Wednesday, September 14, 2022

Saur Sepuh , Satria Madangkara Film Terlaris Tahun 1988 !

Brama Kumbara dan Lasmini dalam Saur Sepuh 1

Berbicara tentang Saur Sepuh, agaknya memang belum bisa move on dari film yang diangkat dari serial Sandiwara Radio yang populer di tahun 80an. Apalagi setelah menemukan data baru kalau jumlah penonton film Saur Sepuh 1, Satria Madangkara menjadi film terlaris pada tahun 1988. Di kutip dari buku Festival Film Indonesia 1989 di halaman 122 , Film Saur Sepuh 1 meraih penonton 2.275.887. Jumlah ini termasuk jumlah yang fantastis pada jaman itu dan berhasil mengalahkan film Pengkhianatan G 30 S /PKI (1984) yang meraih penonton 1.724.704. Memang itu adalah berdasarkan data, kalau perolehan penonton yang tidak terhitung tentu saja akan banyak, apalagi untuk sekelas film G 30 S PKI tentu saja jutaan penonton diraih meski banyak yang tidak tercatat. Hal ini tentu saja menjadi sebuah kebanggaan mengingat film bersetting kerajaan Madangkara tersebut mampu mendapatkan dukungan dari penonton tanah air. Apalagi dengan sederetan cast yang baru di dunia perfilman seperti Fendy Pradana, Murtisaridewi dan juga Elly Ermawatie.

Tiga tokoh sentral dalam cerita Saur Sepuh di perankan dengan bagus oleh Fendy Pradana sebagai Brama Kumbara.  kayaknya hampir semua orang yang hidup di era pertengahan 80an hingga awal 90an tahu siapa Brama Kumbara, seorang raja dari Madangkara. Kemudian ada Elly Ermawatie yang berperan sebagai Mantili si pedang setan dan pedang perak, dan juga ada Murtisaridewi sebagai tokoh Lasmini, perempuan penggoda pemilik perguruan Anggrek Jingga di lereng gunung lawu. Ketiga tokoh sentral ini menjadi nyawa film Saur sepuh.

Penampakan VCD Saur Sepuh 1 dan Kaset OST saur Sepuh
 


Saur Sepuh di buat sebanyak 5 judul , sebuah karya Niki Kosasih yang berhasil secara bagus di visualisasikan kedalam film oleh Sutradara Imam Tantowi  dalam Saur Sepuh 1 sd 4 dan Torro Margens di Saur Sepuh 5. Film Saur sepuh sendiri merupakan film dengan hasil yang cukup membanggakan , hal ini terbukti dengan perolehan penonton Saur Sepuh yang cukup fantasitis, sekaligus menjadi film laris di DKI Jakarta. Perolehan penonton Saur Sepuh menjadi perolehan yang cukup di perhitungkan. Di DKI Jakarta sendiri film saur sepuh 1 juga menjadi film terlaris tahun 1988 dengan perolehan penonton 575.480, sementara di tahun 1989 film saur sepuh II masih menjadi film terlaris dengan perolehan penonton 555.187 dan di Tahun 1990 Film Saur Sepuh III Kembang Gunung Lawu menjadi film terlaris pertama dengan perolehan penonton 447.504. Selanjutnya Film saur Sepuh IV dan V tidak saya temukan data jumlah penontonnya. Namun demikian era 90an awal menjadi era yang mulai sepinya film-film Indonesia dan di pertengahan 90an hingga akhir 90an film-film bertema seks menjadi suguhan yang memenuhi bioskop kala itu. 

Kalau era sekarang, film -film laris dengan jumlah penonton yang banyak makin sering bermunculan, sebut saja di tahun 2022 film KKN di desa Penari menjadi film terlaris hingga sekarang belum ada yang bisa menghadangnya dengan jumlah penonton 10 juta lebih. Juga ada film Pengabdi setan versi Joko anwar yang berhasil menggetarkan jagat perfilman Nasional yang kian berkembang. 

