Sunday, October 1, 2023

TEMU KANGEN ALUMNI AKUNTANSI SMEA (SMK) BANYUMAS ANGKATAN 96 TAHUN 2023


 Temu kangen alias reunian tahun 2023 untuk Gabungan Alumni Akutansi 96 SMEA Negeri Banyumas bertempat di kediaman orang tua saya rahimahullah tepatnya di Desa Plana. Sebelumnya terakhir tahun 2019 ada di kediaman orang tua Sriyani di desa Sokawera Kec. Patikraja. Untuk melihat reuni 2019 KLIK DI SINI

Menjadi tuan rumah untuk pertemuan kali ini sebenarnya sempat tertunda hingga 3x karena sedianya akan diadakan pada lebaran tahun 2020 namun pada tahun tersebut terjadi pageblug internasional adanya wabah Corona yang melanda negeri dan luar negeri sehingga saat itu aktivitas di batasi. Hingga tahun 2021 dan 2022 pun siatuasi masih belum kembali normal sepenuhnya. Dan baru tahun 2023 terlaksana kembali pertemuan yang sudah lama tidak terlaksana khususnya di suasana lebaran. Meskipun di luar waktu tersebut masih ada yang menyempatkan untuk ngumpul bersama, namun skalanya tidak menyeluruh. Temu kangen ini menjadi agenda tahunan tidak tertulis yang insya allah akan diadakan minimal setahun sekali tiap suasana idul fitri. di luar itu tetap diadakan dengan skala kecil.

Menjadi tuan rumah di tahun 2023 merupakan kehormatan tersendiri karena bagi saya yang memiliki rumah jauh dari jangkauan transportasi dan sinyal hpnya pun masih kembang kempis tentu saja menjadi kehormatan yang luar biasa karena mereka mau datang untuk berukuwah antar sesama teman-teman yang sudah lama tidak bertemu. Hal ini tentu saja menjadi istimewa meskipun awalnya terdapat keraguan karena sarana transportasi untuk menuju desa plana memang agak sulit dan bagi sebagian mereka, nama Plana yang terletak di pelosok pastinya ada yang merasa asing dan mungkin baru mendengar nama ini. 

Desa Plana terletak di perbatasan Kabupaten Banjarnegara di sebelah timur dan kabupaten Purbalingga di sebelah utara. Di sebelah timur di batasi dengan sungai dari pegunungan yang mengalir hingga bertemu dengan sungai serayu. Sedangkan di sebelah utara terbentang sungai Serayu sebagai perbatasan dengan kabupaten Purbalingga. bisa di bayangkan kalau Desa Plana itu memang salah satu pelosok , paling ujung dengan di batasi oleh 2 Desa lainnya yaitu Desa Piasa Kulon dan Desa Somakaton. Untuk memasuki Desa harus melalui salah satu desa tersebut. Sehingga boleh dibilang ini desa terpencil yang hingga sekitar tahun 2000an lebih sedikit listrik baru menjangkau hingga pelosok desa Plana. menyedihkan ya hehe. Beruntungnya kini jalan menuju desa sudah beraspal dan listrik sudah masuk hingga pelosok desa secara merata. Malah boleh dibilang Desanya kian berbenah dan sebagian kita dapati kalau bahasa daerah (Jawa) kini juga sudah mulai menghilang pelan khususnya bagi generasi baru karena beberapa kali berkomunikasi mereka lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia dibanding bahasa Jawa. Menyedihkan bukan? tapi ternyata ini nggak hanya berlaku di desa tersebut sih tapi wilayah lainpun demikian. 

Kembali ke Temu Kangen Galak 2023 ya, bagi saya cukup excited sih atas kedatangan teman-teman kali ini dan akhirnya pecah telor juga nih ada 4 orang yang selama ini saya ketahui belum bisa nimbrung namun Tahun 2023 ikut hadir. Alhamdulillah. Siapakah mereka?

Yuli Iriyanti, Sulastri, Watimah dan Kuswanto. Suatu kehormatan akhirnya mereka bisa hadir tahun 2023, dan Insyaallah Ukuwah ini akan terus terjalin hingga nanti menua bersama walaupun sekarang sudah tua juga sih. 



Mari kita absen teman-teman yang hadir tahun 2023, Ada Surati, Nanik dan si Kembar, Sri Sabarti, Yuli Iri, Sulastri dan putrinya, Ika dan Keluarga, Eni dan putrinya, Uut dan putrinya, Nislam dan putranya, Suryo, Kuswanto, Watimah. 


Reuni itu menanggalkan semua apa yang kita punya karena sejatinya ketika kita reuni adalah tempat untuk mengenang masa-masa sekolah dulu, dan reuni bukanlah ajang menonjolkan pekerjaan, jabatan maupun kekayaan yang sedang disandang saat ini karena itu akan merusak suasana , bisa jadi ada yang minder dan sebagainya. Bekaca dari beberapa pengalaman dan literatur reuni di media sosial tentu saja hal ini harus terus terjaga , pembicaraanpun gak jauh dari apa yang pernah di alami semasa lalu. Kita hidup bukan untuk masa lalu tapi kita boleh mengenang masa lalu. ya gak..

Dan semoga jalinan ukuwah antar sesama  teman-teman tetap terjaga dan ambil manfaat baiknya. 

Dan informasi untuk Reuni Tahun 2024 bertempat di kediaman Surati di Jetis. untuk info harinya kita tunggu berikutnya. 























Thursday, September 28, 2023

NONTON PENUMPASAN PENGKHIANATAN G 30 S PKI , SEBUAH NOSTALGIA

 


Masih ingat film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI? peristiwa penculikan para Jenderal oleh gerombolan PKI menjadi peristiwa kelam sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi 58 tahun silam sampai sekarang masih menjadi perdebatan tentang siapa di balik peristiwa tersebut meski secara terang benderang PKI lah yang ada dibalik peristiwa tersebut dengan menghembuskan isyu dewan jendral yang ingin melakukan perebutan kekuasaan. 

Terlepas dari apapun kontroversinya, sejarah bisa saja di putar balikkan. Namun demikian hingga saat ini PKI masih menjadi ancaman dan bahaya laten yang kapanpun bisa tumbuh kembali. Kalau melihat kondisi saat ini tentu saja seolah mustahil PKI bisa bangkit, dan jualan "PKI" dalam masa politik saat ini menjadi sebuah jualan yang sudah tidak laku lagi. Namun sebagai warga negara dan pernah mendengarkan cerita dari tokoh masyarakat yang hidup di jaman 65 tentang kekejaman PKI itu nyata adanya. Para kiyai di tangkap oleh oknum-oknum PKI. Keadaan pun dibuat mencekam. hingga saat ini kita harus tetap waspada. 

