Tuesday, September 30, 2025

BRAM ADRIANTO, PEMERAN LETKOL UNTUNG DALAM FILM PENGKHIANATAN G 30 S PKI


BRAM ADRIANTO, adalah salah seorang yang mendukung film "Pengkhianatan G 30 S PKI" yang berperan sebagai LetKol Untung (mungkin wartawannya salah ketik) , salah seorang penggerak dari pengkhianatan tersebut. 

Bukan sebuah peran yang mudah, tetapi Arifin C Noer, sang sutradara mempercayakan peran ini pada Bram. Bagaimana suka dan dukanya membintangi film tersebut, Bram Adrianto memberikan kesan pada Ria Film. 

"Orang lain bilang tidak perlu, tetapi saya merasa perlu melakukan observasi", bilang Bram yang berbadan tegap. Hal ini dikatakan sehubungan dengan banyak pendapat tentang perlu atau tidaknya melakukan pengamatan terhadap suatu peran. Lebih-lebih perannya sebagai Letkol Untung yang orangnya sudah tidak ada. Bagaimana cara Bram melakukan observasi terhadap peran ini tentu lebih sulit daripada ia berperan sebagai sopir taxi. Tetapi banyak jalan terbuka dan Bram melakukan dengan seksama. "Antara lain saya mendatangi museum sejarah ABRI. disana saya banyak tanya tentang pakaian atau tanda pangkat yang di pakai saat itu. Saya juga menghubungi bekas resimen Tjakrabirawa. Jadi saya tahu pakaiannya secara otentik. Menurutnya observasi semacam ini belum pernah di lakukan. Bram termasuk pemain dalam bayak film tapi  pengamatannya peran kali ini di lakukan secara khusus. 

Di akui, porsi perannya melebihi dari yang pernah di terima sebelumnya. Sehingga tidak jarang Bram mendiskusikan dengan pemain lain, atau pun rekan-rekannya. "Siapa sebenarnya pemeran utaman?", pertanyaan ini yang sering di lontarkan. Menurutnya posisi peran Letkol Untung di dalam film Pengkhianatan G 30 S PKI cenderung sebagai tokoh utama. Pada akhirnya Bram tidak mendapat jawaban yang pasti. Namun begitu, ia sangat bangga bahwa perannya kali ini betul-betul menjadi perhatian. Lebih-lebih banyak pendapat yang menyebutkan betama Bram Adrianto berkesempatan main dengan baik. Arifin C Noer seperti memberi kesempatan yang besar, sementara tokoh yang lain muncul dalam jalur yang semestinya. Ini pula yang memunculkan pertanyaan siapa sebenarnya peran utama. 

"Pengkhianatan G 30 S PKI dulunya berjudul S.O.B singkatan dari Sejarah Orde Baru. Dibuat dalam waktu cukup lama, sekitar dua tahun dengan biaya yang besar pula. Konon kabarnya Pusat Produksi Film Negara (PPFN) mengeluarkan biaya lebih dari setengah milyar rupiah. Berarti jumlah biaya yang sekian kali lipat dari biaya sebuah film biasa. Sekarang ini, sebuah drama sederhana bisa dibuat dengan biaya 150 juta rupiah. Bahkan ada pembuat film yang berani memproduksi di bawah jumlah biaya tersebut. 

Sejak tahun 1982 dimana karya Arifin C Noer sebelumnya (Serangan Fajar) mendapat Piala Citra pada FFI '82 di Jakarta, baru kali ini karyanya di lombakan lagi pada Festival Film Indonesia t984 di Jogya. Suara-suara menyebutkan "Pengkhianatan G 30 S PKI" merupakan film yang merajai festival. Tapi Bram Adrianto justru merasa gelisah. Begitu banyak yang memuji permaiannya sebagai kolonel untung tetapi mungkinkah ia bisa menerima piala Citra.

"Untung ini orang jahat bung, Kata Bram tentang perannya. Mungkinkah juri mau menilai tokoh antagonis?

Sumber : Ria Film No. 548 tanggal 31  Oktober sd 6 Nopember 1984

Sunday, September 28, 2025

ATUT AGUSTINANTO


 Masih Ingat Atut Agustinanto? salah satu perannya ada dalam film Siluman Srigala Putih bersama aktor laga Barry Prima.  Atut adalah seorang sarjana ekonomi, pengusaha, karateka DAN III (th 1988) yang telah beberapa kali mengikuti kejuaraan tingkat nasional maupun internasional. Setidaknya lebih dari 14 film sudah di bintangi pada tahun 1988 dan rata-rata adalah film aksi. Dengan bintang-bintang aksi lain yang pernah bekerjasama seperti Barry Prima, Advent Bangun, Avent Christie, George Rudy dan juga Harry Capri. 

Bertubuh tinggi 179cm , oleh sutradara memang sering diminta untuk menjadi seorang penjahat dalam film. Seperti dalam film SILUMAN SRIGALA PUTIH ia bermain sebagai kepala perampok yang licik. 

"Setelah film tersebut saya sering menerima teguran dari orang-orang yang saya temui dengan nada kebencian. Saudara dan family family juga menegur saya," ungkat Atut Agustinanto yang lahir di Jakarta pada 13 Agustus 1953. 

Atut mulai menapakkan kakinya di dunia film lewat "Rajawali Sakti" arahan sutradara Sisworo Gautama Putra. Juga film Permainan di Balik Tirai yang di sutradarai oleh Maman Firmansyah, Dalam film yang menceritakan kehidupan bajak laut itu, Atut menjadi kepala bajak lautnya. Sedangkan ia juga dalam proses produksi Saur Sepuh yang sutradaranya Imam Tantowi. Dalam film ini Atut bermain sebagai Senopati Gajah Lembana, merupakan salah seorang Senopati Majapahit. Atut juga pernah di tawari untuk main film namun kepalanya harus di gunduli. Atut pun menolak. "Enggak ah! kalau saya harus mengorbankan rambut, lebih baik saya nggak main film daripada harus digunduli " ujar Atut yang saat itu kerja di Universitas Trisakti, disamping punya pabrik pemecah batu di Sukabumi. 

Atut mengatakan, sebagai pemain film akan berusaha memainkan peranan yang disodorkan padanya. Kecuali yang digundul seperti diatas. Ia menolaknya. Ia pernah pula main sebagai dokter dalam film "Bilur Bilur Penyesalan? yang di sutradarai olh Nasri Cheppy. 

Atut dalam kehidupannya berusaha menyesuaikan diri dengan situasi dimana ia berada. Karena ia hidup dalam beberapa lingkungan pergaulan diantaranya lingkungan Universitas, Karate, Film dan juga lingkungan usaha. Atut pernah menjadi juara IV pada PON IX dan pernah pula 4x dikirim ke kejuaraan dunia Karate. Sementara di film ia lebih banyak berperan sebagai pemeran pembantu atau pemeran pembantu utama. 

Ada yang masih ingat film-film Atut Agustinanto?


~sumber : MF~

NOKTAH MERAH PERKAWINAN 2, Antara Ibu Kandung & Ibu Tiri


NOKTAH MERAH PERKAWINAN 2, Antara Ibu Kandung & Ibu Tiri

Pada saat episode akhir sinetron drama rumahtangga Noktah Merah Perkawinan , diceritakan Yulinar mati-matian menyelamatkan anak tirinya Ayu dari pondok yang terbakar. Akibatnya ia mengalami luka bakar yang parah. Dalam kondisi kritis Yulinar berharap agar suaminya Priambodo bisa rujuk kembali  dengan istri pertamanya Ambarwati. Kesan yang timbul bagi pemirsa tentu adalah Yulinar meninggal dan Pri pun bersatu kembali dengan Ambar. Benarkah demikian?

Setelah NMP berakhir maka karena ratingnya pun bagus, dilanjut dengan NMP 2. Kendati sempat mengalami masa kritis, kondisi Yulinar berangsur membaik. Ambar di tuduh oleh Ibu Pri sebagai penyebab malapetaka ini. Sementara kedua anak Ambar, Bagas dan Ayu tersentuh nuaninya oleh pengorbanan Tante Yulinar untuk pertama kalinya memanggil ibu tiri mereka dengan sebutan "Mama".

Ambar yang masygul, menemukan boneka yang selalu dibawa Ayu telah gosong terbakar. Hatinya merasa terpukul, ikut menyalahkan dirinya sendiri. 

Problema lain timbul, Ibu Sugondo dengan kedok Arisan ternyata menjadi bandar perjudian terselubung dikalangan ibu-ibu. Dililit hutang rumahnya pun terancam disita. Ada lagi, Sukarni, adik Ambar yang terganggu jiwanya akibat diperko sa seorang penjahat. Mau tak mau Ambar mesti menitipkannya ke Rumah Sakit Jiwa. Ambar berusaha mencari keterangan tentang kekasih Sukarni lewat ibunya di Semarang. Ternyata lelaki itu telah pindah ke Kalimantan. 

Pri yang di sibukkan oleh pekerjaan dan mengurus Yulinar yang masih dirawat dengan menggunakan alat bangu pernapasan, kurang memperhatikan anak-anaknya. Bagas bergaul dengan anak-anak yang broken home. Ayu yang merasa sangat menyesal, meminta Pak Sakir memotong foto perkawinan Pri-Yulinar, dan memasnang foto Yulinar di kamarnya sendiri. Pri menjadi sangat marah pada Pak Sakir. 

Noktah Merah Perkawinan tayang tiap Rabu Malam di Indosiar pada tahun 1998. Teledrama seri kebanggaan PT Rapi Film sepanjang 26 episode ini tetap di sutradarai oleh Buce Malawau dengan tiga pemain inti Ayu Azhari sebagai Ambarwati yang setelah bercerai malah menjadi wanita karir sukses, Cok Simbara sebagai Priambodo, suami yang berwatak gampang jatuh cinta lagi pada wanita lain dan Berliana Febrianti sebagai Yulinar, ibu tiri yang budiwati, didukung oleh dua pemain anak Perdana Batang Taris dan Niken Ayu. Kematangan akting Ayu Azhari telah membuahkan Piala Vidia sebagai Aktris Terbaik pada Festival Sinetron Indonesia 1996.


#noktahmerahperkawinan 

Wednesday, September 24, 2025

SI KABAYAN KE PESANTREN, KENALAN DENGAN ANAK JIN


 SI KABAYAN KE PESANTREN, KENALAN DENGAN ANAK JIN

Desa Cilampang, Tasikmalaya di bakar Sinar mentari. Panasnya menyengat semua yang ada di permukaan bumi. Dalam keadaan seperti ini, kru film Si Kabayan dan Anak Jin bergelayut dengan kerjanya. Sesuai bagia masing-masing. Didi Petet, Salim Bungsu dan seorang figuran mencari blocking(posisi) mantap sebelum berakting. Sang sutradara, Hengky Solaiman memperhatikan setiap gerak, di samping Tantra Suryadi yang sedang mencari fokus kameranya. Sementara penata lampu mengatur pencahayaan. Nike Ardilla dan dua orang artis cewek Parfi Jawa Barat duduk di dekat para penonton yang menyaksikan jalannya suting, menunggu giliran di sut.

