Friday, October 3, 2025

PIETRAJAYA BURNAMA, FILM BUKAN UNTUK PAMRIH


 Film Nasional sebenarnya tidak kalah dengan film-film impor, masalahnya tergantung kita sendiri sebagai bagnsa Indonesia harus punya kebanggaan dan rasa memiliki terhadap film sendiri. Dunia film merupakan salah satu lahan milik bangsa Indonesia, oleh sebab itu hendaknya dimanfaatkan oleh generasi penerus terutama insan-insan film, sepositif mungkin sebagai tempat berkarya, dan berbakti lewat karyanya kepada nusa dan bangsa. 

Demikian dilontarkan aktor Pietrajaya Burnama sutradara dari Lima Harimau Nusantara yang berlokasi suting di Kasepuhan Cirebon, Balong Dalem Kuningan dan Pantai Indramayu dari 10 Maret hingga 17 April 1991. 

Menurut Pietrajaya, film jangan di pakai ajang sebagai beraksi-aksian, berpamor-pamoran atau bergagah-gagahan, itu keliru namanya, kalau film hanya untuk pamrih berarti hanya di tonton doang. Film jangan di jadikan sebagai barang tontonan belaka, tapi juga sebagai tuntunan. 

Lewat film Lima Harimau Nusantara, ia tidak berharap muluk-muluk, yang pasti film itu sebagai hiburan positif bagi penonton dan menjadi tuntunan, melalui bahasa action, bahasa 'trick'  dan ramuannya tidak berbeda dengan film laga lainnya. 

Cerita Lima Harimau Nusantara aslinya terjadi di Tuban Jawa Timur tapi mengingat idealisme produser, Ir. Chan Parwes Servia PT. Kharisma Film  Jabar, maka lokasinya mengambil di Jawa Barat. Dan ternyata hasil 'hunting' lokasinya mirip di Singosari dengan di bantu setting khusus antaranya di Kasepuhan Cirebon, komplek Balong Dalem Kuningan dan Pantai Indramayu. 


~~ Sumber :MF~~

Thursday, October 2, 2025

KERIS SI JAGUR


 SI JAGUR (KERIS SI JAGUR)

Tema/Theme : Action

Produksi/Production Company : PT. Kalimantan Film

Produser/Producer : Abdul Muis Soufyan

Sutradara/Director : Fritz G Schadt

Cerita/Story : Djair

Skenario/Scenario Writer : Alim Bachtiar

Sinefotografi/Photography : R. Husein

Suntingan/Editor : Fritz G Schadt

Artistik/Art Director : Wijonosoewardjo T

Pemain/Starring : Enny Beatrice, George Rudy, Mangara Siahaan, Benny G Rahardja, Aven Christie, Fred Wetik


Cerita : 

Al Kisah, pada abad ke 17 perompak lanun Tapak Tirta di tangkap Kompeni. Sebelum tertangkap lalnun itu menyembunyikan harta-harta rampasannya di suatu tempat yang hanya di ketahui oleh dia dan kekasihnya Agni Dewi, Katpet Mauritz yang menangkapnya dibujuk oleh Sukma Layang, dukun yang menjadi kaki tangan Belanda. Tapak Tirta dipaksa mengaku tapi dia bungkam, Mauritz mencari akal, anak buah Tapak Tirta disiksa di depan matanya. Kali ini Mauritz berhasil. Tapak Tirta mengaku lokasi harta karun itu di lkis dipahanya namun hanya sebagian, peta yang sebagian terdapat di paha Agni Dewi, Mauritz Kesal. Tapak Tirta di hukum kerja paksa. 

Seorang perampok picisan bernama Suro Gledek kebetulan juga di penjarakan bersama Tapak Tirta. Dia juga tahu Tapak Tirta menyimpan banyak harta karun, kedua tawanan itu dirantai menjadi satu. 

