowi. 

Sebenarnya Devi mengaku tidak punya obsesi khusus di jalur film. Namun wanita kelahiran Jakarta, 11 Juni 1974 ini akan tetap aktif berkarir. Kreatifitasnya bukan hanya di jalur layar lebar, tapi juga terjun ke lahan sinetron. Terbukti tiga sinetron telah di rampungkan dengan baik, masing-masing berjudul "Pahlawan Tak Dikenal, Mahkota Mayangkara dan Singgasana Brama Kumbara. 

Yang terkesan bagi Devi adalah kostum-kostum yang dia pakai. Pakaian kerajaan tersebut di satu sisi menambah pengetahuannya. Tapi di sisi lain, ternyata dirasakannya cukup merepotkan. "Susah gerak, nggak luwes. Jadi rasanya benar-benar di kekang. Padahal saya sama sekali nggak suka pakaian yang ribet karena memang saya condong ke yang praktis. Makanya, gondok banget deh kalau sudah kelar di dandani," ungkap anak pertama dari tiga bersaudara keluarga Abdullah Musa dengan Sumiyati Abdullah yang berasal dari Palembang. 

Devi awalnya bercita-cita sebagai P.R (Public Relation). Devi yagn suka berenang, baca dan dengar musik ini pernah terjatuh dari punggung kuda ketika suting film Saur Sepuh IV. "Punggung saya sampai terkilir. Rasanya nyeri banget. Terpaksa sih di tunda, " Kenang Devi. 

Di film Walet Merah , Devi banyak dibantu Instruktur fighting, Eddy S Jonathan, dalam memerankan tokoh Walet Merah. Lokasi Suting di kawasan Pulo Mas Jakarta Timur, menyaksikan betapa konsentrasinya Devi mengikuti petunjuk-petunjuk Eddy S Jonathan dalam memainkan jurus-jurus bela diri. Devi nampak tidak gusar meski aktingnya harus di ulang berkali-kali untuk memperoleh adegan yang pas. 

"Sudah resiko kok. Saya suting sampai dini hari. Besok siang molor. Nggak boleh di ganggu, karena besok malam suting lagi. Kayak kalong, ya!" seloroh Devi. Selain kesibukan di film Walet Merah, Devi juga sedang merampungkan sinetron Singgasana Brama Kumbara. Dia berperan sebagai Dewi Roro Anggun Tias. 

"Saya harus selektif membagi waktu, karena sudah di jadwal dan ternyata nggak ada yang bentrok, makanya saya sanggup menerima keduanya sekaligus. Layar lebar Okey, sinetron Okey," ujar Devi.


~sumber MF No. 183/150/TH IX, 10 JULI -17 JULI 1993

BUDIATI ABIYOGA

 


BUDIATI ABIYOGA, PRODUSER PT. PRASIDI TETA FILM

Budiati Abiyoga sudah terkenal sebagai produser film yang idealis. Film-film produksinya diawali dengan "Hati Yang Perawan' dan "Kejarlah Daku Kau Kutangkap" keduanya di sutradarai oleh Chairul Umam , sampai ke "Noesa Penida" dan "Cinta Dalam Sepotong Roti", kendati tak selalu meraih sukses komersial, namun diakui mempunyai bobot artistik. 

Kalau bicar hasil pemasarannya, memang yang paling berhasil adalah "Kejarlah Daku Kau Kutangkap" sedangkan "Hati Yang perawan" , "Ayahku" dan "Noesa Penida" terus terang merugi. Bahkan "Jawara Sok Kota" juga belum beredar (cat. juli tahun 1991).

Tapi tidak berarti Budiati lantas macet berproduksi. Tidak, justru ia merencanakan terobosan baru. Menjalin kerjasama dengan pihak Belanda untuk memproduksi sebuah film idealis lagi. 

Ceritanya diangkat dari novel berjudul "Oeroeg" karya Hella Hassa, Novelis wanita berkebangsaan Belanda yang pernah tinggal di Indonesia, sudah memberi persetujuan bahkan merasa gembira kalau kelak masih sempat menonton filmnya. 