Sebagai partai yang mendalangi sebuah penculikan yang keji, PKI akhirnya pun di larang tumbuh di Indonesia, hal yang miris tentu saja terjadi pada simpatisan PKI yang mereka hanyalah ikut-ikutan saja tanpa tahu apa yang terjadi. Di Era order baru, cap anak PKI menjadi sebuah rapor merah bagi warga meskipun mereka melakukan hanya dengan ikut-ikutan. Sehingga di era orde baru hak politik para tahanan politik PKI pun tidak mendapatkan haknya. 

Generasi Order baru sudah berganti dan kini setelah reformasi terjadi hak-hak politik anak PKI pun suah dapat di pergunakan. sebagai contoh hak politik eks anak PKI pun untuk jaman sekarang sudah bisa menjadi seorang wakil rakyat dari sebuah partai besar. Jadi di jaman sekarang hal ini sebenarnya sudah biasa dan tidak perlu di perdebatkan lagi. 

Oke , kembali ke peristiwa 58 tahun yang lalu, peristiwa tersebut pun akhirnya diangkat ke layar lebar oleh Arifin C Noor dengan musik pengiringnya di tangani oleh Embie C Noor. Sebuah ilustrasi musik yang bikin merinding hingga sekarang. Bagi generasi penonton TVRI sebelum film tersebut dilarang di putar oleh Menteri Penerangan era Habibie , Bapak Yunus Yosfiah maka tiap tanggal 30 September TVRI selalu memutar film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI dari selepas Berita Nasional jam 19.30 hingga tengah malam karena durasi film yang panjang. 

Menonton film Penumpasan G 30 S PKI menjadi ajang kumpul keluarga sekaligus kumpul tetangga . Karena pada saat itu terutama di perkampungan tidak semua rumah beruntung memiliki televisi. Dalam satu Desa pemilik televisi masih bisa dihitung. Seolah terlempar pada masa lalu ketika nonton film ini, seluruh anggota keluarga dan para tetangga sudah berkumpul di depan televisi. Kebetulan rumah saya waktu itu sudah memiliki televisi hitam putih dengan tenaga Aki, karena tinggal di desa yang belum ada listriknya sehingga aki menjadi sumber listrik untuk dapat menonton televisi. 

Tentu saja yang nonton pun lintas RT dan kumpul jadi satu dengan penerangan hanya dari layar tivi sehingga matapun tertuju pada satu layar. Ketika film di mulai semua mata tertuju ke layar televisi. Adegan pembuka yang selalu di tunggu adalah adegan di mushola yang orang-orangnya menjadi korban keganasan PKI, kemudian antrian beras dan anak yang ada boroknya. itu yang menjadi pembicaraan bagi kami kalangan anak-anak SD yang belum cukup umur. 

Kemudian film berjalan seolah lambat mata sudah mulai mengantuk dan biasanya kami-kami yang anak-anak akan tertidur sejenak dan dibangunkan kembali ketika penculikan para jenderal mulai . Kami pun menontonnya dengan seksama hingga adegan paling memoris adalah adegan Christine putri dari DI Panjaitan yang membalurkan darah ayahnya ke muka. Ini menjadi perbincangan kami dari tahun ketahun hingga esok hari di sekolah pun biasanya masih di perbincangkan.

Kemudian ketika dari anggota PKI menyilet muka seorang jenderal, itu menjadi adegan yang sangat.  mengerikan, dan tentu saja ketika para jenderal di seret hingga di buang ke sumur tua menjadi adegan terakhir yang biasanya kami tonton sebelum sejenak tertidur kembali. Dan kami akan terbangun alias nglilir ketika pengangkatan jenazah para Jenderal sedang berlangsung. Hingga akhirnya film pun selesai sudah lewat tengah malam. Orang-orang pulang dan kembali sepi mencekam . Akhirnya malah tidak bisa tidur . Itulah sekelumit kisah nonton Film Pengkhinatan G 30 S PKI di layar kaca. Mencekam tapi ya tetap saja indah, mengalami masa-masa film non sensor meski tidak sepenuhnya nonton seluruh film. 

Lantas bagaimana dengan sekarang? sejak beberapa tahun ini sejak film tersebut di larang di putar tahun 1998,  kini film tersebut kembali di putar oleh stasiun-stasiun televisi. Meskipun tidak diputar pada tanggal 30 September karena bagi stasiun televisi tentu harus melihat momen agar tidak bentrok dengan stasiun lain agar dapat menarik perolehan iklan. Namun demikian dari film-film yang di putar kebanyakan sudah ada sensor atau adegan yang di potong. Adegan orang merokok sudah pasti di blur, kemudian ketika memperlihatkan darah maka akan di buat hitam putih. Dan antara stasiun tv satu sama lain biasanya ada perbedaan cara penyensoran. Contoh dari pengalaman yang saya tonton, di TVOne,, logo Palu Arit saat rapat di hapus, sementara di stasiun lain tidak. Di RCTI, RTV, tahun lalu ANTV ikut menayangkan namun tahun ini belum terlihat. Dari semua stasiun TV swasta yang memutar film G 30 S PKI menurut saya hanya di SCTV yang paling bagus dengan sensor yang wajar. Namun di tahun 2023 belum terlihat iklannya apakah akan menayangkan atau tidak. semoga di akhir bulan nanti juga tayang di SCTV.

Sebagai apresiasi walaupun sensor sana sini , selagi saya ada waktu pasti saya sempatin nonton karena kalau tidak diingatkan tentu sejarah ini akan hilang begitu saja. dan yang terpenting kali ini di putarnya siang hari sehingga suara musiknya yang ngiung ngiung bikin takut paling tidak akan merasa tidak takut. Dan tentu saja nonton jaman sekarang dengan nonton jaman dahulu sangat berbeda dari segi rasa dan suasana. 