Poster Saur Sepuh 1

Poster Saur Sepuh 1

Kalau kita flashback ke era 80an keatas, yang saat itu saya juga masih kecil sandiwara radio menjadi sebuah hiburan 'murah' bagi kalangan bawah, karena tidak semua orang memiliki radio di rumah, dan seninya mendengarkan radio adalah di dengarkan secara bersama-sama. Imaginasi dari pendengar radio saat mendengarkan sebuah cerita tentu saja dapat berbeda-beda. Tak jarang anak-anak suka bermain peran seperti apa yang ada dalam sandiwara radio sesuai dengan imaginasi masing-masing anak. kata-kata Ciaaaat menjadi biasa terdengar di lingkungan sekitar yang di lakukan oleh anak-anak. Hiburan TV menjadi hiburan yang mahal, jangankan TV , radio saja satu RT (di kampung) bisa di hitung dengan jari siapa yang memiliki radio . Dari radiolah kita dapat mendengarkan cerita Saur sepuh meski kadang di dengarkan di rumah tetangga secara beramai-ramai. 

Ketika Saur Sepuh diangkat ke layar lebar tentu saja di sambut secara antusias baik bagi kalangan yang tinggal di kota maupun di pelosok desa. Meski tidak bisa nonton ke bioskop karena masih kecil dan jauh karena ada di kota, namun saya sendiri berhasil menontonnya di hajatan sunatan yang  'nanggap' video dengan memutar film Saur Sepuh. 

Sebagai pecinta saur sepuh bagi saya visualisasi yang ditampilkan dalam film Saur sepuh terwakilkan dan sesau ekspektasi. Sehingga film saur sepuh menjadi film terlaris dan tersering dalam diri saya yang paling sering di putar. Bagaimana dengan kalian? ada yang sama?

Lantas akankah film-film bertema seperti ini ada yang tertarik untuk membuat ulang di masa sekarang? Wallahu a'lam semoga saja ada Sutradara yang melihat dan menggarap serius agar penonton juga tidak kecewa tentu dengan mengikuti masa kekinian yang bisa di terima oleh penonton milenial.

Artikel Pendukung



Tuesday, September 13, 2022

Milikilah Buku Poster Film Edisi Silat/Laga

Buku poster film

Kalau berbicara tentang poster film pada umumnya, kita akan terlempar ke dimensi waktu beberapa tahun silam dimana saat itu mengalami sendiri meski hanya dalam lembaran fotokopi yang di sebar oleh mobil ‘halo halo’ yang lewat yang mengiklankan sebuah film yang tayang di bioskop. Bagi saya masa itu masa yang indah, karena kita ikut-ikutan mengejar di belakang mobil ‘halo halo’ tersebut sambil memperhatikan poster yang ada di belakang mobil bak terbuka yang akan tayang di Bioskop.

Poster, pada masa itu merupakan hasil lukisan cat minyak atau sejenisnya yang di lukis di kain dan kemudian di pasang di layar mobil sebagai iklan. Meskipun kalau dalam bioskop tetap tersedia poster kertas maupun lobi card yang di pasang di dalam bioskop. Namun seiring perkembangan jaman media-media poster dalam bentuk kain sudah tidak ada lagi yang membuat selain tidak praktis tentu membutuhkan imaginasi yang tinggi bagi pembuat posternya.








Berbicara poster mau nggak mau berbicara tentang filmnya. Film apa yang melekat dalam diri masing-masing orang tentulah berbeda, namun sejujurnya memory yang terbentuk akan sebuah film khususnya masa-masa dulu adalah kenangan yang terbentuk dari tontonan Layar Tancap maupun video hajatan yang menjadi hiburan dan di tonton oleh khalayak ramai secara murah hingga pelosok daerah. Saur Sepuh menjadi salah satu kenangan sendiri yang tidak hilang dari memory hingga saat ini, karena pada masa itu flyer yang di sebar sangat berharga selain juga kita kadang mendapatkan buku tulis yang bergambar sampul dari sebuah film yang sangat menarik..