Untuk merintis upaca ini, berangkatlah Budiati bersama sutradara Garin Nugroho ke Amsterdam Belanda di sambut oleh produser Paul Vorthuyasen yang menyiapkan sutradara Hans H. Problemnya "Siapakah Co Sutradara dari Indonesia yang berbakat mendampinginya?.

Semula memang di calonkan Garin, sayangnya ia sudah mulai terlibat proyek lain. Kemungkinan akan diminta Arifin C Noer, atau Chaerul Umam untuk bekerjasama dengan Hans.

Oeroeg menceritakan tentang nasib seorang blasteran yang beribu perempuan Jawa berayahkan pria Bellanda. dengan seting lokasi awal abad ini. Untuk keperluan ini, tengah di cari tokoh ibu yang dominan perempuan Jawa. Semula Budiati mengusulkan artis Rima Melati yang kebetulan masih berinteraksi di Belanda. Namun Vorthuyyesen menilainya kurang mewakili sosok wajah perempuan Jawa yang lugu. Suami Rima, Frans Tumbuan yang pernah bersekolah di Belanda masih ingat betul, "Pada dekade1950an novel Itu malah di jadikan bacaan sastra wajib di sekolah-sekolah. 

Sayangnya di Indonesia sendiri novel tersebut tak populer. 

ROBERT SANTOSO, PENATA LAGA INDONESIA


Barry Prima, Advent Bangun, Fendy Pradana atau siapapun orangnya boleh jadi menjadi jagoan dalam film Indonesia. Boleh mengalahkan puluhan lawan dalam satu gebrakan saja. Tapi untuk bisa menjadi jagoan seperti itu, kehadirang seorang Instructur Fighting agaknya tak pernah di perhatikan penonton. Padahal merekalah para instructur fighting itu orang yang paling menentukan bagi munculnya jagoan-jagoan tersebut. 

ROBERT SANTOSO, adalah salah satu dari sedikit penata kelahi dalam film Indonesia. Lahir di Tanjung Priok dari darah campuran Manado, Jawa Barat dan Cina, guru besar di Perguruan Silat 12 Naga ini memang mengawali karirnya dari stuntman dan pemain film. "Tapi kini saya lebih mengkhususkan diri jadi instructur fighting. Dan saya satu diantara 10 instructur fighting yang ada untuk film Indonesia", kata Robert Santoso. 

Dan berkat penangananyalah jago-jago film Indonesia bisa mengalahkan sepuluh atau seatus musuh. Caranya? Ya saya harus memberikan petunjuk dan gerakan yang harus mereka lakukan. Bagaimana mereka harus memukul bagaimana pula mereka harus menghindar," tuturnya. Tapi untuk itu, menurutnya seorang instructur fighting tak bisa bekerja sesukanya. "Selain harus punya feeling yang kuat, kejelian dan kemampuan menata perkelahian, iapun harus mengetahui angle camera. Jadi ia bisa menginstruksikan seorang pemain  kapan harus memkul atau menghindar dan kapan pula harus memainkan ekspresi wajahnya," jelas Robert. 

Pemahaman seperti itulah yang kemudian coba di terapkan dalam banyak film yang memakai tenaganya sebagai penata kelahi. Di film "Saur Sepuh" atau "Misteri Dari Gunung Merapi" yang menggunakan puluhan orang pemain, pengetahuan itu juga yang ia terapkan. "Saya jadinya mengalami kesulitan, apalagi jika mereka yang jadi pemain sudah punya dasar ilmu beladiri," ujarnya. Cuma memang, menurutnya, kesulitan itu baru muncul bila harus menata kelahi pemain-pemain yang sama sekali tidak punya dasar beladiri. "Jadinya bagi sata tidak maslah apa dasar bela diri mereka. Biar karate, kungfu, Tae Kwon Do, Silat, yang penting adalah mengarahkan mereka untuk terlihat indah di film," ujarnya lagi. 