Bagaimana dengan pengalamanmu>

Friday, September 22, 2023

FERY OCTORA DALAM FILM "TRAGEDI BINTARO"




Judul Film            : Tragedi Bintaro

Sutradara            : Buce Malawau

Produser             : Bucuk Suharto

Produksi              : Sinar Safari Sakti  Film 1989

Pemain                 : Asrul Zulmi, Lia Haidir, Ferry Octora, Aspar Paturusi, Cyntia fransiska, Ferry Iskandar, Roldian Matulessy, Tino Karno

Adalah Juned (Fery Octora) yang tinggal bersama dengan Minah (Roldiah Matulessy) neneknya dan keempat saudaranya di perkampungan padat Jakarta. Kedua orang tua Juned sudah pisah rumah akibat ketidak cocokan keduannya.  Nenek Minah mengasuh lima orang cucu sekaligus sehingga nenek minah bekerja apa saja untuk menyambung hidup dari menjadi tukang pijat hingga tukang cuci pakaian meski kadang tidak bersih hasil cuciannya. Kedua orang tuanya meski belum bercerai akan tetapi sudah pisah. Mamanya Juned (Lia Chaidir) bekerja di konveksi yang sesekali datang kerumah nenek, sedangkan Bapaknya Efendy(Asrul Zulmy) bekerja di bengkel. Akibat keegoan kedua orangtuanya sehingga anak-anaknya menjadi korban.

Adegan dibuka dengan Juned bersama temannya menyusuri rel kereta api sambil membicarakan isu Koran Sinar Harapan yang akan di tutup. Seperti layaknya bocah, anak-anak Fendy biasa becanda dan berantem sesame saudaranya. Mulyadi kakak Juned misalnya sering bersalah paham dengan Juned. Sementara itu Juned, meski sebagai anak kedua akan tetapi mempunyai tanggungjawab yang tinggi. Ia berjualan Koran. Sedikit demi sedikit Juned menabung hasil penjualan korannya dalam celengan.

Sementara itu, dari sekolah Mulyadi tidak boleh masuk kelas karena nunggak uang sekolah selama 4 bulan, melihat itu Juned menyuruh Mulyadi untuk meminta uang sama Bapaknya, akan tetapi  Bapaknya tidak memberinya uang dengan alas an tidak punya uang, bahkan nyuruh Mulyadi untuk tidak datang-datang lagi. Juned yang cerdas akhirnya menemui Bapaknya di bengkel untuk meminta uang, akan tetapi dengan alas an belum gajihan akhirnya Juned ngambek dan lari meninggalkan Bapaknya. Bapaknya mengejarnya dan akhirnya memberinya uang, yang ternyata uang itu adalah untuk kakaknya Mulyadi yang belum membayar uang sekolah.  Mengetahui itu nenek Minah menjadi kesal ke Juned, karena dianggapnya itu atas suruhan neneknya.

Merasa hidupnya makin susah di Jakarta, Nenek Minah mengajak cucu-cucunya untuk pindah ke desa.  Nenek minah akan membawa cucu-cucunya berangkat dahulu sementara Mamanya Juned disuruh menyusul kemudian.

Sementara itu di perempatan tempat Juned menjual Koran, temennya memberi tahu kalau Bapaknya sedang makan di restoran bersama seorang perempuan. Juned yang bergaya kocak, menyamperin Bapak dan langsung meminta uang, melihat itu Juned mengira kalau itu pacar Bapaknya meski dengan gaya yang kocak, akan tetapi kata-kata yang Juned lontarkan mengena di Bapaknya. Begitu sampai kerumah nenek Minah, Juned langsung memberi tahu neneknya kalau habis ketemu Bapaknya dengan seorang cewek tanpa mengetahui kalau Mamanya berada di dalam sedang sakit. Mengetahui mamanya sakit, Juned membuka celengan dan menyuruh neneknya membawa mamanya berobat.

Malamnya Juned ke kontrakkan Bapaknya untuk memberitahu kalau ia dan neneknya akan pindah kedesa sehingga tidak merepotkan Bapaknya lagi. Juned juga meminta uang ganti pada Bapaknya karena uang Juned yang ditabungan habis dipakai buat berobat mamanya, akan tetapi tidak langsung diganti.

Juned berteman baik dengan Memet teman sesama penjual Koran, sehingga ia pun sering cerita tentang keadaan keluarganya.

****



Sekali waktu Efendy mengajak anak-anak untuk berlibur ke Dunia Fantasi dan bermain-main, akan tetapi tanpa kehadiran Juned. Begitu pulang dari Jalan-jalan Efendy membagi-bagikan hadiah pada anak-anaknya juga uang untuk nenek. Hadiah Efendy untuk Juned tidak jadi diberikan karena Juned belum pulang sehingga hadiah itu dibawa pulang kembali oleh Efendi untuk disimpan dan diberikan langsung pada Juned.

Persiapan nenek Minah untuk pulang kedesa dari hari kehari selalu dipersiapkan. Demikian juga Juned yang selalu cerita pada Memet. Menurut rencana Mama akan pulang belakangan sedangkan nenek Minah pulang duluan membawa cucunya. Anak-anak memakai hadiah yang diberikan Bapaknya untuk pulang, kecuali Juned yang hadianya belum diberikan sehingga June during-uringan. Mulyadi berusaha menenangkannya.

Begitu Subuh tiba, nenek Minah bersiap-siap untuk ke stasiun setelah sebelumnya berpamitan pada pak Haji pemilik kontrakan.  Efendi menyusul kerumah kontrakan Nenek Minah dan hanya bertemu dengan Pak Haji karena nenek dan anak-anak sudah berangkat ke stasiun.  Akhirnya dengan memacu mobilnya, Efendi menyusul ke stasiun. Sementara di Gerbong Kereta Juned masih uring-uringan karena belum dikasih hadiah sama Bapaknya. Juned menunggu-nunggu Bapaknya yang tidak datang-datang hingga akhirnya dengan setengah terpaksa Juned naik kereta.

Begitu kereta berjalan pelan, Efendi telah sampai di stasiun dan langsung mengejar dimana anak-anaknya berada untuk memberikan hadiah Juned lewat jendela. Akan tetapi kereta yang telah berjalan dan besarnya bungkusan yang diberikan tidak bisa masuk kelewat jendela, akhirnya Junedpun tidak menerima hadiah tersebut. Juned menangis karena hadiah itu tidak bisa ia terima.

****



Ditengah perjalanan pada kilometer 18.75 dari arah yang berlawanan muncul kereta lain yang sarat dengan penumpang pada rel yang sama. Akhirnya Braaaaaaaaaaak........................terjadilah tabrakan maut antara dua kereta yang menyebabkan timbulnya korban Jiwa. Juned yang terjepit berteriak memanggil neneknya ....sedangkan Mulyadi berusaha memanggil-manggil Bapaknya. Seluruh keluarga nenek Minah tewas dalam kecelakaan maut tersebut, hanya tersisa Juned. Tangisan dan teriakan histeris mewarnai kecelakaan maut tersebut, darah dimana-mana.