"Action..!" Teriak Hengky Solaiman. Spontan Didi Petet beraksi dengan akting boloonnya. Sebentar kemudian, Salim bungsu menyambar dialog Didi Petet. Adegan berlangsung begitu manis. Ketika suting berlangsung, pencatat skrip nyelonong masuk dalam frame kamera. Lalu, kru lain berteriak," heh, apa luh" makinya. Take (Pengambilan gambar) jadi gagal, Hengky Solaiman hanya bisa mengurut dada. Ada ketidakpuasan di wajah Salim Bungsu sebab dia sudah begitu mood. Take kedua dialog Salim Bungsu cacat, Artikulasi jelas tapi dialognya terbalik. "Tak apa, nanti bisa di tukar ketika di dubb" ujar Salim Bungsu seenaknya. Sutradara dapat memaklumi. 

Hiburan gratis bagi masyarakat desa sangat mereka manfaatkan. Taklah begitu gampang untuk dapat menyksikan artis beken berakting secara langsung. Maka, mulai anak-anak sampai nenek-nenek berjubel. Ingin lebih dekat, tapi pihak keamanan begitu cekatan menghalau arus mereka yang kian mendekat. Terik matahari tidak mereka hiraukan. Sampai anak-anak terjepit disela-sela orang dewasa. 

Panas terik berganti mendung. Lokasi suting berpindah di Pondok Pesantren Nurul Huda. Ketika kru berbenah, hujan turun. Dari koridor pesantren, santri-santri sabar menunggu berlangsungnya suting. Tapi rinai gerimis memaksa suting harus break. Kesempatan ini dimanfaatkan santri untuk berphoto bersama Didi Petet dan artis lain. Hujan reda menjelang magrib tapi suting ditunda sampai esok harinya. 

Film ini, episode lain dari Si kabayan, tokoh legenda nyentrik dari Jawa Barat. Sambungan dari film Si Kabayan sebelumnya. Benang merahnya mengikat di film Si Kabayan dan Anak Jin dengan si Kabayan sebelumnya. Dan sutradaranya pun berganti dari Maman Firmansyah ke Hengky Solaiman. 

Film ini agak lain dari Si Kabayan sebelumnya. Si kabayan masuk pesantren. Dia berkenalan dengan seorang anak Jin. Kekocakan akan semakin mantap!" kata Hengky Solaiman dengan yakin. Dan tidak hanya materi cerita maupun pemain yagn mendukung, tapi juga anggaran yang cukup besar yaitu sebesar 450 juta Rupiah.

Film produksi KharismaJabar Film bekerjasama dengan Pemda Jawa Barat in  mengangkat kehidupan Si Kabayan dari Sisi Lain .  Kabayan jatuh cinta dengan Nyi Iteung, puteri Ajengan Abah pimpinan Pesantren di desanya. Karena itu dia menjadi santri, supaya bisa dekat Nyi Iteung, Kabayan berhasil berkenalan dengan Nyi Iteung dan mengantar kerumahnya. 

Ulah kabayan yang selalu menggonai Nyi iteung membuat Anak Jin marah, penghuni pesantren. Anak Jin kesal, lalu selalu mengganggu si Kabayan lagi tidur. Saat tidur, Anak Jin selalu memindahkan. Si Kabayan kedalam beduk atau kedalam kolam air. 

Anak Jin jatuh simpatik dengan perjuangan Kabayan yang ingin mempersunting Nyi Iteung. Apalagi Ajengan Abah melarang setiap pertemuan Nyi Iteung dengan Kabayan. Kabayan jadi murung, sebab Nyi Iteung harus meninggalkan pesantren dan bekerja di Yogyakarta, kabayan jadi pemurung, dia menjadi muak di Pesantren. Teman-teman Kabayan mengusulkan supaya menyusul Nyi Iteung ke kota. Usul ini diterima Kabayan. 

Tiba di stasiun Yogyakarta Kabayan dibuntuti seorang lelaki berkumis. Lelaki ini menduga Kabayan membawa uang banyak. Lalu lelaki itu pura-pura menawarkan jasa, mengajak Kabayan menginap di hotel. Rupanya lelaki berkumis ini mau menggarong Kabayan, untung ada Anak Jin datang membantu. 

Artis Pendukung film Si Kabayan dan Anak Jin di perkuat oleh Didi Petet Sebagai Si Kabayan, Nike Ardilla sebagai Nyi Iteung, Rachmat Hidayat sebagai Ajengan Abah, Salim Bungsu sebagai Ki Armasan, Sena A Utoyo sebagai Anak Jin serta didukung artis Jawa Barat dan Yogyakarta. 


Sumber  MF 

#sikabayan #sikabayandananakjin #didipetet  #nikeardilla #filmindonesia 

PEDANG ULUNG "DI SUTRADARAI OLEH PENATA KELAHI"

 


"Sebuah film Silat tradisional yang tetap mengandalkan baku hantam dan adegan syurr, dengan dana Rp. 300juta, 100 juta diantaranya konon untuk honor Barry Prima. "

Sukses dengan film Walet Merah, PT. Elang Pekasa Film kembali memproduksi film jenis action. Masih dibintangi oleh Barry Prima. Film yang mengandalkan adu fisik, yang selalu dianggap angin berlalu dalam setiap Festival Film Indoneisa, di beri Pedang Ulung. Yopi Burnama selaku sutradara, tak banyak berfungsi dalam proses pembuatan di lapangan. Dia bak macan ompon, karena yang memegang kendali adalah Eddy S JOnathan sebagai fighting director. Maka tak heran bila Yopie Burnama jarang dilokasi suting. 

Tema yang disuguhkan masih berkisar adegan baku hantam dengan setting kerajaan antah brantah. Tidak ada yang istimewa dibanding produksi-produksi sebelumnya. Unsur kekerasan yang di balur dengan percintaan mewarnai film ini secara keseluruhan. Maka tak heran jiga para pemain dalam keadaan kumal, penuh bercak-bercak lumpur. Apalagi hujan dras kerap mengguyur kawasaan TMII tempat suting berlangsung. Beberapa kali pengambilan adegan tertunda. Para kru dan pemain berlarian ketenda serta gubuk yang sekaligus dijadikan background adegan. 

Namun Eddy S Yonathan yan gmenggantikan kedudukan Yopi Burnama, tidak kehabisan akal. "Saya pakai sistem jumping shoot, satu hari saya harus merampungkan 20 shot. 

Total menghabiskan dana 300juta, (Rp. 100juta diantaranya, konon khusus untuk bayar honor Barry Prima). Film Pedang Ulung yang ditulis oleh Tonny dan Amalia Yonathan ini beredar pada Januari 1994. Jurus-jurus yang dimainkan Barry Prima beserta pemain-pemain lainnya tidak terikat pada satu unsur seni bela diri, tapi juga diramu secara umum baik dalam maupun luar negeri oleh Eddy S Yonathan sebagai penata kelahi. Eddy mengapresiasi jurus-jurus menarik dari berbagai latar belakang ilmu bela diri. "Saya sendiri pemegang DAN II Ju Djitsu. Tapi saya tak terpengaruh oleh kepandaian sendiri. Saya harus menyesuaikan kepandaian para pemain, untuk menghindari kekakuan," tegas Eddy yang banyak memegang kendali produksi film-film action Nasional. 

Film yang direkam kameramen Suryo Susanto ini, menghadirkan konflik-konflik klasik yang terjadi pada jaman kerajaan. Pertentangan antar kelompok perguruan, dalam upaya mencari kebenaran, perlu pengorbanan dan keberanian. Hadir tokoh hero, memberantas kesewenang-wenangan yang berlaku dalam hukum rimba. 

Di Kisahkan, Raja Surya Pasir Kencana (Agus Kuncoro) dalam memerintah kerajaan dipengaruhi perdana menterinya yang bertabiat buruk (Mansyur Sadan). Akibatnyaseorang Perdana Menteri yang lain (Robby Sutara) jadi tersingkir. Padahal Perdana Menteri itu sangat setia pada Raja. Kerajaan jadi kacau balau. Penindasan, pemerkosaan dan kesewenang-wenanganpun merajalela. 

Maka hadir tokoh Jaka (Barry Prima) yang berupaya mempersatukan kembali kerajaan yang hampir di puncak kehancuran itu. Namun tugas itu tak mudah. Apalagi Perdana Mentri kerajaan yang bertabiat buruk mengajak teman seperguruan Jaka bergabung dengan mereka. 

Semula ibu Jaka (Chitra Dewi)tak mengijinkan untuk berjuang menegakkan kembali kebenaran yang hampir punah. Namun seelah diyakinkan, sang ibu merelakan juga anaknya berjuang merontokkan orang-orang yang telah tersesat itu. Kendala lainny ayang harus dihadapai Jaka adalah sang pacar, Ayu Chandra (Corry COnstantia) yang juga dicintai oleh Permadi (Rendy Recky) teman seperguruan Jaka yang berkhianat  dan bergabung dengan Perdana Mentri kerajaan yang Jahat. Terjadilah cinta segitiga, membuat Jaka kian bernafsu mempergunakan pedang ulungnya untuk menghajar Permadi dan orang-orang suruhan Perdana Menteri. Mungkinkah Jaka mampu membinasakan mereka? Adegan pertempuran mengucurkan darah, gemerincing pedang, jurus-jurus pukulan total mewarnai ambisi Jaka untuk menegakkan keadilan. 

Unsur percintaan dalam film ini dapat disaksikan lewat adegan perpisahan antara Jaka dengan Ayu Chandra. Dikemas secara halus dan romantis, nalau dibumbui dengan cumbuan yang cukup hot. Sementara adegan s e k s yang brutal dapat disaksikan lewat adegan-adegan per kosa an. Paha dan bentuk tubuh sensitif lainnya hadir tervisualisasi sebagai bumbu yang hingga kini tetap di gemari. "nggak usah munafiklah, bahwa unsur sadisme dan erotis punya daya tarik dan komersial. Terbukti film-film yang selama ini ditangani oleh Eddy S Yonathan menghadirkan kedua unsur itu cukup sukses dipasaran bioskop. 