Tapi memang menurutnya beladiri silat lebih indah bila di pakai di film. Dan itulah yagn saya lakukan dalam film "Misteri dari gunung merapi" Malah disini saya mengabungkan 4 jenis silat di empat perguruan sekaligus,"kata Robert yang memang mempelajari semua aliran ilmu bela diri . "Tinggal kita harus melakukan sinkronisasi dengan gerakan kamera," tambahnya. Justru itulah menurutnya, instructur fighting sering di sebut sebagai gurunya jago kelahi dalam film," katanya sambil ketawa. 

Disinggung tentang prospek seorang instructur fighting, Robert menyebutkan sampai saat ini cukup baik, "Malah beberapa produser kita sudah melakukan asuransi untuk para instructur fighting dan stuntman serta pemain-pemain yang harus melakukan adegan berbahaya. Itu saya pikir satu kemajuan.


~Sumber : MF No. 88/56 /TahunVI, 11 - 24 November 1989

Monday, March 24, 2025

FARADILLA SANDY, ANAK TIRI YANG MENJADI IBU TIRI


Faradilla Sandy yang melejit lewat film "Ratapan Anak Tiri" sempat lama menghilang dari dunia film, dan kembali lagi setelah menjanda dan bermain film yang tetap diarahkan oleh ayahnya sendiri, Sandy Suardi Hassan yang sekaligus penulis cerita dan skenarionya dalam film Ratapan Anak Tiri 3. 

Kali ini peran Dilla, panggilan dari Faradilla bukan lagi sebagai anak tiri melainkan berbalik jadi ibu tiri. Bagaikan karma saja, cuma tentunya ia bukanlah tipe ibu tiri jahat tapi justru sebaliknya. Tapi kedua anak tirinya diperankan oleh Adam Sandy dan Lia sulit menerima sebagai pengganti Ibu kandung mereka. Sandy Suwardi Hassan bekerjasama dengan kamerawan Benhard Oloan serta penata musik Areng Widodo. Dibintangi antara lain Tyas Wahono, Firdha Razak, Bagus Santoso dan Nani Wijaya. 

Susi remaja berpacaran dengan Sumarli yang taruna penerbangan sipil. Sayang, Ibu Sumarli antipati pada Susi yang di ketahui yatim piatu. Bahkan Sumarli di jodohkan dengan adik sepupunya sendiri, Sri. Sutu musibah membuat susi gagal menghadiri upacara wisuda Sumarli. Kesempatan ini digunakan Ibu Sumarli untuk mempertunangkan puteranya dengan Sri. 

Beberapa tahun kemudian Sumarli-Sri telah mempunyai putera puteri. begitu pula halnya dengan Susi yang di nikahi Oskar mempunyai seorang puteri. Malang tak bisa di tolak, Sri meninggal saat hendak melahirkan anak ketiga. Berbarengan Oskar pun tewas dalam kecelakaan. 

Susi yang menjanda dan bekerja sebagai guru bertemu lagi dengan Sumarli yang menduda, pada saat pemakaman. Karma berjalan, Susi kawin dengan Sumarli dan menjadi Ibu tiri dari dua anak Sri. Tapi Ibu Sumarli yang selalu ikut campur serta kenakalan kedua anak tirinya membuat Susi tak pernah mengenyam kebahagiaan. Di tambah lagi dengan mertua yang selalu turut campur dan menghasut kedua anak tirinya. Hingga suatu kejadian yang akhirnya merenggut nyawa mertuanya akibat ulah anak-anak tirinya, dan menyadarkan mereka.


SITTI NOERBAJA, PENGORBANAN GADIS MALANG


Kisah terjadi pada 13 Maret 1897. Dan ketika itu sang penulis Marah Rusli berusia 8 tahun, masih bocah ingusan. Merupakan sebuah kisah sastra dan Dedi Setiadi memvisualkannya lewat sinetron TVRI. 

Pengambilan Gambar di studio alam TVRI Depok dan di Sumatera Barat. 

Di desa yang damai itu, dua insan saling cinta. Keduanya masih lugu. Merekalah Samsul Bahri dan Sitti Noerbaja. Tapi kebahagiaan itu tak bertahan, muncul petaka, Datuk Maringgih juragan kaya jatuh hati dengan Sitti Noerbaja. Datuk Maringgih yang tak tahu diri itu selalu cari perhatian. Lalu Datuk Maringgih menyewa lima pendekar untuk mengganggu bunga desa yang rupawan itu. 