Sementara itu Efendi akhirnya mengetahui kecelakaan itu setelah ditelepon dan langsung kerumah sakit untuk melihat jasad keluarganya. Keberadaan Juned yang terjepit akhirnya dapat dikeluarkan dan di rumah sakit kedua orang tua Juned akhirnya dipersatukan olehnya. Juned menyuruh kedua orangtuanya untuk berbaikan.

Di akhir kisah, muncullah Juned yang sebenarnya dir el kereta api dengan memakai penyangga kaki, karena kaki yang kiri harus diamputasi.  Juned adalah salah seorang korban musibah tabrakan kereta api di bintaro. "Sayalah Juned salah seorang korban musibah tabrakan kereta  api dibintaro, saya berterima kasih karena kisah kami sekeluarga diangkat kelayar putih lewat film ini, moga-moga ada hikmahnya bagi kita semua" demikian kata-kata Juned yang asli di akhir kisah.

Juned adalah satu dari sekian banyak korban kecelakaan kereta api Bintaro tahun 1987 silam.

Catatan

1.       Piala Kartini, FFI 1989, untuk Pemeran Anak-anak (Ferry Octora).
Unggulan, FFI 1989, untuk Film, Sutradara, Skenario, Cerita, Pemeran Pembantu Pria (Asrul Zulmi), Pemeran Pembantu Wanita (Lia Chaidir), Fotografi, Musik, Suara, Editing, Artistik.



Wednesday, September 20, 2023

GADIS FOTO MODEL, DEBUT KE DUA NIKE ARDILLA DI DUNIA FILM

 


JUDUL FILM                        : GADIS FOTO MODEL

SUTRADARA                       : SUPRAPTO MARCUS

CERITA                                  : SUPRAPTO MARCUS, SJAMSUDIN

SUARA                                  : IBNU HASAN

PRODUSER                          : SJAMSUDIN

PRODUKSI                           :  PT.  SJAM STUDIO FILM PRODUCTION

TAHUN PRODUKSI           : 1989

JENIS                                     : FILM THRILLER

PEMAIN                               : CUT IRNA, ANNEKE LUTFIA PUTRI, ALFIAN, NIKE ASTRINA, KIKI AMALIA, CONNIE SUTEDJA , TIMBUL

SINOPSIS :

Susi (Cut Irna) adalah seorang model terkenal.  Suatu hari bersama teman-temannya satu geng, Nency (Nike Astrina) dan lain-lain atas undangan Budi (Alfian) orang yang selama ini dekat dengan Susi untuk menghadiri acara ulang tahun Lia (Anneke Lutfia Putri) yang baru tinggal di tempat kos tante Budi (Connie Sutedja). Lia adalah juara Top Model saat ini.

Kehadiran Lia ditengah-tengah mereka membuat iri Susi, apalagi Susi menuduh kalau Lia memiliki kedekatan dengan Budi. Dibakar Iri hati dan rasa cemburu, Susi merencanakan untuk member pelajaran pada Lia. Bersama teman-teman satu gengnya, Susi menjemput Lia setelah peragaan busana. Meski pada awalnya menolak namun setelah di paksa Lia mau menuruti keinginan Susi dan kawan-kawan untuk mengikuti mereka.  Sebelum masuk mobil terjadi keributan antara Susi dan Lia. Susi menuduh Lia memiliki hubungan dengan Budi meskipun Lia sudah menjelaskannya. Akhirnya terjadilah pengeroyokan terhadap Lia yang berujung dengan disiramnya muka Lia hingga rusak oleh Susi dengan air termos. Dalam kondisi tidak sadarkan diri Susi membuang tubuh Lia kedalam sungai dengan di bantu oleh teman-temannya.

*****

Pasca kejadian tersebut terror demi terror menghantui Susi. Dari telepon masuk hingga adanya rampok yang tiba-tiba hadir setelah menelepon.  Di tempat Lain Budi dibuat panic karena kehilangan Lia di rumah kostnya. Merasa bertanggungjawab Budi berusaha mencari keberadaan Lia melalui teman-temannya.  Titik terang pun akhirnya di dapat. Sebelum Lia hilang, Lia dijemput oleh teman-temannya perempuan.  Dan budi menduga kalau ini perbuatan Susi dan kawan-kawan karena dibakar cemburu.

Teror tidak hanya di hadapi oleh Susi, namun juga teman-teman susi yang lain. Bahkan suatu ketika Susi hampir diperkosa ditengah jalan ketika terjadi ban kemps, namun usahanya dapat digagalkan. Lia ditolong oleh pembantunya yang menyusulnya ke kota setelah susi mendatanginya ke kampong karena anaknya sakit.

Susi mulai stress dan pucat karena terror yang diterimanya. Akhirnya Susi pun mengetahui siapa yang berada di belakang terror selama ini. Adalah Lia yang ternyata masih hidup yang berusaha untuk membalas dendam pada Susi. Lia yang sudah rusak mukanya akibat perbuatan Susi menuntut balas atas perbuatan susi. Dengan menodongkan pisau kearah Susi, Lia berusaha mengejarnya. Namun naas bagi Susi, ia terjatuh dari lantai dua rumahnya dan akhirnya tewas. Lia pun akhirnya ditangkap.

***********

Gadis foto model merupakan sebuah film yang dibintangi oleh Cut Irna. Namun sayang sekali Cut Irna yang juga menelurkan beberapa album kini sudah tidak aktif lagi di dunia hiburan Indonesia. Film ini juga merupakan debut kedua bagi Nike Ardilla yang kala itu masih menggunakan nama Nike Astrina. Nike Astrina sebelumnya juga pernah bermain dalan film Kasmaran sebagai figuran bersama Ida Iasha.