Pedang Ulung dilakonkan hampir 60 pemain, rata-rata punya skill ilmu beladiri. Peran senral di pegang oleh Barry Prima yang menurut pihak Elang Perkasa telah di kontrak selama 1 tahun untuk 5 judul film. Pemain seperti Agus kuncoro yang terkenal lewat peran Jaya Negara dalam sinetron Mahkota Mayangkara, Corry Constantia, Rendy Recky, Chitra Dewi, Mansyur Sadang, Robby Sutara, Kubu Quimariz, Yacob Essad dan lain-lain dengan special effect dipegang oleh Sudharmono. 


~sumber : MF~

Tuesday, September 23, 2025

AYUNI SUKARMAN, Ingin Jadi Penerbang


AYUNI Sukarman Ingin Jadi Penerbang

Cempluk adalah perannya yang pertama dalam film "Suromenggolo" Entah karena apa tiba-tiba sutradara mempercayakan peran itu kepada gadis imut-imut yang saat itu masih duduk di bangku kelas 3 SMP Negeri IV Jakarta. Kedatangannya yang pertama dalam dunia film, ia langsung kebagian peran pembantu utama. 

Ayu Sukarman nama gadis yang cukup berbakat telah dipilih oleh Sutradara Dasri Yacob. Cewek kece yang satu ini ibarat bunga adalah melati di pagi hari atau bunga sedap malam dikala malam. Bunga yang baru mekar ini sangat murah senyum pada siapa saja. keramahannya ini tidak ada kaitannya dengan promosi wisata Visit Indonesia Year 91, tapi memang sudah dari sononya. 

Itulah sebabnya ia sangat di sayang oleh para pendukung film Suromenggolo yagn rata-rata usia mereka jauh diatasnya. Dan jangan coba-coba ganggu meskipun ia masih santa hijau, tapi ia berkawan akrab dengan bintang-bintang silat kita yang berbadan kuat seperti Benny G Rahardja, Johny Sitepu, Yongkie dan lain-lain. 

Ayuni paling suka ngunyah coklan dan meluncur dengan sepatu roda. Anak Sukarman ini mengaku tidak pernah merasa takut di tengah-tengah kawan mainnya di filmnya yang perdana ini, meski baru kenal meski rata-rata tampang mereka itu seram, tapi tidak menyeramkan bagi Ayuni yang masih polos, yang pernah jadi Ratu Top Jean (Lipstik) ini. 

Mula-mula ia sama sekali tidak pernah tertarik dengan film. Nontonpun hampir tidak pernah, karena gedung bioskop jarang memutar film anak-anak. Maka ia lebih suka nongkrong depan televisi. Namun ketika Yuni begitu panggilan akrabnya mulai suka nonton Film Nasional, mulailah timbul hasrat untuk ikut main film. Ketika ia bertemu dengan Camelia Malik tantenya, disitulah Yuni diajak main film "Suromenggolo" padahal sejak kecil ingin jadi penerbang, karena orang tua Yuni sering memberi oleh-oleh mainan pesawat tempur. 


~sumber MF

RIO SANG JUARA, DARI TUKANG PARKIR KE TINJU


 RIO SANG JUARA, Dari Tukang Parkir ke TINJU

Sejak tiba di Ibukota, Rio berusaha kerja apa saja sebisanya. Termasuk jadi tukang parkir liar yang mengandalkan tinju untuk melabrak prokem pemeras. Sampai jadi sopir taksi serep. Disinilah ia berkenalan dengan Lia, gadis bingung yang bergadang semalaman di Ancol. 

Gara-gara mempertahankan mobil dari pembajak, taksi diminta kembali oleh pemiliknya. Rio nekad masuk ke sasana tinju Om Eddy yang pernah melihatnya. Mulailah ia digembleng jadi petinju. Rupanya inilah jalan hidup yang harus ditempuhnya. Sukses sebagai petinju yang memenangkan pertandingan demi pertandingan. Pertemuan kembali dengan Lia menyeretnya kehidupan cinta bebas. Padahal ada playboy Tony yang sudah lama mengincar Lia. Tukang-tukang pukul di kerahkan Tony untuk menghajar Rio. 

Merasa diri paling jago adalah kesombongan yang harus dihindari oleh setiap petinju. Tapi Rio malah mengabaikan program latihan Om Eddy. Akibatnya fatal! ia dirobohkan Joseph. Disusul bunuh dirinya Lia yang terlanjur hamil. Dilanda keputusasaan Rio pulang kampung. Menemuikekasih lama, Sinta yang setia. Sementara itu, Joseph gugur dihajar tinju maut Park Il Sung dari Korea. 

Berkat dorongan Sinta, Rio berlatih lagi di bawah bimbingan Om Eddy. Tibalah saatnya untuk menantang si buas Park. Pertarungan 15 ronde habis-habisan. Boleh dipuji koreografernya berhasil menyuguhkan "Rocky" versi Indonesia. 

Dibandingkan dengan film Barat seperti "Rocky", Raging Bull, (Robert De Niro), Kid Gallahad" (Elvisd Presley), The Champion (Kirk Dougles) dan Split Decision (Gene Harckman), film kita sangat jarang mengungkapkan kisah tentang petinju. "Opera Jakarta" karya Sjumandjaya yang menampilkan Ray Sahetapi sebagai petinju merupakan salah satu film yang mengangkat petinju meski kecil. 

Dan akhirnya Rio Sang Juara dengan sutradara Muchlis Raya mengangkat skenarionya Djasman Djakiman. Tokoh utama di perankan oleh Willy Dozan yang lebih dikenal sebagai bintang kungfu. Memang ia sudah berusaha keras menghidupkan perannya.

Dua bintang wanita sebagai pasangannya adalah Sophia Latjuba dan Ayu Azhari. Saingan asmaranya adalah Hengky Tornando. Sedangkan di dalam ring, Willy harus menghadapi Joseph Hungan dan Tanaka. 

Ikut mendukung Chitra Dewi sebagai ibu Rio, WD Mochtar sebagai Om Eddy, Syamsul Anwar Harahap sebagai komentantor pertandingan dan penampilan Chaidir Rachman sebagai Bos Promotor. 



Monday, September 22, 2025

PENDEKAR MATA SATU, DIBINTANGI BINARAGA MALAYSIA


PENDEKAR MATA SATU DIBINTANGI BINARAGA MALAYSIA,

Bintang Malaysia yang bertubuh kekar ala Arnold Schwarzenegger meramaikan film laga nasional. Adalah Malek Noor, main film memang baru untuk pertama kalinya. Namun di negerinya Malaysia, ia sudah kesohor sebagai binaragawan yang menjuarai pesta sukan (olahraga).

Bukan cuma Noor sebagai pemeran utama prianya, juga pemeran utama wanita dipilih dari tanah seberang , yakni Ziela Jalil yang pernah di pasangkan dengan Barry Prima dalam Tarzan Raja Rimba. Sedangkan pendukung-pendukung lain diantaranya adalah Sutrisno Wijaya, Zaitun Sulaeman, dan Anto Chaniago. 

Merupakan produksi PT. Kanta Indah Film dengan Cipta Tuan Bhd ini diarahkan oleh SA Karim, dibatu kamerawan Djarot Bintoro, dan Editor Janis Badar. Keseluruhan suting berlokasi di Malaysia. 

INTI CERITA

Inti ceritanya adalah perebutan sepasang pusaka yang di kenal dengan nama Sabuk Badak dan Conde Mas. Rarenggong yang memiliki Conde Mas ingin merebut Sabuk Badak dari tangan seperguruannya, Wabonang, yang sedang sakit keras. Berpura-pura mengantarkan obat, ia sebenarnya meracuni Wabonang. Kematian Wabonang oleh Rarenggong disaksikan oleh anak tunggal Wabonang yang bernama Guladra. Bocah ini diburu anak buah Rarenggong dan dibuang ke jurang. 

Guladra tidak mati, cuma cacad sebelah matanya. Ia diselamatkan oleh Datuk Kambas. Berdua dengan si Boncel yang jenaka, Guladra mewarisi ilmu silat si Datuk Tua.

Rarenggong yang telah menguasai ilmu kebal malang melintang dalam rimba persilatan. Tapi ia masih terus berlatih ilmu Jari Maut dengan cara merendam jarinya dalam air menddih di baskom berisi Conde Mas. Yang melayani latihan Rarenggong adalah gadis buta Laksmi. 

Guladra dan Boncel turun gunung. Mulai bentrok dengan anak buah Rarenggong. Bertemu sepasang pendekar tua. Aki Praji dan Mak Rowi. Bersama-sama menyatroni markas Rarenggong. Laksmi yang bersimpati pada Guladra, menelan Conde Mas. Akibatnya Rarenggong kebingungan kehilangan pusaka. Kesempatan ini digunakan sebaik-baiknya oleh Guladra untuk menantang duel Rarenggong. Dan film ini pun berlanjut di judul kedua yaitu Pendekar Mata Satu lawan Sabuk Badak. 


#filmindonesia #pendekarmatasatu 

MAKELAR KODOK, PENGANGGURAN DAN GADIS MANJA


MAKELAR KODOK, PENGANGGURAN & GADIS MANJA,

Musim film komedi yang sedang in, dan Kadir Doyok merupakan salah satu pasangan yang sedang in di era 90an. Kalau dalam film-film sebelumnya mereka cuma di pasang sebagai pemeran pembantu, sekarang untuk pertama kalinya langsung jadi pemeran utama. Tingkah-tingkah mereka didukung oleh Paramitha Rusady, Ully Artha, Mang Udel, Ida Kusumah, Rudy Salam dan Pak Tile. 

Norman Benny, editor peraih Citra yang sekarang meningkat karirnya menjadi sutradara, punya ide untuk melahirkan adegan-adegan kocak. Kendati ada adegan yang dicomot dalam film-film barat seperti misalnya "The Untouchables" atau Crocodile Dundee", tapi harus diakui Benny masih harus berlatih ketrampilan lagi untuk lebih menghidupkan adegan filmnya. Sebagai contoh, adegan kereta bayi yang meluncur lepas, bisa lebih tegang dan meyakinkan lagi kalau sang ibu jatuh tertimpa tangga hingga terjepit tak bisa meraih kereta bayinya. 

KODOK BUDUK

Kadir dan Doyok keliling kota mencoba jadi tukang ledeng. Dasar Doyok, ledeng yang diservis malah rusak dan nyemprot kesana kemari. Di uber penduduk mereka terpisah. Kadir luntang lantung ketemu Fifi yang minggat dari rumah karena menolak dmkawinkan dengan Sutomo. 

Istri Doyok, Bibi salah paham, dikira kadir sudah memperistri Fifi. Tingkah manja Fifi yang memang berasal dari keluarga gedongan sangat mengesalkan Bibi. 