Siasat Datuk maringgih tak berhasil. Cinta Sitti Noerbaja kepada pujaan hatinya semakin terpaku. Saat Samsul Bahri merantau ke Betawi, Datuk Maringgih punya siasat dengan kejinya dia membakar toko milik Baginda Sulaiman, ayah Sitti Noerbaja. Habislah harta orang tua Sitti Noerbaja. Datuk Maringgih tak puas. Lalu dia memboikot jual beli rotan, selanjutnya menenggelamkan kapal Baginda Sulaiman. Lalu Datuk Maringgih meracuni tanaman kebon kelapa keluarga Sitti Noerbaja. Baginda Sulaiman mengetahui kelicikan Datuk Maringgih. Karena Baginda Sulaiman tak mampu membayar hutangnya, Datuk maringgih menuntut agar Sitti Noerbaja menjadi istrinya, dan karena itu Datuk Maringgih menceraikan dua dari empat istrinya.

Melihat penderitaan ayahnya, Sitti menerima lamaran Datuk maringgih. Setelah menikah, Datuk Maringgih semakin angkuh dan congkak hingga lupa diri. Dari perantauan Samsul Bahri menjadi seorang dokter. Lalu bertemu kekasihnya tanpa peduli jalinan cinta Samsul Bahri dan Sitti Noerbaja bersemi kembali. Tapi Sitti Noerbaja dan Datuk maringgih selalu bertengkar. Sehingga akhirnya secara licik Datuk Maringgih meracuni Sitti Noerbaja sampai tewas. 

Hari yang bahagia, Samsul Bahri kini berpangkat letnan dan mendapat bintang kehormatan pada tahun 1907. Samsul Bahri dikirim Belanda ke Padang untuk memerangi pedagang yang tidak mau mengikuti blastik pajak, juga Datuk Maaringgih. Suatu hari Datuk Maringgih menebaskan pedangnya kepada Samsul Bahri, saat itu juga Samsul Bahri meletuskan pistolnya dan menembus jidat Dtuk Maringgih. Tewaslah Datuk Maringgih. Tapi saat malaikat  maut akan menjemput Samsul Bahri, sang ayah tiba disisinya. 

Sitti Noerbaja di lakoni oleh Novia kolopaking sebagai Sitti Noerbaja, Gursti Randa Sebagai Samsul Bahri, Remy Silado sebagai Baginda Sulaiman, Erni Tanjung sebagai Rangkayo (Ibu Sitti Noerbaja), Him Damsyik sebagai Datuk Maringgih, Rina Hasyim sebagai Rubiah dan Dian Hasri serta ratusan figuran. Sinetron tiga seri yang skenarionya di tulis oleh Asrul Sani dan tayang di TVRI tahun 1991.


NOSTALGIA SINETRON PERJALANAN

 


Bima adalah putra angkat konglomerat Iskandar. Sejak kecil telah yatim piatu dan memandang Iskandar sebagai ayahnya sendiri dan Exel anak Iskandar sebagai saudara kandungnya. Dalam upaya untuk hidup mandiri Bima berkongsi dengan dua sahabatnya, Abdi dan Hendi membuka usaha bengkel. Dengan ketrampilannya dalam ilmu bela diri, Bima menggagalkan penjambretan terhadap Kintan, gadis Solo yang baru hijrah ke Jakarta. Sama seperti Bima, Kintan juga yatim piatu dan di besarkan pamannya. 

Justru Exel yang baru kembali dari studi di luar negeri, juga berkenalan dan tertarik dengan Kintan. Tapi Kintan telah menerima lamaran Bima. Akibatnya Exel membenci mereka bahkan tak sudi lagi mengakui Bima sebagai saudaranya. 