Tuesday, September 19, 2023

DESY RATNASARI DALAM FILM "BLOK M " (BAKAL LOKASI MEJENG)

 


JUDUL FILM                        : BLOK M

SUTRADARA                       : EDUART P SIRAIT

CERITA                                  : HELMY YAHYA

SKENARIO                           : HELMY YAHYA

MUSIK                                  : DIDI AGP

PRODUSER                          : DHAMOO, GOBIND, RAAM PUNJABI

TAHUN PRODUKSI           : 1990

PRODUKSI                           : PT PARKIT FILM

JENIS                                     : FILM DRAMA

 PEMAIN                              : DESY RATNASARI, PARAMITHA RUSADY, CHRIS SALAM, CIATA HENDRIANY, RIZKI INDIRA, NIA LAVENIA, LENNY MARLINA, REMY SILADO, YOSEANO WAAS, TORRO MARGENS

SINOPSIS :

Lola (Desy Ratnasari) pelajar sebuah SMA setiap sepulan sekolah selalu mejeng di kawasan Blok M, yang di anggap sebagai tempat gaulnya remaja. Bersama teman-temannya satu geng, ia kerap kali ngeceng di Blok M karena dianggap gampang untuk melakukan apa saja, mau makan, minum dan sebagainya, apalagi mamanya (Leny Marlina) sibuk dengan kegiatannya sendiri, sehingga Lola menjadi tidak betah di rumah.  Bahkan di sekolahpun kerap kali geng mereka ngecengin pengantar teman-teman sekolah.

Tak heran kalau kehidupan mereka yang mengikuti trend dimana Blok M sebagai lokasi mejeng menjadi tujuan mereka setiap hari. Termasuk Cindy (Paramitha Rusady) teman satu SMAnya yang terlibat sebagai pereks alias perempuan eksperimen. Bukan tanpa alasan Cindy melakukannya, namun bagi teman-temannya terutama teman segeng Lola Cindy bukanlah level teman yang sepadan dengannya karena kerjaanya yang mencari om-om.  Di tempat kumpulnya anak muda pun, Cindy dianggap tidak pantas untuk bergabung disitu oleh Winda teman Lola. Namun meski ceria, di hati Cindypun merenung tentang kata-kata temannya. Ia hanya bisa diam.

Suatu hari di lintas melawai sedang diadakan Zona Mangkal dari radio Prambors yang mengomentari mobil-mobil yang lewat, sehingga kawasan tersebut menjadi macet. Lola dan teman-tem annya terjebak macet dan tidak bisa ke lokasi acara, disaat yang bersamaan karena terjebak macet, Cindy yang sedang bersama om-om di mobil terpaksa melewati lintas melawai. Dari radio yang di dengarnya di mobil, ketika Cindy dan om-om lewat, dari microphone radio terdengar orang yang mengatainya, bahkan ia menyebut identitas dirinya lala. Cindy marah. Ia turun dari mobil, ia mengejar mobil Lola dan kawan-kawannya. Terjadilah adu mulut, namun Lola berusaha meyakinkan Cindy kalau bukan dirinya yang melakukannya karena ia sendiri tidak turun dari mobil karena terjebak macet. Keduanya terlibat adu mulut.  Hingga Cindy mengatakan kalau mereka tidak ada bedanya dengan dirinya yang suka ngeceng dan bisa saja pereks juga.

*****

Kata-kata Cindy masih terngiang di telinga Lola, Ia merasa benar apa yang di katakana Cindy. Sehingga selepas pulang sekolah iapun berjalan sendirian di kawasa blok M sambil merenung. Namun ia diganggu oleh Om Aryo (Torro Margens) namun disaat Lola panic, muncullah Cindy dan memperkenalkan siapa om Aryo.  Dari pertemuan tersebut akhirnya mereka saling meminta maaf yang di dahului oleh Cindy melalui telepon. Untuk membalasnya, Lola mencari rumah Cindy untuk meminta maaf. Cindy yagn di temui belumlah pulang, Lola hanya menemukan dua adik Cindy di rumah. Namun Cindy tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Lola dan tidak mau dicampuri kehidupannya.

Lola meyakinkan Cindy kalau dirinya hanya ingin mengenal lebih dekat Cindy dan tidak mau mencampuri urusannya. Akhirnya Cindy pun terbuka pada Lola kalau selama ini ia menjadi pereks karena ia harus menghidupi dua orang adiknya dan mengobati ibunya yang sedang sakit. Akhirnya keduanya pun menjadi teman .

 

Tuesday, September 12, 2023

SAUR SEPUH : SATRIA MADANGKARA BAGIAN 13 (TAMAT)

 Sambungan dari Bagian 12

pasukan Pamotan

B
re Wirabhumi sangat sedih mendengar laporan dari medan perang. Sementara Ibu Rajasaduhita Tunggadewi ikut merasakan kesedihan itu. 

"Tidak sangka Bre Tumapel menjalahi janji. Pasukannya justru membantu Majapahit", kata Bre Wirabhumi kecewa.

"Kau melupakan bahwa Bre Tumapel adalah menantu Wikramawardhana?", tanya ibu angkatnya.

"Tapi dia juga keponakanku. Dia seorang raja yang seharusnya menepati setiap janjinya".

Ibu angkat Bre Wirabhumi adalah seorang wanita berhati tabah. Dengan tenang dia mendekati anak angkatnya lalu di peluknya dengan penuh sayang.

"Kamu telah melakukan apa yang kamu yakini sebagai yang paling baik anakku. Selebihnya adalah wewenang para Dwa!", katanya menghibur.

Bre Wirabhumi hanya bisa mengangguk. Dan ibu tua itu menitikkan air matanya. 

Pertempuran masih terus berlangsung. Pasukan Pamotan berhasil di pukul mundur oleh pasukan Majapahit. Panglima Lodaya gugur di medan gperang ketika berhadapan dengan Narapati raden Gajah.

Kematian itu menurunkan semangat tempur pasukan Pamotan. Mereka semakin terdesak. Korban yang berjatuhan semakin banyak. Para penduduk terus mengungsi menyelamatkan harta benda mereka dari amukan perang. 

Diantara para pengungsi nampak Brama Kumbara yang masih terus mencari isteri dan adiknya. suatu saat dia melihat Wangsa dan Jasta diantara para pengungsi itu. 

Brama segera berusaha menangkapnya. Kedua oran gitu menghilang di balik dinding benteng. Tapi Brama terus mengejar hingga berhasil menangkap mereka. 

"Dimana kalian sembunyikan adik dan istriku?"' tanyanya dengan marah.

"Saya tidak tahu! Lasmini yang bawa", sahut Wangsa.

"Dimana Lasmini sekarang?"

"Lari, mungkin ke Tuban

Brama menjadi cemas. Di Tendangnya kedua orang itu sehingga mental. Ternyata Patis Gotawa berhasil membuka ikatan tali yang membelit tubuhnya. Kemudian ia menolong Mantili dan Harnum.

"Kenapa tiba-tiba kita tertawan di sini?", tanya Mantili.

"Kita kena sirep beserta asap pedang setanmu", sahut Harnum.