Ki Sukma Layang ternyata bermuka dua, dia juga membujuk Citra Jaya agar membebaskan Tapak Tirta agar hartanya dapa di pergunakan untuk membiayai perjuangan melawan Kompeni. Citra Jaya adalah anak buah Sultan Agung, Citra Jaya kena bujukan Ki Sukma Layang . Dia lalu membebaskan. Tapak Tirta, Mauritz yang juga menginginkan harta itu minta bantuan ke Batavia untuk menangkap . Tapak Tirta, kebetulan ada bantuan dari Formosa, seorang ninja Jepang bernama Saburo Tadashi di kirim kepada Mauritz untuk menangkap Tapak Tirta. 

Ternyata Saburo Tadashi memerlukan pula harta itu untuk membangun kembali kemargaannya yang telah hancur. Maka terjadilah rebutan harta, Maka terjadilah rebutan harta, Mauritz dibantu Saburo Tadashi, Suro Gledek dibantu Sabet Naga. Demikian pula Citra Jaya yang pukulannya terkenal dijuluki Si Jagur mencari Tapak Tirta. 

Dalam suatu perkelahian Tapak Tirta berhasil membunuh Suro Gledek, Tapak Tirta dan Agni Dewi di tewaskan Saburo Tadashi. Kini Citrajaya berhadapan dengan Saburo Tadashi. Kini Citrajaya berhadapan dengan Saburo Tadashi setelah Mauritz terbunuh oleh Citra Jaya. Saburo Tadashi dapat dikalahkan oleh Citra Jaya. Dia tidak mau membunuh orang yang telah kalah. Saburo Tadashi mendesak agar dia di bunuh. Citra Jaya malahan membebaskan Saburo Tadashi sambil memberi nasihat bahwa masih banyak cara-cara terhormat untuk membangkitkan harga diri. Saburo Tadashi kagum atas kebesaran jiwa Citra Jaya. 

Tiba-tiba lokasi harta karun itu amblas oleh gempa. Citra Jaya hanya senyum menyaksikan kejadian ini. Dia lalu bergabung kembali dengan pasukannya. 


NERACA KASIH / THE SCALES OF LOVE

 


Tema/Theme : Drama

Produksi/Production Company : PT. Garuda Film

Produser/Producer : Hendrik Gozali

Sutradara/Director : Hengky Solaiman

Skenario/Scenario Writer : I. Sukardjasman

Sinefotografi/Photography : Akin

Suntingan/Editor : Rizal Asmar

Musik/Music Director : Billy Budiardjo

Artistik/Art Director : Henry Winarto

Pemain/Starring : Yessy Gusman, Meriam Bellina, Tuti Indra Malaon, Joice Erna, Kiki Rizki Amalia, Zainal Abidin, Kaharuddin Syah, Zulverdi Amos


Cerita : 

Dalam keadaan menjada, Dameria hidup bersama tiga orang anak-anaknya. Yang paling besar Esti, Kedua Sari dan si Bungsu Lesmana. Mereka hidup di kota Medan. Dameria akan kawin lagi dengan pria pilihannya, Zainal. Hal ini sangat di khawatirkan ipar Dameria yang hidup di Jakarta bernama Purwanti. Purwanti tidak yakin Zainal dapat mengurusi anak tirinya. Oleh karena itu dia minta kepada Dameria untuk bisa memelihara Sari. Tanpa curiga Dameria melepaskan anaknya pada Purwanti. Sebagai ahli hukum Purwanti mengadopsi Sari di depan Notaris. 

Dameria lalu kawin dengan Zainal, apa yang di kawatirkan oleh Purwanti ternyata tidak beralasan. Zainal adalah seorang laki-laki yang penuh dengan tanggungjawab. Dia bisa cocok dengan anak-anak tirinya. Merasa bahwa Dameria dapat hidup bahagia bersama Zainal dia lalu berusaha akan mengambil kembali Sari. 

Di Jakarta Purwanti telah mendidik Sari dengan berbagai peraturan yang ketat sedangkan di Medan keluarga Zainal hidup dalam kebebasan. Dameria kini justru mengkawatirkan Sari yang hidup dalam kekangan Purwanti. 