Cerita kemudian berkembang ketika adik ipar Iskandar, Roy memperalat Heri untuk membunuh Iskandar. Celakanya, Exel mengira Bima yang melakuan pembunuhan tersebut. Dengan gusar ia ingin membalas dendam. Tapi Bima dan Kintan lebih dulu mengungsi ke rumah Abdi di Bogor. Peristiwa pembunuhan terhadap Iskandar diikuti dengan Cermat oleh wartawati Silla yang punya obsesi untuk memecahkan dengan cara-cara Investigation Report.

Roy yang terus menghasuh Exel, diam-diam menyewa Gideon untuk melacak jejak Bima. Exel yang sudah terhasut mengikuti Gideon mencari Bima. Kesempatan ini digunakan Roy untuk menguasai seluruh perusahaan Iskandar. Kemelut bertambah dengan di culiknya Kintan oleh sebuah sindikat. Perburuan pun berlangsung dari Jakarta ke pelosok-pelosok Jawa Barat sampai jauh ke pedalaman Jawa Tengah dan Bali. 

PERJALANAN merupakan sinetron produksi Multivision Plus yang diarahkan duo sutradara Arturo dan Deni HW berdasarkan skenario Adi nugroho. Merupakan drama aksi yang bertabur adegan laga. Dibintangi Ari Wibowo, Tamara Bleszynski, Primus Yustisio, Eksanti, Feri Irawan, Gunawan Wibisono, Kaharuddin Syah dan Pong Harjatmo yang tayang di SCTV pada tahun 1998.

Thursday, March 6, 2025

NOSTALGIA DRAMA SERI TVRI


 Drama Seri TVRI merupakan drama seri yang ditunggu pemirsanya di era 80an hingga awal 90an sebelum akhirnya bermunculan stasiun tv swasta. Dalam sebuah artikel di di MF, drama seri Losmen merupakan drama seri yang mendapat sambutan luar biasa dari pemirsa TVRI. Merupakan sejarah bagi TVRI bila mau jujur, Losmen selalu di nanti, disimak bahkan didiskusikan. Tidak pernah terjadi drama seri apapun yang pernah di produksi TVRI sta Pusat Jakarta. Sampai saat ini (tahun 1991) belum satupun drama seri dapat menandingi 'keperkasaan' Losmen. Meski drama seri "Pondokan" mencoba mengimbanginya, namun tak bergaung. Tak merasuk dalam jiwa. 

Kekecewaan masyarakat begitu menyentakkan ketika awal tahun 1989 drama seri Losmen dinyatakan bubar. Banyak desas desus tentang kasus pembubaran drama Losmen. Tapi tidak ada menemui jawaban. Merupakan sebuah teka teki hingga sekarang. 

Mungkin Bu Broto sudah capek mengurus usaha losmennya dan Pak Broto telah bosan main ukulele, kabarnyapun ikut-ikutan jual pakaian. Jeng Sri sekarang tinggal di Bogor, sibuk mengurus Puskesmas dan tidak menyanyi lagi di Bar. Jarot tidak lagi seorang pelukis, yang identik dengan seniman konyol, kabar terakhir katanya menjadi jago silat. Mbak Pur lagi ngumpet di rumah terus, sesekali menjual busana muslim dan tak mau melepas jilbabnya. Tarjo, sudah melejit sekarang, pernah meraih Piala Citra, terakhir pawangnya gajah lewat film "Cintaku di Way Kambas".

Menurut TVRI bagian Perencana drama menggambarkan karena permintaan masyarakat, Losmen pun akan di putar ulang kembali. Mulai dari awal sampai akhir. Konon TVRI melayani pemirsanya. Padahal pemirsa TVRI sangat mengharapkan drama seri Losmen di lanjutkan kembali, meski bapak losmen, Wahyu Sihombing telah tiada. 

Kata yang empunya cerita, Tatiek Maliyati, WS, Losmen akan dilanjutkan kembali. Dan Drs. Ishadi SK, MSC telah pula memberi angin namun realisasinya tak kunjung tiba malahan tayangan ulang. 

Cerita seri tayangan TVRI telah langka, Keluarga Rahmat telah mati, Jendela Rumah Kita ikut-ikutan padam, Pondokan yang menjual tampang artis itupun telah tiada dan beberapa seri lainya di kategorikan dengan Sinetron Seri. Jelas dari deretan judul diatas Losmen masih terlalu unggul bahkan menjadi legendaris. 

