Friday, November 28, 2025

ERIK "GOBANG" SOEMADINATA

 


ERIK "GOBANG" SOEMADINATA. Kesuksesan film serial SI Gobang di pasaran ternyata tak mengubah keseharian Erik Soemadinata, pemeran si Gobang pendekar berbudi luhur. Lelaki pemalu kelahiran 7 Januari 1965 ini masih tetap Erik yang kemana-mana naik bis dan suka nongkrong di toko buku dan majalah untuk melampiaskan kegilaannya membaca. 

Anak pertama dari lima bersaudara putra pak Soemadinata, wartawan harian Pikiran Rakyat ini sejak kecil memang hobi membaca, terutama komik cerita silat yang sedikit banyak merasuk dalam kehidupannya. Makanya waktu dites untuk memerankan Gobang, ia tak menemui banyak kesulitan. Apalagi ditunjang dengan penguasaan tiga cabang olahraga yang di gelutinya dengan tekun, Silat Tinju dan Bina Raga. 

Dewi Fortuna memang segera merangkul terhadapnya yang sempat menggeluti berbagai macam pekerjaan mulai dari Security, demonstrator alat-alat olahraga, supervisor sampai jadi pelayan di sebuah restoran internasional. Sutradara Atok Suharto dan Liliek Sudjio memasangnya sebagai pemain andalan untuk film seri Si Gobang dan Misteri dari Gunung Merapi.

Sukses yang diraihnya terhadap pemuda yang sempat bercita-cita jadi seorang psikoog ini tak lepas dari kerja kerasnya dan semakin mantap kalau film adalah nafas hidupnya. "Apapun yang terjadi saya akan menggeluti film". Walau t idak sebagai pemain, mungkin sebagai kru film;" kata Erik yang mungkin tertarik sebagai kru film " tekad Erik yang hanya mendapat hono Rp. 25.000 untuk tampil sekian detik dalam film "Istana Kecantikan dan Kelabang Seribu".

Walau belum bergeser dari film-film laga, Erik tetap untuk berprinsip tidak akan menerima tawaran main film yang ada adegan panas. 


#eriksoemadinata

Thursday, November 27, 2025

RINA LIDYA RAWIT

 


RINA LIDYA RAWIT  anggota Srimult pertama main film di gaet oleh Nya' Abbas Akub untuk mendukung film "Cintaku Di Rumah Susun" . Di susul film-film berikutnya Kipas-Kipas cari Angin, Nyoman Dan Merah Putih, Wanita Harimau atau Santet II serta Makelar Kodok. 

"Pertama saya main di depan kamera rasanya seperti di uber setan gitu, lihat kamera kayak lihat setan, takut. Tapi lama-lama ya enggak," kata Rina. 

Setelah jadi pembatu dalam Cintaku Di Rumah Susun, Rina jadi isteri Pak Tile dalam Kipas-Kipas Cari Angin, kemudian jadi keponakan tokoh yang dimainkan oleh Roy Marten dalamfilm Nyoman dan merah Putih. Sedang dalam Wanita Harimau atau Santet II jadi pacar Bokir, dan dalam Makelar Kodok jadi hostes. 

"Jadi apa saja, diajak siapa saja saya mau, asal tidak diajak nyebur sumur aja," ungkap Rina yang lahir 19 Februari 1960 yang merupakan saudara kandung dari Neni Ribut Rawit yang juga main di Srimulat. 

Selain ikut dengan Srimulat, Rina juga sering melawak dengan grup-grup lainnya seperti grup Srimulat, Grup Tarzan, dan Grup Eddy Gombloh. Tarif sekali manggung Rina mengantongi Rp. 400.000,-.

Setelah sekali main film, Rina mengaku ketagihan. Kalau akting di panggung merasa leih bebas an spontan sedang di film selalu berdasar skenario dan petunjuk sutradara. 