Pada suatu masa ketika Sari telah menjadi gadis dewasa akhirnya Purwanti menjadi insyaf akan kekeliruannya dan dengan rela dia menyerahkan kembali Sari ke pangkuan Dameria. Kini Purwanti sadar bahwa Dameria berhak hidup bahagia dengan suami dan anak-anaknya. 

Setelah kembali ke Medan, akhirnya Sari pun sadar dan memilih kembali untuk hidup bersama Purwanti di Jakarta. 

Wednesday, October 1, 2025

TUTUR TINULAR II, ETNIK JAWA BERGAYA MANDARIN

 


TUTUR TINULAR II, ETNIK JAWA BERGAYA MANDARIN

Hadirnya tenaga asing dalam pembuatan Film di Indonesia di satu sisi memang berdampak positif, tapi disisi lain juga sangat merugikan. Mekanisme kerja, ketrampilan dan pengenalan peralatan suting yang lebih modern, merupakan dampak positif yang kita peroleh.

Sisi lain, biasanya, tenaga asing itu memperoleh bayaran dan fasilitas lebih baik dibandingkan karyawan film dalam negeri sendiri. Hal semacam ini sering menimbulkan iri hati. Akibatnya hasil kerja maksimal tidak tercapai.
Contoh film buata Indonesia yang banyak melibatkan tenaga asing antara lain Babad Tanah Leluhur, tutur Tinular I dan Tutur Tinular II, yang merupakan produksi PT. Kanta Indah Film. Film tersebut melibatkan tenaga asing dari Hongkong.
Dengan Wewenangnya sebagai penata kelahi (fighting director), karyawan impor itu dapat leluasa menjejalkan gaya (budaya) negerinya. Kalau sebalam ini masyarakat mungkin terpengaruh dari film Mandarin yang dimainkan orang Hongkong, tapi sekarang budaya tersebut orang kita sendiri yang menampilkannya. Akibatnya lebih mudah di serap masyarakat (anak-anak) kita.
Tutur Tinular II yang seluruh lokasi sutingnya di kota Gudeng Yogyakarta, contoh etnik Jawa yang bergaya Mandarin. Kenapa? karena film tersebut penata kelahinya diperjayakan pada Lo Hua Keung, tenaga impor dari Hongkong.
Menurut beberapa karyawan yang terlibat dalam produksi tersebut, da kecenderungan pekerjaan - tugas sutradara kita dirampas tenaga asing itu. Namun demikian kata mereka pula, Abdul Kadir Sutradara Tutur Tinular II cukup bersabar menghadapi Lam Chitai (Stunt asisten fighting), Yu Kiutung (sling supervisor), Ho Hon Chow (special effect) Lo Hua Keung, Tong Puiching (lighting animasi supervisor) dan Cheng Yee (fighting Supervisor) yang akan merampas wewenangnya.
Kadir yang mengawali profesinya sebagai sutradara dengan film laga Pendekar Cabe Rawit, tetap berusaha menempatkan dirinya sebagai Komandan. Toleransi begitu menurutnya, kadang memang diberikan. Sebab para tenaga asing itu bekerja di bayar mahal oleh produser.
Sebagai orang yang paling bertanggungjawab atas apa yang muncul di layar perak nanti, Abdul Kadir tetap berusha menampilkan cerita secara utuh dengan etnik Jawa sebagai latar belakangnya. Namun demikian, iapun sadar kehadiran tenaga-tenaga asing tersebut akan mengurangi keutuhannya. - demikian dikutip dari MF No. 131/98 tanggal 6 Juli s/d 19 Juli 1991.

Tuesday, September 30, 2025

BRAM ADRIANTO, PEMERAN LETKOL UNTUNG DALAM FILM PENGKHIANATAN G 30 S PKI


BRAM ADRIANTO, adalah salah seorang yang mendukung film "Pengkhianatan G 30 S PKI" yang berperan sebagai LetKol Untung (mungkin wartawannya salah ketik) , salah seorang penggerak dari pengkhianatan tersebut. 