"Saya sangat senagn sekali "Losmen" diputar ulang. Maka terjawab sudah surat-surat penggemar drama Losmen kepada saya. Alhamdulillah Penggemar Losmen tidak penasaran. Saya sendiri kaget dengarnya, " kata Mieke Widjaya pemeran Bu Broto. 

~ sumber MF 129/96 8-21 Juni 1991~

Kalau sekarang di TVRI masih ada Losmen Reborn dan Jendela Rumah Kita Reborn juga sih. Ada yang pernah nonton?


DRAMA SERI DOKTER SARTIKA , EPS HARI HARI TEDUH SARTIKA

 


Masih ingat drama seri TVRI yang satu ini? untuk bernostalgia sejenak, kita ambil episode saat Dr Sartika mencari Ketenangan di Lombok. 

Di ceritakan episode sebelumnya, rumah tangga dokter Imam dan Sartika mengalami kegoncangan dengan hadirnya Lestari, adik Imam yang selalu membuat keributan dengan suaminya, begitu juga kehadiran Arum, kakak perempuan dari tetangga Sartika yang selalu hadir ke tempat praktek Imam. Sehingga rumah tangga dokter Imam-Sartika mengalami dua batu sandungan yang belum tersingkirkan, namun mereka menyadari bahwa hal ini pasti akan terjadi dalam perjalanan hidup manusia. Untuk itu Sartika bertekad mencari ketenangan atau refereshing pergi ke Lombok, ingin melupakan hari-hari muramnya dengan mencari hawa dan suasana baru di daerah yang belum pernah dilihat. 

Kepergian Sartika bersama nenek Manis (tetangganya yang selalu memperhatikan Sartika-Imam) yang dianggapnya nenek sendiri, selama dua tiga hari, nenek Manis merasa senang hati mengingat ia juga akan pulang ke tanah kelahirannya sebab Mona (Sang Cucu) sudah melahirkan bayinya yang pertama. Namun sang suami doketer Imam tidak demikian, Imam merasa keberatan dan berusaha melarangnya. Tapi karena tidak ingin memperuncing keadaan rumah tangganya yang agak gawat, akhirnya dengan berat hati mengijinkan Sartika pergi bersama nenek Manis. 

Suasana di Lombok ternyata dapat memberikan hari-hari teduh sebab Sartika banyak melihat hal-hal yang menarik. Sementara itu dokter Imam di Bogor yang ditinggal sendirian mencoba menghindar dari gangguan Arum, namun tetap gagal. 

Sementara itu adik dan adik iparnya Arum menegur karena Arum sering datang ke tempat praktek dokter Imam. Arum marah dan ia segera mengambil anak bayinya yang dititipkan Arum dan dibawa ke Jakarta, tapi adik dan adik iparnya menjadi kalang kabut dan meminta pertolongan pada dokter Imam agar Arum mau mengembalikan sang bayi. Kasus akhirnya berbuntut panjang, Arum berani datang ke rumah Imam karena mendengar Sartika berada di Lombok. Imam bingung. Imam berusaha menghindari Arum, tapi makin gawat. 

Akhirnya Imam memutuskan menyusul sang isteri di samping ingin menikmati hari-hari teduh bersama isterinya di Lombok.

Tentu saja cerita makin panas dan makin penasaran ya. Cukup sekian bernostalgianya ya, next sambung lagi.


Thursday, February 27, 2025

SINETRON RATU PANTAI SELATAN


Rumah Produksi Starvisions tidak hanya piawai memproduksi sinetron melodrama dan komedi tapi juga sinetron misteri dan laga. Adalah sinetron bertajuk Ratu Pantai Selatan yang mengawali starvision untuk memproduksi sinetron misteri. Dipilihnya judul yang sudah melegenda di masyarakat, khususnya pulau Jawa ini, karena ceritanya memang sudah merakyat dan sudah di produksi sebagai versi dilayar lebar. 

untuk memfasihkan visualisasi gambar yang diinginkan penulis cerita, maka Starvision memberi kepercayaan kepada S.A Karim untuk membidani sinetron yang dibintangutamai oleh Mila Karmelia, Sultan Pasha Djorgi, Fahmi Boo, Farisa Yasmin, Helvy Mariand, dan Torro Margens. 