Namun saat ini poster film sudah sulit sekali untuk di temukan baik di iklan koran maupun spanduk-spanduk yang ada di bioskop, karena memang di luar bioskop sendiri sudah tidak di pasang film-film yang sedang tayang atau akan tayang. Kalau kita tidak masuk kedalam gedung bioskop maka sulit untuk menemukan poster-poster film yang terpasang. Meskipun demikian kemudahan teknologi saat ini memudahkan setiap orang di manapun berada selama masih ada sinyal internet maka bisa mencari di mesin pencarian tentang film-film yang beredar. Baik melalui layar HP maupun melalui komputer atau laptop. 

Namun demikian bagi saya peribadi menikmati sebuah poster film melalui media hp sangat tidaklah memuaskan. Tetap saja ketika kita melihat visualisasi sescara fisik akan terpuaskan dengan sendirinya. Sebagai pecinta film-film silat/laga kehadiran buku poster ini tentu saja disambut baik. dan layak untuk di koleksi. 

Btw masih bisa di order lho buku ini hingga akhir September 2022. Yuk yang minat ikutan cetak boleh juga lho di order. Buku ini di cetak terbatas atas inisatif beberapa penyusun yang suka dan cinta akan film film Indonesia bertema silat/laga sekaligus sebagai wujud untuk mengapresiasi film Indonesia pada masa yang lalu. 


Silahkan yang mau pre order


Wednesday, May 6, 2020

COVID 19 dan PERFILMAN INDONESIA DI TENGAH BADAI COVID 19

Dunia seolah di goncangkan oleh virus Corona atau kemudian lebih di kenal dengan Covid19. Virus yang konon pertama kali berasal dari Wuhan China hingga kemudian menyebar hingga ke seluruh dunia dan berdampak pada semua sendi kehidupan baik sosial, budaya, pariwisata , pendidikan dan juga ekonomi. Semua sektor terdampak dengan hadirnya virus Corona. Korban banyak berjatuhan dan juga yang positif Corona itu sendiri.

Di Indonesia, Covid19 pertama kali di ekspose ke media adalah pada 2 Maret 2020 oleh Presiden Indonesia. Pasca 2 Maret inilah keadaan ekonomi Indonesia mulai berubah, istilah WFH atau Work From Home pun mulai di berlakukan hingga terakhir yang sedang kita hadapi adalah PSBB alias Pembatasan Sosial Bersekala Besar. Well... disini saya tidak akan membahas apa itu PSBB, apa itu social distancing dan lain sebagainya istilah-istilah yang sangat populer saat ini, tapi lebih pada cerita dan unek-unek sendiri akibat badai covid19 ini.

Sebagai pengingat saya ingin menyampaikan beberapa hal saat pandemi Covid19 ini berlangsung.

1. Penutupan Jalan/Lockdown/Penyemprotan antiseptik

Ini yang sempat marak adalah penutupan wilayah-wilayah untuk mengurangi dampak penyebaran covid19. Akses jalan banyak di tutup, untuk masuk suatu wilayah seseorang harus di semprot cairan yang cairan itu sendiri sebetulnya tidak bagus untuk di badan, hingga kemudian baru muncul konferensi pers kalau penyemprotan hanya boleh ke benda bukan badan. Nah kan ini konyol. Kemudian dimana-mana kita lihat penutupan jalan, so sad sih jalanan di tutup, sepi dan akses kemana-mana susah. tapi ini yang memang harus di lakukan agar orang tidak bebas berkeliaran.

2. Sekolah di liburkan dan Belajar dari Rumah

nah kalau ini, menjadi tugas tambahan bagi orang tua karena sekolahnya sekarang di rumah, orang tua harus ekstra memberi perhatian ke anak. Positifnya ada jadi anak akan lebih dekat dengan orang tua. Negatifnya orang tua ikut ikutan pusing tugas anak yang harus di kerjakan. Di tambah lagi dengan belajar online, maka quota data makin meningkat karena pemakaian meningkat. apakah ini di ganti? tentu tidak, pemerintah bahkan seolah tegas nggak tegas yang membuat bingung dan gamang rakyat.

3. WFH,

Ya kalau ini sudah jelas bagi pekerja yang jelas pekerjaanya dan dapat dikerjakan dari rumah, selebihnya karena perkantoran juga di tutup adalah terjadi PHK yang besar besaran, hal ini tentu membuat miris semua orang.