Kadir mencari pekerjaan sebisanya. Apes terus. Sampai dapat iham untuk menjual kodok ke restoran. Dungunya, bukan kodok ijo yang ditangkap, melainkan kodok buduk. Karuan saja ketika kodok-kodok itu berloncatan menimbulkan kepanikan, tapi cerita tentang kodok memang cuma sekedar selingan belaka. karena kemudian Kadir nekad melamar Fifi pada orangtuanya. 

Ketika orang tua Fifi berkeras menunangkan puteri mereka dengan Sutomo, Kadir menjadi tersinggung. Dengan menyelinap bis turis, Ia meninggalkan gedung orang tua Fifi. Saking cintanya , Fifi mengajak Gugun mengejar Kadir. Di kaki Monas, semuanya bertemu dan bersukaria. 

#makelarkodok #kadir #doyok #paramitharusady 

Sunday, September 21, 2025

SENGSARA "MEMBAWA NIKMAT"


SENGSARA "MEMBAWA NIKMAT" setidaknya begitu ya. Mengangkat cerita dari sebuah novel menjadi tontonan ke layar kaca cukup beresiko karena ceritanya sudah terlanjur dikenal masyarakat. Tentu masyrakat sudah punya imej dan opini sendiri. Kalau merasa tidak terwakili apa yang ada dalam benak tentu akan memprotes atau mencaci. Apalagi kalau cerita itu ada kaitannya dengan waktu atau sejarah. Sekalipun cerita itu cerita fiksi belaka. 

Bisa tidak mengundang protes jika cerita yang sudah ngetop di garap dengan konsep "dikinikan" atau di kacaukan sekalian. Dimana cerita asli tersebut di tempatkan sebagai sumber inspirasi. Lebih akan "diam" jika digarap dengan bagus. Baik pengambilan gambar maupun pengadeganan. Namun, masih tidak menutup kemungkinan reaksi yang bakal muncul. 

Bagaimana sinetron "Sengsara Membawa Nikmat" (SMN) karya Sutan Sati? Cerita yang diangkat dari Novel sastra bersejarah dalam kesusastraan Indonesia ini skenario ditulis oleh Asrul Sani. Agus Widjoyono sebagai sutradara yang menangani Sengsara Membawa Nikmat ini lebih hati-hati. Tidak disebut sembrono atau gegabah karena sembarangan dalam menafsirkan skenario, "Saya harus ekstra hati-hati, untuk itu saya juga banyak dibantu oleh orang-orang minang, " ujar Agus. 

Semula Pihak Pemda berjanji akan menyediakan konsultan, tapi entah kenapa tiba-tiba rencana itu dibatalkan, hingga saya kerepotan mencari penggantinya. Akhirnya saya minta bantuan langsung pada pemuka-pemuka adat, seperti ketua balai kerapatan, tentu saja ini tidak resmi, tapi secara pribadi saya perlu ketemu mereka. Sebab dalam kehidupan seperti yagn sekarang, adat istiadat seperti dulu itu sudah sulit dijumpai. 

Dalam penggarapannya Agus memakai setting sekitar tahun 1928 SMN memang tidak menyebut angka sejarah yang pasti dan ini cukup menolong bagi Agus, karena tidak ada beban sejarah yang harus di visualkan, tahun dimana naskah itu ditulis oleh pengarangnya. 

"Barangkali saya memang lain dengan Siti Noerbaja saya berusaha mendekatkan diri pada cerita aslinya. Seperti kita ketahui disana masing-masing daerah punya adat yang berbeda sehingga saya perlukan konsultan, saya harus mencari kembali foto-foto tempo dulu dan membongkar-bongkar kembali arsip Nasional. Dan kesulitan-kesulitan lain yang pernah saya hadapi disaat suting, mencari rumah yang sesuai itu susah, karena rumah-rumah di daerah Padang sudah banyak yang berubah. Kadang masih ada juga, tapi sekitar rumah itu atmosfernya sudah berbau masa kini, " urai Agus. 

"Dengan tidak muluk-muluk, semoga film ini bisa dinikmati dan saya berharap akan mendapatkan banyak input dan kritikan-kritikan yang ada. Sengsara Membawa Nikmat ditayangkan tiap Sabtu pukul 20.00 mulai 19 Oktober 1991 di TVRI.


~Sumber MF

Saturday, September 20, 2025

SUTING BABAD TANAH LELUHUR, RAHASIA BUKIT TENGKORAK


CIPANAS, Pelabuhan Ratu tidak sesepi biasanya. Tempat rekreasi air panas yang kurang tergarap Pemda ini menjadi semarak tatkala kru film bertebaran kerja dimana mana. Di lembah dekat pemandian air panas dari ketinggian, set-set dibangun seperti perkampungan di masa Prabu Siliwangi berjaya. Tiga bangunan induk sebuah pendopo dan sebuah bangunan semacam gudang. Unik dan terisolir, tak akrab dengan masa sekarang. 

Antara bangunan induk dan pendopo, persis di depannya membujur dua rangkaian kandang kuda. Dua orang penjaga kuda sejak pagi telah memacu kuda-kuda untuk pemanasan, di tengah tanah yang lowong. Kuda-kuda itu tidak sembarangan. Khusus dibwa dari Jakarta. Enam kuda peranakan Australia, empat kuda dalam negeri dari Sumbawa. Untuk biaya pengadaan kuda-kuda ini perharinya menelan biaya tiga juga setengah. Instruktur untuk laga dan kerabat kerja yang diimpor dari Hongkong 'rebahan-rebahan' di pendopo, sambil bernyanyi kecil membawakan lagu kurang akrab ditelinga pribumi. Kru lain itak ikut berleha-leha. Semua menekuni tugas masing-masing. Sementara itu penata rias sejak muncul di lokasi suting dari tempatnya menginap di Pelabuhan Ratu, 15 km dari lokasi suting sejak pagi telah melukis wajah-wajah dan mendandani artis yang akan suting. 

Melihat Suting "Babad Tanah leluhur" produksi Pt. Kanta Indah Film tidak seperti suting film kebanyakan. Kalem, tidak buru-buru, namun pasti. Utuk film ini tidak ada batas waku yang ditentukan. Kecuali harus menghasilkan karya yang maksimal dari kru terlibat. Ini target tak terucapkan. Bagi sutradara M. Abnar Romli film garapannya ini merupakan film terlonggar dalam biaya. Segala akan diperlukan produser cepat mengantisipasinya. Dia leluasa untuk berkarya menampilkan yang terbaik dari film-film laga yang pernah ada. 

Alhasil, Abnar Romli tidak sesantai biasanya. Keningnya acap berkerut. Terkadang terlalu tegas mengambil keputusan. Meski begitu batinnya ciut menghadapi tantangan. 

"Beban saya sungguh berat, film kolosal pertama merupakan tantangan yang harus saya pikul, " katanya . Film yang diangkat dari sandiwara radio karya Tizar Sponsen ini ditargetkan SEDAHSYAT "Saur Sepuhnya" Imam Tantowi. Dan kenyataan ini Abnar Romli tidak bisa mengelak. Fasilitas boleh di bilang pas-pasan. Biaya setnya menghabiskan dana empat puluh juga rupiah, dengan tenaga kru tetap sebanyak enam puluh orang ditambah karyawan setempat sebagai tenaga honor harian. Persiapan set dilakukan tiga bulan sebelum suting berjalan. Ratusan figuran terlibat, ribuanpasang pakaian model baheula di persiapkan, senjata dan ribuan busur dan anak panah. Semuanya menghabiskan dana kurang lebih 500 juta. 

Latar Belakang budaya Babad Tanah Leluhur sedikit agak rancu. Ini karna tanpa riset yang mendalam. Dari nama-nama tokoh yang ada terasa asing di telinga Jawa maupun di telinga Sunda. Boleh jadi sang pencipta cerita hanya bermain-main dengan imajinasinya ketika membuat cerita untuk Sandiwara Radio. Sehingga sang produser kurang berani untuk mempermak cerita, untuk mengambil garis budaya Sunda atau Jawa sebagai latar belakang. Agaknya, Abnar berada di dua kutub budaya Jawa dan Sunda. Tapi penonton juga tak mempersoalkan soal budaya, baginya enak ditonton dan sesuai dengan imajinasinya lewat suara di sandiwara radio. Justeru itulah gunanya instruktur laga dari Hongkong. Konon kabarnya mereka bisa memberikan tawaran untuk adegan laga sesempurna mungkin seperti film "Tutur Tinular"nya Nurhadi Irawan. 

Kita banyak belajar dari instruktur Hongkong, Keahlian mereka bisa kita terapkan disini kalau kru lain bilang 'kita juga bisa berbuat' tetapi nyatanya lain. Seperti mempergunakan sling mereka jauh lebih kreatif, " ujarnya. 

Cerita filmnya sendiri tidak terlalu istimewa. Hanya soal balas dendam, seperti cerita silat kebanyakan. Hanya saja Abnar Romli mencoba menggulirkan karya yang terbaik dengan bermain trik-trik dan kepopuleran cerita ini di radio. Walau terkadang, kuda kuda maupun jurus-jurus yang ditampilkan impor punya, bukan silat tradisional. Boleh jadi film ini akan bergaya Hong Kong berbaju Indonesia. 

Film ini dibintangi oleh Anneke Putri sebagai Roro Angken, Lamting Sebagai Saka Palwaguna, Rudi Wahab sebagai Mamangku Raya, Fitria Anwar sebagai Anting Wulan, WD Mochtar, Budi Swarskrone, Benny Burnama, Otniel Andi Herman dan Nelson Sondah. 


Sumber : MF


#babadtanahleluhur

#filmindonesia #filmsilat  


Friday, September 19, 2025

SI KABAYAN SABA METROPOLITAN, MEMBELA BUKIT WARISAN


SI KABAYAN SABA METROPOLITAN, MEMBELA BUKIT WARISAN

Seri ke 4 Si kabayan yang merupakan produksi PT. Kharisma Jabar Film bersama Pemda Tingkat I Propinsi Jawa Barat. Diawali "Si Kabayan Saba Kota", disusul kemudian "Si Kabayan dan Gadis Kota" dengan Paramitha Rusady sebagai Nyi Iteung, kemudian "Si Kabayan dan Anak Jin" dengan Nike Ardilla sebagai Nyi Iteung, rata rata kesemuanya menangguk sukses yang menggembirakan. 

Penyutradaraan pernah beralih dari tangan H. Maman Firmansyah ke rekannya Henky Solaiman, pada jilid ke tiga. Dan pada seri ke empat di pegang kembali oleh Maman. Tokoh si Kabayan tetap diperankan oleh Didi Petet dan di seri ke empat ini kembali Nyi Iteung diperankan oleh Nike Ardilla seperti pada seri ketiga. 