~MF 095/63 Tahun V, 17  Feb - 2 Maret 1990

ANAS ROIZAEN, MURID MANTILI


INILAH PEMERAN MURID MANTILI YANG BERSAMA GARNIS DALAM SAUR SEPUH 4. ANAS ROIZAEN, Pada jaman Sultan Agung dan Diponegoro  para pendekar bergabung menentang kolonial, para empu menciptakan ajang di Timur Tengah untuk menyalurkan para pendekar modern dengan senjata otomatisnya. Para pendekar di jaman kerajaan dulu , telah mewarisi sisa-sisa kepatriotan dan budaya. Silat adalah salah satu warisan budaya yang terus berkembang menjadi seni olahraga bela diri. Pendekar-pendekar silat tidak sedikit yang berangkat ke medan laga untuk menyalurkan lewat dunia film, Anas Roizaen adalah salah satu diantaranya. Pria asal Tegal ini berniat berlaga di film. Di Tegal, ia aktif di organisasi film club, selepas SMA dalam masa-masa pencarian jati dirinya ia sempat nongkron di IAIN Sunan Gunung Jati Cirebon, itu terjadi pada tahun 1987, pada tahun yagn sama pula ia lari dari Sunan Gunung Jati dan mengeram di Pondok Pesantren Kadu Sumur Banten. Akan tetapi tidak lama kemudian kembali lagi ke Tegal dan memperkuat perguruan Silat Trenggani yang di pimpin oleh Benhur. 

Benhur sangat percaya pada bakat anaknya, maka Anas panggilan akrab yang bernama lengkap Mokhamad Nasucha bin Zaenudin Benhur ditugasi menjadi instruktur di perguruan Trenggani. 

Pertama kali bertemu dengan Ki Dalang Imam Tantowi pada acara Film Club di Jakarta. Pada tahun 1989 ia langsung bergabung dalam film "Pancasona" kemudian disusul dengan "Ajian Nyimas Gandasari" "Pertarungan" , "Saur Sepuh III dan berlaga di Saur Sepuh IV. Sampai dengan film kelima tersebut ia belum pernah mendapat kesempata untuk memegang peran utama , kecuali peran peran pembantu. 

Sesuai dengan nama aslinya Nasucha, ia tidak mau meninggalkan sholatnya dan dimana ada kesempatan ia selalu berusaha untuk membaca kitab suci Al Quran baik itu dirumah , masjid maupun di lokasi suting. Ia pernah mengalami kecelakaan kecil di lokasi suting, justru ketika ia hendak menjalani ibadah sholat. Di waktu subuh, ia terpeleset dan masuk kolam comberan, untung ada yang menolong sehingga ia cuma pingsan. Mungkin pagi itu masi cukup gelap sementara kabut menghalangi pemandangan di Sukabumi, sehingga ia tidak bisa melihat daerah yang rawan. Kali ini si jago silat tak bisa berkutik menghadapi comberan. 

"Ya jika mungkin saya ingin menjadi instruktur" tuturnya malu-malu . Anas setiap usai subuhan ia langsung berlatih silat secara rutin serutin sholat itu sendiri. "Menurut saya pesilat jika menjadi instruktur justru akan semakin maju, karena disana mau tidak mau dia dituntut mengembangkan jurus-jurus baru seperti layaknya kerja seorang koreografer", jelas Imam Tantowi. Barangkali itulah yang embuat ia semakin bergairah. 

~MF 120/88 Tahun VII 2 -15 Feb 1991

Wednesday, November 26, 2025

DRAMA SERI "SARTIKA" Judul : NOSTALGIA DOKTER IMAM

 


DRAMA SERI "SARTIKA" 

Judul : NOSTALGIA DOKTER IMAM

Karya : Tatik Maliyati WS

Sutradara : Bambang BS

Tayang di TVRI, 10 Februari 1991 jam 21.35 WIB

Dokter Imam dan dr. Sartika melanjutkan bulan madunya ke Ketapang, kota kecil tempat dokter Imam pertama kalinya menjalankan tugasnya sebagai dokter Puskesmas. Ia menjumpai bekas mantri kesehatannya yang kini sudah pensiun. Mantri itu dulu orang yagn sangat berjasa baginya dalam menjalankan tugasnya. dr. Imam juga bernostalgia dengan bekas pasiennya. 

Pengantin baru ini mengunjungi perusahaan penebangan kayu dnegan harapan ketemu Kohar. Tapi rupanya Kohar tidak ada di perusahaan itu. Sartika sendiri di kota kecil ini banyak menemukan masalah kesehatan yang perlu penanggulangan. Dia temukan anak-anak dan orangtua yang giginya rapuh karena kurang kadar flour. Banyak juga ia menjumpai orang yang berobat ke dukun.  Sedang biasa saja karena ia sudah kenal betul dengan situasi di daerah itu. 

Sartika cemburu ketika dr. Imam menjumpai bekas pasiennya. Ia ingin cepat-cepat pulang Akan tetapi tidak lama kemudian Sartika hatinya luluh setelah melihat penderitaan wanita itu Suaminya menderita kusta dan dirawat di Singkawang. Sartika terdorong niat untuk pegi ke Singkawang, ia ingin tahu sendiri bagaimana Pemerintah dalam meresosialisasi para ex kusta. 