"Ya ilmu sirep yang cukup tinggi. Saya yakin perempuan itu bukan orang sembarangan", seru Gotawa.

Mereka keluar dari rumah itu. Tentu saja mereka merasa heran karena tidak ada seorangpun yang menjaga. Rembulan bersin? menerangi halaman yang luas.

"Jebakan apalagi ini?Tidak ada seorangpun yang menjaga kita?"tanya Mantili.

"kita harus mencari kakang Brama, mudah-mudahan sang Prab", kata Harnum.

"Kita ke Majapahit saya yakin sang Prabu kesana karena di Pamotan akan selalu di curigai", sahut Patih Gotawa.

Perang kelihatannya sudah mencapai klimaknya. Suatau malam pasukan Pamotan berebutan kembali memasuki gerbang negeri mereka.

Prabu Wirabhumi dengan gugup menaiki kudanya di halaman istana Pamotan. Sebelumnya dia mengajak Ibu angkatnya untuk segera pergi meninggalkan istana. 

"Sebaiknya ibu mengungsi bersama saya, sebentar lagi pasukan Majapahit mengobrak abrik keraton ini", kata Bre Wirabhumi dengan cemas.

Ibu Rajasaduhitatunggadewi menggelengkan kepala sambil terbenyum. Namun demikian airmata menitik membasahi pipinya. 

"Saya takut mereka menyakiti ibu!".

Biarkan aku disini anak anakku, aku ingin menyaksikan bagaimana kehancuran sebuah perang, sahut ibu angkatnya dengan Pasti.

Bre Wirabhumi menyerah. Ibu setengah tua itu mengelus kepala putra angkatnya. Kemudian Bre Wirabhumi menaiki kudanya bersama dengan para tentara yang mengawalnya. Banyak sekali utusan dari Kaisar Yung Lo yang Panik. Mereka bahkan berjaga-jaga kalau pasukan Majapahit bertindak yang tidak mereka inginkan. Sementara itu beberapa pembesar Majapahit menyuruh mereka meninggalkan istana.

"Lebih baik tuan-tuan meninggalkan tempat ini. Tentara Majapahit sudah memasuki perbatasan Pamotan!".

"Kami akan mengurus diri kami sendiri. Terima kasih atas perhatian tuan!" sahut utusan kaisar Yung Lo. 

Lalu salah seroang dari mereka memberitahu bawahannya agar memberitahukan pada wakil Laksamana Cheng Ho di Tet sun dan Tuban.

"Kasih tahu wakil Laksamana, kami terkurung di kedaton timur, Kedaton Barat telah menyerbu!.

"Baik!".

Dua orang prajurit yang merupakan kurir dari utusan Kaisar Yung Lo segera berangkat. Pasukan Majapahit akhirnya memasuki daerah Pamotan. Ibu Rajasaduhitunggadewi menatap tajam dengan penuh kepedihan. Dia menyaksikan bagaimana tentara Pamotan berlari-lari ketakutan di kejar oleh tentara Majapahit. Sementara itu Narapati Raden Gajah memimpin pasukan di atas kudanya dengan gagah berani. 

Pasukan Majapahit membobol pintu gerbang istana. utusan kaisar Yung Lo berusaha menahan serbuan itu. Dengan gagah berani mereka melakukan perlawanan. Tapi karena jumlahnya sangat sedikit mereka berhasil dihancurkan. 

Ibu Rajasaduhitunggadewi menangis pedih tapi ia berusaha berdiri tegar. Tentara-tentara Majapahit mau menghancurkan istana, tapi ibu Tunggadewi berteriak lantang. 

"Jangan hancurkan kedaton ini! Ini rumahku! Aku isteri Bre Matahun Puteri Tunggal Dyah Wiyat Rajadewi, penguasa Daha!"

Aneh, suara ibu tua itu menghentikan pasukan Majapahit yang riuh rendah hendak menghancurkan keraton. Kembali suara Ibu Tunggadewi menggema.

"Yang berperang adalah Bre Wirabumi dengan Wikramawardana!".

Sementara itu Bre Wirabumi bersama enam orang tentara pengawalnya naik sebuah perahu yang di dayung oleh dua orang. Terasa betapa pedih di hati sang Raja untuk meninggalkan kerajaannya yang sedang diamuk oleh musuhnya.

Kepergian Bre Wirabhumi di ketahui oleh pihak Majapahit. Karena itu ketika perahu yang mereka tumpangi melaju ke utara kelihatan ada sebuah perahu lain mendatangi dengan cepat dari belakang.

"Gusti Prabu, ada yang mengejar kita!", seru pengawal.

Bre Wirabhumi kaget tapi dia berusaha menenangkan diri. 

"Kita lawan mereka! Belok! Terjang perahu itu!", perintahnya. 

Ternyata perahu yang mengejarnya adalah perahu Narapati Raden Gajah, Begitu perahu Bre Wirabhumi berbalik Raden Gajah memerintahkan untuk menabrak perahu lawannya. 

Perkelahian terjada diantara mereka. Perahu yang oleng segera terbalik dan penumpangnya tercebur ke sungai. Bre Wirabhumi menghunus keris pusakanya tapi Narapati Raden Gajah lebih tinggi ilmu tempurnya daripada Raja Pamotan itu, Dalam waktu yang tidak terlalu lama dia berhasil memenggal kepala Bre Wirabhumi.

Narapati Raden Gajah segera kembali ke istana dengan membawa kepala Bre Wirabhumi. Para pejabat istana tertegun ketika tangan Narapati Raden Gajah membuka bungkusan kain diatas talam yang sangat indah. Terlihat kepala Bre Wirabhumi. 

Sang Prabu Wikramawardhana tertunduk haru. 

"Kuburkan di desa Lung dan dirikan diatasnya sebuah candi. Sebagai peringatan pada anak cucuku, betapa menyakitkan sebuah perang", Prabu Wikramawardhana memberi perintah. 

Sementara itu Brama Kumbara masih terus berusaha mencari istri dan adiknya. Ia terus mengembara menjelajah pelosok Majapahit dengan mengendarai kudanya. 

Di kejauhan terlihat sayup-sayup keraton Majapahit yang agung dan megah. Brama turun dari kudanya lalu bersuit memanggil sesuatu. 

Tak lama kemudian seekor Rajawali raksasa menukik turun dari udara. Brama menaiki burung kesayangannya. 

"Kita cari Mantili, Gotawa dan Isteriku Harnum ", serunya.