Alur cerita keempat film Kabayan , meski cerita dan skenarionya tetap di tulis oleh Eddy D Iskandar, memang tak di buat berurutan. Terlihat pada hubungan antara Kabayan dan Nyi Iteung. Film yang pertama di tutup dengan pesta perkawinan mereka yang merekah. Lalu dalam film kedua, Nyi Iteung sebagai Isteri Kabayan, ngambek hingga minggat ke kota. 

Tapi, pada seri yang ke tiga balik ke masa kabayan masih berpacaran dengan Nyi Iteung. Bahkan Abah sempat mengirimkan Nyi Iteung bersekolah ke pesantren di ogya. Kini dalam seri yang ke empat, juga Kabayan dan Nyi Iteung diceritakan masih dalam tahap pacaran. 

Tokoh Abah tetap diperankan oleh aktor kawakan Rachmat Hidayat yang menampilkan akting paten. Mimiknya terasa begitu pas, misalnya dalam adegan merindukan penyanyi dangdut yang pernah memberinya potret. Diimpikannya si penyanyi membagi-bagikan potret kepada para penggemarnya sudah merupakan kebiasaan. 

Dibandingkan tiga film terdahulu disini si Kabayan bertemu imbangannya , tokoh bernama Ben yang di perankan  komedian betawi, H. Benyamin S. Penampilan ben dengan logat Betawinya, diiringi oleh Yoseano yang brdialek medok Madura. 

Didukung oleh Ayu Lestari, Ida Kusumah, Mercy Marsita, dan Lina Budiarti sebagai cewek perayu di hotel. 

Bagaimanapun juga film keempat ini menjanjikan mutu lebih dibanding film-film sebelumnya. Ditambah jadwal edarnya bertepatan event Hari Raya Idul Fitri, khususnya Bandung dan Jawa Barat.

BENDO SAKTI

Inti cerita merupakan sindiran kerakusan orang kota dalam melahap tanah di daerah untuk membangun Vila. Begitulah, datang ke bukit sunyi di pinggir desa Sukaemut Ben dan konconya, Yus. Mereka langsung ingin memborong bukit yang diwarisi kabayan dari nenek moyangnya. 

Kebetulan separuh bukit memang milik Abah. Nampaknya Abah yang sok moderen ini , contohnya punya kulkas tapi digunakan untuk menyimpan pakaian, memang mata duitan, hingga langsung saja setuju. Tak demikian halnya dengan Kabayan yang mentah-mentah menolak. "Tanah ini kan milik Alloh!", ujarnya berkeras. 

Kekerasan Kabayan di dukung oleh jin yang menghuni bukit itu setelah digusur dari Ancol Jin menghadiahkan bendo (blangkon dalam bahasa jawa) sakti. Kalau bendo di pegang dengan tangan kiri, pemegangnnya bisa raib tak tampak mata. 

Abah dan Nyi Iteung dibawa ke Jakarta oleh Ben. Maksudnya untuk mempertemukan dengan kakanya, Ny. Hartawan, yang ingin membeli bukit seluah tujuh hektar itu. Mau tak mau Kabayan menyusul. Dalam kereta api sempat berkenalan dengan Karlina, yang ternyata puteri keluarga Hartawan. 

Keluguan Kabayan menibulkan situasi-situasi lucu. Misalnya saja, menyeberang jalan seenaknya, hingga di panggil polisi dan dihukum push up. Eh malah kabayan minta inap di sel tahanan Kantor Polisi. 

Demi melihat Kabayan bersama Karina Nyi Iteung kontan mewek, Abah memaki-maki "Si borokokok"! tapi kabayan malah memergoki Abah di peluk cewek genit di hotel. Bagaimanapun juga Kabayan akhirnya mengalah ketika Abah mengancam akan memutuskan hubungannya dengan Nyi Iteung. 

Namun menjelang penandatanganan akte jual beli tanah didepan notaris Kabayan kembali merasa keberatan. Abah kebingungan mendengar keresahan calon menantunya ini. Berbarengan dengan terbongkarnya kekorupan Ben yang bersekongkol dengan kakaknya untuk mengeruk uang ayah Karina. 


#sikabayansabametropolitan

#didipetet

#nikeardilla

PACAR KETINGGALAN KERETA, FILM TERBAIK FFI 1989


PACAR KETINGGALAN KERETA, FILM TERBAIK FFI 1989

Produksi : NV PERFINI

Pemeran utama Wanita : Tuti Indra Malaon

Pemeran utama Pria  : Rachmat Hidayat

Pemeran Pembantu Wanita : Niniek L Karim, Ayu Azhari, Nurul Arifin, 

Pemeran Pembantu Pria : Alex Komang, Didi Petet, Iwen Darmansyah

Penata Suara : Iwan Mauritz

Penata Musik : Idris Sardi

Penata Fotografi : Herman Susilo

Penata Artistik : Adji Mamat Borneo

Penyunting Gambar : Karsono Hadi

Penulis Cerita Asli : Arswendo Atmowiloto

Penulis Skenario : Teguh Karya, Arswendo Atmowiloto

Sutradara : Teguh Karya

Produser : Irwan Usmar Ismail


Cerita : 

Ibu PADMO (Tuti Indra Malaon) sangat cemburu pada sekretaris suaminya, RETNO (Niniek L Karim), seorang janda muda. Mula-mula Pak Padmo (Rachmat Hidayat) menganggap kecemburuan itu biasa dan kurang memperdulikannya. Hal itu mempengaruhi persahabatan anak-anak mereka. HERU (Onky Alexander) dan RIRI (Ayu Azhari) dengan ARSAL (Iwen Darmansyah), putera tante RETNO dan tidak sulit diterka bahwa sumbernya adalah karena sikap cemburu istrinya pada Tante RETNO. 

Pangkal mulanya adalah pada waktu Bu PADMO tidak menyetujui hubungan HERU dengan IPAH (Nurul Arifin) yang menurut anggapannya tidak cocok menjadi pacar puteranya. Tapi waktu ARSAL akrab dengan IPAH karena punya perasaan senasib, HERU cs salah faham sehingga terjadi perkelahian  besar dengan ARSAL cs yang tadinya sahabat mereka. 

Beruntung masih ada MARTUBI (Alex Komang), supir keluarga yang setiap kali menjadi korban karena berusaha membela pada apa yang benar meskipun penuh dengan persoalan pada dirinya terutama dalam menghadapi KANG SAMINGUN (Didi Petet) yang datang dari kampung hendak merampas calon isterinya JUMINTEN (Nani Vidia), Pembantu rumah Tante RETNO.  

Catatan Khusus : 

Pada Festival Film Indonesia tahun 1989 diunggulkan untuk : Film terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, 3 (tiga) Pemeran Pembantu Wanita Terbaik, Sutradara Terbaik, Penata Artistik Terbaik, Penulis Skenario Terbaik, Penyunting Terbaik, Penata Fotografi Terbaik, Penata Musik Terbaik, dan Penata Suara Terbaik. 

Pemenang 8 Piala Citra untuk : 

1. Film Terbaik

2. Sutradara Terbaik (Teguh Karya)

3. Pemeran Utama Wanita Terbaik (Tuti Indra Malaon)

4. Pemeran Utama Pria Terbaik (Rachmat Hidayat)

5. Pemeran Pembantu Wanita Terbaik (Niniek L Karim)

6. Penata Artistik Terbaik (Adji Mamad Borneo)

7. Penyunting Gambar Terbaik (Karsono Hadi)

8. Penata Suara Terbaik (Iwan Mauritz)

PEREMPUAN DI PERSIMPANGAN JALAN, Kemesraan Sutradara dan Artis Seksi


FILM PEREMPUAN DI PERSIMPANGAN JALAN, Kemesraan Sutradara dan Artis Seksi.

Gita, dara remaja dari desa kecil. Wajah ayunya malah mengundang kemalangan. Ia dinodai ayah tirinya. Akibatnya, pacarnya, Tono tak sudi menerimanya lagi. Rasa aib membuat Gita tak sanggup tinggal terus di desa. Merantau ke ibukota untuk mencari kerja. 

Dengan modal Ijazah Sekolah Lanjutan, ia cuma diterima bekerja sebagai pelayan toko di supermarket. Namun berapalah gajinya?. Cuma pas pasan untuk makan. Terpaksa sering nunggak bayar kost. Indusksemangnya sudah mengancam mengusirnya kalau belum juga melunasi tunggakan uang kost. 

Temannya, Arini membujuk 'Cari uang dengan cara apa saja, sekali kali, bolehlah'. Tergoda bujukan Arini yang nampak cukup mewah, Gita merelakan tubuhnya dinikmati Pak Usman. Inilah pengalaman pertama menjual diri. 

Pulangnya Gita membawa sejumlah uang yang cukup lumayan. Malang tak dapat di tolak ia di cegat dua pemuda berandalan. Dibekap, diseret masuk jip. Di perko sa dengan brutal. Di rampok, lalu di buang begitu saja di persimpangan jalan. 

Untung lewat fotografer Tigor menolong perempuan malang ini. Di bawa ke klinik. Di obati, dirawat. Tigor yang berwajah sikap kasar ini justru berhati mulia. Ia bukan saja menlong dengan tulus, juga membukakan profesi baru untuk Gita, Fotomodel. 

Dimulai dari model iklan berlanjut ke main film. Gita cepat naik daun. Berbarengan dengan ketenaran namanya, ia pun sempat mereguk kemewahan materi. Sutradara Dani tertarik pada bakat dan kecantikan alami Gita. Hubungan pemain dengan pengarah ini cepat berkembang menjadi percintaan. Ada juga Pak Wondo dua tua pemilik gedung bagus yagn sering di jadikan lokasi suting. Pak Wondo pernah membisikkan, bersedia menerima Gita bila ia ingin meninggalkan dunianya sekarang. 

Gita yang lagi asyik masyuk dengan Dani, mana sempat memikirkan usul si tua. Apalagi Dani serius hendak menikahinya. Membawa sang kekasih kerumah untuk dikenalkan pada orangtuanya. Ibu Dani senang menerima Gita. Giliran ayah Dani pulang dari kantor, Gita terperangah. Ayah Dani bukan lain daripada Pak Usman yang pernah menikmati tubuhnya. 

Walau cuma sekali Gita berbuat itu, kini ia harus menaggung beban dosa. Tak mungkin lagi melanjutkan hubungannya dengan Dani. Nampaknya ia harus kembali jadi perempuan di persimpangan jalan... atau masih mungkinkah menerima tawaran pak Wondo?