Bukan sebuah peran yang mudah, tetapi Arifin C Noer, sang sutradara mempercayakan peran ini pada Bram. Bagaimana suka dan dukanya membintangi film tersebut, Bram Adrianto memberikan kesan pada Ria Film. 

"Orang lain bilang tidak perlu, tetapi saya merasa perlu melakukan observasi", bilang Bram yang berbadan tegap. Hal ini dikatakan sehubungan dengan banyak pendapat tentang perlu atau tidaknya melakukan pengamatan terhadap suatu peran. Lebih-lebih perannya sebagai Letkol Untung yang orangnya sudah tidak ada. Bagaimana cara Bram melakukan observasi terhadap peran ini tentu lebih sulit daripada ia berperan sebagai sopir taxi. Tetapi banyak jalan terbuka dan Bram melakukan dengan seksama. "Antara lain saya mendatangi museum sejarah ABRI. disana saya banyak tanya tentang pakaian atau tanda pangkat yang di pakai saat itu. Saya juga menghubungi bekas resimen Tjakrabirawa. Jadi saya tahu pakaiannya secara otentik. Menurutnya observasi semacam ini belum pernah di lakukan. Bram termasuk pemain dalam bayak film tapi  pengamatannya peran kali ini di lakukan secara khusus. 

Di akui, porsi perannya melebihi dari yang pernah di terima sebelumnya. Sehingga tidak jarang Bram mendiskusikan dengan pemain lain, atau pun rekan-rekannya. "Siapa sebenarnya pemeran utaman?", pertanyaan ini yang sering di lontarkan. Menurutnya posisi peran Letkol Untung di dalam film Pengkhianatan G 30 S PKI cenderung sebagai tokoh utama. Pada akhirnya Bram tidak mendapat jawaban yang pasti. Namun begitu, ia sangat bangga bahwa perannya kali ini betul-betul menjadi perhatian. Lebih-lebih banyak pendapat yang menyebutkan betama Bram Adrianto berkesempatan main dengan baik. Arifin C Noer seperti memberi kesempatan yang besar, sementara tokoh yang lain muncul dalam jalur yang semestinya. Ini pula yang memunculkan pertanyaan siapa sebenarnya peran utama. 

"Pengkhianatan G 30 S PKI dulunya berjudul S.O.B singkatan dari Sejarah Orde Baru. Dibuat dalam waktu cukup lama, sekitar dua tahun dengan biaya yang besar pula. Konon kabarnya Pusat Produksi Film Negara (PPFN) mengeluarkan biaya lebih dari setengah milyar rupiah. Berarti jumlah biaya yang sekian kali lipat dari biaya sebuah film biasa. Sekarang ini, sebuah drama sederhana bisa dibuat dengan biaya 150 juta rupiah. Bahkan ada pembuat film yang berani memproduksi di bawah jumlah biaya tersebut. 

Sejak tahun 1982 dimana karya Arifin C Noer sebelumnya (Serangan Fajar) mendapat Piala Citra pada FFI '82 di Jakarta, baru kali ini karyanya di lombakan lagi pada Festival Film Indonesia t984 di Jogya. Suara-suara menyebutkan "Pengkhianatan G 30 S PKI" merupakan film yang merajai festival. Tapi Bram Adrianto justru merasa gelisah. Begitu banyak yang memuji permaiannya sebagai kolonel untung tetapi mungkinkah ia bisa menerima piala Citra.

"Untung ini orang jahat bung, Kata Bram tentang perannya. Mungkinkah juri mau menilai tokoh antagonis?