4. Narapidana Berkeliaran

Nah ini yang tidak boleh di lupakan, Kebijakan Menkumham mengeluarkan narapidana adalah kebijakan yang sangat tidak populer meski atas nama agar tidak menyebar covid19 di penjara, tapi tahukah pak...... kalau yang diluar juga sudah hidup susah ditambah lagi narapidana yang dikeluarkan

5. Dilarang Mudik

Bulan Ramadhan sedang berjalan dan sebentar lagi lebaran, namun kebijakan mudik di stop, tidak boleh mudik untuk menekan laju Covid 19. Akibatnya banyak yang kucing-kucingan di jalan agar bisa lolos mudik. Meskipun dijaga namun penjagaannya tidak ketat alhasil masih ada yang lolos dan juga yang apes ketangkep dan harus balik lagi. Alasan mudik tentu macam-macam. Pernah suatu ketika seorang di wawancara karena ketangkap di Cikarang dan harus balik lagi ke Jakarta. Alasan ia mudik karena di Jakarta sudah di rumahkan 2 bulan dan tidak dapat gaji. Kehabisan uang dan tidak bisa makan. So sad kan? serba salah kebijakannya mesti harus gimana.

Dan masih banyak lagi kejadian di sekitar kita. lantas apa dampak terhadap perfilman Indonesia?
Akibatnya Bioskop di tutup dan tidak beroperasi, film-film yang akan tayangpun di tunda penayangannya. Alhasil Bioskop mengalami kerugian dan tentu saja para pekerja film . Industri film anggap saja mati, karena sutingpun banyak yang di tunda dan di hentikan. Agenda film yang akan tayang pun akhirnya harus di setting ulang .

Banyaknya bioskop yang tutup menyebabkan industri film tanah air pun 'mati' , entah sampai kapan menggeliat dan mulai beroperasi lagi. Kebijakan apapun akan sulit dilaksanakan kalau pemerintahnya juga tidak tegas. Ya harapannya semoga bioskop akan kembali normal setelah covid19

Tuesday, February 25, 2020

Film Indonesia Jadul : Dr. Karmila

dr karmila

JUDUL FILM        :Dr. KARMILA
SUTRADARA       : NICO PELAMONIA
PRODUKSI           : PT SUKMA PUTRA  FILM
CERITA                  : MARGA T
PRODUSER          : NICO PELAMONIA
TAHUN PROD    : 1981
JENIS                     : FILM DRAMA
PEMAIN               :  TANTI YOSEPHA, ROBBY SUGARA, RUDI SALAM, KUSNO SUDJARWADI, ADE IRAWAN, MIEKE WIJAYA, MOGY DARUSMAN, UCI BING SLAMET

SINOPSIS : 

Karmila (Tanti Yosepha) di  oleh Faisal (Robby Sugara) saat di acara pesta setelah Karmila di beri obat perangsang. Karmila adalah seorang calon dokter, yang akhirnya di perkosa oleh Faisal, sementara Karmila sendiri sebenarnya sudah memiliki pacar Edo (Rudi Salam). Berita perkosaan terhadap Karmila seorang mahasiswa kedokteran dimuat koran-koran yang memberitakan kalau seorang Mahasiswa kedokteran di perkosa oleh anak berinisial F anak seorang pejabat berinisial D G.
Berita ini membuat D G Kusno Sudjarwadi) ayah Faisal menjadi marah dan meminta Faisal untuk bertanggungjawab atas perbuatan yang dilakukannya pada Karmila. Ayah Faisal juga menunjuk pengacara untuk memohon pada Karmila agar Faisal jangan sampai ditahan namun ia akan memberikan apa yang diminta oleh Karmila. Tentu saja Karmila tambah syok dibuatnya. DG adalah seorang ayah yang sangat bertanggungjawab, sehingga ketika Faisal sudah keluar dari tahanan ia memintanya untuk mencari dan mengawasi Karmila untuk bertanggungjawab. 