Produksi Andalas Kencana Film, dengan sutradara Acok Rachman. Menampilkan wajah-wajah baru, berani yang kian memarakkan dunia film. Tokoh utamanya di perankan oleh Ayu Yohana yang baru saja menjanda (Saat itu). Pasangannya , si sutradara muda oleh James Sahertian yang mulai dikenal sejak film Gadis Metropolis dan Gairah yang Nakal. Di dukung Dorman Borisman sebagai Tigor, WIndy Chindyana sebagai Arini, Steven Sakari sebagai Tono dan  aktor kawakan Muni Cader sebagai ayah Dani, dengan penata musik Fariz RM, dan kamerawan Sadeli HS. 


Thursday, September 18, 2025

NADA & DAKWAH, AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR

 


NADA & DAKWAH, AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR,

Jadi juga K.H Zainuddin MZ main film bersama Rhoma Irama. Mubaligh masyhur iu akhirnya bersedia untuk bermain dalam sebuah film drama dakwah produksi PT. Bola Dunia Film. 

Berintikan satu ayat yang di petik dari Kitab Suci Al Quran "Amar Ma'ruf Nahi Munkar" yang maknanya adalah 'Menuju Kebaikan, Meninggalkan Kebathilan', cerita dan skenariopun di tulis oleh Drs. H. Asrul Sani. Judul filmnya semula di reka "Huru Hara di Pandanwangi" namun kemudian oleh berbagai pertimbangan disederhanakan menjadi "Nada & Dakwah". 

Sedangkan penyutradaraan diarahkan oleh Chaerul Umam. Sutradara asal Tegal yang biasa di panggil dengan nama kecil Mamang ini sudah membuktikan kepiawaiannya menggarap film drama dakwah berbobot dan filmis seperti, "Al Kautsar" yang dibintangi Rendra dan Titian Serambut Di Belah Tujuh dengan El Manik sebagai guru agama. 

Mamang memilih Harry Susanto sebagai kamerawan dan Teuku Rusian sebagai Penata Artistik sedangkan Penata Musik Didi AGP bekerjasama dengan Rhoma dan Soneta Groupnya untuk mengisi ilustrasi musik. 

Setelah melalui proses berulangkali , maju mundur, pendekatan yang panjang akhirnya memang sang Ustad menyetujui juga untuk menjajal berakting di depan kamera. "Tapi saya bukan bermain sebagai orang lain," tegasnya.  Tetap sebagai diri seutuhnya. Itu sebabnya dibuat perubahan-perubahan tertentu pada beberapa bagian skenarionya, khususnya pada adegan yang menampilkan KH Zainuddin MZ. 

Sayangnya, sepanjang film sosok KH. Zainuddin MZ tampil sebagai figur ulama, dengan nasihat-nasihatnya yang di bawakan dengan suara khas. Sama sekali tak di perlihatkan tentang keluarganya, atau bagaimana caranya menjalin hubungan yang harmonis dengan anak istrinya. Padahal rasanya penonton ingin mengetahui juga perihal kehidupan sehari-harinya. 

Kalaupun kemudian sutingnya rada tersendat, bisa dimaklumi oleh produser Jiwat K.K yang mempercayakan segala kegiatan di lapangan pada produser pelaksananya, Hasrat Djoeir. Semuanya juga memahami kalau jadwal dakwah sang Kyai memang kelewat padat. Kendati demikian disela-sela seribu kesibukannya K.H Zainuddin MZ, berusaha keras meluangkan waktu untuk bisa datang ke lokasi suting. Pada bagian awal filmpun diselipkan dialog penyesalannya. "Sebenarnya saya ingin sekali menghadiri setiap undangan, namun apa daya saya cuma manusia biasa...," lalu diselipkan pula adegan saat ia sudah siap berangkat untuk menghadiri tabligh, tapi bertepatan diminta segera datang ke pesantren Pandanwangi untuk meredakan amukan penduduk, "Wah kalau saya batal datang lagi, bisa di sumpahin orang sejagad Ji, " keluhnya pada Rhoma, betapapun ia menjanjikan, "Insya Allah saya akan datang, meskipun terlambat," .

Maka Mamang mengambil inisiatif, memanfaatkan waktu yang luang bila sayng Kyai tak hadir, dengan lebih dulu merampungkan adegan pergelaran dan nyanyian Rhoma yang keseluruhannya terdiri dari lima lagu. Suting berlanjut dimulai dari Rhoma terus kebintang-bintang beken lainnya seperti Ida Iasha sebagai Latifah, Deddy Mizwar sebagai H. Murad, WD Mochtar sebagai Bustomi, konglomerat ibukota. Serta pemain teater kawakan Amak Baljun sebagai Samir, tangan kanan Bustomi, Pemain wayang orang "Bharata" Kies Slamet sebagai Marseli yang ingin menguasai tanah penduduk desa dengan segala macam cara. Abduh Mursyid sebagai Pak Sukarya yang selalu ribut dengan anaknya, Jaja (Amin Ansari Dewata). Juga ada Salim Bungsu dan Fuad Alkhar sebagai makelar tanah yang licik. 

Di selipkan pula adegan khotbah saat KH Zainuddin MZ tampil sebagai Khotib dan Rhoma Irama memimpin takbir di depan luapan massa jamaah sholat Ied.

Di sebut-sebut bujet film ini lebih besar dari film-film kolosal seperti "Tjoet Nja Dhien" atau "Saur Sepuh" sekitar Rp. 1,2 Milyar. Namun karena diedarkan secara serentak di banyak kota besar diluar ibukota pada event yang sangan jitu, menyambut Hari Raya Idul Fitri 1412 H yang jatuhnya pada Minggu 5 April 1992, maka yakin mendapatkan sambutan luar biasa dari penggemar KH. Zainudding MZ dan Rhoma Irama khususnya serta seluruh umat pada umumnya. 


MEMBELA TANAH PENDUDUK

Al Kisah Pandanwangi adalah nama sebuah desa subur di kaki sebuah gunung. Penduduknya yang sebagian besar terdiri dari kaum petani, mengenyam hidup damai tenteram. Desa ini juga tersohor dengan pesantren yang didirikan KH. Zainuddin MZ dan Rhoma Irama, lalu di pimpin oleh H. Murad dan H. Tajuddin. 

Zainuddin dan Rhoma sepasang mubaligh yang dengan cara-cara khas masing-masing mengajarkan ilmu di pesantren tersebut. Ketentraman desa mendadak terguncang. Diawali dengan niat Bustomi, konglomerat ibukota, untuk mendirikan sebuah pabrik tepung tapioka di desa tersebut. Maka managernya yang licik, Samir mengerahkan anak buahnya yang di motori Mursali, berusaha memborong tanah penduduk dengan segala macam cara, kalau perlu menghalalkan segalanya. Antaranya si Abu yang dengan kelicikannya mengintimidasi, menakut nakuti penduduk tentang adanya proyek jalan toll hingga tanah bisa dibeli dengan harga semurah-murahnya. 

Timbullah keresahan demi keresahan. Apalagi ketika bibit-bibit maksiat mulai di sebar masuk desa, perjudian, minuman keras, sedikit demi sedikit meracuni jiwa anak muda desa.  KH Zainuddin MZ, Rhoma dan H. Murad sudah barang tentu berdiri di pihak penduduk. Dibantu lagi oleh Roma Irama bahkan sebenarnya Latifah, putri kandung Bustomi sendiri pun menentang keserakahan ayahnya. Apalagi memang Latifah bukan lain daripada pacar Rhoma. Gadis cerdik ini memimpin rombongan tujuh gadis berjilbab menyebarkan penerangan pada rakyat desa. 

Konflik antara para santri desa Pandanwangi dengan kawanan Mursali terus berkembang. Mencapai puncaknya saat bagian tanah di ukur dan di patok. Penduduk merasa sangat di rugikan dalam proses jual beli tanah warisan orang tua mereka. Nyaris terjadi perkelahian massal yang bisa meletuskan huru hara, kalau saja H. Murad tak segera melerai. Bahkan dengan kebijaksanaanya ia berusaha mendamaikan. Meminta semua surat tanah yang sudah di pegang oleh Abu. 

Rhoma di bantu Latifah mendidik muda mudi desa dengan ketrampilan bertani serta kesadaran hukum. Semakin banyak penduduk yang menjadi sadar serta berani menentang cara kotor. Mursali dan kawan-kawannya. Terbongkarlah kecurangan Samir di depan Bustomi yang langsung memecatnya. 

Bustomi sendiri bisa di sadarkan oleh Latifah. Orang kaya ini berjanji untuk merubah sikapnya yang salah. Bahkan mengajak penduduk untuk bekerja sama membangun pabrik tepung tapiokanya. Bagaimanapun juga berdirinya pabrik tersebut bisa mendatangkan manfaat yang sangat besar bagi mereka semua. 

Klimaks berlangsung saat seorang ayah Pak Sukarya di bu nuh oleh anaknya sendiri, Jaja, gara-gara memperebutkan surat tanah. Kesempatan ini digunakan oleh kawanan Mursali untuk memfitnah Rhoma dengan rombongan gadis berjilbabnya di depan polisi, namun anggota "Soneta Group" berhasil melacak Jaja yang ternyata bersembunyi di pabrik garmennya Samir. 

Rhoma dan kawan-kawannya yang memburu buronan tersebut terpaksa harus berbaku hantam lebih dulu dengan anak buah Samir. Ditengah perkelahian, Latifah menelpon polisi Komdak Metro Jaya. Maka Samir dan semua kaki tangannya pun diringkus oleh yang berwajib. 

SINETRON SEBUAH PERMINTAN

 


SEBUH PERMINTAAN adalah sinetron produksi Multivision plus yang dibintangi oleh Onky Alexander, Devi Permatasari, Dona Harun, Pangky Suwito, Henidar Amroe dan lain-lain yang pernah di tayangkan di SCTV pada tahun 1997 yang tayang perdana pada 27 Agustus 1997 setiap Rabu jam 19.30.

Sinetron garapan Christi Maharsi sebanyak 15 episode, menurut produser Raam Punjabi di persiapkan untuk tayangan SCTV. Bagi Devi Permatasari pemeran Silvia, bermain di Sinetron Sebuah Permintaan punya tantangan tersendiri, karena harus bermain sebagai wartawati peran yang belum pernah diterimanya selama ini. "Tapi pada dasarnya peran yang berkarakter sudah langganan saya. Paling tidak saya sudah punya pengalaman dalam memerankan tokoh-tokoh yang berkarakter, " tutur Devi. "Saya tidak sempat observasi tentang sosok wartawati. Saya cukup melihat penampilan teman-teman wartawan dan skenario aja, " lanjutnya. 