Burung itu berkeok dengan gagah. Kemudian mengepakkan sayapnya yang perkasa dan terbang ke angkasa.


TAMAT


Produksi : PT KANTA INDAH FILM

Produser : Handi Mulyono

Cerita : Niki Kosasih

Skenario/Sutradara : Imam Tantowi

Juru Kamera : Herman Susilo

Penata Artistik : El Badrun

Penyunting Gambar : Yanis Badar

Instruktur Fighting : Robert Santoso


SAUR SEPUH : SATRIA MADANGKARA BAGIAN 12

 Sambungan dari bagian 11

Mantili dan Patih Gotawa

Panglima Lodaya dan pasukannya siap menyerang kubu Majapahit. Di Kejauhan dia melihat kurang lebih seribu infantri pasukan Majapahit.

"Tidak mungkin begitu sedikit", serunya ragu-ragu.

"Dalam tempo singkat kita hanjurkan mereka Gusti Panglima"' sahut Senopati Pendet

"Kita serang sekarang panglima"' Senopati Nara mengajukan usulnya.

Tapi Panglima Lodaya merasa bahwa itu cuma siasat. Dia menyabarkan kedua pemimpin pasukan itu.

"Jangan gegabah!", Panglima Lodaya mengingatkan.

"Kekuatan Majapahit memang sudah hancur! Angkatan perangnya sudah rapuh sepeninggal Gajah Mada!"' seru senopati Pendet.

"Aku takut ini siasat Narapati raden Gajah!", sambung Panglima Lodaya

"Tidak mungkin gusti, seharusnya mereka melakukan gertakan dengan mengerahkan  sehebat mungkin tentara Majapahit", Senopati Nara kembali mengemukakan pendapat. 

"Tapi mustahil angkatan perang negara besar tanpa pasukan berkuda!".

Narapati Raden Gajah dan beberapa orang staf angkatan perangnya bersembunyi di balik batu. Tepat seperti dugaan Pangeran Lodaya mereka tengah melakukan siaat perang.

"Kalau benar seperti laporan penyelidik kita bahwa tentara Pamotan meniru siasat perang Gajah Mada, maka siasat yang kita jalankan pasti berhasil", seru Narapati Raden Gajah. 

"Mudah-mudahan mereka terpancing untuk menyerbu umpan kita", sahut Senopati

"Dan kalau Bre Tumapel benar-benar jadi membantu kita, maka perang ini akan cepat berakhir", kata Narapati Raden Gajah.

Pasukan kecil tentara Majapahit bergerak perlahan tapi pasti mereka membentuk posisi mata tombak yang ketat hingga pasukan Pamotan sempat bertahan. 

Narapati Raden Gajah memberi komando, Peniup trompet membunyikan sangkala dalam nada terntentu. Dari padang ilalang yang sepi muncul pasukan panah mengepung pasukan Pamotan. Panglima Lodaya menjadi kalang kabut. Apalagi pasukan Majapahit menghujadi mereka dengan anak panah. Korban mulai berjatuhan. Senopati Pendet dan Senopati Nara merasa terpukul.

"Cepat arahkan pasukan menyerang ke satu arah, hindarkan tebing-tebing itu", Panglima Lodaya mengatur taktik.

Sementara pertempuran tengah berlangsung Brama sibuk mencari isteri dan adiknya. Dia mendatangi tempat si Mata Setan namun tidak di temukan orang yang dicarinya selain si Mata Setan yang tengah mengobati luka-lukanya.

Brama menjadi semakin geram. Mata Setan diancamnya.

"Dimana persembunyian Lasmini? cepat katakan!".

Dengan wajah yang pucat si mata Setan Menggeleng.

"Saya tidak tahu, mungkin di padepokan Bukit Kalam".

"Dimana itu?".

"Di kaki bukit Tidur!". 

Brama segera berangkat lagi meninggalkan si Mata Setan yang masih ketakutan.

Sementara itu di Padepokan Bukit Kalam, Patih Gotawa, Mantili dan Harnum masih dalam keadaan pingsan. Tubuh mereka di ikat dengan tali yang sangat kuat. Lasmini mendapat kabar bahwa Brama terus mencari-carinya. Wangsa melaporkan.

"Lasmini! Orang Madangkara itu terus mencari kamu! dia dirumah Mata Setan!"

"Lebih baik kalian lari! Satria Madangkara bukan tandingan kita"' seru lasmini sambil melompat turun dari jendela. Ia kemudian kabur dengan kudanya diikuti oleh murid - muridnya.


BERSAMBUNG......

Monday, September 11, 2023

SAUR SEPUH : SATRIA MADANGKARA BAGIAN 11

 Sambungan dari Bagian 10.


Brama terbangun dari tidurnya ketika kupingnya menangkap suara atasp rumah. Patih Gotawa juga mendengar suara itu. Mereka berdua segera mengejar. Ternyata si Mata Setan datang menyambangi mereka untuk membalas dendam. Begitu melihat Brama, Si Mata Setan langsung menyerangnya. Patih Gotawa siap membantu kakaknya. Namun saat itu sebuah senjata rahasia melayang ke arahnya. Namun saat itu sebuah senjata rahasia melayang kearahnya. Untung dengan cepat dia berkelit. Senjata rahasia itu berupa anak panah kecil menancap di dekat pintu. 

Gotawa melompat ke halaman dan Lasmini muncul dari persembunyiannya. Ia langsung menyerang Gotawa. Si Mata Setan mulai terdesak dalam ilmu silatnya. Dia segera mundur beberapa langkah lalu membaca mantera. Matanya tiba-tiba menjadi memerah. Kemudian dengan gerak-gerak mata yang sangat tajam keluarlah dua berkas api menyerang Brama. Tapi api itu sama sekali tak mampu membakar tubuh Brama. 

Mantili dan Harnum terbangun mendengar suara ribut-ribut. Perkelahian antara Gotawa dan lasmini berlangsung semakin seru. Permainan pedang Lasmini benar-benar tangguh. 

"Kakang Gotawa, biar aku yang menghajar perempuan binal ini!", seru Mantili. 

Gotawa melirik Mantili dan saat itu tubuh Mantili sudah melompat masuk arena. Ia menyerang Lasmini dengan pedangnya. 

"Apa mau kamu sebenarnya?" Seru Mantili sambil mendesak Lasmini.

"Membunuh semua musuh tunanganku!" Sahut Lasmini.

"Kamu tidak akan mampu!"'.