Faisal berusaha mencari Karmila yang tinggal di rumah bibinya untuk mempertanggungjawabkannya. Sikap dingin dan ketus di perlihatkan oleh Karmila, namun tidak membuat jera Faisal untuk memohon padanya untuk di nikahi. Akhirnya Karmila mau di nikahi oleh Faisal dengan syarat setelah anak itu lahir, maka harus segera bercerai.  Hal ini dilakukan oleh Karmila semata-mata agar anak yang dikandungnya memiliki ayah.  Setelah bayinya lahir, Karmila tidak mau menyusui dan meminta Faisal untuk membawanya pergi jauh. Karmila juga meminta agar Faisal membelikan susu untuk anaknya yang bernama Fanny. Akhirnya Faisal akan membawa Fanny pergi untuk mencari seorang yang mau menyusui dengan di kasih bayaran. Mendengar kata bayaran, Karmila mau menyusui asal dibayar . Ia menganggap Fanny bukanlah anaknya.  Kekecewaan yang di alami membuatnya ia selalu berbuat ketus. Ia berdalih uangnya akan digunakan untuk melanjutkan kuliah yang sempat tertunda. 

Suatu ketika, Karmila akan berangkat keluar negeri, namun ia membatalkannya karena mendengar dan melihat Fanny anaknya sakit typus.  Karmila luluh, dan ia pun mau menerima Faisal menjadi suaminya hingga memiliki anak kedua seorang perempuan. Kehidupan Karmila di lalui dengan Faisal meski sesekali ia mengingat akan Edo. 

*****
Hingga suatu hari Faisal di tugaskan oleh Ayahnya ke Singapura untuk sebuah pekerjaan.  Keberangkatan Faisal ke Singapura bersamaan dengan kedatangan Edo yang secara tiba-tiba menemukan rumah Karmila yang sudah berpraktek menjadi seorang dokter. Kedatanga Edo membuat Karmila kaget, namun demikian Karmila selalu berusaha untuk menghindari Edo. Apalagi sikap Edo yang seolah-olah meremehkannya. Namun meski Karmila berusaha menghindari edo namun tidak bisa menolak ketika tiba-tiba edo datang. 

Untuk menghilangkan jenuh, Karmila mengajak anak-anaknya dan adik iparnya untuk berlibur. Namun tanpa di duga Faisal datang ketempat peristirahatan dimana ia menginap. Edo tidak mau pergi ketika itu, meski Karmila sudah mengusirnya, apalagi ditambah hari hujan. Disaat bersamaan secara tiba-tiba Faisal datang dan melihat ada edo disana. Ia cemburu dan mau menceraikan Karmila, Karmila pun sedih dan tidak bisa berbuat apa-apa. Namun berkat campur tangan Ayah Faisal, yang menunjukkan alibi kalau Karmila tidak bersalah, akhirnya Faisal tidak jadi menceraikan Karmila. Bahkan akhirnya Karmila mengandung bayi yang ketiga. Disaat hamil tua, Faisal pulang setelah dari tugasnya dengan membawa seorang wanita India yang mengaku anak dari paman Hamid. Namun demikian, kedatangan wanita tersebut membuat Karmila tidak suka, karena dari sikap dan tingkah lakunya selama tinggal di rumah Faisal, wanita tersebut seolah-olah ingin menguasai kehidupan dalam rumah. 

Karmila menjadi cemburu dan meminta pada Faisal, setelah melahirkan ia tidak mau lagi melihat wanita itu atau Karmila sendiri yang keluar. Keadaan ini di ketahui oleh Ibu Faisal (Mieke Wijaya) yang menangkap gelagat tidak jelas tentang siapa wanita tersebut yang mengaku-ngaku sebagai anak dari paman Hamid.  Ayah dan Ibu faisal meminta penjelasan padanya, namun Faisal tetap mengaku kalau ia adalah anak dari Paman Hamid. Untuk membuktikan siapa sebenarnya wanita tersebut, maka Faisal mengujinya dengan disaksikan oleh Ayah dan Ibunya dari jauh. Akhirnya Faisal berhasil membuktikan bahwa wanita tersebut bukanlah anak dari paman Hamid, namun ia mencintai Faisal. Faisal marah dan mengusirnya. Akhirnya dr. Karmila bahagia bersama suami dan anak-anaknya.