Lain lagi dengan Henidar Amroe. Wanita cantik berkulit putih mulus ini harus rela menerima nasib karena mendapat peran Saraswati , Sosok wanita yang lebih tua ketimbang usia sebenarnya. "Semula saya agak ragu sih, Apa ia pantas jadi orangtua. Tapi kata Christi, sutradaranya, itu hal yang mudah. Maka wajah saya penuh tempelan make up sana sini. Ternyata sifat saya keseharian yang agak kalem sangat mendukung karakter Saraswati," kata Henidar Amroe. 

Sebuah Permintaan skenarionya di tulis oleh Deddy Armand didukung pemain-pemain top lainnya seperti Raynold Surbakti, Roy Karyadi, Cynthia Maramis, Pong Harjatmo, Aldona, Jamil Reza, Dana Christina, CHrist Michael, Sony Dewantara, Fanny Bauty dan Aldisar Syafar. 

Sebuah Permintaan bertutur tentang usaha Teddy untuk mendapatkan cinta Silvia, gadis yang selalu agu akan kesungguhan rasa cintanya. Juga upaya Silvia mencari keberadaan ayahnya, Harry yang meninggalkan dia dan ibunya saat berusia lima tahun. Dengan sengaja macam intrik khas produk Multivision, memperebutkan cinta, harta serta percobaan pembu nuhan menjadi kisah melodrama menarik, intrik selalu sukses mengaduk aduk emosi pemirsa. 


~sumber : MF 

Saturday, September 13, 2025

SUARA HATI PELAKU ADEGAN PANAS "SAYA TAKUT DAN CEMAS"


SUARA HATI PELAKU ADEGAN PANAS "SAYA TAKUT DAN CEMAS"
Pro dan Kontra terhadap adegan hot dalam sebuah film tampanya tak akan pudar. Ada yang setuju jika adegan birahi tersebut dibuat dengan simbolik, namun tak kalah banyak yang menghendaki agar adegan-adegan mesum seperti itu di tayangkan secara nyata dan transparan. Bagaimana perasaan artis film yang melakukan adegan birahi tersebut? dikutip dari MF No. 195/161/THX 18-31 Desember 1993, berikut beberapa  pengakuannya. 

Rio Thamrin, langganan untuk film-film laga serta sinetron anak-anak ini memang sering kebagian peran-peran sebagai pemuda berandalan. Tak luput tentunya, pria berwajah angker namun berhati lembut ini sering mendapat peran-peran vulgar. Adegan kekerasan yang di sertai perko saan sudah menjadi langganannya. 

"Saya selalu berdiskusi dulu dengan calon lawan main saya sebelum adegan dimulai. Biasanya saya gambarkan adegannya. Walaupun menggunakan trik, namun ada beberapa bagian adegan yang dilakukan sungguh-sungguh seperti meraba atau berciuman. Pokoknya saya gambarkan dulu adegan yang akan kami lakukan. Kalau bersedia, ya...." papar Rio Thamrin. 

Sebagai lelaki yang mengaku normal, Rio berterus terang bahwa ia sering tergoda pkiran jika melakukan adegan berbau syur. "Terangsang itu pasti dong... Tapi tidak sampai berlarut-larut seperti kebanyakan teman-teman. Kadang malah ada timbul rasa kasihan terhadap lawan main saya," tambah aktor yang mengaku tidak pernah belajar dalamhal adegan bergumul itu. 

Sedikit berbeda dengan apa yang di rasakan Rio, seorang aktor muda yang minta namanya di rahasiakan menyatakan bahwa ketika dia bermain dalam sebuah film horor (masih beredar di bioskop) (saat wawancara) sempat muncul birahinya yang begitu besar . "Saya sempat heran sama lawan main aya yang cantik itu. Dia begitu berani dan menantang. Saya terus terang sempat terangsang dan akhirnya...." ungkap pemain muda itu sambil menambahkan akhirnya berlanjut di luar lokasi .

Sri Agustin, sempat pula menolehkan perhatian penonton film karena adegannya dalam film Ajian Ratu Laut Kidul cukup mengandung resiko. Selain harus di per kosa oleh beberapa lelaki bertubuh tegap, wanita asal Jawa Timur ini juga harus merelakan rambutnya di plontos massa. 

Lebih dari itu, almarhum Sisworo Gautama sang Sutradara memvisualkan adegan Sri diperko sa dengan menyelipkan beberapa simbol di dalamnya. Penonton Ajian Ratu Laut Kidul harus membaangkan bahwa sakitnya Sri diper kosa dalam film tersebut adalah seperti kayu yang di gergaji, rel kereta yang digilas roda lokomotif serta "paku beton" yang sedang ditumbuk menghunjam bumi. 

Lalu bagaimana adegan perkosaan itu sendiri? "saya benar-benar merasa takut dan sedih waktu melakukan adegan itu. Bayangkan, sebelum di per kosa saya smpat di pimpong oleh tiga orang itu. Waktu saya teriak dan menangis ketika di per kosa itu saya lakukan dengan sendirinya. Bukan mengaada-ada. Saya benar-benar takut dan merasa cemas", tutur Sri yang main dalam film Masuk Kena Keluar Kena menggunakan kostum primitif ini. "Waktu itu saya belum berpengalaman di film," katanya beralasan mengapa ia sempat trauma setelah melakukan adegan tersebut. 

Dalam film yang sama, Ajian Ratu Laut Kidul, Yudhia Kartika salah satu pemainmuda turut kebagian  peran yang mengundang syur. Dalam cerita itu, tokoh Darmi yang di perankannya ini ditidurkan di sebuah altar sesaji dengan tubuh polos tanpa sehelai benangpun, benarkah itu tubuh Yudhia asli? 

"Sebenarnya sewaktu kontrak saya sudah diberi gambaran. Dan adegan itu memang benar ada di dalam skenario. Saya sempat mikir masak masak, tapi saya akui, saya tidak memikirkan dampaknya," ceritanya. 

Mulanya Yudhia mengaku cuek di lokasi suting. Tapi setelah adegan dimulai ia mengaku merasa takut, bimbang dan ada pula perasaan ingin memberontak. "Saya jadi serba salah. Mau mundur, sudah terlanjur teken kontrak. Bisa saja saya nekat membatalkan, tapi dampaknya 'kan saya bisa dibilang munafik," tambah cewek yang beraksi dalam film Issabella, Bukan Main, Babad Tanah Leluhur Bibir Mer, Gadis Metropolis serta sinetron Merapi dan Si Manis Jembatan Ancol. 

Suting akhirnya berjalan mulus. Tapi tahukah sang sutradara, kru serta penonton film Ajian Ratu Laut Kidul bagaimana sebenarnya gejolak yang terjadi dalam diri Yudhia kala itu? Bayangkan saja kalau gadis muda, cantik ini harus berakting tanpa busana kecuali selembar tisu yang menutupi bagian paling vitalnya serta stocking tipis yang sewarna kulit tubuhnya. 

"Saya mengaku bahwa akhirnya saya harus menyesal. Saya akui juga bahwa saya wkatu itu terlalu cepat dan bernafsu mengambil keputusan. Akhirnya saya harus tahan menghadapi teror keluarga serta teman-teman yang kebetulan menyaksikan film tersebut. Tapi semua itu akan saya ambil hikmahnya," ucap Yudhia dengan mimik penyesalan . 

Kiki Fatmala pada akhirnya sempat dimasukkan pada daftar peman filmyang tergolong berani beradegan vulgar. Itu karena memang film-film yang di perankannya banyak yang berkonotasi "panas". Namun dengan tegas Kiki menolak kalau ia digolongkan pada deretan aktris 'panas'. Saya enggak mau di bilang sebagai bintang panas! katanya dalam kesempatan dubbing film terbarunya yang berjudul "Panas" yakni Gairah yang Nakal.

"Itu kan cuma trik saja", tangkisnya ketika di sodorkan pertanyaan bagaimana perasaannya ketika melakukan adegan vulgar dalam sebuah film. 
 
Kiki juga menambahkan bahwa vulgar tidaknya sebuah adegan terkadang dipengaruhi oleh bahasa gambar. Ia mengaku bahwa untuk adegan-adegan yang kelewat "panas" biasanya ia serahkan kepada stand-in atau pemain pengganti. Tapi kalau cuma adegan berciu man saya enggak munafik, saya lihat dulu siapa lawan main saja. Kalau pemainnya oke menurut saya ya enggak masalah," ujar Kiki yang selalu berdialog dulu dengan sang sutradara sebelum menyetujui sebuah adegan. 

Tapi bagaimana perasaan Kiki sewaktu melakukan adegan peluk cum yang ia anggap ringan itu? Terangsangkah dia? "Enggak ada itu yang namanya terangsang sewaktu beradegan dalam sorot mata kru film. Saya jujur enggak ada rangsangan!".

Pada kesempatanlain, Maman Firmansyah seorang sutradara yang juga pernah menelorkan film-film bertema drama, komedi atau horor yang juga menyelipkan adegan-adegan "panas" mengaku punya sedikit beban dalam menggarap adegan seperti itu. 

"Itu memang berat buat saya, apalagi sebagai muslim saya tahu bahwa dari kacamata agama itu tidak ada ampunnya. Tapi ketika saya ingin meninggalkan itu semua, lagi-lagi tawaran yang datang pada saya tak beda seperti itu itu juga. Sementara kalau saya terlalu lama tidak bekerja nanti dibilang saya sudah tenggelam, " kata sutradara senior yang pernah menelorkan film bertema cukup panas pada masanya, yakni film Rahasia Perkawinan yang dibintangi Yati Octavia. 

Warkop DKI : Bagi Bagi Dong, Dono Punya Tikus Sakti

 


WARKOP DKI : BAGI BAGI DONG, DONO PUNYA TIKUS SAKTI

Dono yang punya hobi nomor satu, gemar menjahili orang, datang ke rumah dukung beken. Tertarik bualan si dukun tetang tikus putih sakti, ia tak segan membelinya dengan harga mahal. 

"Wuah, pendeknya tikus ini sakti sekali, " cipoa si dukun dengan gayan meyakinkan. "Kalau di lepas bebas berkeliaran dalam rumahmu, maka kamu akan mendapat keberuntungan".

Dono percaya seratus persen . Tapi hal ini dirahasiakan dari dua sobatnya, Kasino dan Indro. Diam-diam dilepaskannya tikus putih 'sakti' itu dalam rumah kontrakan mereka. 

Padahal rumah itu di kontrak secara bergotong-royong antara mereka dengan dua gadis cantik, Yuke dan Kristine. Berkeliarannya si tikus, membuat kedua gadis berjingkrakan ketakutan. Mereka tak bisa tidur tenang, takut kalau malam-malam tikus naik ke ranjang.