Sumber : Ria Film No. 548 tanggal 31  Oktober sd 6 Nopember 1984

Sunday, September 28, 2025

ATUT AGUSTINANTO


 Masih Ingat Atut Agustinanto? salah satu perannya ada dalam film Siluman Srigala Putih bersama aktor laga Barry Prima.  Atut adalah seorang sarjana ekonomi, pengusaha, karateka DAN III (th 1988) yang telah beberapa kali mengikuti kejuaraan tingkat nasional maupun internasional. Setidaknya lebih dari 14 film sudah di bintangi pada tahun 1988 dan rata-rata adalah film aksi. Dengan bintang-bintang aksi lain yang pernah bekerjasama seperti Barry Prima, Advent Bangun, Avent Christie, George Rudy dan juga Harry Capri. 

Bertubuh tinggi 179cm , oleh sutradara memang sering diminta untuk menjadi seorang penjahat dalam film. Seperti dalam film SILUMAN SRIGALA PUTIH ia bermain sebagai kepala perampok yang licik. 

"Setelah film tersebut saya sering menerima teguran dari orang-orang yang saya temui dengan nada kebencian. Saudara dan family family juga menegur saya," ungkat Atut Agustinanto yang lahir di Jakarta pada 13 Agustus 1953. 

Atut mulai menapakkan kakinya di dunia film lewat "Rajawali Sakti" arahan sutradara Sisworo Gautama Putra. Juga film Permainan di Balik Tirai yang di sutradarai oleh Maman Firmansyah, Dalam film yang menceritakan kehidupan bajak laut itu, Atut menjadi kepala bajak lautnya. Sedangkan ia juga dalam proses produksi Saur Sepuh yang sutradaranya Imam Tantowi. Dalam film ini Atut bermain sebagai Senopati Gajah Lembana, merupakan salah seorang Senopati Majapahit. Atut juga pernah di tawari untuk main film namun kepalanya harus di gunduli. Atut pun menolak. "Enggak ah! kalau saya harus mengorbankan rambut, lebih baik saya nggak main film daripada harus digunduli " ujar Atut yang saat itu kerja di Universitas Trisakti, disamping punya pabrik pemecah batu di Sukabumi. 

Atut mengatakan, sebagai pemain film akan berusaha memainkan peranan yang disodorkan padanya. Kecuali yang digundul seperti diatas. Ia menolaknya. Ia pernah pula main sebagai dokter dalam film "Bilur Bilur Penyesalan? yang di sutradarai olh Nasri Cheppy. 

Atut dalam kehidupannya berusaha menyesuaikan diri dengan situasi dimana ia berada. Karena ia hidup dalam beberapa lingkungan pergaulan diantaranya lingkungan Universitas, Karate, Film dan juga lingkungan usaha. Atut pernah menjadi juara IV pada PON IX dan pernah pula 4x dikirim ke kejuaraan dunia Karate. Sementara di film ia lebih banyak berperan sebagai pemeran pembantu atau pemeran pembantu utama. 

Ada yang masih ingat film-film Atut Agustinanto?


~sumber : MF~

NOKTAH MERAH PERKAWINAN 2, Antara Ibu Kandung & Ibu Tiri


NOKTAH MERAH PERKAWINAN 2, Antara Ibu Kandung & Ibu Tiri

Pada saat episode akhir sinetron drama rumahtangga Noktah Merah Perkawinan , diceritakan Yulinar mati-matian menyelamatkan anak tirinya Ayu dari pondok yang terbakar. Akibatnya ia mengalami luka bakar yang parah. Dalam kondisi kritis Yulinar berharap agar suaminya Priambodo bisa rujuk kembali  dengan istri pertamanya Ambarwati. Kesan yang timbul bagi pemirsa tentu adalah Yulinar meninggal dan Pri pun bersatu kembali dengan Ambar. Benarkah demikian?

Setelah NMP berakhir maka karena ratingnya pun bagus, dilanjut dengan NMP 2. Kendati sempat mengalami masa kritis, kondisi Yulinar berangsur membaik. Ambar di tuduh oleh Ibu Pri sebagai penyebab malapetaka ini. Sementara kedua anak Ambar, Bagas dan Ayu tersentuh nuaninya oleh pengorbanan Tante Yulinar untuk pertama kalinya memanggil ibu tiri mereka dengan sebutan "Mama".