Barry Prima : Tarzan Raja Rimba

Tarzan Raja Rimba

JUDUL FILM        :TARZAN RAJA RIMBA
SUTRADARA       : ACKYL ANWARY
PRODUKSI           : PT KANTA INDAH  FILM
PRODUSER          : HANDI MULJONO
TAHUN PROD    : 1989
JENIS                     : FILM ACTION
PEMAIN               :  BARRY PRIMA, YOSEPH HUNGAN, YURIKE PRASTICA, ZIELA JALIL, JOHARI ZAIN

SINOPSIS :
Adegan dibuka dengan perjalanan seorang karyawan perusahaan penebangan kayu, Kamal dengan anak pemiliknya Karina (Ziela Jalil) ke hutan. Ia melaporkan tentang kecurangan yang terjad di perusahaan pada Karina. Tentang kecurangan yang dilakukan oleh Burhan (Johari Zain) dan Istrinya Gina (Yurike Prastica) diperusahaan. Burhan dan Gina merencanakan untuk selalu mengabarkan kalau perusahaan dalam keadaan rugi pada Karina. Di saat itu ia melihat anak buahnya yang baru pulang dengan berjingkat-jingkat membuat Gina curiga. 

Sementara itu di hutan , Tobar (Yoseph Hungan) memerintahkan anak buahnya untuk melakukan penebangan dengan mengambil lahan yang bukan haknya. Merasa terusik keadaanya, Shambo alias Tarzan terusik dan menyerang para pekerja. Mereka pun terlibat perkelahian. Namun sayang, Tarzan berhasil di usir dengan senapan. 

******
Di perusahaan, Burhan dan Gina merencanakan untuk tidak lagi mengirim uang ke pada Karina di Jakarta dengan alasan menderita kerugian, namun disaat bersamaan pembicaraan Burhan dan Gina mengenai kerugian perusahaan yang direncanakannya di dengar oleh Karina. Karina marah pada pamannya, Burhan dan bermaksud mengambil alih perusahaan. Kedatangan Karina yang bersamaan dengan kedatangan Kamal membuat Gina dan Burhan curiga. Malam harinya, Kamal terbunuh atas suruhan Burhan. Namun ketika Karina berniat mengusut kematian Kamal, Burhan datang ke kamar Karina dan mengakui perbuatannya. Burhan juga menodongkan pistol pada Karina untuk menandatangani surat pelepasan hak kepemilikan perusahaannya pada Burhan. 

Disaat yang bersamaan datanglah Tobar ke kamar Karina yang ingin menolong Karina yang dalam keadaan ditodong oleh Burhan yang juga merupakan kakak angkat Tobar. Namun Tobar pun tidak bisa berbuat apa-apa. Sementara itu Karina berhasil menggunakan taktik dan berhasil melarikan diri dari terkaman pistol Burhan. Karina melarikan diri ke hutan. Sementara itu Burhan menyuruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Karina. Namun belum lagi bisa menangkap Karina, anak buah Burhan akhirnya terbunuh oleh Tarzan, ketika Tarzan sedang menolong untuk menyelamatkan Karina. 

Akhirnya Karina dan Tarzan bersahabat dan menyusun kekuatan untuk merebut kembali perusahaanya. Sedangkan Tobar dibuat kecewa ketika sedang mencari Karina ke hutan, dan mendapati Karina sedang bersama dengan Tarzan, ia pun cemburu. 

Konflik di perusahaan penebangan kayu makin menjadi. Tobar dan Gina terlibat perselingkuhan yang akhirnya di ketahui oleh Burhan. Burhan marah besar, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena Gina justru lebih memilih Tobar. Sedangkan anak buah Burhan berhasil menangkap Karina di hutan. Ia membawa karina ke perusahaan, namun Tarzan selalu mengikutinya. Akhirnya Tobar dan Gina pun mati terbunuh, sedangkan Burhan sendiri tidak terbunuh.
Tarzan pun kembali ke hutan.
*****
Film Tarzan Raja Rimba menyisakan suatu pertanyaan, tentang bagaimana nasib Burhan sebenarnya, apakah ia meminta maaf pada karina atau tidak, Hanya endingnya yang kurang smooth..