Yuke meminta pacarnya, Indro , sedangkan Kristin memanggil Kasino  untuk mengusir binatang kecil itu dari kamar mereka. Celakanya, dua bujang kolot ini juga paling geli pada tikus. Dono berlagak pilon, pura-pura tak tahu menahu soal tersebut. Sikapnya ini membuat Kasino dan Indro curiga. Ketika di desak, Dono malah mengajukan syarat. "Baik, baik, nanti gue tangkep tikus itu, tapi kalian pergi dulu yangjauh. Pulangnya nanti, kalau sudah lewat jam sembilan,".

Apa boleh buat, Kasino dan Indro main setuju saja. Ini meman gyang diharapkan Dono, karena ia sudah mengundang pacar barunya, si cantik Donna untuk datang. 

Ini kesempatan bagus, sendirian dirumah tanpa di recoki, begitu pikirnya. Mendadak muncul Bella, pacar lama Dono, karuan disambut hangat. Selagi asyik ngobrol, pulanglah Yuke. Melihat munculnya gadis lain, karuan Bella curiga campur cemburu. Tapi bukan Dono kalau tak bisa bersandiwara, Dengan lagak marah-marah, ia mengusir Yuke. 

"Siapa Dia Don?" heran Bella. 

"Ah biasa, itu tukang minta sumbangan", kilah Dono. 

Yuke pergi, gantian muncul Kristine. Seperti biasa, terus saja nyelonong masuk ke kamarnya. Melihat sikap bebas gadis yang belum dikenalnya ini, Bella heran tak kepalang. Sikap plintat plintut Dono makin membuat Bella geram. Saking tersinggung, ia menampar pipi Dono, dan pergi meninggalkannya. 

Dono serba salah, marah-marah pada Yuke dan Kristine yang mengacaukan kemesraannya. Sebaliknya kedua gadis juga menuduh Dono melanggar perjanjian, karena berani menyembunyikan perempuan dalam kamar. 

Nyaris Dono frustasi, untung Indro dan Kasino bisa membujuk Bella untuk berbaikan lagi dengan Dono. Bukan main girangnya Dono. Tapi kemesraannya dengan Bella cuma sekejap karena munculnya Yuke dan kristine membuat Bella ngambek lagi. Susah payah Dono menjelaskan, bahwa mereka adalah pacar Indro dan Kasino. Eh muncul si Donna, Kali ini Dono kehabisan kilah, tak berdaya di siram mi kuah bawaan Donna, ditambah tamparan Bella. 

Masih tetap dengan motto trademarknya, "Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang", Warkop Dono Kasino Indro berbagi tawa dengan penggemarnya di penghujung tahun 1993. 

Sutradara Tjut Djalil memasang dua bintang remaja cantik Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati ditambah Yulieta Kulit, Diana Khan, Corrie Constantia serta si gundul plontos Ozy Syahputra dan si tonggos Diding Seta atau Diding Boneng. Warkop DKI selain mengumbar tingkah kocak juga dibumbui dengan adegan cewek-cewek berbikini ria yagn asyik bersenam Syur di pantai. 


#warkopdki

Tuesday, September 9, 2025

SI KABAYAN SABA KOTA


SI KABAYAN SABA KOTA

SI KABAYAN TURUN KOTA

Nama Perusahaan : PT. Kharisma Jabar Film

Penanggungjawab : Ir. Chand Parwez Servia

Penulis Cerita  :Eddy D Iskandar

Penulis Skenario : Eddy D Iskandar

Sutradara : H. Maman Firmansyah

Penaa Kamera : Lukman Hakim Naim

Penata Artistik : S. Parya

Penyunting :  E Muksin Hamzah

Penata Suara : Zakaria Rasyid

Pemeran Utama Wanita : Nurul Arifin, Paramitha Rusady

Pemeran Utama Pria : Didi Petet

Pemeran Pembantu Wanita : Taty Saleh, Tetty Rodiah

Pemeran Pembantu Pria : Rachmat Hidayat, Aom Kusman S.H, Usman Effendy


Cerita : 

Si Kabayan adalah figur manusia cerdik. Cintanya terhadap alam lingkungan sendiri tidak perlu di ragukan lagi. Hanya karena kena pengaruh temannya yang datang dari kota, dan situasi yang memaksa dia untuk meyakinkan calon mertuanya bahwa diapun serba tahu tentang kota, maka Si Kabayan turun ke kota. 

Dengan niat untuk mencari temannya Joni Kemod di kota dia menjadi bingung sendiri. Ternyata di kota yang begitu besar nama Joni tidak hanya satu. Puluhan , bahkan mungkin ratusan. 

Untunglah si Kabayan mendapat bantuan dari keluarga Pak Raksa yang pernah di tolong Si Kabayan ketika di hadang perampok. Sementara itu Saribanon, anak perempuan Pak Raksa  diam-diam jatuh hati pada Si Kabayan. Selama tinggal di rumahnya kemana saja pergi selalu minta di antar oleh Si Kabayan. Bahkan pakaiannya diatru sebagaimana layaknya orang kota. Namun Si Kabayan kurang menanggapi isi hati Saribanon, bahkan akhirnya gadis itu menyadari siapa sebenarnya si Kabayan. 

Lelaki lugu itu begitu mencintai Nyi Iteung gadis pujaanya di kampung yang dia temui sewaktu sama-sama nonton wayang Golek. Baginya kota terlalu menyiksa hidupnya. Sebaliknya didesa lebih terasa damai, nyaman dan bahagia bersama Nyi Iteung. 


~~

SINETRON KISAH TIGA DUDA


 LAKON TIGA DUDA merupakan sinetron yang pernah tayang di SCTV pada tahun 1994. 

Cerita ini gagasan murni dari Tio Pakusadewo yang inspirasinya didapat dari sebuah lukisan Cina yang dilihatnya ketika jalan-jalan di Hongkong. Lukisan tersebut kira-kira mempertanyakan, Apa jadinya bila satu turunan yang terdiri dari Bapak, Anak dan Cucu punya probel yang sama, yaitu menjadi duda. 

Cerita ini berawal dari kehidupan tiga orang duda di bawah satu atap. secara kebetulan tiga-tiganya ada hubungan darah. Mereka adalah Opa Ben (Benyamin S), Papa yo (Priyo S Winardi) dan Si Tong (Tio Pakusadewo).

Opa Ben karena usianya yang lebih tua dari dua duda lain, terpaksa di jadikan penasihat sekaligus sesepuh di cerita ini. Sementara Papa Yo sebagai anak tunggal dari Opa Ben, berdiri sebagai orang yang serba tanggung. Terutama juga lantaran, hubungan Papa Yo tidak sedekat dengan Si Tong. Karena si Tong tumbuh di lingkungan kota besar, membuatnya asyik dengan dirinya sendiri dan kurangbisa akrab dengan keluarganya. 

Keasyikan Opa Ben yang hobi nonton film Kasandra agak terganggu dengan kehadiran Papa Yo yang  tiba-tiba mencari sesuatu yang tidak jelas dan langsung ngomel-ngomel. Belum selesai permasalahan yang dihadapi Papa Yo, persoalan lain muncul dengan deringan telepon yang berulang kali. Dan ternyata yang menelpon adalah Arimbi (Rina Hassim) mantan istri Papa Yo yang menanyakan barangnya yang hilang. 

Cerita yang di tamilkan secara komedi ini semakin lucu ketika tiba-tiba Bunga (Titi Dwijayati) mantan istri si Tong berkeluh kesah tentang hubungannya dengan Si Tong yang dirasakannya tidak seharomonis dulu. Bunga mengadukan hal itu kepada Opa Ben dengan mengatakan bahwa Si Tong telah berbuat serong dengan wanita yang tidak lain adalah teman Bunga sendiri. 

Kemudian juga menceritakan sewaktu mereka ribut masalah penyelewengan itu, Si Tong dengan entengnya mengatakan Talak Satu. 

Disnilah pesan moral mulai masuk. Opa Ben tidak hanya menjadi pendengar yang baik tapi juga bertindak sebagai penasehat. Karena yang menyampaikan bertitel Haji macam Benyamin S dan Muchsin Alatas, maka pesan-pesan moral yang di selipkan tidak terasa sebagai nasehat yang memuakkan. 

Sinetron ini tayang di SCTV tahun 1994 tiap hari Minggu jam 20.30 - 21.00WIB, tak hanya sebagai hiburan segar dan ingin tertawa lebar tapi juga penting bagi mereka yang membutuhkan siraman rohani. Toh status duda dengan persoalannya memang dekat dengan masyarakat kita. 

Ada yang pernah mengikutinya dulu?

~ sumber : MF 

Sunday, September 7, 2025

ASAL MULA NAMA DARTO HELM


Darto Helm, yang nama aslinya Sudarto, Kelahiran Purwokerto anak pengusaha wayang orang, suka main jadi Bagong. Kemudian main band dan jadi penyanyi. Akhirnya pindah profesi jadi pelawak. Gara-gara operasi helm di jaman Pak HOEGENG sebagai kepala Polisi, namanya jadi Darto Helm. Ini juga nama kecil pemberian orang tua jadi pas. 

"Dasarnya memang dari kecil suka melawak, walau hanya antara teman-teman. Pengagum Bob Hope, pelawak Amerika dan Norman Wisdom dari Inggris. Sudah gede ternyata jadi pelawak profesional bersama S. Bagio dan Diran. Awlnya saya diajak pak Bagio tahun 1973. Waktu itu kan saya suka jadi Bagong, Sutiah anggota wayang orang Bapak saya jadi Abimanyu. Yang kemana saja saya ikuti, sampai ke kamar tidur saya ikuti. Akhirnya jadilah bini saya, " ungkap Darto Helm yang main dalam film pertama "Buah Bibir". Lalu di susul Mawar Rimba, Putri Duyung, Tuyul, Tuyul Perempuan dll. Juga film Door to door atau Dari Pintu Ke Pintu dengan sutradara BZ Kadaryono. 

Sedangkan sinetron antara lain "Ada Ada Saja" dalam episode Pakde versus Om, main dalam dua episode. 

"Main film, bagi saya yang paling berkesan ketika main dalam film Tuyul dan Tuyul Perempuan, karena pertama kalinya saya main film sebagai pemeran utama dan lokasi sutingnya sebagian di Australia". Kalau melawak Darto biasanya bersama Pak Bagio dan S Diran. Darto mengaku mengagumi Tonny Curtis, Kirk Douglass, Sophia Loren, Elizabeth Tailor, Pat Bone dan Elvis Presley. Punya hobi nyanyi dan nonton film serta main sepakbola. Sehingga tak heran jika pernah melihat foto Darto bersama pelawak lain main bola.