Dan Lasmini makin terdesak. Segera dia melompat keatas genteng. Mantili menyusul naik tapi Lasmini lebih dulu menyerang dengan senjata rahasianya. Mantili terpaksa bergulingan menghindari senjata rahasia itu. 

Si Mata Setan tidak mampu menundukkan Brama Kumbara. Ia terus terdesak. 

"Siapa Kamu?" apa hubunganmu dengan perempuan tunangan Tumenggung Bayan?" tanya Brama.

"Lasmini adalah sahabatku! kamu memusuhi Lasmini berarti memusuhiku, Si Mata Setan!".

Selesai berkata dia menyerang kembali dengan mempergunakan jurus-jurus yang berbahaya. Brama menyambutnya dengan ajian Serat Jiwa dalam tingkat yang tidak terlalu tinggi. Pukulan si Mata Setan menjadi susah di tarik. Dari tubuh Brama mengalir daya magnit yang luar biasa sehingga si mata Setan Sulit mencabutnya. Brama tetap tenang sementara si Mata Setan bagai disengat listrik, berteriak kesakitan.

Patih Gotawa terpukau menyaksikan keampuhan ajian itu. 

"Aji Serat Jiwa"' seru Patih Gotawa.

"Tapi bukan tingkat akhir, kakang Brama tidak mau membunuh musuhnya!".

Si Mata Setan kehabisan tenaganya.

"Pulang! Kali ini kau ku ampuni"' seru Brama

Si Mata setan berusaha bangkt tapi terjatuh kembali. Matanya masih menyimpan dendam tapi dia tak berdaya apa apa lagi. Harnum merasa lega menyaksikan kebijaksanaan suaminya. 

Tak lama kemudian terdengar kabar pecahnya perang antara Pamotan dan Majapahit. Suasana hiruk pikuk di perbatasan. Para penduduk mulai mengungsi sementara darah mulai berceceran. Dari luar tembok benteng kerajaan Majapahit, Brama Kumbara, Mantili, Patih Gotawa dan Harnum menyaksikan betapa perkasanya kekuatan tentara Majapahit. Mantili kagum ketika tiga ekor gajah muncul dari gerbang dikendarai oleh Narapati Raden Gajah.

"Majapahit benar-benar perkasa!" seru Mantili.

"Ya! angkatan lautnya juga besar, suatu saat kalian akan kuajak ke Tuban!",sahut Brama Kumbara.

Diantara kesibukan para prajurit dan kepanikan rakyat, Lasmini mengantar guru Tumenggung Bayan yang sudah tua bernama Jagadnata, Mereka diiringi dua orang lagi yaitu saudara seperguruan Tumenggung Bayan yaitu Wangsa dan jasta. 

Mereka tengah mencari Brama Kumbara. Dan akhirnya rombongan keempat orang itu bertemu dengan Brama Kumbara di pinggir hutan di dekat sungai.  Ketika itu Brama sedang mendinginkan mukanya dengan air sungai. Tiba-tiba ia melompat diserang oleh puluhan senjata rahasia. 

"Siapa lagi yang kamu bawa Lasmini", tanyanya begitu mengetahui siapa penyerangnya.

Jagadnata menjawab pertanyaan itu dengan suaranya yang keras karena didukung tenaga dalam.

"Aku mau menuntut balas kematian muridku!".

Orangtua itu langsung menyerang dengan ilmu gelombang pusar bumi ke arah Brama. Lasmini dan kedua murid Jagadnata menyerang Harnum, Gotawa dan Mantili.

Pertempuran berlangsung dengan serunya. Brama agak kewalahan menghadapi ilmu dari Jagadnata. Hantaman dan siku dari jagadnata mengandung tenaga dalam yang kuat. Beberapa kali Brama terjungkal dan untah darah. Tapi jagadnata juga tidak luput dari serangan Brama.

Wangsa dan Jasta, murid jagadnata menyerang Mantili dan Gotawa. Lasmini dengan dibantu muridnya menyerang Harnum. Suatu ketika Mantili dan Gotawa terpental ketika Wangsa dan Jasta menyerang dari balik pohon. Kelihatan mantili tidak di beri kesempatan untuk mengarahkan pedang inti peraknya yang menyilaukan.

Lasmini tertawa terbahak-bahak menyaksikan adegan itu. Mantili marah sekali. Dia mencabut pedangnya yang satu lagi dan ditempelkannya pedang yang berwarna hitam dan menjijikan bentuknya itu. Tiba-tiba dari tempelan kedua pedang itu keluar asap hitam yang makin lama makin tebal hingga memenuhi hutan itu.

Wangsa dan Jasta terbatuk-batuk dan hampir sesak nafas. Pada saat itu Lasmini berlari ke balik pohon dan membaca semacam mantera. Tiba-tiba tubuhnya keluar asap hijau yang merupakan ajian sirep Megananda. Gumpalan asap hijau itu mengenai harnum, Mantili dan Gotawa. Mereka menguap lalu tertidur pulas..n. Brama mencengkeram tubuh Jagadnata dan aliran ajian Serat Jiwa sedang  menjalar ke tubuh Jagadnata. Muka Brama bergetar, darah segar keluar dari mulutnya. Sementara itu Jagadnata pucat pasi, tubuhnya seperti tersengat aliran listrik dan tidak bisa bergerak lagi. Lama kelamaan tubuh itu merubah menjadi putih sama sekali.

Brama berteriak dan memukul tabuh yang putih dengan kedua tangannya  hancur bagaikan onggokan tepung. Ia lalu terduduk dengan napas megap-megap. Kemudian perlahan-lahan dia bangkit dan melihat hasil ajian yang telah di keluarkan. Tubuh yang sudah menjadi tepung itu tinggal separuh. Brama menutupkank kain yang ada di badannya sambil berkata; : 

"Maaf terpaksa kugunakan ajian serat jiwa karena bapak benar-benar hampir membunuhku".

Tiba-tiba Brama teringat keadaan isteri dan adiknya. Dia kembali ketempat perkelahian tapi tidak ada apa-apa. Suasananya sepi mencekam.

Baru saja dia ingin meninggalkan tempat itu salah seorang murid Lasmini yang telah  siuman

menggerakan tubuhnyaa.

"Dimana orang-orang itu?", tanya BramaD

Dengan lemah oran gitu menjawab :

"Guru Lasmni...membawa lari teman...teman tuan".

"Kemana? tanya Brama dengan muka memerah

"Bukit.....kalam...".

Murid Lasmini itu terkulai lemas. Brama nampak cemas.


BERSAMBUNG KE BAGIAN 12