Tuesday, November 25, 2025

DARTI MANULANG

 


DARTI MANULANG. Penampilan awalnya di layar gelas. Kemudian mendapat tawaran untuk main film. Lalu suting film inilah yang sempat membuatnya sakit lever. Padahal kedua orangtuanya tidak menyetujui bergelut di dalam bidang film. Darti manulang juga berhasil menamatkan kuliah di UKI dan menyandang gelar SH. tentu sebuah gelar yang bergengsi. 

Darti sakit lever karena terlalu letih, akibat suting. itulah sebabnya ia lebih suka menjadi pengacara daripada seorang artis. Karena kesibukannya di luar film, Darti juga sempat menolak tawaran main film yang datang padanya.Ia menolak bukan karena ditawarin film berbau  s e  k s, karena ia pasti akan menolaknya untuk adegan tersebut. 

Artis bernama lengkap Resmina Yadharty Manullang ini juga sempat melakoni beberapa film nasional antara lain "Jangan kirimi aku bunga, Di balik Dinding Kelabu" Lupus I dan II, Lintar, Lebih Asyik sama Kamu, Djakarta 66 dan Bayar Tapi nyicil. 

Ada yang masih ingat artis ini? mungkin lebih kenal sebagai artis sinetron dengan peran antagonisnya??

~MF 095/63 Tahun V, 17  Feb - 2 Maret 1990


Monday, November 24, 2025

MENUMPAS PETUALANG CINTA, PENCAK SILAT KONTRA KUNG FU

 


ERICK SOEMADINATA dalam Menumpas Petualang Cinta. PENCAK SILAT KONTRA KUNG FU. Seorang lelaki Cina muda dengan rambut di kepang panjang ala pendekar Pui Sigiok dari biara Shaolin, dengan congkak petantang petenteng di sebuah desa di kawasan Jawa Barat. Senjata andalannya sebuah kpas berjeruji pisau. Tokoh bernama Po Seng dengan kekuasaannya mengangkat dirinya sendiri menjadi semacam raja kecil di wilayahnya. 

Sebagai penentang kesewenangannya muncul Jaka, pemuda gemblengan pesantren. Duel antara mereka menjadi atraksi yang menarik, karena yang satu berbekal kung fu sedangkan yang lain mengembangkan jurus-jurus pencak silat. 

Diarahkan oleh sutradara Tjut Djalil, kedua pemeran harus berulang kali bergebrak, "Agar nampak realistis, para pemain film silat sebaiknya memang memiliki bekal ilmu bela diri yang cukup, " ujar Pelatih Kelahi Eddy S Jonathan, yang tak jemu-jemunya memberi contoh gerakan. 

Tokoh Po Sang di perankan oleh Steady Rimba yang menilik dandanannya mengingatkan pada mendiang Alexander Fu Shen dari Shaw Bros. Tubuhnya memang cukup kekar, Gebrakannya juga lumayan mantap. Sebagai lawannya Jaka bukan lain adalah Errick Soemadinata yang sudah di kenal lewat serial silat "Si Gobang".

Masih ada lagi Golden Kasmara, yagn berperan sebagai A-Cai dan Yurike Prastica sebagai Ling Ling. Keduanya melambangkan  pendekar-pendekar muda keturunan Cina yang baik dan bertrio dengan jaka menumpas si Jahat Po Seng!. 

"Banyak adegan seru yang baru dan lain dari yang lain di film ini," promosi Eddy. "Antaranya ada adegan Errick di jerat dengan tali temali sampai jatuh kelubang perangkap penuh bambu runcing. Juga adegan Yurike dengan Golden dibuat artistik.

Dalam suatu adegan, Yurike berjumpalitan tinggi, lalu kakinya "menclok" ke pundak Golden. Dengan jurus istimewa inilah mereka memecahkan keangkeran Steddy. Kamerawan Ridwan Djunaedi boleh di puji berhasil  memvisualkan adegan demi adeagan dengan cukup terampil.

"Untuk menghidupkan suasana Betawi "tempoe Doeloe" sengaja kami memilih lokasi suting di sekitar Sukabumi yang masih asli", kata produser Ferry Angriawan dari PT. Virgo Putra Film yang merupakan produksi ke 38 ini. "Semua pemain dan kru di himpun di Sukabumi. Namun karena gangguan cuaca, seperti misalnya turuh hujan secara mendadak, tak kurang pembuatan film ini memakan waktu hingga 40 hari. disusul kemudian dengan proses selanjutnya yaitu dubbing, pengisian effect suara dan musik. 