Ratu Pantai Selatan sendiri bertutur tentang pasangan muda mudi yang sedang kasmaran. Pemudanya bernama Anto yang mengajak kekasihnya Santi (Femi Permatasari) untuk jalan-jalan ke Pantai Pelabuhan Ratu dengan tujuan agar hubungannya yang mulai retak bisa dibina lagi. Tapi lantaran Santi sudah kesal duluan, lantaran Anto tergoda wanita lain, maka ketika di Pelabuhan Ratu, bukannya mesra malah terjadi pertengkaran yang hebat, Santi yang terlanjur terluka tidak mau memaafkan Anto, hal ini membuat Anto naik pitam dan kalap. 

Anto menyeret Santi ditengah laut dan ditenggelamkan. Santi berusaha melawan walau dengan nafas yang tersengal-sengal. Sang Ratu (Ratu Pantai Selatan) yang diperankan oleh Mila Karmelia tiba-tiba muncul memberi kekuatan pada Santi.


Thursday, February 20, 2025

FILM DARI PINTU KE PINTU, KOMEDI SITUASI SALES


 Tak banyak persoalan kehidupan sales di filmkan, meski tema ini sering dituangkan ke dalam cerpen, cerbung maupun novel yang biasanya dirangkum dalam tema drama. Kali ini BZ Kadaryono, sutradara merangkumnya dalam tema komedi situasi. Kepahitan sales itu menjadi biang komedi segar. 

"Terus terang dalam penggarapan film ini saya meniadakan seks," kata sang sutradara. Pergulatan hidup orang yagn urban dikawinkan dengan kehidupan sales. Semuanya penuh kegetiran, ada kemunafikan, kepalsuan dan penjarahan terhadap sosok manusia. Film ini di produksi oleh PT. Bintang Dirgahayu film . 

Puluhan artis pendukung berkumpul dalam film ini . Nurul Arifin, Sally Marcellina, Hengky Tornando, Hendra Cipta, Lina Budiarti, WD Mochtar, Yana Achbari, Tien Kadaryono, H. Usman Effendy, Tom Tam Grup, Darto Helm, Basuki, Timbul, Mejeng Group, Tarida Gloria, Illa Doth dan puluhan artis lainnya. Ada yang bilang film ini kebanyakan pemain, sehingga tidak tahu mana yang menonjol. 

Dalam Film ini Sally Marcellina dan Nurul Arifin berke lahi. Keduanya saling bermusuhan. Sally sales palsu sedang Nurul sales asli. Keduanya sama-sama cari hidup di ibukota. 

Awal cerita terjadi akibat kacaunya usaha Nurul Arifin dan kawan-kawan selaku sales dari rumah ke rumah menawarkan dagangan yang selalu ditolak. Rupanya kejadian itu akibat ulah Tante Dien (Tien Kadaryono) Kelompok sales bukanlah sungguhan melainkan  sebagai mata-mata untuk menyelidiki rumah mewah. Malamnya rumah mewah tersebut di garong oleh tukang pukul Tante Dien. 

Suatu hari kelompok  Sally dan kelompok urul ketemu, maka terjadilah perkelahian. Puluhan cewek-cewek kece bergelut di tanah lapang. Namun kelompok Sally diancam harus mengerjakan apa yang menjadi keinginan Tante Dian. Semua cewek-cewek kelompok Sally itu punya latar belakang berlainan. Ada yang di culik, ditipu, di khianati, bahkan ada yang di jual, semua itu atas perintah Tante Dien. Adik Nurul sendiri ketika tiba di Jakarta dari Malang kena rayu gombal Tante Dien. 

Untung pacar Nurul seorang perwira polisi. Semua kenyataan yang menimpa diri dan adiknya dituangkan kepada petugas penegak hukum ini. 


~~ MF 150/117/TH.VIII, 28 MARET - 10 APRIL 1992