Ambar yang masygul, menemukan boneka yang selalu dibawa Ayu telah gosong terbakar. Hatinya merasa terpukul, ikut menyalahkan dirinya sendiri. 

Problema lain timbul, Ibu Sugondo dengan kedok Arisan ternyata menjadi bandar perjudian terselubung dikalangan ibu-ibu. Dililit hutang rumahnya pun terancam disita. Ada lagi, Sukarni, adik Ambar yang terganggu jiwanya akibat diperko sa seorang penjahat. Mau tak mau Ambar mesti menitipkannya ke Rumah Sakit Jiwa. Ambar berusaha mencari keterangan tentang kekasih Sukarni lewat ibunya di Semarang. Ternyata lelaki itu telah pindah ke Kalimantan. 

Pri yang di sibukkan oleh pekerjaan dan mengurus Yulinar yang masih dirawat dengan menggunakan alat bangu pernapasan, kurang memperhatikan anak-anaknya. Bagas bergaul dengan anak-anak yang broken home. Ayu yang merasa sangat menyesal, meminta Pak Sakir memotong foto perkawinan Pri-Yulinar, dan memasnang foto Yulinar di kamarnya sendiri. Pri menjadi sangat marah pada Pak Sakir. 

Noktah Merah Perkawinan tayang tiap Rabu Malam di Indosiar pada tahun 1998. Teledrama seri kebanggaan PT Rapi Film sepanjang 26 episode ini tetap di sutradarai oleh Buce Malawau dengan tiga pemain inti Ayu Azhari sebagai Ambarwati yang setelah bercerai malah menjadi wanita karir sukses, Cok Simbara sebagai Priambodo, suami yang berwatak gampang jatuh cinta lagi pada wanita lain dan Berliana Febrianti sebagai Yulinar, ibu tiri yang budiwati, didukung oleh dua pemain anak Perdana Batang Taris dan Niken Ayu. Kematangan akting Ayu Azhari telah membuahkan Piala Vidia sebagai Aktris Terbaik pada Festival Sinetron Indonesia 1996.


#noktahmerahperkawinan 

Wednesday, September 24, 2025

SI KABAYAN KE PESANTREN, KENALAN DENGAN ANAK JIN


 SI KABAYAN KE PESANTREN, KENALAN DENGAN ANAK JIN

Desa Cilampang, Tasikmalaya di bakar Sinar mentari. Panasnya menyengat semua yang ada di permukaan bumi. Dalam keadaan seperti ini, kru film Si Kabayan dan Anak Jin bergelayut dengan kerjanya. Sesuai bagia masing-masing. Didi Petet, Salim Bungsu dan seorang figuran mencari blocking(posisi) mantap sebelum berakting. Sang sutradara, Hengky Solaiman memperhatikan setiap gerak, di samping Tantra Suryadi yang sedang mencari fokus kameranya. Sementara penata lampu mengatur pencahayaan. Nike Ardilla dan dua orang artis cewek Parfi Jawa Barat duduk di dekat para penonton yang menyaksikan jalannya suting, menunggu giliran di sut.

"Action..!" Teriak Hengky Solaiman. Spontan Didi Petet beraksi dengan akting boloonnya. Sebentar kemudian, Salim bungsu menyambar dialog Didi Petet. Adegan berlangsung begitu manis. Ketika suting berlangsung, pencatat skrip nyelonong masuk dalam frame kamera. Lalu, kru lain berteriak," heh, apa luh" makinya. Take (Pengambilan gambar) jadi gagal, Hengky Solaiman hanya bisa mengurut dada. Ada ketidakpuasan di wajah Salim Bungsu sebab dia sudah begitu mood. Take kedua dialog Salim Bungsu cacat, Artikulasi jelas tapi dialognya terbalik. "Tak apa, nanti bisa di tukar ketika di dubb" ujar Salim Bungsu seenaknya. Sutradara dapat memaklumi. 