~MF 095/63 Tahun V, 17  Feb - 2 Maret 1990


YASMAN YAZID, BIKIN FILM SESUAI SELERA PASAR


 Kiat Yasman Yazid membikin film adalah untuk dapat di tonton masyarakat. Wajar bila ia mengutamakan selera pasar, dapripada membikin film seni. Meski begitu, ia tidak pula membikin film asal jadi. Tanpa struktur cerita yang jelas,"Bagi saya membikin film ceritanya harus jelas, meski film komedi sekalipun. Terus terang, saya tidak bisa membikin film tanpa struktur cerita yang jelas,"katanya. 

"Justru itu saya tidak bisa membikin film yang hanya mengandalkan perempuan perempuan cantik, tanpa ikatan cerita yang jelas. "Wajar bila dalam film terbarunya adegan-adegan merangsang tidak mendominasi setiap rol seluloid, seperti film komedi kebanyakan. Seperti film Plin Plan (Plintat plintut) menurut Yasman nafas filmnya adalah komedi situasi. Bukan komedi slapstick yang hanya bermodal plesetan. 

"Kekuatan film ini adalah komedi situasinya. Karena yang saya permainkan adalah karakter Doyok dan Kadir. Slapstick itu perlu, tapi dalam film ini tidak terlalu mendominasi. Yang saya lemparkan dalam film ini adalah tentang gosip. Tidak pula membungkusnya dengan kritik sosial. Oleh sebab itu bingkaian film ini adalah bentuk cerita yang jelas," ujarnya. 

Yasman Yazid sadar betul bahwa persiapannya untuk menarik penonton cukup ketat. "Namun saya tidak takut, persoalannya apa yang saya bikin merupakan film yang bisa diterima masyarakat," katanya. 


~MF 167/134/TH.IV 28 Nov-11 Des 1992

Sunday, November 23, 2025

DEDDY SUTOMO


DEDDY SUTOMO ,  Sebelum terjun ke film, nama Deddy Sutomo sudah di kenal lewat drama-drama TVRI. Ketika dunia film nasional mulai ramai, Deddy mulai melebarkan sayap ke film. Penampilannya yang paling mengesankan lewat film "Atheis" arahan Syumandjaya. 

Deddy juga pernah main bersama artis Mandarin handal Shang Kuan Lin Fung, lewat film join produksi dengan Hongkong berjudul "Pandji Tengkorak". Deddy Sutomo berperan sebagai Pandji Tengkorak, yang wajahnya hampir sebagian besar tidak kelihatan jelas, karena menggunakan topeng. Film ini cukup sukses dalam peredarannya. Ceritanya sendiri di angkat berdasarkan Cergam karya Hans Jaladara yang sudah beberapa kali di cetak ulang. 

Selain itu Deddy Sutomo juga bermain dalam film "Perisai Kasih Yang Terkoyak" yang diangkat dari novel laris karya Mira W, novelis wanita yang hampir sebagian besar novelnya dijadikan film. Dalam film itu, Deddy berpeperan sebagai seniman gaek yang hidup bersama anak perempuannya yang di perankan oleh Nena Rosier. 

"Peran seperti ini memang baru pertama kali saya perankan" jawab Deddy. Karakternya penuh tantangan. 

Dari sekian banyak film yang dibintangi film yang paling berkesan menurut Deddy ada dua kesan. "Kesan dalam lingkungan kerja dan nilai artistiknya. Deddy mengatakan film "Atheis" yang paling berkesan. Dalam film ini ia banyak belajar dari sutradara Syumandjaya. Kesan Deddy terhadap Syuman juga semakin bertambah. "sampai kini suasana seperti itu belum saya alami lagi", meskipun sudah sering bekerjasama dengan sutradara-sutradara besar. 

Film lain dimana Deddy juga ikut bermain dengan kelompok Teater Populer, dalam film "Cinta Yang Terjual" arahan Yazman Yazid. Dalam film ini, Deddy berperan sebagai duda beranak tiga, yang akhirnya menikah dengan gadis atas usul kakak perempuannya. 

Peran Deddy dalam film itu, memang tidak berbeda jauh dengan kehidupannya di luar film.

Nama Deddy Sutomo nyaris dilupakan orang kalau saja ia tidak tampil kembali lewat serial TV "Rumah masa Depan" yang di sutradarai oleh Ali Shahab. Penampilan Deddy lewat serial tersebut sudah kembali lagi pada bentuknya yang semula, wajar, santai dan pas. Mungkin karena Deddy berasal dari TV, sehingga tidak sulit buat menyesuaikan diri dengan karakter yang di perankannya Di samping juga belajar dari orang-orang  yang menjadi tokoh panutan. 

~RF657