Hiburan gratis bagi masyarakat desa sangat mereka manfaatkan. Taklah begitu gampang untuk dapat menyksikan artis beken berakting secara langsung. Maka, mulai anak-anak sampai nenek-nenek berjubel. Ingin lebih dekat, tapi pihak keamanan begitu cekatan menghalau arus mereka yang kian mendekat. Terik matahari tidak mereka hiraukan. Sampai anak-anak terjepit disela-sela orang dewasa. 

Panas terik berganti mendung. Lokasi suting berpindah di Pondok Pesantren Nurul Huda. Ketika kru berbenah, hujan turun. Dari koridor pesantren, santri-santri sabar menunggu berlangsungnya suting. Tapi rinai gerimis memaksa suting harus break. Kesempatan ini dimanfaatkan santri untuk berphoto bersama Didi Petet dan artis lain. Hujan reda menjelang magrib tapi suting ditunda sampai esok harinya. 

Film ini, episode lain dari Si kabayan, tokoh legenda nyentrik dari Jawa Barat. Sambungan dari film Si Kabayan sebelumnya. Benang merahnya mengikat di film Si Kabayan dan Anak Jin dengan si Kabayan sebelumnya. Dan sutradaranya pun berganti dari Maman Firmansyah ke Hengky Solaiman. 

Film ini agak lain dari Si Kabayan sebelumnya. Si kabayan masuk pesantren. Dia berkenalan dengan seorang anak Jin. Kekocakan akan semakin mantap!" kata Hengky Solaiman dengan yakin. Dan tidak hanya materi cerita maupun pemain yagn mendukung, tapi juga anggaran yang cukup besar yaitu sebesar 450 juta Rupiah.

Film produksi KharismaJabar Film bekerjasama dengan Pemda Jawa Barat in  mengangkat kehidupan Si Kabayan dari Sisi Lain .  Kabayan jatuh cinta dengan Nyi Iteung, puteri Ajengan Abah pimpinan Pesantren di desanya. Karena itu dia menjadi santri, supaya bisa dekat Nyi Iteung, Kabayan berhasil berkenalan dengan Nyi Iteung dan mengantar kerumahnya. 

Ulah kabayan yang selalu menggonai Nyi iteung membuat Anak Jin marah, penghuni pesantren. Anak Jin kesal, lalu selalu mengganggu si Kabayan lagi tidur. Saat tidur, Anak Jin selalu memindahkan. Si Kabayan kedalam beduk atau kedalam kolam air. 

Anak Jin jatuh simpatik dengan perjuangan Kabayan yang ingin mempersunting Nyi Iteung. Apalagi Ajengan Abah melarang setiap pertemuan Nyi Iteung dengan Kabayan. Kabayan jadi murung, sebab Nyi Iteung harus meninggalkan pesantren dan bekerja di Yogyakarta, kabayan jadi pemurung, dia menjadi muak di Pesantren. Teman-teman Kabayan mengusulkan supaya menyusul Nyi Iteung ke kota. Usul ini diterima Kabayan. 

Tiba di stasiun Yogyakarta Kabayan dibuntuti seorang lelaki berkumis. Lelaki ini menduga Kabayan membawa uang banyak. Lalu lelaki itu pura-pura menawarkan jasa, mengajak Kabayan menginap di hotel. Rupanya lelaki berkumis ini mau menggarong Kabayan, untung ada Anak Jin datang membantu. 

Artis Pendukung film Si Kabayan dan Anak Jin di perkuat oleh Didi Petet Sebagai Si Kabayan, Nike Ardilla sebagai Nyi Iteung, Rachmat Hidayat sebagai Ajengan Abah, Salim Bungsu sebagai Ki Armasan, Sena A Utoyo sebagai Anak Jin serta didukung artis Jawa Barat dan Yogyakarta. 


Sumber  MF 

#sikabayan #sikabayandananakjin #didipetet  #nikeardilla #filmindonesia